Laporan Fak. Fisika Iklim Kerja Fixxxx Banget
Laporan Fak. Fisika Iklim Kerja Fixxxx Banget
Kelompok VI
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................ 2
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 4
B. Perundang-undangan ................................................................... 9
BAB III. HASIL ................................................................................................ 10
A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Prosedur Pengukuran .................. 10
B. Hasil Pengukuran, dan Perhitungan ............................................ 13
BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 14
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 16
A. Simpulan ...................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Debu merupakan partikel padat yang terbentuk karena adanya
kegiatan alami atau mekanik seperto penghalusan (grinding) penghancuran
(cruhsing), peledakan (blasting), pengayakan (shaking) atau pengeboran
(drilling). Adanya partikel debu di tempat kerja dapat memberikan efek
ketidak nyamanan dalam bekerja dan debu-debu dari jenis tertentu dapat
memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan tenaga kerja. Debu total
terdiri dari bermacam-macam elemen dan senyawa dengan berbagai ukuran
partikel, mulai dari ukuran yang terkecil sampai dengan ukuran 100 micron.
Pengukuran kadar debu total dilakukan dengan
Pengambilan sample (sampling) dilakukan pada zona pernafasan
pekerja (breathing zone). Media sampling yang digunakan adalah filter yang
bersifat hidrofobik dengan ukuran pori 0,5 micron (misalnya dari jenis PVC,
fiberglass). Debu yang berdiameter antara 0,5 sampai 2,5 mikron disebut
dengan debu respirabel yang dapat mengendap di bronkiolus dan alveoli,
serta dapat mengakibatkan pneumokonois (Faridawati, 1995)
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa
alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan
industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan
jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi
yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber
pencemarannya telah banyak Secara umum partikel yang mencemari udara
dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel
tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang
telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit
saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan
terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam
1
2
B. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian tentang debu.
2. Untuk mengetahui sifat, sumber, dan komposisi debu.
3. Dapat mengetahui jenis- jenis debu yang dapat menggangu kesehatan
manusia
4. Untuk mengetahui dampak kesehatan yang disebabkan oleh debu.
5. Untuk mengetahui cara pengukuran kadar debu dengan menggunakan
alat Personal Dust Sampler.
6. Untuk mengetahui kadar debu yang di hasilkan dengan menggunakan
alat Personal Dust Sampler.
7. Untuk mengetahui bagian-bagian alat Personal Dust Sampler
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui jenis- jenis debu yang dapat menggangu
kesehatan manusia
3
A. Landasan Teori
Debu merupakan partikel padat yang terbentuk karena kekuatan alami
atau mekanik seperti penghalusan (grinding), penghancuran (crusing),
peledakan (blasting), pengayakan (shaking) atau pengeboran (driling) dari
bahan-bahan organik maupun anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam,
arang batu, butir-butir zat padat dan sebagainya (Suma’mur, 2010). Debu
umumnya berasar dari gabungan secara mekanik dan material yang berukuran
kasar yang melayang-layang di udara yang bersifat toksik bagi manusia.
Menurut Departemen Kesehatan RI, partikel-partikel debu di udara
mempunyai sifat:
1. Sifat pengendapan
Sifat pengendapan adalah sifat debu yang cemderung selalu mengendap
karena gaya gravitasi bumi. Namun karena kecilnya ukuran debu,
kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di udara.
2. Sifat permukaan basah
Sifat permukaan debu akan cenderung sellau basah, dilapisi oleh lapiran
air yang sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu dalam
tempat kerja.
3. Sifat penggumpalan
Oleh karena permukaan debu selalu basah, sehingga dapat menempel
satu sama lain dan dapat menggumpal. Turbulensi udara meningkatkan
pembentukan penggumpalan debu. Kelembaban di bawah saturasi, kecil
pengaruhnya terhadap penggumpalan debu. Kelembaban yang melebihi
tingkat huminitas di atas titik saturasi mempermudah penggumpalan
debu. Oleh karena itu partikel debu bisa merupakan inti dari pada air
yang berkonsentrasi sehingga partikel menjadi besar.
4
5
Pembagian debu dibedakan atas dasar sifatnya dan ada juga yang
didasarkan pada efeknya. Secara garis besar ada tiga macam debu, yaitu:
1. Debu organik seperti debu kapas, debu daun-daunan tembakau dan
sebagainya.
2. Debu mineral yang merupakan senyawa kompleks seperti: silikon
dioksida, silikon trioksida dan sebagainya.
3. Debu metal, seperti timah hitam, merkuri, aseton dan lain-lain (Depkes
RI, 2003).
Menurut Riyadi (1981), partikel debu dapat dibedakan menjadi 2
berdasarkan kelompok pencemar udara, antara lain:
1. Menurut wujud fisik (biologis)
Menurut wujud fisik, debu didefinisikan sebagai partikel benda padat
yang terjadi karena proses mekanis terhadap benda padat, dimana masih
dipengaruhi oleh gravitasi.
2. Menurut wujud kimia (mineral)
Menurut wujud kimia, debu dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Debu organik
Adalah debu yang berasal dari benda hidup, misalnya debu kapas,
debu kayu, debu tembakau, debu gandum, dan lain-lain.
b. Debu anorganik
1) Yang berasal dari logam
Misalnya debu timah hitam, debu timah putih, debu besi, dan
lain-lain.
2) Yang berasal bukan dari logam
Misal debu batubara, debu yang mengandung silika, debu asbes,
silikat karbon, dan lain-lain.
Debu dalam konsentrasi rendah bila dihidap oleh manusia terus
menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kelainan pada
saluran napas yang berupa restriksi, obstruksi, ataupun kombinasi keduanya.
Pemaparan debu organik pada umunya akan menyebabkan obstruksi pada
saluran nafas (Anonim, 2010).
8
B. Perundang-Undangan
1. Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
2. Permenaker No. Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
3. SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total Udara di
Tempat Kerja.
4. SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di
Udara Tempat Kerja Secara Perseorangan
5. SNI 19-0232-2005 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di
Udara Tempat Kerja.
BAB III
HASIL
10
11
2. Cara Kerja
a. Masukkan filter sampel yang telah ditimbang dn diberi identitas ke
dalam pompa penghisap Personal Dust Sampler dengan
menggunakan pinset.
b. Sambungkan selang silikon ke dalam “IN” yang ada di alat Personal
Dust Sampler ke dalam Personal Dust Sampler.
12
3. Prosedur Pengukuran
a. Persiapan
1) Simpan filter blanko dan filter sampel di dalam desikator
sehingga diperoleh berat filter konstan (±24 jam).
2) Setiap filter baik filter blanko maupun filter sampel diberi
identitas atau label.
3) Timbang filter blanko dan filter sampel hingga diperoleh berat
konstan kemudian catat beratnya sebagai B1 untuk filter blanko
dan W1 untuk filter sampel.
b. Pengambilan Sampel
1) Rangkai dan pasangkan pada tenaga kerja dengan posisi pompa
penghisap udara pada pinggang tenaga kerja dan respirabel
sampler holder pada krah baju (zona pernapasan).
13
14
15
A. Simpulan
Dari hasil praktikum, maka dapat diambil kesimpulan bahwa PDS PDS
(Personal Dust Sampler) adalah alat untuk mengukur kadar debu personal.
Setelah melakukan praktikum, kami telah mengetahui fungsi dan cara
menggunakan PDS (Personal Dust Sampler) sebagai alat pengukur kadar
debu personal. Setelah dilakukan pengukuran di sekitar trotoar pertigaan
depan gedung F Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret diperoleh
kadar debu personal 4,2 mg/m3 dan melebihi NAB sesuai dengan
Permenakertrans 13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas debu total
faksi respirabel di tempat kerja adalah 3 mg/m3. Dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan di sekitar trotoar pertigaan depan gedung F Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret nilai kadar debu total melebihi nilai
ambang batas (3 mg/m3), maka wilayah tersebut kurang aman untuk tenaga
kerja kebersihan, Oleh karena itu harus dilakukan pencegahan dengan cara
mengurangi jam kerja dan menambah waktu istirahat agar pekerja kebersihan
tidak terpapar debu respirabel dalam waktu yang lama. Selain itu pencegahan
dapat dilakukan dengan cara semua tenaga kerja kebersihan menggunakan
APD berupa masker.
B. Saran
1. Bagi Praktikan
a. Sebaiknya saat praktek mahasiswa lebih memperhatikan saat
asistensi agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan prosedur kerja.
b. Praktikan diharapkan agar lebih terampil dan teliti dalam mengukur
tingkat kebisingan ketika melakukan pengukuran agar hasil yang
didapat lebih valid.
16
17
Tim Penyusun, 2017, Buku Panduan Praktikum Semester III: Pemantauan dan
Pengukuran Faktor Kimia, Surakarta: Program D.III Hiperkes &
Keselamatan Kerja FK UNS.
Faridawati, R. 1995. Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dan Asma Akibat Kerja.
Jakarta : Journal Of The Indonesia Association Of Pulmonologist
18
LAMPIRAN
19