Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL


BELAJAR LEMPAR CAKRAM DI SMK NEGERI 1 BATUDA’A
KABUPATEN GORONTALO

Nurshalil Daise1), Marsa Lie Tumbal2), Zulkifli Lamusu3)

1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Nurshalil Daise)
nurs.daise@yahoo.co.id
2
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Marsa Lie Tumbal)
acca.lie@yahoo.co.id
3
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Zulkifli Lamusu)
zul.lamusu@yahoo.co.id

Abstrak

Permasalahan dalam penelitian ini adalah; apakah modifikasi alat penelitian terhadap hasil belajar
lempar cakram di SMK Negeri 1 Batuda’a Kabupaten Gorontalo dapat di tingkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran metode Modifikasi alat? Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap hasil belajar lempar cakram di SMK Negeri 1
Batuda’a yang khususnya di kelas X.

Kata Kunci : modifikasi alat, lempar cakram, uji t.

Abstract

The problem in this research is; whether modification research tool for learning outcomes throwing
in SMK Negeri 1 Batuda'a Gorontalo district can be improved by using the method of learning model
modification tool?The aim of research to determine the effect modification of learning tools for
learning outcomes throwing in SMK Negeri 1 Batuda'a that especially in class X.

Keywords : modification tools, discus throwing, t test.

1. PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu proses


yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis
Direktorat Jenderal Olahraga melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
Departemen Pendidikan Nasional (2004 :4) rangka memperoleh kemampuan dan
mendefinisikan olahraga sebagai kegiatan keterampilan sesuai perubahan fisik dan
seseorang dengan sengaja meluangkan mental. Aktivitas jasmani yang dimaksud di
waktunya untuk melakukan satu atau lebih atas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
kegiatan fisik, dengan tujuan meningkatkan siswa dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK
kesegaran jasmani secara teratur, atau untuk meningkatkan keterampilan-
meningkatkan prestasi atau untuk hiburan keterampilan motorik serta kemampuan yang
(dalam Hadjarati Irwan, 2006 : 9). mencakup aspek koknitif, afektif dan
psikomotor.
Olahraga terdiri dari beberapa macam banyak siswa yang belum memiliki
cabang yang diharapkan mampu kemampuan yang maksimal dalam melakukan
mengembangkan kreatifitas seseorang sesuai gerak dasar lempar cakram. Sehingga hal ini
dengan kemampuan yang dimilikinya baik itu mempengaruhi prestasi atlit di sekolah
dari segi kesehatan maupun prestasi salah tersebut.
satunya yaitu lempar cakram. Berdasarkan hasil observasi yang
Menurut Sutrisno & Khafadi (2010 : dilakukan peneliti pada saat PPL-2 di
124) Lempar cakram merupakan nomor lapangan dari seluruh kelas X di SMK Negeri
lempar yang dilombakan dalam cabang 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo, terdapat
olahraga atletik. Perlombaan lempar cakram sebagian besar yang memiliki kemampuan
dilakukan di lapangan terbuka dengan lempar cakram yang kurang maksimal. Hal ini
menggunakan cakram, yang mempunyai disebabkan oleh kurangnya kemampuan yang
ketentuan sebagai berikut. sistematis terutama dalam kekuatan dan
Untuk putra: ketahanan fisik, karena kemampuan
a. Berat cakram untuk putra dewasa: 2 kg. melakukan lempar cakram perlu didukung
b. Berat cakram untuk putra remaja: 1,5 kg. oleh kekuatan dan ketahanan fisik yang
c. Diameter cakram : 219 – 221 mm. memadai. Maka peneliti sangat teratrik untuk
mengadakan penelitian yang diformulasikan
Untuk putri: dengan judul “Pengaruh Modifikasi Alat
a. Berat cakram: 1 kg. Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
b. Diameter cakram: 180 – 182 mm. Lempar Cakram Pada Siswa Kelas X di
SMK N 1 Batudaa”
Saputra (2001:70-71) menyatakan
bahwa lempar cakram merupakan suatu Identifikasi Masalah
kemampuan dalam melempar benda berupa
cakram dari samping dengan posisi memutar Berdasarkan uraian latar belakang
badan. Adapun hal-hal yang harus dipahami diatas, maka dapat diidentifikasi
dan dimengerti dalam lempar cakram adalah permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
karakteristik gerak dasar dari lempar cakram
yaitu: 1) pegangan dan putaran, 2) rotasi, 3) 1. Fasilitas atau alat pembelajaran
lemparan dan sikap akhir. lempar cakram masih dirasa kurang
Menurut Chandra & Sanoesi (2010 : memadai.
73) tujuan dari lempar cakram adalah 2. Kurangnya aktivitas atau kemampuan
melempar cakram sejauh-jauhnya. Awalan siswa kelas X dalam belajar
melempar cakram bukanlah lari, tetapi dengan melakukan lempar cakram.
putaran (ayunan), ada yang menyamping dan
membelakangi arah lemparan. Rumusan Masalah
Lempar cakram adalah salah satu Berdasarkan latar belakang masalah,
materi dalam mata pelajaran pendidikan maka rumusan masalah penelitian ini adalah
jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah- apakah hasil belajar lempar cakram pada
sekolah baik SD, SMP, dan SMA/SMK. Pada olahraga atletik siswa kelas X SMK Negeri 1
umumnya disetiap sekolah siswa belum Batudaa dapat ditingkatkan dengan
mampu melakukan gerak dasar lempar cakram menggunakan modifikasi alat pembelajaran
seperti pegengan, rotasi, dan lemparan.
Kemampuan siswa dalam melakukan Tujuan Penelitian
lempar cakram harus menjadi perhatian guru, Adapun tujuan dari penelitian
karena kemampuan ini nantinya akan menjadi Eksperimen ini adalah untuk mengetahui
dasar bagi siswa untuk lebih lanjut Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran
mempelajari lempar cakram. Kenyataan yang Terhadap Hasil Belajar Lempar Cakram dapat
dilakukan dilapangan khususnya di SMK mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X di
Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo masih SMK N 1 Batudaa.
Manfaat Penelitian X2 = Post Test atau tes akhir kemampuan
Manfaat Teoritis : lempar cakram
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan ilmu tentang lempar cakram Variabel Penelitian
dan juga sebagai bahan analisis dan kajian Variabel penelitian yaitu model
pada cabang atletik pembelajaran yang di terapkan oleh peneliti
Manfaat Praktis : untuk mencapai satu tujuan sehingga dapat di
1. Hasi penelitian ini diharapkan bagi siswa, simpulkan.
guru, sekolah dan peneliti lanjut dapat Menurut Sugiyono (2011: 2) variable
dijadkan sebagai kebijakan untuk penelitian adalah segala sesuatu yang
dikembangkan tentang lempar cakram berbentuk apa saja yang diterapkan oleh
pada khusunya. peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
2. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai informasi tentang hal tersebut, kemudian
rujukan dalam mengembangkan pada ditarik kesimpulannya.
peneliti selanjutnya. Penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu :
1. Modifikasi alat pembelajaran
2. METODE PENELITIAN 2. Kemampuan lempar cakram
Populasi Dan Sampel
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi
Penelitian ini akan dilaksanakan Di Populasi merupakan wilayah yang
SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo akan di teliti yang mempunyai karakteristik
pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. tartentu untuk dapat di pelajari kemudian bisa
Metode Dan Desain Penelitian di simpulkan.
Menurut Sugiono (2011:215) Populasi
Penelitian ini menggunakan metode diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
eksperimen kuasi atau eksperimen semu terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
dimana penelitian ini menggunakan kelas kualitas dan karakteristik tertentu yang
kontrol. Penelitian ini terdiri atas 2 variabel ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
penelitian, yaitu variable X (Modifikasi Alat kemudian kesimpulannya.
Pembelajaran), dan variable Y (Kemampuan Populasi dalam penelitian ini adalah
Lempar Cakram). seluruh siswa siswi kelas X SMK Negeri 1
Metode penelitian yang digunakan Batudaa Kabupaten Gorontalo yang terdiri
dalam penelitian ini adalah: One Group, Pre- dari 313 jumlah siswa.
Test and Post Test Design. Maka pada desain Sampel
ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Sampel adalah sebagian dari wilayah
(Sugiyono, 2011:74). Secara skematis dapat populasi tertentu untuk dapat di teliti sebagai
digambarkan sebagai berikut: objek yang akan di teliti.
P T P
re reatment ost Menurut Sugiono (2011:215) Sampel
Tes adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu
t misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah
T pegawai diorganisasi tertentu, jumlah guru
dan murid disekolah teetentu dan sabagainya.
Dari populasi tersebut diambil 30
orang siswa sebagai sampel penelitian dengan
Keterangan: teknik random sampling atau sampel acak.
X1 = Pre Test atau test awal kemampuan Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
lempar cakram
T = Penerapan modifikasi alat Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran
Teknik yang digunakan dalam Menurut Sugiyono (2012 : 23),
pengumpulan data adalah teknik tes. Langkah- statistik inferensial adalah teknik stastistik
langkah pelaksanaan dilakukan dengan cara yang digunakan untuk menganalisis data
sebagai berikut: sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan
1. Siswa siswi yang akan (diinferensikan) untuk populasi dimana
melempar dipanggil menurut sampel diambil. Pengujian hipotesis dalam
absen dan segera untuk penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t
melempar adalah kedua kelompok harus berasal dari
2. Tiap orang diberi kesempatan populasi yang berdistribusi normal dan
untuk melempar 3 kali mempunyai varians yang homogen. Oleh
3. Setiap selesai melempar, sebab itu sebelum melakukan uji t perlu
jaraknya di ukur, kecuali analisis normalitas dan homoginitas.
lemparan yang gagal

4. Pengukuran mulai dari bagian Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji
dalam batas awalan sampai pada t sebagai berikut:
bekas lemparan yang terdekat x1  x2
dengan batas awalan. t
1 1
Instrumen Penelitian s 
n1 n2
Untuk mengukur hasil belajar lempar
cakram adalah dengan “Tes Lempar Cakram”.
Dimana setiap siswa diberikan 3 kali S 
n1  1s1  n2  1s 2
2 2

kesempatan melakukan lemparan. Lemparan n1  n 2 2


yang paling jauh diambil sebagai data. Keterangan Simbol : =
Nilai rata-rata dari test awal
=
Alat-alat yang digunakan : Nilai ratarata dari n\test akhir
a. Lapangan lempar cakram =
b. Stopwatch Varians gabungan
c. Sumpritan
=
d. Cakram (Modifikasi alat piring Jumlah Sampel
plastik) =
e. Formulir isian data Jumlah Sampel Pertama
Teknik Analisis Data =
Jumlah Sampel Kedua
Teknik analisis data yang digunakan Kriteria pengujian:
dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, Terima Ho jika : - t ( 1 - ½ª ) ≤ t ≤ t ( 1 - ½ª )
yaitu analisis data deskriptif dan analisis data dengan tarafnya = 0,05 dengan derajat
inferensial. kebebasan dk = + – 2.
Menurut Sugiyono (2012 : 21), tujuan  : – : Tidak terdapat pengaruh
dari statistik deskriptif adalah untuk modifikasi alat pembelajaran terhadap
mendeskripsikan, menggambarkan atau kemampuan lempar cakram pada
menganalisis suatu statistik hasil penelitian, siswa kelas X AP1 di SMK Negeri 1
tetapi tidak digunakan untuk membuat Batudaa Kabupaten Gorontalo.
kesimpulan yang lebih luas  : ≠ : Terdapat pengaruh
(generalisasi/inferensi). Sedangkan analisis latihan modifikasi alat pembelajaran
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis terhadap kemampuan lempar cakram
penelitian. pada siswa kelas X AP1 di SMK
Negeri 1 Batudaa Kabupaten
Gorontalo. 2. Untuk bilangan baku menggunakan
Sebagai persyaratan dalam rangka daftar distribusi normal baku,
pengujian hipotesis melalui analisis statistik kemudian dihitung peluang
parametrik, maka pengujian hemogenitas F Zi  PZ  Zi 
varians perlu dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah data hasil penelitian 3. Menghitung profosi Z1 , Z 2 ,.......,Z n
berasal dari populasi dengan varians yang yang lebih kecil atau sama dengan Z i
homogen. Pengujian homogenitas dapat
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(
dilakukan dengan uji bartlett. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut: Z i ), maka
X²( 1n10 ) { B — ( n – 1 ) log S² Banyaknya Z 1 , Z 2 ,..., Z n yang  Z i
} S (Z i ) 
n
Kriteria pengujian : 4. Mengitung selisih F(Zi) - S(Zi)
Terima hipotesis varians kemudian tentukan harga mutlaknya.
populasi homongen jika :”X² hitung ≤ 5. Mengambil harga yang paling besar di
X² daftar ( 1 – ἁ ) ( k – 1 ) dengan antara harga mutlak selisih tersebut.
taraf nyata ἁ = 0,5 serta derajat 3.1.2. Uji Homogenitas Varians
kebebasan dk = k – 1” Pengujian homogenitas varians
Keterangan symbol : bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata
X² = Chi Kuadrat dari beberapa varians. Karena dalam
B = Harga Satuan B penelitian ini hanya menggunakan dua kelas
1n10 = Logaritma asli dari bilangan maka rumus yang digunakan adalah uji
10 yaitu ;2,3026. kesamaan dua varians. Langkah-langkah
3.1.1. Uji Normalitas Data pengujian kesamaan dua varians adalah
Pengujian normalitas data untuk sebagai berikut :
mengetahui apakah data yang diperoleh Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk
peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam pasangan hipotesis nol Ho dan tandingannya
penelitian ini uji normalitas yang digunakan H1:
adalah uji lilefors (Sudjana, 2002:466) dengan
: 1 =  2
2 2
prosedur sebagai berikut: Ho
: 1   2
1. Pengamatan X1, X2,…..¸Xn dijadikan H1
2 2

