Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM PERBEKALAN STERIL

KELOMPOK : 4 KELAS : PPAK

SOAL : TETES TELINGA BENZOCAIN

I. Preformulasi Zat Aktif


Benzocain (Lund,1994)
Struktur Kimia

Rumus Molekul C9H11NO2

Sinonim Aethoform
Nama Kimia Ethyl p-aminobenzoae; benzoic acid, 4-amino ethyl esterEthoform.

Berat Molekul 165.19 g/mol

Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur putih, tidak berbau, stabil di udara,
bersifat anastesi lokal di lidah

Kelarutan Larut dalam 1: 2500 air, larut dalam 1:8 etanol, dalam 1:2 kloroform,
dalam 1:4 eter dan larut dalam 1:50 minyak
Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter, agak sukar larut dalam minyak zaitun
Titik leleh 148°C
Inkompatibilitas

Stabilitas Tidak stabil pada panas


Mudah terhidrolisis. Dapat tereduksi jika terkena air dan basa
Harus terlindung dari cahaya
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan
Kemasan : Dalam wadah tertutup rapat

II. Preformulasi eksipien


Gliserin (Rowe,2006)

Struktur Kimia

Rumus Molekul C3H8O2


Sinonim 1,2-Propanadiol;metil glikol;1,2-Dihidroksipropana;Metiletilen glikol;
Monopropilen glikol; 1,2-Propilen glikol
Nama Kimia propane-1,2-diol
Berat Molekul 92.09 g/mol
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, berbau khas
lemah, higroskopik, netral terhadap lakmus
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap
Stabilitas Gliserin bersifat higroskopis.Gliserin mengkristal pada suhu rendah,
 Panas terdekomposisi oleh pemanasan.
 Hidrolisis
 Cahaya
Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan agen pengoksidasi kuat
seperti Chromium trioxide, Pottasium permanganat. Gliserin dapat
berwarna hitam dengan adanya paparan cahaya, atau kontak dengan
Zink Oksida atau Bismuth Nitrat.

Fungsi : Pengawet, emollient, humektan, pelarut, dana gen pengisotonis


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering

III. Preformulasi eksipient


Benzalkonium Klorida

Struktur Kimia

Rumus Molekul C6H5CH2N(CH3)2RCl


Sinonim -
Nama Kimia Benzalkonium Klorida
Berat Molekul 372.028
Pemerian Bubuk amorf putih / putih kuning, gel tebal / serpihan agar – agar,
higroskopis, berbau aromatik ringan dan pahit.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton, etanol,
metanol, propanol dan air
Titik Lebur -
Ph
Inkompabilitas Inkompatibel dengan aluminium, berfaktan ionik, nitrat, hidrogen
perioksida, hipromelosa, iodida.
Stabilitas Hanya stabil dalam waktu ruang
Fungsi Pengawet
Penyimpanan Wadah tertutup rapat
Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan Dapar
a. Tonisitas
Metode : -
Perhitungan : -

b. Osmolaritas
Perhitungan : Tidak ada perhitungan osmolaritas karena sediaannya berupa volume yang
kecil.

c. Kesimpulan :
Sediaan bersifat hipo-iso-Hipertonis : Tidak dilakukan perhitungan tonisitas.
Perhatian yang harus dicantumkan dalam informasi obat : Tidak boleh digunakan lebih dari
28 hari setelah dibuka

d. Dapar
Jenis -
dapar/kombinasi

Target pH -

Kapasitas dapar -

IV. Pendekatan Formula


No Bahan Jumlah (%) Fungsi / alasan penambahan bahan
1 Benzokain 1% Zat aktif

2 Benzalkonium 0,02 % Pengawet


Klorida
3 Etanol 95% 8 : 1 dengan Pelarut Benzokain
benzokain
4 Gliserin Add 100 ml Pelarut/pembawa

VI. Persiapan Alat/Wadah/Bahan


a. Alat
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
1 Ball filler 1 Direndal alcohol 70% selama 24 jam

2 Batang pengaduk 1 Oven pada suhu 170ºc, 1 jam


3 Erlenmeyer 200 2 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit
ml
4 Erlenmeyer kecil 1 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit
5 Gelas ukur 10ml 2 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit

6 Indicator ph 1 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit


universal
7 Kaca arloji 1 Oven pada suhu 170ºc, 1 jam
8 Pipet ukur 10ml 2 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit
9 Spatell stainless 1 Oven pada suhu 170ºc, 1 jam
10 Kertas saring 1 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit
11 Gelas Beaker 3 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit

b. Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
1 Vial 1 Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit

c. Bahan (hanya untuk cara aseptic)


No Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
1 Tetrakain HCL 0,1 gr Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit

2 Benzalkonium 0,002 gr Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit


Klorida

3 NaCl 0,15964 gr Autoklaf pada suhu 121ºc, 15 menit

VII. Penimbangan Bahan


Jumlah sediaan yang dibuat :
No Nama bahan Jumlah yang ditimbang
1 Amethozaine HCL 0,1 gram
2 Benzalkonium Klorida 0,002 gram
3 NaCl 0,15964 gram
4 Aqua p.i Secukupnya (qs)

VIII. Prosedur Pembuatan


RUANG PROSEDUR
Grey area 1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-masing
a. Kaca arloji, batang pengaduk, spatel stainless disterilisasi
dengan oven pada suhu 1700C selama 1 jam
b. Erlenmeyer 200ml, gelas ukur, erlenmeyer kecil, pipet ukur,
gelas beaker disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C selama
15 menit
c. Ball filler dan tutup vial disterilisasi dengan direndam alkohol
70% selama 1x24 jam
2. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan kedalam
White Area melalui transfer box
Grey area Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan dengan kaca arloji
White area 1. Siapkan Aqua Pro Injeksi
2. Dilarutkan Tetrakain Hidroklorida dan Benzalkonium Klorida
dengan aqua pi secukupnya (Wadah 1)
3. Dilarutkan NaCl dengan aqua pi secukupnya (Wadah 2)
4. Dicampurkan larutan diwadah 1 ke wadah 2 dan di add aqua pi
sampai 10ml
5. Dimasukkan larutan kedalam vial yang telah dikalibrasi dan
disterilisasi
6. Disterilisasi sediaan dengan autoklaf (Suhu 1210C selama 15
menit)
7. Dilakukan evaluasi sedian

Grey area 1. Larutan disterilisasi menggunakan autoklaf (Suhu 1210C selama


15 menit)
2. Larutan yang telah disterilisasi di transfer ke ruang pengujian
bawah LAF melalui transfer box
White area Dimasukkan larutan yang telah disterilisasi kedalam botol tetes
mata
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi evaluasi IPC
(pemeriksaan pH, uji kejernihan dan warna, kejernihan larutan,
viskositas larutan) dan evaluasi sediaan akhir (Organoleptis, uji
kejernihan, penetapan pH, penentuan bobot jenis, uji volume
terpindahkan, penentuan viskositas dan aliran serta penetapan
kadar).

IX. Evaluasi Sediaan


Jumlah Hasil
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
sampel pengamatan
1 Uji Ph sediaan Menggunakan Ph meter 1 6 Syarat Ph sediaan
yaitu sediaan berkisar
antar 3,5 – 6
(Departement
Kesehatan Republik
Indonesia,1995)

Wadah sediaan akhir


disinari dari samping
Tidak terdapat
dengan latar belakang
partikulat
Uji kejernihan warna hitam untuk Jernih tidak
2 1 (Departement
larutan melihat partiker bewarna ada partikulat
Kesehatan Republik
putih dan latar belakang
Indonesia,1995)
putih untuk melihat
partikel bewarna

Tidak ada yang bocor


Wadah sediaan
Uji kebocoran Tidak ada (Departement
4 diletakkan dengan posisi 1
wadah kebocoran Kesehatan Republik
terbalik
Indonesia,1995)
Tidak terjadi
Sediaan diinkubasi pada
pertumbuhan selama
medium agar dan diamati
5 Uji strerilitas 1 - 14 hari (Departement
pertumbuhan mikroba
Kesehatan Republik
setelah diinkubas
Indonesia,1995)

8 Volume Sediaan dipindahkan dari 1 Tidak ada Tidak ada perbedaan


terpindahkan ampul kedalam gelas perbedaan volume akhir, dengan
ukur dan dilakukan volume akhir volume awal
pengamatan volume yang dengan (Departement
terpindahkan volume awal Kesehatan Republik
Indonesia,1995)

