Anda di halaman 1dari 13

Tersedia online di: http://ejournal.uin-suka.ac.

id/jurnal/volume/MSW
Musawa,15(1), 2016 Maisah: Rumah Tangga dan HAM

RUMAH TANGGA DAN HAM:


Studi atas Trend Kekerasan dalam Rumah Tangga
di Provinsi Jambi
Maisah
Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
dr.maisah@yahoo.com

Abstract
All households desire a happy life in this world and the next. This is built through commitments, agreed
between the partners to achieve physical and spiritual happiness based on traditions and Islamic teachings.
Many challenges present themselves during the process and many become sources of conflict: economic
disparity, differences of opinion, cheating on one’s partner, all cause domestic violence; this leads to the
destruction of the commitments founded in happiness. These are all prevalent in the cases of domestic violence
subject to this research: in the Merangin, Batanghari and Kota Jambi Regencies. This, in the face of Islam’s
strict rules against violence, especially to women. Women have the same rights and obligations with men and
should receive strong legal protect from the law, whether the central or local governments.

Keywords: domestic violence, women, trends in Jambi province.

Pendahuluan Kehidupan rumah tangga merupakan


KDRT atau dikenal dengan kekerasan kehidupan yang menyatukan dua manusia
dalam rumah tangga seolah menjadi sesuatu dalam sebuah komitmen. Bahkan dalam konteks
yang sering terjadi di masyarakat.1 Bahkan ragam masyarakat luas, keberadaan pernikahan
kejadian KDRT di masyarakat sering dijadikan merupakan penyatuan budaya masing-masing
obyek oleh para peneliti dalam melakukan dari perempuan dan laki-laki. Dari hal ini perlu
penelitian. Di antara penelitian tersebut adalah penyatuan komitmen bersama. Jika tidak, maka
tentang sikap isteri atas KDRT yang terjadi rentan atas perceraian 5 Untuk menciptakan
terhadap dirinya.2 Sementara dalam konteks keharmonisan dan kedamian dalam rumah
lain, juga ditemukan adanya bias gender dalam tangga bukanlah suatu hal yang mudah dan
KDRT.3 Secara medis, persoalan KDRT juga ringan, tetapi memerlukan suatu usaha yang
menjadi obyek penelitian yakni dengan melihat berat dan komplek, dan bahkan harus dibina
karakteristik KDRT.4 dari beberapa aspek dan sisi kehidupan manusia.
Keinginan manusia untuk mendapat keluarga
sakinah itu merupakan naluri dan fitrah
1
Lihat berbagai kajian KDRT dalam media, seperti manusia yang selalu mendambakan ketenangan
Fatmah Yeni Geruh, dkk., Berita Kekerasan dalam Rumah dan kebahagiaan dalam kehidupan ini.6
Tangga di Harian Kompas, Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8 Membangun komitmen yang sebenarnya
No. 1 Januari-April 2010, 13-25. tidak susah untuk di bangun dalam rumah tangga,
2
Lihat salah satu penelitian adalah Melliza Selviana, akan tetapi sepanjang proses pelaksanaan
Sikap Isteri terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga:
Studi di Wilayah Kampung X Jakarta, Jurnal Psikologi,
Vol. 8 No. 1 Juni 2010, 16-24. 5
Lihat Budhy Prianto, dkk., Rendahnya Komitmen
3
Lihat Anugriaty Indah Asmarany, Jurnal Psikologi dalam Perkawinan sebagai Sebab Perceraian dalam Junral
Vol. 35, no. 1, 1-20. Komunitas Research and Learning in Sociology and
4
Lihat Dedi Afandi, dkk. Karakteristik Kasus Kekerasan Antrhopologi, 5 (2): 2013, 2008-218.
dalam Rumah Tangga, Jurnal Indonesia Medical Vol. 62 6
M artinis dan Maisah, Orintasi Baru Ilmu Pendidikan
No. 2 November 2012, 435-438. (Jakarta: Referensi, 2012), 92

Copyright 2016, MUSAWA, p-ISSN 1412-3460, e-ISSN: 2503-4596


115
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

kehidupan berumah tangga, konsep tersebut konteks ini sudah diterapkan UU No. 23 tahun
menjadi kurang di perthatikan lagi. Jika ada dari 2004 tentang pengkapusan KDRT.9
salah satu pasangan yang melanggar komitmen, Menurut Mansour Fakih, kekerasan adalah
hal ini merupakan awal dari konflik/percekcokan sesorang atau invasi terhadap fisik maupun
dalam rumah tangga. Maka dari itu, pelanggaran integritas mental psikologi sesorang. Kekerasan
komitmen adalah merupakan salah satu terjadi- terhadap sesama manusia pada dasarnya berasal
nya konflik berakibat kekerasan.7 Sebenarnya dari berbagai sumber, namun salah satu kekerasan
komitmen itu menunjukkan bahwa seseorang terhadap salah satu jenis kelamin tertentu yang
secara internal menyetujui dan membuat suatu disebabkan oleh anggapan gender. Kekerasan
upaya yang besar untuk melaksanakannya. Hal yang disebabkan bias gender ini di sebuat gender-
ini menunjukkan bahwa komitmen dalam ber- related violence. Pada dasarnya kekerasan gender
tindak sesuai dengan tujuan pribadi dan tujuan di sebabkan oleh ketidak setaraan kekuatan
rumah tangganya, akan dapat memperlancarkan yang ada dalam masyarakat.10
tercapainya tujuan kebagiaan dunia dan akhirat. Berdasarkan konsep-konsep kekerasan yang
Keyakinan inilah yang dikatakan sebagai kesetiaan telah dikemukakan tersebut, maka dalam artikel
terhadap pasangan atau komitmen dalam rumah ini yang menjadi kajian adalah kasus kekerasan
tangga. Pasangan yang memegang teguh dalam rumah tangga dan Ham yang terjadi di
komitmen rumah tangga akan jelas dalam Provinsi Jambi, mengambil contoh kasus pada
melaksanakan rumah tangganya terarah dan tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Merangin,
memiliki kehangatan yang tinggi terhadap Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Kota
keluarga. Jambi.
Berkaitan dengan kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, dapat dilihat Bentuk Kekerasan Rumah Tangga
berdasarkan latar belakang historis dan dikate- Berbagai KDRT yang terjadi semakin lama
gorikan dalam tiga tipe, salah satunya adalah semakin meningkat. Setidaknya dalam konteks
kekerasan lokal atau tradisonal. Kekerasan adanya KDRT yang paling banyak ada berita dari,
lokal atau tradisonal dianggap sebagai potensi mass media dan sosmed.11 Walaupun pemerintah
yang dimiliki komunitas atau suku bangsa telah memberlakukan Undang-undang RI No.
manapun. Kekerasan Dalam Rumah Tangga 23 Tahun 2004 tentang PKDRT Bab I pasal I
(KDRT) menjadi isu penting dalam beberapa mengenai ketentuan umum, KDRT adalah setiap
dekade terakhir ini, dilatar belakangi oleh perbuatan terhadap seseorang terutama perem-
semakin meningkatnya kasus KDRT di dunia puan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
dan buruknya efek yang ditimbulkan terhadap atau penderitaan fisik, seksual, psikologis, dan/
perempuan dan anak-anak. 8 Bahkan dalam atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga. Sedangkan korban yang dimaksud

7
Hal ini menimbulkan adanya kekerasan yang 9
Lihat Siti Malikah Towaf, Paket Sosialisasi Gender
berakibat perceraian, Lihat Melliza Selviana, Sikap Isteri dan Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Peng-
terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Wilayah hapusan Kekeerasn dalam Rumah Tangga, Jurnal Ilmu-
Kampung X Jakarta, Jurnal Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni ilmu Pnedidikan jilid 17 N. 4 Februari 2011, 331-338.
2010, 16-24. Walaupundalam penelitian tersebut hanya 10
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial
dari Suku Sunda yang menyatakan KDRT sebagai sesuatu (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 16.
yang negative sementara suku Jawa, Betawi, Padang, 11
Lihat Fatmah Yeni Geruh, dkk. Berita Kekerasan
Palembang lebih bersikap positif. dalam Rumah Tangga di Harian Kompas, Jurnal Ilmu
8
Silfia Hanani, Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Komunikasi Vol. 8 No. 1 Januari 2010, 13-21. Dalam
tangga Melalui Institusi Adat Minang Kabau (Suatu upaya beberapa kejadian harioan kompas menceritakan latar
Dalam mewujudkan Kesejahteraan Berbasis Perspektif Lopklitas belakang KDRT yang terjadi yang kesimpulannya Kompas
Religius), Prosaiding, UIN Sunan Ampel: Surabaya, 2013,. tidak memihak salah satu pihak saja. Umumnya KDRT
1 lebih banyak dengan kekerasan fisik saja.

116
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

dalam UU tersebut adalah orang yang mengalami Berdasarkan pasal-pasal tersebut di atas,
kekerasan atau ancaman kekerasan dalam ling- dapat simpulkan bahwa kekerasan dalam rumah
kup rumah tangga seperti suami, istri, anak tangga dapat dikatakan perbuatan fisik atau
orang-orang yang memiliki hubungan keluarga fisikis yang mengakibatkan kesengsaraan
dengan anggota inti (suami, istri, anak) karena atau penderitaan yang terjadi dalam ikatan
hubungan darah, perkawinan, persusuan, kekeluargaan. Menurut Muhamad Kamal Zubair
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam Jurnal Al-Ma’iyyah, mengemukakan
dalam rumah tangga. empat jenis kekerasan yaitu: kekerasan terbuka,
Pada Bab III pasal 5 tentang larangan kekerasan yang di lihat seperti perkelahian, ke-
kekerasan dalam rumah tangga berbunyi: bahwa kerasan tertutup, kekerasan yang tersembunyi
setiap orang di larang melakukan kekerasan atau tidak dilakukan, seperti mengancam,
dalam rumah tangga terhadap orang dalam kekerasan agresif, kekerasan yang dilakukan
lingkup rumag tangganya dengan cara: a) tidak untuk perlindungan, tetapi untuk men-
kekerasan fisik, b) kekerasan fsikis, c) kekrasan dapatkan sesuatu, seperti penjabalan, kekerasan
sksual, d) penelantaran rumah tangga. definisi, kekerasan yang dilakukan untuk
Pasal 6 Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud perlindungan diri.13
dalam pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang Berdasarkan hasil data laporan kekerasan
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka dalam rumah tangga di BPPKB-PA dari Kabupaten
berat. Pasal 7 kekerasan psikis sbagaimana Merangin, dan PPA Polresta Jambi terungkap ada
dimaksud dalam pasal 5 huruf b adalah perbuatan beberapa kasus KDRT yang terjadi sepanjang
yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa tahun 2015 yaitu di Kabupaten Merangin
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk ber- terdapat 7 (tujuh) kasus KDRT yang menjadi
tindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan faktor penyebabnya adalah faktor ekonomi dan
psikis berat pada seseorang. Pasal 8 Kekarasan faktor perbedaan pendapat dari pasangan suami
seksual sebagaimana di maksud dalam pasal 5 istri. Kemudian 98 kasus KDRT yang terjadi di
huruf c meliputi: a) pemaksaan hubungan Kabupaten Kota Jambi, semua penyebabnya
seksual yang dilakukan terhadap orang yang adalah tentang ekonomi, perbedaan pendapat
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut, dan juga perselingkuhan oleh salah seorang
b) Pemaksaan hubungan sesksual terhadap pasangan suami istri. Selanjutnya kasus KDRT
salah seorang dalam lingkup rumah tangganya yang terjadi di Kabupaten Batanghari dengan
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/ faktor penyebabnya adalah faktor perselingkuhan
atau tujuan tertentu, yang di lakukan oleh seorang suami dengan
Pasal 9 berbunyi: 1) setiap orang dilarang perempuan yang lain.
menelantarkan orang dalam lingkup rumah Masih banyak lagi kasus kekerasan rumah
tangganya, padahal menurut hukum yang tangga lainnya yang terjadi di beberapa Kabu-
berlaku baginya atau karena persetujuan atau paten yang ada di Provinsi Jambi, bahkan kekerasan
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, fisikis yang di dapatkan oleh kaum perempuan
perawatan, atau pemilihaaraan kepada orang terdapat di tempat kerja yang merambah pada
tersebut, 2) Penelantaran sebagaimana dimaksud Perguruan Tinggi baik swasta maupun negeri.
ayat (1) juga berlaku bagi orang yang mengakibat- Hal ini terkait dengan politik untuk menduduki
kan kergantungan ekonomi dengan cara mem- suatu jabatan, perempuan yang masih di pandang
batasi dan/atau melarang untuk bkerja yang sebelah mata.
layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban Kekerasan terhadap perempuan adalah
berada di bawah kendali orang tersebut.12 suatu hal yang menjadi fenomena dalam ke-
hidupan perempuan yang sudah berlangsung

12
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 13
Muhamad Kamal Zubair, Jurnal Al- Ma”iyyah
Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam (Membongkar Teks Sebagai Bias Gender Dalam Pemhaman),
Rumah Tangga, Islam, PSG STAIN Pare-pare, 2011.

117
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

sejak lama bahkan sebelum datangnya Islam, pihak yang berwajib, karena seorang istri takut
kekerasan terhadap perempuan dikenal dengan bercerai dengan suaminya. Tentu hal tersebut
zaman Jahiliyah. Pada zaman Jahiliyah orang tua sangat bertentangan dengan undang-undang
bahkan membunuh bayi perempuannya sendiri pemerintah dan undang-undang pemerintah
karena di anggap sebagai aib bagi keluarga. daerah yang memberi perlindungan kepada
Perlakuan kekerasan tersebut sangat memperi- korban kekerasan terhadap perempuan yang
hatinkan kaum perempuan yang sama sekali melaporkan kepihak yang berwajib untuk di
tidak di anggap manusia yang sama dengan laki- selesaikan masalahnya secara hukum.
laki. Bahkan seorang ilmuan Bcam Bocca, Mansour Fakih, menjelaskan macam dan
mensosialisasikan ukuran otak perempuan yang bentuk kejahatan yang bisa di kategorikan
lebih kecil dari laki-laki dengan kecerdasan dan sebagai kekerasan gender, di antaranya: pertama,
tingkat intelegensinya rendah. Selain itu Aris- Bentuk pemerkosaan terhadap perempuan,
toteles juga mengemukakan bahwa perempuan termasuk perkosaan dalam perkawinan. Perkosaan
itu adalah setengah manusia. terjadi jika seseorang melakukan paksaan
Diskriminasi terhadap perempuan sampai untuk mendapatkan pelayanan seksual tanpa
saat ini masih terjadi baik di kalangan rumah kerelaan yang bersangkutan. Ketidak relaan ini
tangga, pendidikan, politik, sosial budaya, seringkali tidak bisa terekspresikan di sebabkan
ekonomi, keamanan. Kasus kekerasan suami oleh pelbagai faktor, misalnya ketakutan, malu,
terhadap perempuan tidak saja terjadi dalam keterpaksaan, baik ekonomi, sosial maupun
rumah tangga bagi perempuan yang memeiliki kultural tidak ada pilihan lain.
pendidikan rendah, akan tetapi juga terjadi Kedua, Tindakan pemukulan dan serangan
ditempat kerja dan perempuan yang memiliki fisik yang terjadi dalam rumah tangga (domiestic
pendidikan tinggi, seperti kekerasan suami violence). Termasuk tindakan kekerasan dalam
terhadap perempuan yang terjadi pada beberapa bentuk penyiksaan terhadap anak-anak (child
orang dosen perempuan yang mengajar di salah abuse). Ketiga, Bentuk penyiksaan yang mengarah
satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Provinsi kepada organ alat kelamin (genital mutilation),
Jambi, berdasarkan data yang dapat dihimpun misalnya penyunatan terhadap anak perempuan.
terdapat 8 kasus kekerasan suami terhadap Berbagai alasan diajukan oleh suatu masyarakat
istrinya. Masalahnya bermacam-macam ada 2 untuk melakukan pneyunatan ini. Namun salah
kasus kekerasan terhadap fisikis dosen perem- saatu alasan terkuat adalah adanya anggapan
puan seperti seorang suami sudah bertahun- dan bias gender di masyarakat, yakni untuk
tahun tidak memberikan nafkah lahir batin mengontrol kaum perempuan. Saat ini, penyu-
kepada istrinya yang mana suami dan istri masih natan perempuan sudah mulai jarang kita
dalam ikatan perkawinan, namun istrinya tidak dengar. Keempat, Kekerasan dalam bentuk
melapor kepihak yang berwajib untuk di pelacuran (prostitution). Pelacuran merupakan
selesaikan masalahnya. bentuk kekerasan terhadap perempuan yang
Selanjutnya ada 4 kasus korban kekerasan diselenggarakan oleh suatu mekanisme ekonomi
fisik terhadap dosen perempuan yang disakiti yang merugikan kaum perempuan. Setiap
(pukul, dan diancam), kasus ini tidak di laporkan masyarakat dan negara selalu menggunakan
kepihak yang berwajib, hanya di selesaikan standar ganda terhadap k pekerja seksual ini.
dengan perpisahan/cerai di pengadilan Agama. Di situ pemerintah melarang dan menagkapi
2 kasus kekerasan terhadap dosen perempuan mereka, tetapi di lain pihak negara juga menarik
lainnya yaitu kekerasan fisik dan fisikis oleh pajak dari mereka.Sementara sesorang pelacur
seorang suami kepada istrinya yang masih satu dianggap rendah oleh massyarakat, namun
rumah, padahal yang mencari nafkah adalah tempat pusat kegiatan mereka selalu saja ramai
seorang istrinya saja. Sementara seorang suami di kunjung orang.
hanya mengasuh anak dan pengangguran. Kasus Kelima, Kekerasan dalam bentuk pemaksaan
tersebut juga seorang istri tidak memiliki ke- pornografi. Porngrafi adalah jenis kekerasan
kuatan untuk mempermasalahkannya kepada lain terhadap perempuan. Jenis kekerasan ini

118
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

termasuk kekerasan nonfisik, yakni pelecahan menjadi conflict yang berarti a fight, struggle, a
terhadap kaum perempuan di mana tubuh controversy, a quarrel, active opposition, hostility
perempuan di jadikan objek demi keuntungan (peraturan, perebutan kekuasaan, persengketaan,
seseorang. Keenam, Kekerasan dalam bentuk perselisihan, perlawanan yang aktif, permu-
pemaksaan sterilisasi dalam keluarga Berencana suhan).15 Pendapat lain juga dikemukakan oleh
(enforced sterilization). Keluarga Berencana di beberapa pakar yang dikutif oleh Saefullah sebagai
banyak tempat ternyata telah menjadi sumber berikut: Dubrin: Konflik adalah mengacu pada
kekerasan terhadap perempuan. Dalam rangka pertentangan antar individu, kelompok atau
memnuhi target mengontrol pertumbuhan organisasi yang dapat meningkatkan ketegangan
penduduk, perempuan seringkali di jadikan sebagai akibat yang saling menghalagi dalam
korban demi program tersebut, meskipun pencapain tujuan. Nelson: konflik sebagai situasi
semua orang tahu bahwa persoalannya tidak saja ketika tujuan, sikap, emosi, dan tingkah laku
pada perempuan melainkan berasal kaum laki- yang bertentangan menimbulkan oposisi dan
laki juga. Namun, lantaran bias gnder, perempuan sengketa antara dua kelompok atau lebih. Konflik
di paksa sterelisasi yang sering kali membahayakan merupakan gejala individu atau kelompok yang
baik fisik ataupun jiwa mereka. menunjukan sikap atau perilaku “bermusuhan”
Ketujuh, Adalah jenis kekerasan terselubung terhadap individu atau kelompok lain, sehingga
(molestation), yakni memegang atau menyentuh mempengaruhi kinerja salah satu atau semua
bagian tertentu dari tubuh perempuan dengan pihak yang terlibat.
pelbagai cara dan kesempatan tanpa kerelaan Selanjutnya Mulyasa, mengemukakan
si pemilik tubuh. Jenis kekerasan ini sering terjadi bahwa konf lik dapat diibaratkan Pedang
di tempat pekerjaan ataupun di tempat umum, bermata dua, di satu sisi dapat bermanfaat jika
seperti dalam bis. Kedepan, Tindakan kejahatan digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan,
terhadap perempuan yang paling umum di di sisi lain dapat merugikan dan mendatangkan
alakukan di masyarakat yakni yang dikenal malapetaka jika digunakan untuk bertikai atau
dengan pelecehan seksual atau sexual and berkelahi.16 Maka dari itu menurut Wibowo,
emotional haressment. Ada banyak bentuk pele- konflik merupakan suatu proses di mana satu
cehan, dan yang umum terjadi adalah unwanted pihak merasa bahwa pihak lain telah atau akan
attention from men. Banyak orang membela mengambil tindakan yang bertentangan dengan
bahwa pelecehan seksual itu merupakan usaha kepentingan pihak lain. Ada beberapa sebab
untuk bersahabat. Tetapi sesungguhnya pele- terjadinya konflik yaitu: penyimpangan persepsi
cehan seksual bukanlah suaha untuk bersahabat, (Perceptual Distortion), dendam (Grudges),
karena tindakan tersebut merupakan sesuatu kketidak percayaan (Distrust), Semakin orang
yang tidak menyenangkan bagi perempuan.14 menyangka bahwa apabila individu atau kelom-
Kedelapan macam dan bentuk kekerasan pok meninggalkan mereka, maka hubungan
terhadap perempuan tersebut di atas, tidak saja antara orang dan kelompok tersebut di liputi
terjadi pada kekerasan perempuan dalam rumah oleh konflik. Renggangnya hubungan antara
tangga, akan tetapi bisa terjadi di mana saja, orang atau kelompok di sebabkan oleh perasaan
jika perlakuan seseorang sudah mencapai puncak bahwa pihak lainnya tidak dapat dipercaya.17
emosional yang tidak bisa terkendali dengan Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga
baik, maka berakibat munculnya konflik di antara adalah disebabkan oleh konflik antara suami
mereka, sebagaimana pengertian konflik yang dan istri atau anggota keluarga lainnya, maka
dikemukakan oleh Saefullah, bahwa kata konflik
berasal latin confligo, yang terdiri atas dua kata 15
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung:
yakni con, yang berarti bersama-sama dan fligo
Pustaka Setia, 2012), 294-297.
yang berarti pemogokan, penghancuran, atau 16
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung:
peremukan. Kata ini diserap dalam bahasa Inggris Remaja Rodakarya, 2005), 239.
17
Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: Raja Grafindo
14
Mansour Fakih, 18-20. Persada, 2006), 46-47.

119
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

dari itu kaum perempuan harus mewaspadai diri Jika di telusuri, setereotip negatif dan juga
dalam kondisi dimana saja kaum perempuan subordinasi terhadap kaum perempuan yang
itu berada. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, selama ini ada dan membudaya akan di temui
hendaknya kaum perempuan yang terkena ujungnya pada perbedaan biologis dan per-
kekerasan harus cepat-cepat melaporkan kejadian bedaan seks (jenis kelamin) yang kemudian hal
tersebut ke pihak yang berwajib, dan jangan malu- itu semua menderinat pada perbedaan hak dan
malu dan takut-takut dengan ancaman yang di kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
lakukan oleh pelaku kekerasan, agar masalah Dalam keadaan yang demikian inilah maka
kekerasan terhadap perempuan tersebut bisa di anlisis gender menampakkan urgensinya untuk
atasi dengan cepat. digalakan dalam upaya menilai dan mengukur
manusia pada sisi nilai kualitas dan tingkah
Pandangan Islam tentang Kekerasan laku, bukan pada sex atau jenis kelamin.
Islam menghapuskan perlakuan kekerasan Pendapat beberapa pakar yang di kutif oleh
terhadap perempuan sebagaimana dalam Q.S. Nur Aziz Muslim dalam Jurnal Studi Gender
al-Nahl (16): 16. Dalam ayat tersebut dapat Indonesia, seperti Zaitunah Subhan, anlisis
dipahami bahwa Islam telah menghapuskan gender digunakan oleh para pendukung gerakan
kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi emansipasi perempuan untuk mencari keadilan
berdasarkan jenis kelamin. Jika terdapat per- serta menenpatkan perempuan dalam posisi
bedaan antara laki-laki dan perempuan akibat setara dengan laki-laki sehingga tidak ada
fungsi dan perannya, maka perebedaan itu tidak perebedaan yang diskriminatif. Gender adalah
perlu mengakibatkan yang satu memiliki ke- sebuah kontruksi sosial yang bersifat relatif,
lebihan atas yang lain, melainkan membantu tidak berlaku umum dan universal, anlisis
dan melengkapi. Selain itu, anggapan bahwa gender menginginkan sebuah tatanan sosial
perempuan dipandang sebagai pelengkap dan yang egaliter sekaligus mengenyahkan tatanan
untuk pemenuhan kebutuhan seksual bahkan sosial yang timbang atau tidak adil artinya ada
manusia yang di nomor duakan sesudah laki- yang dirugikan atau ada yang untung diatas
laki, hal ini juga sangat bertentangan dengan kerugian orang lain). Kecenderungan pelestarian
konsep Islam yang mengakui kesetaraan dan ketimpangan diatas akan dilakukan oleh pihak-
kesejajaran antara laki-laki dan perempuan dan pihak yang diuntungkan. Untuk itu dalam
sama-sama memiliki hak serta kewajiban yang mengurai permasalahan tersebut, di butuhkan
sama di hadapan Allah swt. Sebagaimana dalam suatu pisau analisis yang referesentatif yaitu
Q.S. al-Mu’min (): 40. pisau analisis gender.
Bahkan laki-laki dan perempuan yang Mansour Fakih, Sejarah perbedaan gender
mengerjakan amal saleh akan masuk surga antara laki dan perempuan terjadi melalui proses
sebagaimana dalam dalam Q.S. al-Nisa (4): 124. yang sangat panjang dan rumit bagaikan benang
Bahkan dalam Q.S. Ali Imran (3): 195 allah swt kusut, oleh karena itulah wajar jika terbentuk-
tidak menyia-nyiakan amal terhadap hambanya nya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan
baik laki-laki maupun perempuan. oleh akumulasi banyak hal, diantaranya di-
Berdasarkan arti ayat tersebut di atas, sangat bentuk, disosialisasikan, diperkuat bahkan di
melarang keras perlakukan kekerasan terhadap konstruksi secara sosial dan kultural, dan
siapapun baik laki-laki maupun perempuan. bahkan juga melalui ajaran keagamaan maupun
Ayat tersebut juga memberi penjelasan tidak negara ikut dimanfaatkan. Melalui proses
boleh merendahkan dan mendiskriminatifkan panjang sosialisasi gender tersebut akhirnya
sesorang diantara laki-laki dan perempuan ber- dianggap menjadi ketentuan Tuhan dan seolah-
dasarkan jenis kelaminnya. Allah swt., memberi- olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi,
kan kesetaraan (gender) hak dan kewajiban baik sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap
laki-laki maupun perempuan, jika keduanya dan diapahami sebagai kodrat laki-laki dan
melakukan suatu perbuatan yang baik sesuai kodrat perempuan yang bersifat taqdiriah.
dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

120
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

Nazaruddin Umar, mengemukakan bahwa secara sewenang-wenang, baik dalam kehidupan


dalam studi gender dikenal beberapa teori yang publik maupun kehidupan pribadi (Pasal 2
cukup berpengaruh dalam menganalisis dan Deklarasi PBB tentang penghapusan kekerasan
menjelaskan latar belakang perebedaan dan per- terhadap perempuan). Kekerasan terhadap
samaan peran gender laki-laki dan perempuan.18 perempuan adalah sebuah tindakan sosial, di
Masih banyak dari kalangan masyarakat mana pelakunya harus mempertanggung
tentang perempuan terutama anggapan laki- jawabkan tindakannya kepada masyarakat.
laki lebih utama daripada kaum perempuan. Kekerasan terhadap perempuan adalah
Banyak hal yang harus diluruskan dalam me- perilaku yang muncul sebagai akibat adanya
mahami konsep Islam yang sebagian masyarakat bayangan tentang peran identitas berdasarkan
masih dianggap tabu. Walaupun pembahasan jenis kelamin, dan berkaitan dengan bayangan
perspektif kesetaraan dalam Islam telah muncul mengenai kekuasaan yang dapat dimilikinya.
sejak kelahirannya, namun ketika terjadi benturan Kekerasan terdiri atas tindakan memaksakan
sosial misalnya, perbincangan ini ramai dibicara- kekuatan fisik dan kekuasaan kepada pihak lain.
kan kembali. Maka dari itu, kesalah pahaman Biasanya diikuti dengan tujuan untuk mengon-
mengartikan konsep ayat Al-quran yang di trol, memperlemah, bahkan menyakiti pihak
pahami oleh sebagian masyarakat yang selalu lain. Tindakan kekerasan trhadap perempuan
menyudutkan kaum perempuan, merendahkan meliputi berbagai fenomena, baik hukum, etika,
kaum perempuan, menyebabkan faktor terjadi- kesehatan, budaya, politik, maupun moral.19
nya konflik antara laki-laki dan perempuan, hal Masih dalam Zaitunah, menurut laporan
ini berakibat emosional yang tidak terkendali oleh khusus PBB oleh UN Special Rapporteur on
akal seseorang laki-laki pada akhirnya memun- Violence Against Women, Kekerasan terhadap
culkan kekerasan dalam rumah tangga. perempuan, termasuk juga masalah perdagangan
Menurut Zaitunah Subhan, kekerasan perempuan, all acts involved in the recruitment
terhadap perempuan bisa muncul karena tindak and/or transportation of a woman (or a girl) within
kekerasan yang dilakukan, baik secara langsung and across national bordrs for or service by men’s or
maupun tidak langsung, sehingga perempuan violence, abuse of authority or dominant position,
berada pada posisi termarjinalkan. Ada beberapa debt bondage, deception or other forms of coecion
arti dan makna kekerasan terhadap perempuan, (segala tindakan yang melibatkan perekrutan
antara lain: kekerasan terhadaap perempuan dan atau penyaluran perempuan dan anak-anak
adalah setiap tindakan yang melanggar, meng- perempuan, di dalam negeri maupun di laur
hambat, meniadakan, kenikmatan, dan penga- negeri untuk bekerja atau memberikan layanan,
baian hak asasi perempuan atas dasar gender. yang dilakukan lewat pendekatan kekerasan,
Tindakan tersebut mengakibatkan (dapat penyalahgunaan wewenang, perbudakan,
mengakibatkan) kerugian dan pendiritaan penipuan, atau lewat bentuk-bentuk kekerasan
terhadap perempuan dalam hidupnya, baik atau pemaksaan lainnya).
secara fisik, psikis, maupun seksual. Termasuk Berdasarkan definisi di atas maka pemahaman
didalamnya ancaman, paksaan, atau perampasan tentang kekerasan terhadapa perempuan tidak
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik hanya terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
dalam kehidupan individu, berkeluarga, ber- pemukulan: penyalahgunaan seksual atas perem-
masyarakat, maupun bernegara. Kerasan puan termasuk anak perempuan dalam rumah
terhadap perempuan adalah setiap perbuatan tangga; perkosaan dalam hubungan perkawinan;
berdasarkan pembedaan jenis kelamin yang prakttik-pratik tradisional yang menyebabkan
mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan;
perempuan secara fisik, seksualitas, atau psiko- perkosaan, pelecehan, dan ancaman seksual di
logis, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan tempat kerja dan di lingkungan pendidikan;

18
Nur Aziz Muslim, Jurnal Studi Gender Indonesia, Pusat 19
Zaitunah Subhan, Kekerasan terhadap Perempuan
Studi Gender IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012, 70. (Yokyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2004), 6-7.

121
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

perdagangan perempuan serta pelacuran paksa, minimal (SPM) bidang pemberdayaan perempuan
kekerasan fisik, seksual, dan psikologis yang dan anak pada bab IV pasal 5 meliputi: a)
dilakukan dan dibenarkan oleh negara di mana Penanganan pengaduan/laporan korban keke-
pun terjadinya (Saparinah Sadli, pada seminar rasan terhadap perempuan dan anak, b) Pelayan-
Nasional, Jakarta, oleh Puan Amal Hayati, 19 an kesehatan bagi perempuan dan anak korban
September 2000 lihat pasal 2 Deklarasi Anti kekerasan, c) rehabilitasi sosial bagi perempuan
Kekerasan Desember 1993 dan telah diadopsi dan anak korban kekerasan, d) Penegakan dan
oleh PBB).20 banatuan hukum bagi perempuan dan anak
Kaum perempuan diciptakan Allah di dunia korban kekerasan, e) pemulangan dan reinte-
ini mempunyai fungsi yang sama dengan laki- grasi sosial bagi perempuan dan anak korban
laki, yaitu sebagai seorang hamba Allah, beramal kekerasan
dan berjuang untuk mencukupi kebutuhan Pasal 6 berbunyi; SPM sebagaimana dimaksud
dalam kehidupan baik untuk diri sendiri maupun dalam pasal 5 memiliki indikator kinerja dan
keluarga terutama dalam menghadapi era target batas waktu pencapaian pada tahun 2015
globalisasi saat ini. Kekerasan dalam rumah meliputi: cakupan perempuan dan anak korban
tangga yang dilakukan oleh suami terhadap istri kekerasan yang mendapatkan penanganan
adalah kehilangan akal yang sehat untuk pengaduan oleh petugas terlatih di dalam untuk
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi pelayanan terpadu 100%.
atau kesalahan yang pernah dilakukan, pelaku Cakupan perempuan dan anak korban
lebih cenderung memunculkan emosional yang kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan
tidak bisa terkendali oleh akal. Padahal sesung- oleh tenaga kesehatanterlatih di puskesmas
guhnya, penggunaan akal yang sehat terdapat otok mampu tatalaksana KTP/A dan PPT/PKT di
yang cerdas, yang senantiasa memberi pemikiran rumah sakit: 100% dari sasaran program. Ca-
yang jernih terhadap suatu masalah. Selain itu, kupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan
fungsi akal dalam Islam merupakan hal yang sangat oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi
penting, karena akal adalah tempat untuk me- perempuan dan anak korban kekerasan di
nampung akidah, syari’ah dan akhlak yang baik, dalam unit pelayanan terpadu 75%. Cakupan
serta tutur kata yang sopan jauh dari perkataan binbingan rohani yang diberikan kekerasan
pertentangan yang bisa menyakitkan hati oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi
seorang istri. perempuan dan anak korban kekerasan di
Seseorang manusia (suami) di dunia ini tanpa dalam unit pelayanan terpadu 75%. e, Cakupan
mempergunakan akal yang baik dan benar, penegak hukum dari tingkat penyidikan sampai
sesuai dengan petunjuk Allah, maka manusia dengan putusan pengendalian atas kasus-kasus
(suami) tersebut akan merasa hidupnya bagaikan kekerasan terhadap perempuan dan anak 100%.
sayur tanpa garam, karena akal adalah ibarat Cakupan perempuan dan anak korban
kehidupan, jika hilang akal berarti kematian. kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan
Maka dari itu, masyarakat informasi saat ini hukum 50%. Cakupan layanan pemulangan
sangat perlu memgunakan akal yang baik dan bagi perempuan dan korban kekerasan 50%.
benar, dengan akal yang baik dan benarlah segala Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perem-
permasalahan didunia ini dapat diatasi dengan puan dan anak korban kekerasan 100%.
damai dan tidak perlu melakukan kekerasan Selain penanganan tersebut di atas, korban
terhadap perempuan dalam rumah tangga. kekerasan terhadap perempuan juga diberdaya-
kan sesuai dengan kompetensi ilmu yang di
Perlindungan Hukum terhadap Korban milikinya seperti memberdayakan perempuan
Kekerasan untuk berwirausaha. Karena pemberdayaan
Menurut Peraturan Gubernur Jambi Nomor terhadap korban kekarasan merupakan suatu
54 Tahun 2012 tentang standar pelayanan hal yang penting di lakukan sebagai motivasi
korban kekerasan dalam menjalankan roda
20
Zaitunah Subhan, Kekerasan 8-9. kehidupannya.

122
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

Selanjutnya dalam Undang-undang Republik pada ayat (1) diberikan paling lama 7 (tujuh)
Indonesia No. 23 Tahun 2004 menetapkan hak- hari sejak korban korban diterima atau di-
hak korban sebagai berikut: bab IV tentang hak- tangani, 3) Dalam waktu 1 kali 24 jam meminta
hak korban pasal 10 korban berhak mendapat- surat penetapan perintah perlindungan dari
kan: perlindungan dari keluarga, kepolisian, pengadilan.
kejaksaaan, advokasi, lembaga sosial, atau pihak Bab VIII ketentuan Pidana pasal 44 di
lainnya sementara maupun berdasarkan pene- tetapkan bahwa: 1) Setiap orang yang melakukan
tapan perintah perlindungan dari pengadilan. perbuatan kekerasan, fisik dalam lingkup
Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam
medis. penanganan secara khusus berkaitan Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara
dengan kerahsiaan korban. pendampingan paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta
setiap tingkat prosespemeriksaan sesuai dengan rupiah). 2) Dalam hal perbuatan sebagaimana
ketentuan peraturan perundang-undangan. dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban
pelayanan bimbingan rohani. mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana
Bab V tentang kewajiban pemerintah dan dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
masyaraakat pasal 13 di berbunyi untuk penye- tahun atau denda paling banyak Rp 30.000.
lenggaraan pelayanan terhadap korban, peme- 000,00 (tiga puluh juta rupiah). 3) Dalam hal
rintah dan pemerintah daerah sesuai dengan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
fungsi dan tugasnya masing-masing dapat mengakibatkan matinya korban, dipidana
melakukan upaya: penyediaan ruang pelayanan dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
khusus di kantor kepolisian, penyediaan aparat, belas) tahun atau denda paling banyak Rp
tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan pembim- 45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
bing rohani, pembuatan dan pengembangan 4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud
sistem dan mekanisme kerja sama program pada ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap istri
pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah atau sebaliknya, yang tidak menimbulkan
di akses oleh korban, memberikan perlindungan penyakit atau halangan untuk menjalankan
bagi pendamping, saksi, kelurga, dan teman pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau
korban. kegiatan sehari-hari dipidana dengan pidana
Pasal 14 untuk menyelenggarakan upaya penjara paling lama 4 bulan atau denda paling
sebagaimana di maksud dalam pasal 13 peme- banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
rintah dan pemerintah daerah sesuai dengan Pasal 45 menetapkan ayat (1) setiap orang
fungsi dan tugas masing-masing, dapat melaku- yang melakukan perbuatan kekerasan psikis
kan kerja sama dengan masysrakat atau lembaga dalam lingkup rumah tangga sebagaimana
sosial lainnya. Pasal 15 Setiap orang yang men- dimaksud pada Pasal 5 huruf b dipidana dengan
dengar, melihat, atau mengetahui terjadinya pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan denda paling banyak Rp 9.000.000,00 (sembilan
upaya-upaya sesuai dengan bats kemampuannya juta rupiah) dan ayat (2) dalam hal perbuatan
untuk Mencengah berlangsungnya tindak pidana, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Memberikan perlindungan kepada korban, oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang
Memberikan pertolongan daruruat, Membantu tidak menimbulkan penyakit atau halangan
proses pengajuan permohonan penetapan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
perlindungan, Selanjutnya pada Bab VI pasal pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana
16 tentang perlindungan yaitu: 1) Dalam waktu dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan
1 kali 24 jam terhitung sejak mengetahui atau atau denda paling banyak Rp 3.000.000,00 (tiga
menerima laporan kekerasan dalam rumah juta rupiah).
tangga, kepolisian wajib segera memberikan Pasal 46 menetapkan bahwa setiap orang
perlindungan sementara pada korban, 2) Perlin- yang melakukan perbuatan kekerasan seksual
dungan sementara sebagai mana di maksud sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf a

123
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

dipidana dengan pidana penjara paling lama 52 menetapkan bahwa tindak pidana kekerasan
12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
banyak Rp 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta ayat (2) merupakan delik aduan. Pasal 53 mene-
rupiah). tapkan bahwa tindak pidana kekerasan seksual
Pasal 47 menetapkan bahwa setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 yang
yang menetap dalam rumah tangganya melaku- dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebalik-
kan hubungan seksual sebagaimana dimaksud nya merupakan delik aduan,
dalam Pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana Konsep tersebut di atas adalah bentuk
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan komitmen pemerintah terhadap perlindungan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun korban kekerasan dalam rumah tangga dan
atau denda paling bsedikit Rp 12.000.000,00 korban kekerasan lainnya. Tentu hal ini sudah
(dua belas juta rupiah) atau denda paling banyak di implementasikan oleh pihak yang bertanggung
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). jawab dalam mengani kasus yang terjadi dalam
Pasal 48 menetapkan bahwa dalam hal rumah tangga yang terdapat dari tiga Kabupaten
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Merangin, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten
46 dan Pasal 47 mengakibatkan korban men- Kota Jambi, serta kabupaten-kabupaten lain
dapat luka yang tidak memberi harapan akan yang mengalami kekerasan dalam rumah
sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya tangga. Namun menurut hasil survei, memang
pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama pada tahun 2015 tingkat korban kekerasan
4 (empat) minggu terus menerus atau 1 (satu) meningkat dari tahun 2014 yaitu berkisar kurang
tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya lebih 85% adalah kasus kekerasan terhadap
janin dalam kandungan, atau mengakibatkan perempuan, ironisnya kekerasaan dalam rumah
tidak berfungsinya alat reproduksi, dipidana tangga di lakukan oleh suaminya sendiri. Ada-
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) pun penanganan yang dilakukan oleh pemerintah
tahun dan pidana penjara paling lama 20 (dua berkerjasama dengan LSM, Komnas perempuan
puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp yang ada di daerah dan kota juga masyarakat.
25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan Sedangkan untuk membantu pembinaan
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga,
ratus juta rupiah). selain pemerintah, LSM dan komnas perempuan,
Pasal 49 menetapkan bahwa dipidana dengan perintah juga melakukan kerja sama dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau ibu-ibu PKK untuk memberdayakan korban
denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima kekerasan perempuan melalui bimbingan rohani,
belas juta rupiah), setiap orang yang (a) mene- pelatihan-pelatihan ketermpilan sesuai dengan
lantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangga- kemampuan korban kekerasan dalam rumah
nya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat tangga serta melibatkan korban kekerasan
(1); (b) menelantarkan orang lain sebagaimana dalam rumah tangga dengan pengajian Majlis
dimaksud Pasal 9 ayat (2). Ta’lim di RT dimana korban tinggal atau ditem-
Pasal 50 menetapkan bahwa selain pidana pat-tempat pengajian lainnya.
sebagaimana dimaksud dalam Bab ini hakim Banyak sekali kekarasan dalam rumah
dapat menjatuhkan pidan tambahan berupa (a) tangga yang terjadi di daerah atau di desa-desa
pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan yang korban sendiri tidak berani untuk me-
untuk menjatuhkan pelaku dari korban dalam laporkan kasus tersebut ke pihak yang berwajib.
jarak dan waktu tertentu, maupun pembatasan Karena ada sebagian perempuan berpendapat
hak-hak tertentu dari pelaku; (b) penetapan pelaku kasus yang dialaminya ketika di laporkan akan
mengikuti program konseling di bawah penga- membuka aib sendiri. Paradigma semacam ini
wasan lembaga tertentu. masih ada pada perempuan yang berlatar bela-
Pasal 51 menetapkan bahwa tindak pidana kang pendidikannya rendah. Sehingga kasus
kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam kekerasan yang dialaminya hanya dapat diselesai-
Pasal 44 ayat (4) merupakan delik aduan. Pasal kan secara adat saja di rumah penghulu/ Kepala

124
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

Desa, dengan putusan dibuat perjanjian jika gender dapat terjadi pada perempuan sepanjang
seorang suami mau berdamai dengan istrinya siklus hidupnya, mulai dari masa janin (seleksi
kembali, dan putusan lain seorang suami di jenis kelamin, anak (sunat perempuan), remaja
hutang sesuai dengan berat atua ringan kasus (kawin paksa, kekerasan dalam pacaran, per-
yang di alaminya, jika kasusnya ringan di hutang kosaan, pelecehan seksual) sampai lanjut usia
dengan seekor Ayam dan sama’ samanisnya, jika (penelantaraan), baik di lingkungan rumah
kasusnya sedang di hutang dengan kambing dan tangganya (personal), yang dikenal sebagai
sama’samanisnya, jika kasunya berat di hutang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), mau-
dengan seekor kerbau dengan sama’samanisnya. pun di lingkup kehidupannya bermasyarakat.
Kesemua bahan-bahan tersebut di antar ke Meskipun sebagian sebagian besar korban ke-
rumah penghulu/Kepala Desa dan di santap kerasan adalah perempuan, tetapi laki-laki,
bersama oleh tuo-tuo tenganai baik dari pihak anak laki-laki dan anak perempuan juga menga-
suami maupun dari pihak istri dan perangkat- lami kekerasan seksual.21
perangkat desa. Ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh
Sampai saat ini kekerasan dalam rumah para profesional sebagai tanda adanya kekerasan
tangga di daerah yang ada di Provinsi Jambi masih dalam rumah tangga adalah jenis luka atau
terus meningkat, adanya kesalah pahaman yang penyebab luka, sikap atau perilaku korban (perem-
keliru dalam pandangan masyarakat terhadap puan) dan pengantarnya (mungkin suami/
perempuan, di mana perempuan harus tunduk pasangan atau pelakunya). Suami/pasangan
dan patuh kepada laki-laki. Karena laki-laki di atau pelakunya ketika mengantarkan berobat
pandang orang yang kuat dan bertanggungjawab dapat menunjukkan sikap yang kurang wajar,
dalam rumah tangga dan mencari nafkah untuk seperti tampak ragu-ragu, kuatir berlebihan atas
anak dan istrinya. Oleh karena itu kaum laki- luka-luka kecil, memberikan penjelasan tentang
laki terus di nomor satukan dari perempuan. peristiwa yang tidak perlu dijelaskan atau acuh
Sementara itu, kaum perempuan di pandang tak acuh kepada istrinya. Suami /pasangan me-
hanya bertugas untuk mengurus rumah tangganya nanyakan sedikit tentang akibat lanjut perlukaan
saja dan dipandang lemah, sehingga kaum laki- itu da kemudian cepat-cepat meninggalkan
laki mudah untuk melakukan kekerasan ter- rumah sakit tanpa memberikan keterangan
hadap kaum perempuan dalam rumah tangga. cukup atau menolok perawatan inap. Suami/
Menurut Kepmenkes, kekerasan terhadap pasangan yang menagniaya dapat juga mener-
perempuan adalah sebuah fenomena global angkan bahwa luka itu akibat kesalahan perem-
yang tidak terpengaruh batas-batas rasial atau puan itu sendiri. Tanda lain adalah bahwa suami/
suku, kultur, dan kelas sosial. World Health pasangan yang menganiaya tersebut sering
Organization (WHO) memperkirakan kekerasan menunda-nunda mencari pertolongan medis.
adalah penyebab kematian terbesar pada Dan bila penganiayaan itu dilakukan berulang-
perempuan usia 15-44 tahun dibandingkan ulang oleh suami/pasangan, maka tempat
kombinasi kanker, malaria dan kecelakaan lalu berobat atau dokter atau rumah sakit tempat men-
lintas. Secara global, paling tidak 1 dari 3 perem- cari pertolongan berganti-ganti. Ada beberapa hal
puan dan gadis akan mengalami pelecahan fisik yang dapat digunakan untuk menilai bahwa
dan seksual dalam hidupnya. Di seluruh dunia, terjadi kecenderungan kekerasan dalam rumah
kekerasan terhadap perempuan telah menyebab- tangga: cidera bilateral atau multiple, beberap
kan angka kematian yang tinggi dan gangguan cedera dengan beberapa penyembuhan, tanda
kesehatan, baik fisik maupun psikologis, ter- Kekerasan seksual, keterangan yang tidak sesuai
hadap jutaan perempuan. dengan cederanya, keterlambatan berobat,
Kekerasan terhadap perempuan menjadi
konsekuensi paling serius dari ketidaksetaraan 21
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
hubungan laki-laki dan perempuan dimana tentang Pedoman penatalaksanaan Pelayanan Terpada
perempuan berada pada posisi rentan terhadap Korban kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Di
kekerasan. Beragam bentuk kekerasan berbasis Rumah Sakit, 2009, 1.

125
Musãwa, Vol. 15, No. 1 Januari 2016

berulangnya kehadiran di rumah sakit akibat Terhadap Perempuan dan Anak Di


trauma.22 Rumah Sakit, 2009.
Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Refres,
Simpulan 2013.
Rumah tangga bahagia adalah impian Mansour Fakih. Analisis Gender dan Transformasi
semua orang yang membina rumah tangga, pasti Sosial. Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
menginginkan rumah tangganya bahagia lahir 2012.
dan batin dunia dan akhirat nantinya. Rumah
tangga yang dibangun atas kerjasama antara Martinis dan Maisah. Oriantasi Baru Ilmu
suami dan istri berdasarkan adat istiadat dan niali- Pendidikan. Jakarta: Referensi, 2012.
nilai ajaran Agama Islam. Namun sepanjang Muhamad Kamal Zubair. Jurnal Al-Ma’iyyah,
proses membina rumah tangga, banyak rintangan Membongkar Teks Sebagai Akar Bias
yang dihadapi baik rintangan yang datang dari Gender Dalam Pemahaman Islam, PSG
dalam rumah tangga itu sendiri maupun rintang- STAIN Pare-pare, 2011.
an yang datang dari luar rumah tangga yang Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
sering menjadi konflik antara suami istri yang Bandung: Remaja Rodakarya, 2005.
mengakibatkan munculnya kekerasan fisik Nur Aziz Muslim. Jurnal Studi Gender Indonesia,
maupun fsikis terhadap salah satu pasangan Pusat Studi Gender IAIN Sunan
suami istri yang berujung kepada pertengkaran Ampel Surabaya, 2012.
atau percekcokan. Data yang dapat diambil dari Peraturan Gubernur Jambi No. 54 Tahun 2012
tiga Kabupaten yang ada di Provinsi Jambi Tentang Standar Pelayanan Minimal
sebagai contoh yaitu Kabupaten Merangin, (SPM) Bidang Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Kota dan Perlindungan Anak.
Jambi, kekerasan dalam rumah tangga terhadap
perempuan adalah pelakunya suaminya sendiri Prianto, Budhy dkk. Rendahnya Komitmen
dikarenakan ada beberapa faktor yaitu faktor dalam Perkawinan sebagai Sebab
perbedaan pendapat, ekonomi dan perseling- Perceraian dalam Junral Komunitas
kuhan oleh salah satu dari pasangan suami istri. Research and Learning in Sociology
Padahal Islam melarang keras terhadap orang and ANtrhopologi, 5 (2): 2013.
yang melakukan kekerasan pada siapapun. Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung:
Undang-undang pemerintah pusat maupun Pustaka Setia, 2012.
pemerintah daerah juga telah menetapkan peng- Selviana, Melliza. Sikap Isteri terhadap Kekerasan
hapusan terhadap kekerasan terhadap perempuan Dalam Rumah Tangga di Wilayah
serta memberi perlindungan secara hukum Kampung X Jakarta, Jurnal PSikologi
kepada perempuan yang melaporkan sebagai Vol. 8 No. 1 Juni 2010.
korban kekerasan kepada pihak yang berwajib, Silfia Hanani. Mengatasi Kekerasan dalam Rumah
akan tetapi kurang diperhatikan jika sudah ter- tangga Melalui Institusi Adat Minang
jadi emosional dan pelanggaran dari komitmen Kabau (Suatu upaya Dalam mewujudkan
yang telah dibangun dalam rumah tangga. Kesejahteraan Berbasis Perspektif Lopklitas
Religius), AICIS Conference Proceeding,
Daftar Pustaka UIN Sunan Ampel: Surabaya, 2013
Depag. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Proyek Towaf, Siti Malikah. Paket Sosialisasi Gender
Pengadaan Al-Qur’an, 1986. dan Undang-undang No. 23 tahun
2004 tentang Penghapusan Kekeerasn
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indo-
dalam Rumah Tangga, Jurnal Ilmu-
nesia tentang Pedoman penatalaksanaan
ilmu Pnedidikan jilid 17 N. 4 Februari
Pelayanan Terpada Korban kekerasan
2011, 331-338.
22
Keputusan Menteri Kesehatan Republik… 8.

126
Maisah: Rumah Tangga dan HAM

Undang-undang Republik Indonesia No.23 Zaitunah Subhan, Kekerasan terhadap Perempuan,


tahun 2004 Tentang Penghapusan Yokyakarta:LKIS Pelangi Aksara, 2004
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006

127

Anda mungkin juga menyukai