bilangan baku Z1 , Z2, ….,Zn dengan


Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1
Xi  X 2
menggunakan rumus Z1  dengan varians s1 dan sampel dari populasi
s 2
kedua berukuran n2 dengan varians s 2 maka
untuk menguji hipotesis di atas digunakan
Dimana : statistik.
 s12
X = rata-rata sampel yang diperoleh F =
dengan rumus s22
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho

X   Xi jika F1  n1 1  F  F1   n 1. n 1 . Untuk
2 1 2
n taraf nyata  , dimana F  m , n  didapat dari
S = standar deviasi yang diperoleh
dengan rumus daftar distribusi F dengan peluang  , dk
pembilang = n dan dk penyebut = n. Dalam

S 2

 (X i  X )2 hal lainnya Ho ditolak.
Statistik lain yang digunakan untuk menguji
n 1 hipotesis Ho di muka juga adalah:
Varians terbesar x 2 = Nilai rata-rata kelas kontrol
F= n1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen
Varians terkecil
n2 = Jumlah anggota sampel kelas kontrol
Tolak Ho jika F  F( )(V1 .V2 ) dan terima Ho 2
S 1 = Standar deviasi kelas eksperimen
jika F  F( )(V1 .V2 ) . Dengan F( )(V1 .V2 ) didapat 2
S 2 = Standar deviasi kelas kontrol
daftar distribusi F dengan peluang  , Langkah selanjutnya adalah
sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 menentukan daerah penolakan dan
masing-masing sesuai dengan dk pembilang penerimaan hipotesis dengan kriteria
dan penyebut. pengujian : Terima H0 jika : t tabel > t hitung
dengan dk = (n1 + n2 - 2), pada taraf
Pengujian Hipotesis signifikasi  = 0,05, dan tolak H0 jika t
mempunyai harga lain.
Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
rata. Pengujian dimaksudkan untuk melihat
apakah sampel kelas eksperimen dan kelas Deskriptif Hasil Belajar Siswa
kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda. Deskriptif hasil belajar siswa dalam
Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan penelitian ini dipaparkan dalam bentuk mean
sebagai berikut: (M), median (Me), Modus (Mo), standar
H0 :  1   2 Kemampuan pemecahan deviasi (St. Dev), dan varians ( ), distribusi
masalah siswa yang diajarkan dengan frekuensi dan diagram batang. Rekapitulasi
menggunakan model modifikasi alat data hasil penelitian disajikan pada tabel 4.1
pembelajaran lebih rendah atau sama dengan dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran
kemampuan pemecahan masalah siswa yang 2.
tidak diajarkan dengan menggunakan model
modifikasi alat pembelajaran
H1: 1   2 Kemampuan
pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model modifikasi alat
pembelajaran lebih tinggi dari kemampuan
pemecahan masalah siswa yang tidak
diajarkan dengan menggunakan model
modifikasi alat pembelajaran
Jika kedua kelompok yang
diperbandingkan pada hipotesis diatas telah
diuji dan hasilnya kedua kelompok tersebut Deskriptif hasil belajar sebelum menggunakan
berdistribusi normal dan mempunyai varians modifikasi alat pembelajaran
yang homogen, maka langkah selanjutnya Kelompok siswa yang mengikuti
yakni melakukan uji t dengan menggunakan pebelajar sebelum menggunakan modifikasi
rumus : alat pembelajaran berjumlah 30 orang.
Skor minimum yang diperoleh
x1  x 2 kelompok ini adalah 55 dan skor maximum
t adalah 93. Nilai rata-rata hitung ( ) yang
2 2
S1 S diperoleh setelah data dikelompokkan adalah
 2 74,333, modus (Mo) adalah 74,1, median
n1 n2
(Me) adalah 74,1 dan standar deviasi adalah
7871.
Keterangan :
t = Nilai hitung untuk uji t
x1 = Nilai rata-rata kelas ekperimen
Data hasil belajar sebelum Deskriptif hasil belajar setelah menggunakan
menggunakan modifikasi alat pembelajaran modifikasi alat pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 4.2 distribusi Kelompok siswa yang mengikuti
frekuensi dibawah ini. pembelajaran setelah menggunakan
modifikasi alat pembelajaran berjumlah 30
orang.
Skor minimum yang diperoleh
kelompok ini adalah 70 dan skor maximum
adalah 95. Nilai rata-rata hitung ( ) yang
diperoleh setelah data dikelompokkan adalah
84,500, modus (Mo) adalah 77,5, median
(Me) adalah 83,5 dan standar deviasi adalah
8,784.
Data hasil belajar setelah
menggunakan modifikasi alat pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 4.3 distribusi
frekuensi berikut ini.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa


terdapat 10 siswa atau 33% yang memperoleh
di sekitar nilai rata-rata (nilai rata-rata
74,333), ada 7 siswa atau 23% memperoleh
nilai lebih rendah dari nilai rata-rata, dan 13
orang siswa atau 43% memperoleh lebih
tinggi dari nilai rata-rata. Ini menunjukkan
bahwa frekuensi pada kelompok kelas ini hasil
belajar dibawah kelas interval lebih rendah
dari frekuensi hasil belajar siswa diatas kelas Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
interval. terdapat 5 siswa atau 17% yang memperoleh
Sebaran data pada tabel distribusi di sekitar nilai rata-rata (nilai rata-rata
frekuensi diatas dapat digambarkan dalam 84,500), ada 11 siswa atau 36% memperoleh
bentuk diagram batang di bawah ini: nilai lebih rendah dari nilai rata-rata, dan 14
orang siswa atau 46 % memperoleh nilai lebih
tinggi dari nilai rata-rata. Ini menunjukkan
bahwa frekuensi pada kelompok kelas ini hasil
belajar dibawah kelas interval lebih rendah
dari frekuensi hasil belajar siswa diatas kelas
interval.
Sebaran data pada tabel distribusi
frekuensi diatas dapat digambarkan dalam
bentuk diagram batang di bawah ini:
berdistribusi normal dan jika tidak
berdistribusi normal maka pengujian
hipotesis menggunakan uji statistik
nonparametris.
Pengujian normalitas data ini
menggunakan uji liliefors pada taraf nyata =
0,05, pengujian ini dilakukan terhadap dua
sampel ditinjau dari hasil belajarnya yaitu:
1. Pengujian Normalitas Data Pre Test
Pengujian Prasyarat Analisis Pengujian normalitas data Pre Test
Pengujian Homogenitas Data bergantung pada hasil belajar (lampiran ) yang
Pengujian homogenitas ini diperoleh dan berdasarkan perhitungan pada
dimaksudkan untuk memperoleh informasi (lampiran ) diperoleh nilai
apakah kedua sampel yang dipilih penulis sebesar 0,095. Untuk taraf nyata = 0,05
memiliki kemampuan yang sama sehingga dan n = 30, diperoleh nilai sebesar
tidak ada faktor lain yang mempengaruhi 0,161. Dengan demikian dapat disimpulkan
selain dari metode yang diterapkan. bahwa hipotesis diterima sebab <
Pengujian homogenitas ini diujikan . Hal ini berarti sampel tersebut
menggunakan rumus Uji Bartlet. Hipotesis berdistribusi normal.
yang diujikan adalah: 2. Pengujian Normalitas Data Post Test
: Data berasal dari Sebagaimana pengujian normalitas data pre
populasi yang homogen test, pengujian normalitas data post test juga
: Data berasal dari bergantung pada hasil belajar (lampiran )
populasi yang tidak homogen kelompok ini dan berdasarkan hasil
Kriteria pengujian adalah terima perhitungan pada (lampiran) diperoleh nilai
jika < ( : ) dan tolak jika sebesar 0,051 Untuk taraf nyata = 0,05 dan
n = 30, diperoleh nilai sebesar 0,161.
> ( : ) dengan ( : )
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
didapat dari daftar distribusi probabilitas Chi- hipotesis diterima sebab < . Hal
kuadrat dengan peluang = 0.05. ini berarti sampel tersebut berdistribusi
Berdasarkan hasil perhitungan pada normal.
lampiran diperolah nilai = 0,564
sedangkan nilai = 3,841, maka dapat
disimpulkan bahwa data berasal dari populasi
yang homogen.

Berdasarkan hasil pengujian data dari


kedua data diperoleh hasil bahwa kedua data
berdistribusi Normal, sehingga untuk
pengujian hipotesisnya digunakan uji statistik
Pengujian Normalitas Data parametrik.
Pengujian normalitas data Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
sebagaimana diungkapkan diatas bahwa syarat Pengujian hipotesis menggunakan uji
dari penggunaan uji-t adalah data yang statistik parametrik dalam hal ini dipilih uji t.
menjadi sampel harus berdistribusi normal. Dari perhitungan pada lampiran diperoleh
Dalam hal ini hasil kemampuan siswa harus nilai sebesar 4,243. Dari tabel daftar
distribusi t diperoleh ( : , ) = 1,672. hasil belajar tanpa menggunakan modifikasi
Dengan membandingkan harga dan alat pembelajaran, terhadap kemampuan
maka diperoleh > . lempar cakram.
Artinya berada didaerah penolakan Berdasarkan analisis inferensial
diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar
. dengan demikian diterimah dan dapat
siswa yang menggunakan modifikasi alat
disimpulkan terdapat terdapat pengaruh
pembelajaran dengan hasil belajar tanpa
modifikasi alat pembelajaran terhadap
menggunakan modifikasi alat pembelajaran
kemampuan lempar cakram pada siswa.
terhadap kemampuan lempar cakram, yakni
hasil belajar siswa yang menggunakan
modifikasi alat pembelajaran lebih tinggi dari
hasil belajar tanpa menggunakan modifikasi
alat pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan statistik uji parametrik
uji t dengan = 0,05, dk = + -2 = 30 +
30 -2 = 68 dan kriteria pengujian terima
jika < ttabel, dalam hal lain H0 ditolak,
dari hasil pengujian terhadap hipotesis
penelitian memberikan hasil bahwa 0 ditolak
dan 1 diterima, hal ini mengindikasikan
bahwa hasil belajar yang menggunakan
Dari hasil diatas diperoleh bahwa
modifikasi alat pembelajaran lebih efektif
ditolak dan diterima, sehingga dapat
menigkatkan hasil belajar dari pada tanpa
disimpulkan terdapat pengaruh modifikasi alat
menggunakan modifikasi alat pembelajaran.
pembelajaran terhadap kemampuan lempar
Pernyataan diatas mengindikasikan
cakram pada siswa kelas X AP1 di SMK
bahwa pebelajararan menggunakan modifikasi
Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo. alat pembelajaran mampu meningkatkan
kemampuan gerak, menganalisa dan
mengembangkan materi pembelajaran dengan
PEMBAHASAN
cara merununkannya dalam bentuk aktifitas
belajar yang potensial untuk memperlancar
Penelitian ini bertolak dari upaya
siswa dalam proses belajar. Hal ini seperti
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
olahraga lempar cakram, penggunaan dikemukakan Menurut Bahagia dkk,
modifikasi alat merupakan belajar yang (2000:41) Modifikasi adalah menganalisa
menekankan pada kemampuan gerak, sekaligus mengembangkan materi
menganalisa dan mengembangkan materi pembelajaran dengan cara merununkannya
dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial
pembelajaran dengan cara merununkannya
untuk memperlancar siswa dalam proses
dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial
belajar. Cara ini dimaksudkan untuk
untuk memperlancar siswa dalam proses
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan
belajar.
siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi
Seperti yang dikemukakan di bab 1,
bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah
bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini,
menjadi memilki tingkat yang lebih tinggi.
yaitu apakah apakah hasil belajar lempar
Namun harus diakui bahwa dalam
cakram pada olahraga atletik siswa kelas X
penelitian ini ada beberapa kendala yang
SMK Negeri 1 Batudaa dapat ditingkatkan
dihadapi dalam menggunakan modifikasi alat
dengan menggunakan modifikasi alat
pembelajaran, diantarannya adalah
pembelajaran. Sehinggahnya tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah keterbatasan nilai latin karena harus
hasil belajar siswa yang menggunakan disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran
modifikasi alat pembelajaran lebih tinggi dari masing-masing responden, disamping itu,
disiplin mahasiswa dalam melakukan belajar
masih perlu ditingkatkan, sehingga akan N_ATLETIK_%28BUKU%29.pdf,
mencapai hasil yang lebih maksimal. di akses pada tanggal 8 april 2013)

4. KESIMPULAN Bahagia Y. & Suherman A. 2000. Prinsip-


Prinsip Pengembangan dan Modifikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan Cabang
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
terdapat perbedaan hasil belajar yang Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
menggunakan modifikasi alat pembelajaran Dan Menengah Bagian Proyek
dengan yang tanpa menggunakan modifikasi Penataran Guru SLTP Setara D-III.
alat pembelajaran. Perbedaan ini terbukti
dengan melihat hasil belajar kelompok siswa Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
yang menggunakan modifikasi alat Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta
pembelajaran lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil kelompok siswa yang tanpa Djamarah, & Bahri S,2002. Psikologi Belajar.
menerapkan menggunakan modifikasi alat Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran.
Hadjarati Irwan. 2006. Perencanaan
Pengembangan Sumber Daya
5. REFERENSI Manusia Guru Pendidikan Jasmani
pada Kantor Dinas Pendidikan dan
Adrianto L.G. 2011. Upaya Meningkatkan Kebudayaan Kabupaten Bone
Hasil Belajar Gerak Dasar Lari Jarak Bolango. Skripsi. Program Studi Ilmu
Pendek melalui Media Pembelajaran Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Yang di Modifikasi pada Siswa Kelas Administrasi Negara Universitas
III SDN Pondok 03 Nguter Sukoharjo. (STIA) Bina Taruna Gorontalo.
Skripsi. Program Studi Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Hanafi Suriah, 2012. Pembelajaran Atletik
JPOK FKIP Universitas Sebelas Dengan Bermain. Makasar.
Maret. (http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/
(http://core.ac.uk/download/pdf/12346 universitas%20negeri%20makassar-
366.pdf, diakses 29 Juli 2015) digilib-unm-suriahhana-445-1-5.suria-
k.pdf, diakses pada 27 Juli 2015)
Anonim. 2009. Hasil Belajar.
http://www.geocities.ws/guruvalah/ha Nurhidayati, 2013. Perbandingan Pengaruh
sil_belajar_bab2b.pdf. (diakses pada Latihan Acceleration Run Dan
29 Juli 2015) Latihan Big Steps Terhadap
Kecepatan Lari 100 Meter Siswa
Anonim. 2015. Lempar Cakram. Kelas X Jurusan TPTU SMKN 5
https://id.wikipedia.org/wiki/Lem Pekanbaru. Skripsi. Program Studi
par_cakram (diakses pada, 29 juli Kepelatihan Olahraga Fakultas
2015) Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau.
Bahagia Yoyo. 2005. Memilih Alat Untuk (http://repository.unri.ac.id/handl
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di e/123456789/3432, diakses pada
sekolah 29 Juli 2015)
(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JU
R._PEND._OLAHRAGA/194903161 Ridwan. 2008. Kegiatan Belajar terhadap
972111- Prestasi yang dicapai.
YOYO_BAHAGIA/PEMBELAJARA (https://ridwan202.wordpress.com/20
08/04/23/kegiatan-belajar-dan-
prestasi/, diakses pada 29 Juli 2015)

Rosdiani. 2012. Model Pembelajaran


Langsung dalam Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta

Surantini. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar


Kognitif IPS Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Times Games
Tournaments (TGT) pada siswa kelas
IV SDN NngguIN Sleman. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra
Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9824
, diakses pada 29 Juli 2015)

Sudrajat Akhmad. 2008. Hakikat dan


Pengertian Belajar.
(https://akhmadsudrajat.wordpress.co
m/2008/01/31/hakikat-belajar/,
diakses pada 29 Juli 2015)

Sutrisno & Khafadi. 2010. Pendidikan


Olahraga, Jasmani, dan Kesehatan II
untuk SMP/Mts Kelas VIII. Jakarta :
PT Putra Nugraha.

Widya. 2004. Belajar berlatih gerak-gerak


dasar atletik dalam bermain. Jakarta :
Rajawali sport.

Anda mungkin juga menyukai