X. Pembahasan
Tetes telinga benzokain digunakan sebagai anastesi local yang digunakan dalam bentuk
esternya. Pada pembuatannya, obat tetes telinga benzokain tidak dibuat isotonis atau pH nya
tidak 7 karena digunakan tidak bersentuhan langsung dengan bagian tubuh dalam. Pada
proses pembuatan untuk formulasi awal tidak digunakan dapar karena pH kestabilan
benzokain memiliki rentang yang cukup panjang. Namun pada dasarnya pH kestabilan paling
baik benzocaine pada pH 7 dan akan lebih baik jika ditambahkan dapar fosfat.
Pada pembuatan obat tetes telinga benzokain menggunakan buret berwarna coklat dan
alat – alat yang digunakan seperti gelas kimia yang dilapisi dengan aluminium foil dan
menggunakan buret berwarna coklat. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan benzokain dari
cahaya karena benzocaine memiliki sifat tidak tahan terhadap cahaya. Selain itu, kelarutan
benzokain dalam air sangat kecil sehingga digunakan etanol 95% karena kelarutannya 1:8.
Namun, pada percobaan benzokain sukar larut dalam etanol dengan adanya serbuk pada
dinding gelas kimia. Hal ini terjadi karena etanol mudah menguap pada suhu ruang sehingga
berkurang volumenya. Dalam formulasi digunakan pula gliserin sebagai pengental agar
meningkatkan kontak antara sediaan dengan permukaan yang akan diobati. Namun pada
penggunaanya, benzokain sukar larut dalam gliserin sehingga masih terdapat banyak serbuk
yang tidak larut sehingga tidak diusulkan menggunakan formulasi gliserin dan etanol ini.
Pada pembuatannya digunakan pengawet berupa benzentonium klorida karena sediaan
dibuat multidose.
Pada pembuatan sediaan obat tetes telinga dengan menggunakan formulasi etanol dan
gliserin tidak dapat diteruskan ke proses selanjutnya karena zat aktif tidak dapat larut dalam
pelarut dan pembawa tersebut. Selain itu penggunaan etanol dalam jumlah besar tidak
dieprbolehkan pada sediaan tetes telinga karena dapat merusak membran telinga. Oleh
karena itu dicoba beberapa formula pada praktikum. Formula pertama dibuat dengan
menambah jumlah gliserin menjadi 50 gram ( sekitar 63 mL ), sehingga benzokain dan
benzetonium klorida dilarutkan dalam etanol kurang lebih 37 mL. Formula ini tidak berhasil
karena masih didapatkan benzokain yang tidak larut. Formula kedua digunakan glycerin
sebagai pelarut utama. Maka benzokain dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol sesuai
kelarutannya ( kurang lebih 8 mL) dan kemudian ditambahkan gliserin hingga 80 mL dan
didapatkan hasil yang sama, benzokain kembali mengendap pada penambahan gliserin.
Setelah dicari pada pustaka, terdapat sebuah paten yang melakukan percobaan tentang
kelarutan benzokain dalam etanol dan gliserin. Benzokain tidak dapat larut pada gliserin.
Penggunaan gliserin pada sediaan benzokain harus dilakukan bersamaan dengan pelarutan
menggunakan etanol. Pelarutan juga harus dilakukan sambil dipanaskan untuk
mempermudah proses pelarutan. Namun penggunaan komposisi gliserin dan etanol menjadi
pelarut dan pembawa menjadi sulit digunakan karena harus dengan komposisi yang tepat dan
pemanasan yang lama. Komposisi yang tidak tepat akan membuat benzokain akan kembali
terendapkan meskipun pelarutan dilakukan dengan pemanasan.
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, berikut formula obat tetes telinga
benzokain 1 % yang kami usulkan
No Bahan Jumlah Fungsi
1. Benzokain 1% Anastesi lokal (zat aktif)
Bahan pengawet (Handbook of
2. Benzentonium klorida 0,02%
Pharmaceutical Excipients, hal 59).
8 : 1 dengan
3. Etanol 95% Pelarut benzokain
benzokain
4. Propilen Glikol Add to 100 Pelarut/pembawa
Pengajuan formula ini didasarkan pada kelarutan benzokain yang lebih baik pada propilen
glikol ( 146 mg/mL ) serta dengan melihat bahwa tidak ada inkompabilitas antara benzokain,
etanol, dan propilen glikol Namun penambahan propilen glikol harus diikuti pengadukan yang
cukup lama untuk melarutkan benzokain.

V. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :


a. Tetes mata Methocaine HCl bersifat isotonis setelah ditambahkan
pengisotonis NaCl sebanyak 159,64 mg, larutan obat sesuai dengan tonisitas
yang seharusnya.
b. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, infuse Tetes mata Methocaine HCl
menunjukkan hasil yang baik dilihat dari kejernihan,partikulat dan pH
sehingga tidak membahayakan mata saat digunakan.

VI. Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi


Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indoensia.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi


Kelima. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3. Rowe, Raymond E, Sheskey. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients 5th
Edition. London : The Pharmaceutical Press.

4. Lund W.1994. The Pharmaceutical Codex 12th Edition. London: The


Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai