Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Baja
1. Definisi Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan,
fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada
elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas
baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini
dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan
pertanian misalnya sabit dan cangkul.

2. Jenis Baja
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
1) Baja karbon (Carbon steel)
Baja karbon dapat terdiri atas :
 Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa dan mudah
di mesin.
Penggunaannya:
- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
 Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas,
dipotong.
Penggunaan:
- 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
- 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
 Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
Penggunaan:
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills.
tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting
steel, wire drawing dies, fine cutters

2) Baja paduan (Alloy steel)


Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
 Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:


 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
 Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
 High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus yaitu:
 Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese,
molybdenum tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja
maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi
lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
 High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills,
reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena
alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat
dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali
daripada carbon steel
Jenis Lainnya:
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
 Baja tahan garam (acid-resisting steel)
 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia
maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
 Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
 Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
 Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
 Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
 Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

3. Profil Baja dan Kegunaannya


Beberapa standar konstruksi Indonesia menggunakan Baja Profil. Kebutuhan
konstruksi secara permanen, kokoh, dan stabil secara kualitas menjadi prioritas utama
terselenggaranya pembangunan yang mapan, dan menjadi dasar misi utama proyek-proyek
pembangunan konstruksi milik pemerintah. Berikut adalah jenis bahan baja utama yang biasa
dipakai di Indonesia sesuai kebutuhan konstruksi.
 Wide Flange ( WF )
Besi WF biasa digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member
pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll. Istilah lain: IWF, WF, H-
Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.
 U Channel ( Kanal U , UNP )
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena
relatif lebih mudah mengalami tekuk.
Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U
 C Channel ( Kanal C, CNP )
Biasa digunakan untuk: purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang
penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen
arsitektural. Istilah lain: balok purlin, kanal C, C-channel, profil C
 RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed ( Hollow Persegi )
Pengunaan: komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan support
ornamen-ornamen non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
 SHS (Square Hollow Section) – cold formed ( Hollow Kotak )

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

 Steel Pipe ( Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded )
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka atap),
kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya
yang silinder mempunyai nilai artistik) Istilah lain : steel tube, pipa hitam, pipa galvanis.

4. Sifat Baja
Sifat baja pun berbeda-beda sesuai dengan hasil baja yang dibuat dan dibentuk.
Dalam penggunaannya, baja mencapai 90% lebih dengan campuran untuk tujuan khusus.
Baja dibuat dalam perbandingan (prosentase) zat arang yang berlainan.semakin tinggi
prosentase zat arangnya,maka baja menjadi :
 Kekuatan tanknya bertambah
 Sifat regan berkurang
 Kekerasannya bertambah, juga sifat dapat dikeraskan(disepuh) maksimum 1,7% karbon.
 Titik cair berkurang misal 0% karbon titik cair 1539oc 17% karbon titik cair 1380oc
Baja mudah sekali berkarat oleh panas maupun lembab. Maka baja untuk transmisi
harus dilapisi untuk menahan karat. Untuk pemeriksaan kawat dimasukkan ke dalam oksida
tembaga di atas. Karena baja tidak memiliki daya hantar yang baik, maka untuk kabel
transmisi di atas tanah biasanya hanya berfungsi sebagai penguat.Selain sifat ini adapun sifat
khas baja:
 Keras, kuat, awet
 Sifat magnetnya kuat
 Koefisien muai rendah
 Tahan terhadap tekanan/beban
 Tahan terhadap asam
 Tahan karat

5. Proses Pembuatan Baja


Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun
cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja
antara lain :

1) Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke samping. Sistem
kerjanya adalah sebagai berikut:
 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
 Kembali ditegakkan.
 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
 Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid
asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat
bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
 Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium
karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang
mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si
terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan
zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

2) Proses Siemens Martin


Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
b. Sebagai Fundamen/ landasan dapur
c. Menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
 Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
 besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

3) Proses Basic Oxygen Furnace


 Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi.
(55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
 ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
 BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
 Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
 Tidak perlu tuyer di bagian bawah
 Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
 Biaya operasi murah

4) Proses dapur listrik


Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
 Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
 Temperatur dapat diatur
 Efisiensi termis dapur tinggi
 Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
 Kerugian akibat penguapan sangat kecil

5) Proses dapur kopel


Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800
mm dari dasar tungku.
 Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3)
dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk


pembangkit mesin-mesin lain.

6) Proses dapur Cawan


 Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam
cawan,
 Kemudian dapur ditutup rapat.
 Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair.
 Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur-unsur paduan yang diperlukan

6. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Baja


 Kelebihan Baja sebagai Material Struktur
Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung, pemancar,
papan iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material struktur yang baik.
Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan pemasangan, dan sifat
baja lainnya.
1) Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban mati
akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan
bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
2) Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur beton
bertulang.
3) Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain
karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Momen
inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan
penampang beton bertulang.

4) Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan
pengecatan sama sekali.
5) Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan
mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi
keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban
kejut. SNI 03-1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau
komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas
titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan
konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan
terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur.
Keuntungan lain dari material daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat beban cukup
maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda
keruntuhan.
6) Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini
merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima
deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban
kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk
menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
 Kelemahan Baja sebagai Material Struktur
Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti:
1) Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan
udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2) Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat
menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan
kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan
dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3) Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling (tekuk).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per satuan berat
dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang
perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
4) Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu dilakukan
pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.
5) Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat terjadi
pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperatur yang
sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal
Titanic).

7. Ukuran Baja dalam Perdagangan

B. Baja Ringan
1. Definisi Baja Ringan
Penggunaan struktur baja ringan dalam dunia konstruksi saat ini telah berkembang dengan
pesat. Sesuai dengan namanya, struktur baja ringan tersusun dari batang-batang baja profil
yang relatif lebih ringan dibandingkan batang baja pada umumnya. Baja profil ini
mempunyai ketebalan yang relatif tipis. baja ringan adalah baja bermutu tinggi yang ringan
dan tipis, namun fungsinya setara baja biasa. Baja ringan proses pembentukanya setelah
dingin (cold form steel). Baja ringan mudah dirakit dan di buat konstruksi. baja ringan
mempunyai derajat kekuatan tarik tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sedangkan baja biasa hanya
sekitar 300 Mpa.
2. Kegunaan Baja Ringan
Baja ringan dapat dipakai untuk bangunan antara lain:
 Rangka atap baja ringan
Pemakaian rangka atap baja ringan untuk rumah sudah banyak dipakai. Di perumahan-
perumahan real estate saat ini hampir semuannya memakai baja ringan untuk rangka atap
rumah yang mereka bangun. Baja ringan yang dipakai biasanya jenis galvanis atau
galvalume/zincalume. Pemakain rangka baja ringan ini mempercepat pekerjaan dan kualitas
atap jadi lebih bagus Dan atap tahan terhadap rayap dan masih banyak keunggulan lain dari
rangka atap baja ringan.
 Rangka atap pergola
Pemakaian rangka atap baja ringan untuk pergola mempertimbangkan bahwa dengan
memakai baja ringan maka perawatan untuk pengecatan jadi berkurang. Sebab baja ringan
tahan karat dan tidak perlu dilakukan pengecatan sehingga biaya mantenen jadi hemat/murah.
 Rangka partisi dinding
Dahulu untuk rangka partisi orang cenderung memakai rangka hollo atau kayu akan tetapi
material ini mempunyai kelemahan antara lain hollo semakin lama dapat berkarat sedangkan
kayu dapat termakan oleh rayap.
 Struktur dinding.
Baru-baru ini rangka baja ringan juga di pakai untuk struktur bangunan baik itu struktur
permanen yang dipakai untuk bangunan dua lantai atau struktur bangunan satu lantai.
Pemakaian rangka baja ringan untuk struktur banyak dipakai di Aceh untuk program bantuan
bangunan penanggulangan korban sunami. Pembangunan rumah rangka baja ringan ini di
aceh dilakukan secara massal. Pertimbangan memakai bahan ini adalah pembangunannya
cepat selesai sehingga segera dapat dihuni oleh korban sunami.
Dengan beraneka fungsi tersebut rangka baja ringan semakin dicari oleh masyarakat untuk
bahan bangunan menggantikan bahan kayu. Dengan memakai baja ringan maka pencanangan
pemerintah tentang Go Greend dapat diwujudkan yaitu illegal logging berkurang dan
ditemukannya alternative bahan lain yaitu rangka baja ringan.

3. Jenis Baja Ringan


Galvalum merujuk pada material baja dengan pelapisan yang mengandung unsur
alumunium dan zinc, terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43,5% adalah
unsur seng/zink dan 1,5% unsur silikon.
Material Baja Ringan Galvalume inilah yang popular dengan sebutan
ZINCALUME®, salah satu merek dagang Bluescope Steel Ltd, Perusahaan pioneer produsen
baja ringandengan lapisan Zinc dan Aluminium.
Sifat Aluminium yang tahan karat dikombinasikan dengan Zinc yang keras
menjadikan kombinasi dari kedua bahan tersebut lebih tahan karat, kuat dan lebih ringan
dibandingkan dengan Galvanis. Bahkan beberapa referensi menyatakan bahwa Baja Ringan
ZINCALUME® memiliki ketahanan karat/korosi mencapai 4 kali lipat dibanding baja
berlapis Galvanis.
 Galvanis ,Kuat, murah dan biasa digunakan untuk bahan atap logam tradisional.
 Alumunium, Walaupun tahan karat, tetapi alumunium memiliki kelemahan yaitu
harga yang sangat mahal, sehingga tidak cocok untuk dijadikan bahan baku atap logam.
 Zincalume adalah campuran dari Seng dan Alumunium, bahan baku jenis ini yang sering
digunakan untuk pembuatan metal roof

4. Proses Pembuatan Baja Ringan


Bahan dasar baja ringan adalah Carbon Steel, Carbon Steel adalah baja yang terdiri
dari elemen-elemen yang persentase maksimum selain bajanya adalah:
 1,70% Carbon
 1,65% Manganese
 0,60% Silicon
 0,60% Copper

Untuk baja tipis atau baja ringan, proses yang dikenakan dikenal dengan pembentukan
dingin atau Cold Forming dan hasilnya biasa dikenal dengan Cold Formed Section. Dalam
pembentukan ini pelat baja dalam konsdisi suhu kamar akan dibentuk. Metode pembentukan
yang biasa dilakukan adalah:
 Press Brake
Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja diletakkan ke
dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga menjadi bentuk yang
diiingkan. Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai keinginan
selama alat atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang moderen yang terkomputerisasi,
mesin press-brake sudah menjadi mesin CNC dengan adanya lengan penahan yang akan
bergerak sesuai dengan bentuk yang telah di-masukkan ke dalam program. Mesin baru ini
juga telah dilengkapi anti-crowning sehingga bentuk profil yang panjang tidak akan
melengkung akibat proses penekukan.
Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk dan tidak mampunya
membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain. Produktivitasnya sangat rendah
jika ingin membentuk profil secara masal, karena prosess untuk pembuatan satu bentuk harus
diulang-ulang tekukannya.
 Roll Forming
Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam serangkaian roll
hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang baru sudah
terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di ujung proses setelah profil
terbentuk.
Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat
segera terbentuk, itulah kelebihannya.
Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah disiapkan hanya dapat
membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus memesan mesin baru jika
menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar menambah tekukan atau lipatan.
 Punching
Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin
pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching dengan tekanan
tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada
pembuatan aksesoris atau komponen-komponen kecil dari baja ringan. Proses pembentukan
suatu aksesoris biasanya akan melibatkan beberapa tahapan proses punching, sehingga untuk
mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan sistem progressive. Dengan cara ini proses
punching akan berjalan secara berurutan melakukan berbagai tahapan pembentukan dengan
die-set yang sudah tersusun secara berurutan juga.

5. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Baja Ringan


 Keunggulan Baja Ringan
1) Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti
jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
2) Konstruksi stabil dan aman
3) Menggunakan tumpuan sendi dan roll
4) Prefabrikasi perkomponen
5) Tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban
6) Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
7) Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
8) Pemasangan yang profesional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya
9) Terdapat banyak pilihan jenis kuda-kuda
10) Pemilihan bentang: 6 m – 8 m (bentang kecil), 8 m – 10 m (bentang menengah), 10 m – 12
m (bentang besar)
11) Lebih dari 12 m (bentang khusus)
12) Tersedia material dengan galvalume, zincalume dan galvanize

 Kelemahan Baja Ringan


1) Tidak boleh sembarang dipotong & disambung.
2) Tidak cocok untuk diekspos, karena sistem rangkanya yang cukup rumit.
3) Kelemahan disatu sisi akan mempengaruhi seluruh konstruksi atap.
4) Karena rangka atap baja ringan tersusun dari batang yang berdinding tipis, maka mudah
mengalami tekuk lokal.
5) Kekuatan torsi relatif lemah, karena center of grafity tidak berhimpit dengan shear center

Tips memilih rangka atap baja ringan yang baik, harus berpatokan pada banyak hal
dan ketelitian sebelum membeli sangat diperlukan. Carilah informasi sebanyak-banyaknya
atau paling tidak mampu memberi pertimbangan kuat sebelum memutuskan pilhan.
 Perhatikan dengan seksama produsennya. Apakah kredibel dalam menyediakan jasa
pemasangan rangka atap baja ringan.
 Mintalah informasi ukuran/dimensi Rangka utama/”C channel” dan bahan reng yang akan
dipasang. Semakin besar/tebal Reng dan C channel , semakin besar pula beban yang dapat
ditanggung oleh rangka tersebut. Semakin kecil dan tipis ukuran/dimensi C channel, semakin
kecil pula kesanggupan rangka untuk menanggung total beban penutup atap.
 Mintalah Informasi ketebalan lapisan anti karat yang di gunakan. Harus sesuai dengan
ketentuan yg berlaku:Galvanis: yaitu pelapisan dengan dengan Zinc (seng) saja dengan
minimum pelapisan 180gr/m2. Misal produk dari produsen essar truss dan karang pilang truss
mempunyai pelapisan 220 gr/m2. Berarti sudah sudah diatas ambang batas yg disyaratkan
.Galvalum: yaitu pelapisan dengan dengan Zinc dan aluminium saja dengan minimum
pelapisan 150gr/m2. komposisinya tergantung dari produsen yg memproduksinya.
 Periksa apakah software desain memiliki sertifikasi / rekomendasi dari badan konsultan atau
lembaga konstruksi terpercaya tertentu.
 Tanyakan dan periksa kualifikasi tukang pemasang.
 Minta rekomendasi dari pihak-pihak yang mengerti industri konstruksi.

6. Proses Pelaksanaan Pemakaian Baja Ringan


Pemasangan kuda-kuda bajaringan diatas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalok)
harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai
dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan diantaranya adalah :
 Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya.
 Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalok.
 Ketinggian apex untuk pemasangan nok diatas setiap kuda-kuda rata.
 Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
 Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
 Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan diatas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
 Dipasang langsung diatas ring balok.
 Dipasang diatas ring balok dengan perantara wall-plate. Penggunaan sistem tumpuan dengan
wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya
ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalok, jika ring balk tidak rata. Penggunaan wall-
plate akan berakibat kedalaman dynaboltyang tertanam didalam ring balk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong didalam wall-plate yang dapat mengakibatkan
perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

7. Ukuran Baja Ringan dalam Perdagangan


8. Harga Satuan Baja Ringan

Bentuk Harga per


No Produk Keterangan
Profil 6m
1 truss baja C Rp. 73.000,- Tebal 0,75mm,
ringan Rp. 70.000,- tinggi 7,5mm, lebar
tangguh dari 3,5cm
biouscope steel Tebal 0,7mm, tinggi
7,5mm, lebar 3,5cm
2 Truss baja C Rp. 72.000 Tebal 0,75mm,
ringan C Rp. 69.000 tinggi 7,5mm, lebar
Alfa prima C Rp. 65.000 3,2cm
Tebal 0,7mm, tinggi
7,5mm, lebar 3,2cm
Tebal 0,65mm,
tinggi 7,5mm, lebar
3,2cm
3 Truss Baja C Rp. 76.000 Tebal 0,75mm,
Ringan taso Rp. 86.000 tinggi 7,5mm, lebar
Rp. 118.000 3,5cm
Tebal 80mm, tinggi
7,5mm, lebar 3,5cm
Tebal 80mm, tinggi
7,5mm, lebar 3,2cm
4 Truss Baja C Rp. 75.000 Tebal 0,7mm, tinggi
Ringan essar Rp. 125.000 7,5mm, lebar 3,5cm
Tebal 1mm, tinggi
8,5mm, lebar 4 cm

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa baja memiliki bermacam-
macam jenis dan kegunaannya di dalam kontruksi bangunan, oleh karena itu banyak yang
mengunakan baja tersebut karena dapat memudahkan pekerjaan, anti rayap, anti jamur, anti
karat, tahan cuaca, tanpa pengelasan, design fleksibel dan, bebas biaya pemeliharaan serta
mempunyai ketahanan terhadap tarik yang tinggi, disamping mempunyai ketahanan gaya
tarik, juga tahan terhadap gaya desak.

B. Saran
Perkembangan zaman mempengaruhi perkembangan manusia untuk perkembangan
kearah yang lebih baik dan menuntut setiap bangsa untuk berusaha maju.begitu pula pada
perkembangan baja, dimana penggunaan baja mempengaruhi pada konstruksi bangunan
disetiap pelosok. Oleh sebab itu, gunakanlah baja untuk konstruksi bangunan dan lain-lain,
karena dengan menggunakan baja pekerjaan lebih cepat dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai