KOMUNIKASI POLITIK
Oleh:
C1B1 17 284
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat, anugerah, dan karunia yang melimpah, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini degan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
melengkapi tugas dalam mata kuliah “Komunikasi Politik”. Adapun judul
penulisan makalah ini adalah “Peran Pers dan Media Massa Dalam
Komunikasi Politik”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
memperoleh pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Semoga pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari
materi Peran Pers dan Media Massa Dalam Komunikasi Politik.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kepada para pembaca kami
mohon dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Peran Pers Dalam Komunikasi Politik ..................................... 4
3.2 Keberadaan dan Peranan Media Massa dalam
Komunikasi Politik .................................................................. 6
3.3 Peran Media Massa Membentuk Citra Politikus dan
Mendukung Kegiatan dalam Komunikasi Politik ................... 9
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 17
4.2 Saran ........................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………. ................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala.
Secara etimologis, kata pers dalam bahasa Belanda pers dan bahasa Inggris
perss, berasal dari bahasa Latin yaitu perssare dan kata premere yang berarti
‘tekan’ atau ‘cetak’. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan,
bahkan pers elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Pers dalam arti
sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin
kantor berita (Ardianto,2009).
Pers adalah lembaga kemasyarakatan. Sebagai lembaga kemasyarakatan,
pers merupakan salah satu bagian dari sistem kemasyarakatan tempat ia
berada bersama dengan bagian-bagian sistem lainnya. Dengan demikian, pers
tidsk hidup secara mandiri, tetapi dipengaruhi oleh lembaga-lembaga
kemasyarakatan lain. Pers dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya
berada dalam keterkaitan dengan Negara, maka pers dipengaruhi bahkan
ditentukan oleh falsafah dan sistem politik Negara tempat per situ hidup.
Ada empat teori pers menurut Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan
Wibur Scramm (1963) dalam four theories of the press yaitu teori pers
otoriter, teori pers liberal, teori pers komunis, dan teori pers tanggung jawab
sosial. Pers di Indonesia sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40
tahun 1999 menganut teori tanggung jawab sosial. Namun sejak era
Demokrasi Terpimpin, terutama setelah runtuhnya rezim Orde Baru tahun
1998, pers Indonesia mengalami reformasi bahkan liberalisasi yang luar biasa
dalam sejarahnya. Perkembangan baru itu telah melahirkan semangat
euphoria dalam sejarah demokrasi di Indonesia dan melibatkan seluruh
elemen nasional yang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan era baru tersebut yaitu era Reformasi.
Dalam dunia pers, hal itu dicerminkan oleh munculnya sikap arogansi
sebagian komunitas pers yang memberi kesan bebaanya pers di Indonesia
1
yang melebihi kebebasan pers liberal di Amerika. Kebebasan dan
merdekanya pers di Negara kita berujung pada lahirnya media massa, yang
tidak jelas status perusahaan, alamat, maupun pengasuhnya. Isinya bahkan
berisi fitnah, balas dendam, pornografi, serta kepentingan sesaat politik
maupun ekonomi sehingga menuai sebagai “pers kebablasan”.
Banyak sekali penyimpangan pers di Negara kita. Pemerintah dan
insstitusi yang seharusnya bertanggung jawab untuk menerbitkan
pelanggaran-pelanggaran dalam dunia pres malah bersikap hati-hati karena
takut menuai reaksi keras dari publik, terutama dari komunitas per situ
sendiri. Pemerintah juga sejauh mungkin menghindari urusan dengan pers
karena konstitusi melarang campur tangan terhadap kehidupan pers.
Menurut Lesmana, semua perkembangan itu merupakan konsekuensi
dari liberalisasi pers yang lemah penghargaan terhadap standar profesi,
standar organisasi, dan standar media massa. Kembalinya sistem pers
kesistem pers otoriter memang sangat tidak diinginkan, namun bukan berarti
kebebasan pers dapat menjadi tidak terkontrol dan tidak dapat dikendalikan
oleh siapapun. Dalam tulisan ini akan dibahas lebih mendalam mengenai
sistem pers di Indonesia, bagaimana sistem pers berperan dalam komunikasi
politik, dan masalah-masalah yang ada dalam sistem pers di Negara kita.
2
3. Untuk mengetahui bagaimana peran media massa membentuk citra
politikus dan mendukung kegiatan dalam komunikasi politik
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Menyediakan suatu “panggung” untuk pidato politik publik dan
menafsilitasi pembentukan dari opini publik, menyalurkan opini
tersebut kembali kepada publik ketika opini tersebut muncul.
4. Memberikan publisitas kepada institusi-institusi pemerintah dan politik
5. Menjadi sarana untuk berperan sebagai advokat untuk mengaruhi
massa dengan sudut pandang dan opini politik.
Pers dan media siaran (broadcast media), dari dasar fungsi dan
perannya memiliki intervensi politik yang cukup berbeda. Pers terkensan
sangat gencar dalam pendekatannya pada masalah-masalah politik, dan
peran pers lebih diartikulasikan berdasarkan opini. Contohnya pada saat
pemilu, padangan-pandangan diekspresikan sesuai dengan preferensi
partai, misalnya koran-koran secara aktif mengempanyekan partai yang
lebih diminati oleh mereka dab merendahkan atau mengkritik partai yang
lainnya. Pers yang tergolong populer akan akan melakukan semua hal
tersebut secara propaganda, diikuti dengan beberapa derajat dari distorsi,
ketidakbenaran, dan sensasionalisme, sementara media siaran akan
5
memaparkan garis besar dari pandangan mereka dengan alsan yang lebih
masuk akal.
6
Maletze (1963) menulis bahwa komunikasi massa diartikan sebagai setiap
bentuk komunikasi yang menyatakan pernyataan secara terbuka melalui
media penyebaran teknis secara langsung dan satu arah kepada publik
yang tersebar. Ciri lain dari media massa adalah penggunaan dan isinya
bersifat terbuka dan umum, selain itu pesan komunikasi massa bersifat
aktual dari segi waktu dan substansi. Itulah sebabnya komunikasi massa
sangat erat kaitannya dengan politik dan komunikasi politik.
6 Fungsi membentuk
7
Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen,
dan inovasi dalam masyarakat.
Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat.
Media sering berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian perkembangan bentuk seni dan simbol,
tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya
hidup, dan norma-norma.
Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif.
8
2.3 Peran Media Massa Membentuk Citra Politikus Dan Mendukung
Kegiatan Komunikasi Politik
9
narasumber dengan pencari berita sehingga tidak menimbulkan persepsi
baru yang akan merugikan berbagai pihak.
10
Dale Carnage mengatakan “we are judged each day by our speech”
yang artinya setiap hari kita dihakimi oleh perkataan kita sendiri. Cara
bicara mengungkapkan apakah anda orang terpelajar atau kurang ajar.
11
3. Harbert Blumer (1969) propaganda dianggap sebagai kampanye politik
yang dengan sengaja mengajak dan membimbing untuk
mempengaruhi/membujuk orang guna menerima pandangan, sentimen,
atau nilai tertentu.
4. Jacques Ellul (1965) membagi propaganda ke dalam dua tipe, yaitu:
a. Propaganda politik adalah kegiatan yang di lakukan oleh
pemerintah, partai politik (strategis atau taktis) dengan pesan-pesan
yang khas yang lebih berjangka pendek.
b. Propaganda sosiologis biasanya kurang kentara dan lebih berjangka
panjang, dengan pesan-pesan cara hidup, yang selanjutnya akan
mempengaruhi lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan politik.
5. Doob (1966) membedakan:
a. Propaganda Tersembunyi terjadi jika propagandis menyelubungi
(membungkus) tujuan-tujuannya ketika berbicara.
b. Propaganda Terang-terangan menyingkap tujuan politiknya tatkala
berusaha memperoleh dukungan suara.
c. Propaganda Disengaja adalah propaganda yang memang
dipersiapkan dengan cermat untuk memperoleh dukungan politik.
d. Propaganda Tidak Disengaja adalah propaganda yang terjadi secara
spontan, dalam suasana atau kondisi yang tidak direncanakan
sebelumnya.
6. Ellul (1965) juga membedakan antara propaganda vertikal dan
propaganda horizontal.
12
pendapat, keinginan dan sikap publik, melakukan usaha-usaha
penerangan dan hubungan-hubungan untuk mencapai saling pengertian,
kepercayaan, dukungan, dan integrasi dengan publik.
Public relations politik dilakukan baik di dalam partai politik
(internal public) maupun di luar partai politik (external public) seperti
masyarakat luas. Kegiatan yang bersifat internal adalah: (1) mengadakan
analisis terhadap kebijakan partai politik yang sudah maupun sedang
berjalan, dan (2) mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan analisis yang
dilakukan terhadap kebijaksanaan partai politik, baik yang sedang bejalan
maupun tcrhadap perencanaan kebijakan baru.
13
politikus sangat berpengaruh. Lobi politik merupakan gelanggang
terpenting pembicaraan para politikus atau kader partai politik tentang
kekuasaan, pengaruh, otoritas, konflik, dan konsensus. Tidak salah jika
para pakar seperti Laswell dan Kaplan menyebut bahwa pembicaraan
dibelakang layar para politik itu lebih memberi gambaran tentang kondisi
politik yang sesungguhnya, ketimbang yang dikatakan melalui media.
14
sikap dan perilaku masyarakat, berikut empat pengaruh media dalam politik
bagi masyarakat yaitu:
a. Penambahan Informasi
Wartawan memiliki peran yakni memberi informasi politik kepada
masyrakat mengenai pilihan mereka akan perilaku politiknya, Hampir
sebagian besar orang dewasa menyatakan bahwa mereka mendapatkan
hampir seluruh informasi tentang berbagai peristiwa dunia maupun
nasional dari media massa.
b. Kontrol Masyarakat
Wartawan memberi informasi kepada masyrakat mengenai kondisi
politik sehingga masyrakat mampu mengontrol situasi politik yang ada
c. Perilaku Memilih
Wartawan lebih cenderung menguatkan tujuan-tujuan yang ada dalam
pemungutan suara daripada merubahnya. Seperti telah disinggung
diawal bahwa peran utama media dalam suatu pemilihan umum ialah
menfokuskan perhatian masyarakat pada kampanye yang sedang
berlangsung serta berbagai informasi seputar kandidat dan isu politik
lainnya. tetap mampu mempengaruhi banyaknya suara yang terjaring
dalam suatu pemilu.
d. Efek Dalam Sistem Politik
Wartawan tidak hanya mempengaruhi politik dengan fokus tayangan,
kristalisasi atau menggoyang opini publik, namun secara luas
berdampak pada para politisi yang memiliki otoritas dalam memutuskan
kebijakan publik. Dengan publisitas, pemasangan iklan dan ulasan
beritanya, wartawan juga memiliki kemampuan yang kuat untuk secara
langsung mempengaruhi meningkatnya jumlah dana dalam suatu
kamanye politik.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pers merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan
yudikatif. pers sebagai kontrol atas ketiga pilar itu dan melandasi
kinerjanya dengan check and balance. untuk dapat melakukan
peranannya perlu dijunjung kebebasan pers dalam menyampaikan
informasi publik secara jujur dan berimbang.
2. Peran media massa dapat dirumuskan secara ringkas antara lain:
Media massa memberikan informasi dan membantu kita mengetahui
secara jelas ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian
menyimpannya ke dalam ingatan kita.
16
Media massa membantu kita menyusun agenda, menyusun jadwal
kehidupan setiap hari.
Media massa berfungsi membantu berhubungan dengan berbagai
kelompok masyarakat lain di luar masyarakat kita.
Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia. Media
mengajarkan berbagai sistem nilai baru yang harus dianut dan
ditolak.
Media digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari kentungan
dari pesan-pesan yang diterimanya.
Media massa sebagai media hiburan, sebagian besar media
melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan.
3. Pejabat atau pemerintah dapat memanfaatkan media massa sebagai alat
politik untuk menimbulkan opini baru di masyarakat sehingga
kepentingan pemerintah dapat berjalan dengan baik atau pejabat dapat
memanfaatkan pemberitaan di media massa untuk memperoleh
dukungan publik. Pada penyusunan berita kadang media massa lebih
mengedepankan kepentingan profitnya yakni dengan memberitakan
peristiwa di luar fakta yang terjadi sehingga menimbulkan spekulasi
baru di masyarakat. Sehingga perlu adanya koordinasi antara
narasumber dengan pencari berita sehingga tidak menimbulkan persepsi
baru yang akan merugikan berbagai pihak. Bentuk komunikasi politik
sangat terkait dengan perilaku politikus atau aktivis politik untuk
mencapai tujuan politiknya. Tekhnik komunikasi yang digunakan untuk
mencapai dukungan legitimasi (otoritas sosial) meliputi tiga level, yaitu
pengetahuan, sikap, dan perilaku khalayak. Kegiatan komunikasi politik
meliputi juga upaya untuk mencari, mempertahankan, dan meningkatkan
dukungan politik. Media massa juga berperan membentuk citra politikus
dan kegiatan komunikasi politik.
17
3.2 Saran
Saran saya kepada Pers dan Media Massa, pada politikus tidak
terlalu melebih-lebihkan fakta dan opini dalam pembentukan citra pada
masyarakat.
DAFTAR ISI
Tersedia : http://catatan-anakfikom.blogspot.com/2012/03/peranan-pers-
dalam-komunikasi-politik.html (3 Desember 2018).
Tersedia : https://www.scribd.com/doc/52638697/Peranan-Media-Massa-
Dalam-Komunikasi-Politik (3 Desember 2018).
18