Preshas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 62

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK

DENGAN ANDROPAUS PADA PRIA


DI KECAMATAN BANGGAE

OLEH :
M. AWWALUL AKRAM
C111 09262

PEMBIMBING :
dr. IRWIN ARAS, M.Epid

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
• Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia tahun
2008 sekitar 16 % pada laki-laki usia 20-75
tahun.
• Menurut David (2010), 73% pria umur diatas
50 tahun yang mengalami andropaus akan
mengalami gangguan stress dan semakin
tinggi usia maka semakin berat stress yang
dialami
LATAR BELAKANG

Radikal bebas ini dapat memicu dan berperan


dalam proses penuaan, timbulnya penyakit
degeneratif, dan kanker. Sedangkan dalam
proses penuaan itu sendiri terdapat berbagai
perubahan hormonal yang menyertainya.
•.

merokok dapat menekan kadar hormone testosteron


MAJENE
Rumusan masalah

Bagaimana hubungan antara perilaku merokok


dengan kejadian andropaus
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
• Mengetahui hubungan antara Merokok
dengan kejadian Andropaus pada pria di
Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene,
Provinsi Sulawesi Barat
Tujuan Penelitian
Tujuan khusus
1. Prevalensi perokok di Kec. Banggae
2. Prevalensi andropaus di Kec. Banggae
3. Mengetahui Hubungan antara merokok
dengan Andropaus
4. Untuk mengetahui Karakteristik lain
yang menyebabkan Andropaus
Manfaat Penelitian
Manfaat Aplikatif
1. Sebagai bahan masukan bagi instansi
kesehatan untuk digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam mengambil dan
memutuskan kebijakan-kebijakan kesehatan,
khususnya dalam hal penyuluhan bahaya rokok
dan efeknya terhadap andropaus.
2. Memberikan informasi berupa hubungan
merokok dengan andropaus.
3. Sebagai sumber informasi bagi praktisi
kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap bahaya rokok dalam kehidupan
sehari-hari khususnya andropaus.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Sebagai sarana bagi peneliti untuk
memperdalam ilmu dan pengalaman dalam
melakukan penelitian kesehatan secara
khusus mengenai perbedaan angka kejadian
andropaus antara perokok dan bukan
perokok.
Manfaat Penelitian
Manfaat Metodologis
Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
mengenai hubungan rokok dengan andropaus.
ANDROPAUS
• Andropaus adalah kondisi penurunan
testosteron pada pria yang biasanya mulai
terjadi pada umur sekitar 40 tahun. Dan
gejalanya semakin nyata pada umur 50 tahun
• Tetapi ada yang terjadi secara dini yaitu sekitar
umur 30-an. Andropaus yang terjadi secara
dini tersebut umumnya akibat adanya
kelainan pada testisnya.
Asadollahi A, Laleh FS, Nasrin F. Validity and Realibity of Male andropaus Symptoms Self-assessment
Questionnaire among Elderly Males in Khuzestan Province of Iran. J Mid-life Health 2013; Oct-Dec;4(4);p233-
237
FAKTOR RESIKO ANDROPAUS
• USIA
• DM
• OBESITAS
• HIPERTENSI
• GAYA HIDUP
Umur - Andropaus
ANDROPAUS
Selain umur penurunan kadar testosterone terkait
dengan testis dan hypothalamus. Oleh karena itu
penyebab penurunan mungkin pada :
1. Tingkat Central
2. Tingkat Periferal
• Perubahan pada Testis
• Perubahan pada protein pengikat hormone di
darah

Verma P, Mahajan KK, Mitral S. 2006. andropaus - A Debatable Physiological Process. JK science Vol. 8 No. 2
April-June, p68-72.
ANDROPAUS
Diabetes - Andropaus
• Resistensi Insulin menyebabkan terganggunya fungsi
sel Leydig, terutama pada proses steroidogenesis,
karena adanya perubahan produksi hormon dan
sitokin lokal dalam jaringan target dan dalam
jaringan adiposa.17
• Peningkatan glukosa darah pada penderita diabetes
akan berpengaruh terhadap penurunan luteinizing
hormon (LH) yang mengakibatkan terjadiya
penurunan jumlah testoteron.18
•Traish AM, Saad F, Guay A. The Dark Side of Testosteron Deficiency: II. Type 2 Diabetes and Insulin
Resistance. J Andrology 2009 ;(30)1.
•Allan C. Diabetes and Sexsual and Reproductive Healt. A Fact Sheet for Men with Diabetes. J Andrology
Australia 2008. Dari: http://andrologyaustralia.org
Diabetes - andropaus
• Hal ini pernah diteliti sebelumnya bahwa tingkat
testosteron serum pada sejumlah besar pasien
dengan diabetes tipe 2 jauh lebih rendah.19

Fukui M, Soh J, Tanaka M, et al.Low Serum Testoseron Cocentration in Middle-aged Men with
Type 2 Diabetes. Endocr J.2007; 54:p871-877
Obesitas - andropaus
• Adanya peningkatan massa lemak berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan aktivitas enzim
aromatase
• Aromatase yang menyebabkan konversi yang lebih
besar dari testosteron ke estrogen.
• Peningkatan kadar estrogen akan mengakibatkan
penekanan gonadotrophin releasing hormon dan
gangguan sekresi gonadotropin oleh kelenjar
hipofisis.
• Hal ini menyebabkan pengurangan sekresi baik
testosterone dan produksi sperma matang16
Dandona P, Dhindsa S, Chandel A, Topiwala S. Low Testosteron in Men with Type 2 Diabetes. Public Health
Diabetes Voice June 2009; Vol 54
Obesitas - andropaus
Hipertensi - andropaus
• Kadar Testosteron dalam sirkulasi menurun pada pria
yang usianya menua. Testosteron yang rendah dapat
dikaitkan dengan penyakit koroner dan faktor risiko
aterosklerosis.25
• Beberapa peneliti memperkirakan hubungan antara
testosteron dengan kekakuan arteri adalah akibat
dari efek langsung testosteron pada sex steroid
receptor yang terdapat di pembuluh darah. 25

Hougaku H, Fleg JL, Najjar SS, et al. Relationship between Androgenic Hormones and Arterial Stiffness, Based on
Longitudinal Hormone Measurement. Am J Physiol Endocrinol Metab 2006; 290:p234-242
Gaya Hidup - andropaus
• Konsumsi alkohol yang berat akan menghambat
fungsi gonadal, terlebih jika telah terjadi sirosis
hepar.
• Konsumsi Kopi berhubungan positif dengan Kadar
SHBG . Karena SHBG diproduksi di hepar, hasil ini
memberikan pendapat bahwa kafein berpengaruh
terhadap SHBG karena efek dari metabolisme
hepar.29

Sudharma, Novia I. Faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Kadar Hormon Testosteron pada Laki-Laki Usia
40 Tahun ke atas di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.[tesis] Depok: Program Pascasarjana Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI; 2011
Gaya Hidup - andropaus
• Aktivitas fisik akan mempengaruhi kadar hormon
testosteron, dengan mempengaruhi sirkulasinya.
Mereka yang aktivitas fisik nya tinggi / baik
cenderung lebih lambat mendapatkan gejala akibat
penurunan kadar hormon testosteron, .29
• Merokok

Sudharma, Novia I. Faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Kadar Hormon Testosteron pada Laki-Laki Usia
40 Tahun ke atas di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.[tesis] Depok: Program Pascasarjana Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI; 2011
Merokok - andropaus
• Bahan-bahan yang terkandung dalam asap rokok
sebagian terdapat dalam fase gas dan sisanya dalam
fase tar.
• Pada kedua fase ini terkandung bahan campuran
yang dapat mengubah oksigen menjadi radikal bebas
superoksida (O2-) dan reaksi kimia akan berlanjut
membentuk hydrogen peroksida (H2O2) dan radikal
bebas hidroksil (OH-).
• Ketiga unsure ini termasuk ke dalam Reactive Oxygen
Species (ROS) dan ROS ini dapat menimbulkan
kerusakan sel
Merokok - andropaus
• Kebiasaan merokok bisa menjadi penyebab
impotensi
karena nikotin dalam rokok yang terserap oleh darah
akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah,
termasuk penyumbatan pembuluh darah dalam
penis.
• Merokok meningkatan SHBG dalam darah
Gejala Klinis - andropaus
1. Aspek Vasomotor
Gejala dan keluhan yang timbul antara lain gejolak
panas, berkeringat, susah tidur (insomnia), dan rasa
gelisah dan takut.30
2. Aspek Fungsi Kognitif dan Suasana Hati
Gejala dan keluhan yang timbul antara lain mudah
lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya
ketajaman mental/intuisi, keluhan depresi, hilangnya
rasa percaya diri. 30
Gejala Klinis - andropaus
3. Aspek Virilitas
Gejala dan keluhan yang timbul antara lain
menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga,
menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan
bulu-bulu seksual tubuh, penumpukan lemak pada
daerah abdominal, serta osteoporosis. 30
Gejala Klinis - andropaus
4. Aspek Seksual
Gejala dan keluhan yang timbul antara lain
menurunnya minat terhadap seksual, perubahan
tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme
menurun, berkurangnya kemampuan ereksi,
berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan meurunnya
volume ejakulasi. 30
KERANGKA TEORI
Usia Gaya Hidup
 merokok Obesitas DM Hipertensi
Kopi
Alkohol
Aktivitas fisik

Hipotalamus-hipofisis Testicular

Kadar Testosteron

andropaus
KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel terikat

Merokok andropaus
Definisi Operasional
Merokok
• Definisi : aktivitas menghisap rokok secara rutin minimal
satu batang sehari dalam jangka waktu minimal 6 bulan
selama hidupnya masih merokok saat survey dilakukan11
• Alat ukur : kuesioner.
• Cara ukur : responden mengisi kuesioner
• Skala ukur : kategorik
• Hasil ukur :
(0) Bukan Perokok
(1) Perokok
Definisi Operasional
andropaus
• Definisi : andropaus suatu kondisi biologis yang disertai
tanda, gejala, dan timbulnya keluhan yang disebabkan
oleh perubahan hormone-hormon serta biokimiawi
tubuh tertentu, yang biasanya timbul setelah usia tengah
baya.13
• Alat ukur : kuesioner AMS dan ADAMS.29
• Cara ukur : responden mengisi kuesioner
• Skala ukur : kategorik
• Hasil ukur :
(0) Bukan andropaus
(1) andropaus
Hipotesis

• H0 : Merokok tidak berhubungan dengan


kejadian andropaus
• Ha : Merokok berhubungna kejadian
andropaus
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat observational analitik dengan
desain Cross Sectional
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pemukiman nelayan
Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi
Barat. Pada bulan Maret 2014.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
• Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh
laki-laki yang berusia diatas 30 tahun.
• Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah
seluruh pria diatas 30 tahun yang memenuhi kriteria
sampel dan bermukim di Kecamatan Banggae,
Majene.
• Menurut sumber dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Majene tahun 2012, jumlah penduduk
yang berjenis kelamin laki-laki di Kecamatan Banggae
adalah 19.822 jiwa.12
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.2. Sampel Penelitian
• Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari
populasi studi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.
• Besar Sampel :

• Didapatkan besaran sampel 96 responden


• Teknik pengambilan sampel dengan teknik Simple
Random Sampling
4.4.Kriteria Seleksi
4.4.1. Kriteria Inklusi
1. Pria usia diatas 30 tahun.
2. Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia
3. Bersedia mengikuti penelitian secara lisan
4. Bermukim di Kecamatan Banggae
4.4.2. Kriteria Eksklusi
Memiliki kelainan pada testisnya
4.5. Jenis Data dan Instrumen
Penelitian
4.5.1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh melalui kuesioner.
4.5.2. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini kuesioner yang
dipandu dengan wawancara tatap muka antara
penulis dan responden.
• Androgen Deficiency in Aging Male questionnaires
(ADAM)
• Aging Male Symptoms Scale
4.6. Manajemen Penelitian
4.6.2.Teknik Pengolahan Data
Pengolahan dilakukan setelah pengumpulan data
melalui kuesioner. Data yang dibutuhkan
dipindahkan ke dalam tabel data dan dengan
menggunakan program komputer Statistical Package
for The Social Sciences (SPSS) 16.0 untuk menguji
hubungan variabel.11
4.6. Manajemen Penelitian
4.6.3. Analisi Data
• Analisis data dilakukan oleh peneliti. Analisis data
dilakukan agar data memiliki arti. Analisis yang akan
dilakukan adalah univariat dan bivariat.
• Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat
gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari
variabel independen dan variabel dependen.
Sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat
hubungan antara dua variabel tersebut.11
4.6. Manajemen Penelitian
Untuk menguji hubungan merokok dengan Angka
Kejadian andropaus dilakukan perhitungan uji Chi
Square dengan table 2 x 2 (Yate’s Correction)31

Syarat : besar sampel cukup. Expected frequencies < 1


dan banyaknya sel dengan expected frequency < 5
tidak lebih dari 20 % dari banyak sel seluruhnya
5.1 Analisis Univariat
5.1 Analisis Univariat
5.1 Analisis Univariat
5.2 Analisis Bivariat
5.2 Analisis Bivariat
Pembahasan
• Merokok beresiko terjadinya andropaus
sebesar 3,06 kali dibandingkan dengan laki-
laki yang tidak merokok. Dan secara statistik
hubungan ini signifikan (p=0.01)
• Ari setiawan didapatkan bahwa Lansia
perokok memiliki resiko 4 kali lebih besar
untuk lebih cepat terjadi andropaus daripada
lansia yang tidak merokok
Pembahasan
• Merokok 1-20 batang perhari memiliki resiko 3,03 kali
(probabilitas 75,19%)
• Merokok lebih dari 20 batang perhari memiliki resiko
3,09 kali (probabilitas 75,55%)

• Varant dkk pada 2301 sampel laki-laki yang berumur


30-79 tahun di Boston menemukan bahwa terdapat
kecenderungan peningkatan resiko terjadinya disfungsi
ereksi dengan jumlah pack rokok yang dikonsumsi
dalam setahun (OR sebesar 1,68; CI 1,03-2,3 untuk
mereka yang merokok ≥20 pack/tahun).32
Pembahasan
• Menurut Massachusetts Male Aging Study
(MMAS) bahwa terdapat hubungan yang
signifikan dengan peningkatan resiko disfungsi
ereksi pada pria yang merokok dengan OR
sebesar 1,97.
• Demikian pula yang dilaporkan di Korea,
perbandingan pria yang merokok dengan pria
yang tidak merokok terhadap resiko teradinya
disfungsi ereksi adalah sebesar 1,36 kali.33
Pembahasan
• Resiko relative untuk bekembangnya
aterosklerosis pada penis dan disfungsi ereksi
adalah sebesar 1,31 untuk setiap 10 pack-
rokok/tahun dan 86% dari perokok memiliki
gambaran vaskularisasi penis yang
abnormal.34,35
Pembahasan
• Efek dari merokok pada endotel pembuluh
darah dan saraf perifer telah dipertimbangkan
berperan dalam disfungsi ereksi yang diinduksi
oleh merokok yang lama.37-42
• merokok dalam jangka waktu panjang
menyebabkan kerusakan ultrastructural pada
jaringan corporal dan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah yang menyebabkan
andropaus.43,44
• Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang bermakna antara
merokok dengan kejadian andropaus. Pada
pria yang merokok memiliki faktor resiko 3 kali
lebih besar menjadi andropaus. Selain itu,
lamanya seseorang merokok dan jumlah
batang rokok yang disulut juga mempengaruhi
seseorang untuk terjadi andropaus.
• Dalam penelitian ini didapatkan prevalensi
andropaus di Kecamatan Banggae sebesar
53,13% dan prevalensi perokok didaerah ini
sebesar 62,5%.
• Dari penelitian ini juga didapatkan beberapa
faktor ekternal yang turut berperan dalam
mempengaruhi andropaus, seperti faktor
hipertensi (p = 0,003), umur (p = 0,000), dan
obesitas (p = 0,044).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai