~-~
Masase dalam hal ini merupakan manipulasi
dari struktur jaringan lunak yang dapat
menenangkan serta mengurangi stress psikologis
~. :-~
....
~
116
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2010
. , .r
Secara keseluruhan proses pada Best -4-
,_ -'<
'\ ,: ·, It ··ft
-~1\Y
~lil
1. Membantu mengurangi pembengkakan pada I _' ' t- \
fase kronis lewat mekanisme peningkatan 1'·i~/ .\ ,..- '• r •
j
aliran darah dan limfe. - .- ' \
\ " 1"'
2. Mengurangi persepsi nyeri melalui mekanisme
1 2 3
penghambatan rangsang nyeri (gate control)
serta peningkatkan hormon morphin endogen. Gambar 1. Teknik Euffleurage
-~\\
-.:..;.,/-~
~l
111_//J
'-....,\·lf~ ..-~
_____
~ 4
_,....--
,:* ~-
i tangan). Masase dengan teknik Swed1a memiliki dari perasan, tekanan, atau pengangkatan otot
aplikasi pokok berupa teknik gerakan seperti dan jaringan dalam. Efek petrissage dapat
. ! effleurage, petrissage, vibration, dan tapotement. mempengaruhi saraf motorik. Efek petrissage
~
I 117
Masase dan Prestasi Atlet
i. .
Gambar 4. T~knik Massage Tapotement bagaimana responnya terhadap berbagai jenis
teknik masase. Pada pelaksanananya sports
118
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2010
i
IWJ
-I
meningkatkan ketahanan
Masase sebelum pertandingan (pre-event
massage) merupakan jenis masase yang
119
Masase dan Prestasi Atlet
i :,·_,)
kemudian secara bertahap ditingkatkan
tekanan dan kecepatannya.
Masase intra-event akan membantu
meningkatkan fleksibilitas dan biasanya dilakukan
120
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2010
pada waktu jeda antar set pertandingan. Proses 4. Stroking yang diakhiri effleurage kompresif
ini penting untuk mencegah terjadinya cedera untuk meringankan rasa nyeri.
akibat keteganagn otot. Masase jenis ini hanya
dilakukan selama 10 menit dan dikerjakan pada Selama dilakukan masase, masseur perlu
area otot yang banyak dipergunakan oleh atlet mengidentifikasi adanya luka, memar, gejala strain
(Cafarelli eta!. 1992: 8). ataupun sprain supaya dapat dilakukan
penanganan secara dini. Masase dilakukan 1
Masase Sesudah Pertandingan
sampai 2 jam setelah latihan agar pelebaran
Masase sesudah pertandingan dilakukan
pembuluh darah (vasodilatasi) yang terjadi setelah
beberapa saat setelah pertandingan dengan
latihan dapat normal kembali. Masase setelah
tujuan mengurangi ketegangan otot dan
pertandingan dilakukan secara ringan dengan
meningkatkan pembuangan sisa metabolisme
intensitas ringan untuk menghindari perburukan
yang terjadi setelah kerja fisik dengan intensitas
cedera yang terjadi (Martinet a/. 1998: 30). Tujuan
tinggi. Selain itu dilakukan juga upaya untuk
utama dari masase sesudah pertandingan adalah
mengurangi nyeri paska latihan yang terjadi
meningkatkan pembuangan sisa metabolisme dan
segera maupun beberapa saat setelah kerja fisik,
mengurangi pembengkakan. Euf/eurage ringan
memelihara jangkauan sendi dan meningkatkan
akan mengurangi pembengkakan sedangkan
peredaran darah dan limfe pada otot yang
petrissage akan membantu menghilangkan toksin
mengalami ketegangan (Hemmings eta!. 2000:
dan mengurangi ketegangan otot. Pada prinsipnya
109).
masase setelah pertandingan adalah
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan
mempercepat kembalinya fungsi homeostasis,
masase setelah pertandingan mengurangi waktu
mengatasi keteganngan otot, kram dan inflamasi
pemulihan dan secara bermakna dapat mencegah
(Callaghan 1993: 28).
nyeri setelah pertandingan (DOMS: delayed onset
of muscle soreness) (Hilbert et a!. 2003: 72).
PENUTUP
Masase setelah pertandingan dilakukan setelah
I
otot pada posisinya serta meningkatkan
sirkulasi darah dan limfe. pada atlet dilakuan sebelum pertandingan (pre-
3. Petrissage untuk mengurangi kekakuan otot. event), pada saat pertandingan (intra-event) dan
. , I
.l
I 121
Masase dan Prestasi Atlet
DAFTAR PUSTAKA
Best, T. M., R. Hunter, A. Wilcox and F. Haq (2008).
Effectiveness of sports massage for recovery
of skeletal muscle from strenuous exercise.
Clinical Journal of Sport Medicine 18(5): 446.
Cafarelli, E. and F. Flint (1992). The role of
massage in preparation for and recovery from
exercise. Sports Med 14(1): 8.
Callaghan, M. J. (1993). The role of massage in
the management of the athlete: a review.
British Medical Journal 27(1): 28.
-;· Goats, G. C. (1994). Massage-the scientific basis
of an ancient art: Part 1. The techniques. British
;/
Journal of Sports Medicine 28(3): 149.
'~,;
Hemmings, B., M. Smith, J. Graydon and R. Dyson
.f,
(2000). Effects of massage on physiological
restoration, perceived recovery, and repeated
sports performance. British Journal of Sports
Medicine 34(2): 109.
Hemmings, B. J. (2001). Physiological,
psychological and performance effects of
massage therapy in sport: a review of the
literature* 1. Physical Therapy in Sport 2(4):
165.
Hilbert, J. E., G. A. Sforzo and T. Swensen (2003).
The effects of massage on delayed onset
muscle soreness. British Journal of Sports
Medicine 37(1): 72.
~
I,.;,·
Martin, N. A., R. F. Zoeller, R. J. Robertson and S.
M. Lephart (1998). The comparative effects of
sports massage, active recovery, and rest in
.,
:. ~. •;
122