DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TULEHU
Jl. Raya Tulehu Km 23 Ambon. Kode Pos. 97582
Email : puskesmastulehu@gmail.com. HP. 081247809420
Pada hari ini, Senin tanggal satu bulanNovember tahun dua ribu delapan belas,
yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nur Intan, SE, Pimpinan Puskesmas Tulehu yang berkedudukaan di Tulehu,
Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya sebagai Pimpinan Puskesmas Tulehu yang selanjutnya disebut sebagai
“PIHAK PERTAMA”
2. Dr Dwi Murti Nuryanti, M.Sc. Sp. A, direktur Rumah Sakit dr Ishak Umarella yang
berkedudukan dan berkantor di jalan Raya Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu
Kabupaten Maluku Tengah dalam hal ini bertindak dlam jabatannya sebagai
direktur RS dr Ishak Umarella selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”
“ PIHAK PERTAMA” dan “PIHAK KEDUA” dalam kedudukanya sebagaimana tersebut
diatas yang selanjutnya disebut sebagai “PARA PIHAK” dan secara bersama-sama terlebih
dahulu menerangkan sebagai berikut :
a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungaan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan;
b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 taun 2009,
tentang kesehatan, pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperolhe akses atas sumber daya di bidang
kesehatan, serta ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, terjangkau;
PASAL 1
PENUNJUKAN
PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk memberikan pelayanan pemeriksaan
penunjang diagnostic dan penanganan pasien gawat darurat bagi masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Tulehu di fasilitas pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostic dan instalasi
gawat darurat yang ada dibawah tanggung jawab yang bersangkutan dan PIHAK KEDUA
menerima penunjukan tersebut.
PASAL 2
KETENTUAN UMUM
kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam perjanjian ini, istilah-istilah dibawah ini
memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut :
a. Pasien adalah semua orang yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik
di PIHAK PERTAMA maupun di PIHAK KEDUA.
b. Pelayanan pemeriksaan diagnostic adalah suatu pemeriksaan medis yang dilakukan
atas indikasi tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap bertujuan
untuk membantu menegakan diagnosis tertentu.
c. Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan pelayanan/ penanganan, pertolongan
segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat.
d. Pasien gawat darurat adalah seseorang atau banyak orang yang mengalami suatu
kejadian /keadaan yang mengancam jiwanya yang memerlukan pertolongan secara
cepat, tepat dan cermat yang mana bila tidak ditolong maka seseorang atau banyak
orang dapat meninggal atau mengalami kecacatan.
e. Rujukan adalah istilah kegiatan mengirim pasien dari PIHA PERTAMA ke PIHAK
KEDUA sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana, serta kompetensi
PIHAK PERTAMA.
f. Surat rujukan adalah surat pengantar dari PIHAK PERTAMA yang berisi data
nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose penyakit dan terapi yang telah
diberikan kepada pasien dan tanggal rujukan, yang ditujukan kepada PIHAK
KEDUA di poli yang sesuai dengan kasus pasien. Surat rujukan harus ditanda
tangani oleh dokter yang memeriksa disertai nama jelas dari dokter tersebut.
g. Surat rujukan balik adalah surat pemberitahuan dari PIHAK KE DUA ke PIHAK
PERTAMA atas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien yang dirujuk dan
mengembalikan kepada PIHAK PERTAMA untuk penanganan selanjutnya.
h. Peniaian kinerja adalahbentuk evaluasi atas pelayanan yang telah diberikan dan
diterima dalam proses rujukan oleh PARA PIHAK dalam kurun waktu tertentu,
dengan tujuan memperbaiki mutu pelayanan PARA PIHAK.
PASAL 3
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasana dalam pelayanan rujukan bagi pasien
penjaminan maupun pasien umum.
PASAL 4
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lngkup perjanjian ini meliputi pemberian pelayanan kesehatan Tingkat Lanjut bagi
pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan kewenangan dan kompetensi
PIHAK KEDUA
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PASAL 6
MASA BERLAKU
Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 2(dua)
tahun dan akan ditinjau kembali apabila ada ketidak sesuaian
PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah : suatu keadaan yang terjadi
diluar kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK
yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan
kewajibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan memaksa tersebut meliputi bencana
alam, banjir, wabah, perang yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan,
pemberotakan, huru hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan
pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasama ini.
2. dalam hal terjadi force majeure, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dituntut oleh PIHAK lain. Pihak yang terkena force majeure
wajib memberitahukan adanya peristiwa force majeure tersebut kepada PIHAK lain
secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa
force majeure, yang dikuaatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang
yang menerangkan adanya peristiwa tersebut. PIHAK yang terkena force majeur
wajib mengupayakan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajiban
sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama ini segera setelah peristiwa force
majeur terakhir.
3. Apabila peristiwa force majeur tersebut berlngsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh PIHAK yang mengalami force majeur akan melebihi jngka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali
jangka waktu kerjasama ini
4. Semua kerugia dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat
terjadinya force majeur bukan merupakan tanggung jawab PIHAK lain.
PASAL 8
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK merasa perlu
melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya bisa dilakukan atas kesepakaan
PARA PIHAK yang dituangkan dalam addendum perjanjian kerjasama ini yang merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini
PASAL 9
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur kemudian
oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian mencantumkannya dalam
addendum yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Segala perubahan, pencabutan dan pembatalan baik untuk sebagian atau untuk
keseluruhan terhadap hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas
persetujuan tertulis dari PARA PHAK
3. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama.