Anda di halaman 1dari 91

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Latar Belakang Pendidikan
Kewarganegaraan
Yang menjadi latar belakang di dalam
pendidikan kewarganegaraan adalah
berawal dari perjalanan sejarah panjang
bangsa indonesia yang dimulai sejak dari
perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan sampai dengan pada
pengisian kemerdekaan, bahkan terus
berlangsung hingga jaman reformasi.
• Kondisi perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa
Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai
perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh
dan berkembang.
• perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia
yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan kemudian dilanjutkan dengan era
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan
menimbulkan kondisi dan menuntut yang
berbeda sesuai dengan zamannya.
• Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut
ditanggapi oleh bangsa Indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan
bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang.
• Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh
jiwa tekad dan semangat kebangsaan.
• Semangat perjuangan bangsa merupakan
kekuatan mental spiritual yang dapat
melahirkan sikap patriotik dan kekuatan
kebangsaan yang amat menakjubkan.
• Semangat perjuangan kebangsaan inilah
yang harus dimiliki oleh setiap orang
bangsa Indonesia.
• Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa
depan untuk mengisi kemerdekaan, bangsa kita
memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan
bidang profesi masing-masing.
• Perjuangan non fisik tersebut memerlukan sarana
kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara
Indonesia pada umumnya melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.
• Jadi disini Pendidikan Kewarganegaraan bisa
disebut menjadi sarana Perjuangan non fisik bagi
rakyat Indonesia, agar warga negara Indonesia
bisa menghargai perjuangan orang-orang terdahulu.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

• Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tujuan


Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
berkembangnya potensi agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warganegara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
• Sedangkan menurut Skep Dirjen Dikti No. 38/
DIKTI/Kep./2002 tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah :
Agar memiliki motivasi menguasai materi
pendidikan kewarganegaraan;
Agar mampu mengkaitkan dan
mengimplementasikan dalam peranan dan
kedudukan serta kepentingannya, sebagai
individu, anggota keluarga/masyarakat dan
warganegara yang terdidik;
Agar memiliki tekad dan kesediaan dalam
mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa
dan bernegara untuk menciptakan
masyarakat madani.
• Selain itu pendidikan kewarganegaraan
mengantarkan mahasiswa selaku
warganegara, memiliki :
1. Wawasan kesadaran bernegara, untuk :
a. Bela Negara
b. Cinta tanah air
2. Wawasan kebangsaan untuk :
a. Kesadaran Berbangsa
b. Mempunyai ketahanan Nasional
3. Pola pikir, sikap yang komprehensif integral
pada seluruh aspek kehidupan nasional.

Komprehensif Integral disini dalam arti yaitu


secara utuh menyeluruh, artinya pola pikir
kita sebagai suatu bangsa harus mempunyai
pola pikir yang secara utuh menyeluruh
untuk bangsa ini dan tidak mementingkan
diri sendiri saja.
Landasan Hukum

• Landasan Hukum Pendidikan


Kewarganegaraan adalah :
1. UUD 1945
2. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
3. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4)

Namun untuk point ketiga kini sudah tidak


dipakai lagi karena telah dihapus.
Kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan
Bertujuan untuk :
1. Menguasai Kemampuan Berfikir
2. Menguasai Bersikap Rasional dan dinamis
3. Berpandangan luas sebagai manusia intelek
Pengertian Bangsa
• Menurut Ernest Renan bangsa adalah suatu
nyawa, suatu akal yang terjadi dari 2 hal,
yaitu rakyat yang harus hidup bersama-sama
menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang
kemudian harus mempunyai kemauan atau
keinginan hidup untuk menjadi satu.
• Menurut F. Ratzel bangsa terbentuk karena
adanya hasrat bersatu, hasrat itu timbul
karena adanya rasa kesatuan antara
manusia dan tempat tinggalnya.
Pengertian Bangsa
• Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang
ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Memiliki Nama tertentu
2. Memiliki wilayah tertentu
3. Memiliki mitos leluhur bersama
4. Memiliki Kenangan bersama
5. Satu atau beberapa budaya bersama
6. Serta solidaritas tertentu
Pengertian Negara
• Pengertian negara menurut beberapa pakar
yaitu sebagai berikut :
• Menurut George Jellinek Negara adalah
organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang mendiami wilayah tertentu;
• Menurut G.W.F Hegel Negara adalah
organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintesis dari kemerdekaan individual dan
kemerdekaan universal.
• Menurut Logemann negara adalah
organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja)
yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan
kekuasaannya
• Menurut Karl Marx negara adalah alat kelas
yang berkuasa untuk menindas atau
mengeksploitasi kelas yang lain.
• Jadi dari berbagai pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa negara adalah satu
kesatuan organisasi yang di dalamnya ada
sekelompok manusia (rakyat), wilayah yang
permanen (tetap), dan memiliki kekuasaan
yang mana diatur oleh pemerintahan yang
berdaulat serta memiliki ikatan kerja yang
mempunyai tujuan untuk mengatur dan
memelihara segala instrumen-instrumen yang
ada didalamnya dengan kekuasaan yang ada.
PENGERTIAN WARGA NEGARA
• Warga negara adalah orang yang terkait
dengan sistem hukum negara dan mendapat
perlindungan negara.
• Menurut undang-undang dasar 1945 pasal 26
yang dimaksud dengan warga negara adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan
bangsa lain yang disahkan oleh Undang-
undang sebagai warga negara.
• Sedang secara umum warga negara adalah
warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Hak Warga Negara
• Sama kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan;
• Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan;
• Ikut serta dalam upaya pembelaan negara;
• Hak atas kemerdekaan berserikat dan
berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan;
• Hak Fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak;
• Hak untuk memeluk agama masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya ;
• Ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara;
• Hak untuk mendapatkan pendidikan;
• Memelihara dan mengembangkan nilai2 budaya
• Hak khusus fakir miskin dan anak telantar
dipelihara oleh negara
Kewajiban Warga Negara
• Setiap warga negara wajib taat kepada
hukum dan pemerintahan tanpa ada kecuali;
• Setiap warga negara wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara;
• Setiap warga negara wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara;
• Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar.
KONSEP DEMOKRASI
• Demokrasi berasal dari kata Demos dan
Kratein. Demos berarti rakyat dan Kratein
berarti Kekuasaan
• Jadi dari hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa Demokrasi berarti sebuah bentuk
kekuasaan dari, oleh dan untuk rakyat.
• Menurut Konsep Demokrasi kekuasaan
menyiratkan arti politik dan pemerintahan,
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat
didefinisikan sebagai warga negara.
• Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun
praktek, demos menyiratkan makna
diskriminatif. Demos bukanlah rakyat secara
keseluruhan tetapi hanya populasi tertentu,
yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatan formal mengontrol akses ke
sumber-sumber kekuasaan dan bisa mengklaim
kepemilikan atas hak-hak prerogratif dalam
proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan urusan publik atau pemerintahan.
Bentuk Demokrasi
• Ada berbagai macam Demokrasi dalam sistem
pemerintahan negara yaitu sebagai berikut:
• Pemerintahan Monarki yaitu sejenis
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
penguasa monarki atau raja. Pemerintahan
Monarki terbagi lagi menjadi 4 yaitu :
• Monarki Absolut yaitu seorang raja menjadi
kepala negara sepanjang hayatnya, dan
biasanya apabila raja itu wafat maka dampuk
pimpinan diberikan kepada ahli warisnya yaitu
anaknya yang meneruskan pemerintahannya.
• Monarki Konstitutional yaitu penguasa
monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh
konstitusi, serta
• Monarki parlementer adalah bentuk
pemerintahan suatu negara yang dikepalai
oleh seorang raja dengan sistem parlemen
(DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.
• Sedangkan untuk tambahan untuk saat ini
dikenal juga sistem Monarki Demokratis yaitu
tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di
kalangan beberapa sultan, jadi tidak seperti
biasanya.
• Pemerintahan selanjutnya yaitu Republik yaitu
yang terdiri dari 2 yaitu Res dan Publica, Res
yaitu pemerintahan sedang Publica yaitu
rakyat, jadi dapat diartikan pemerintahan
republik yaitu pemerintahan yang dijalankan
oleh dan untuk kepentingan rakyat.
Kekuasaan dalam Pemerintahan
• Kekuasaan dalam pemerintahan disini kita menilik
lagi suatu teori yang terkenal karya John Locke
yaitu Trias Politica.
• Dalam trias politica John Locke Membagi
kekuasaan pemerintah menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kekuasaan Legislatif: Kekuasaan untuk membuat
undang-undang
2. Kekuasaan Eksekutif: Kekuasaan menjalankan
undang-undang; dan
3. Kekuasaan Federatif: Kekuasaan untuk
menyatakan damai maupun perang serta hal-hal
yang berkaitan dengan luar negeri.
Pemahaman Demokrasi di Indonesia
• Dalam sistem kepartaian dikenal adanya 3
sistem kepartaian yaitu : sistem multi partai
(terdiri dari banyak partai di dalam suatu
negara, contohnya Indonesia saat ini), sistem
dua partai (hanya terdiri dari 2 partai yang
berkuasa dalam suatu negara, contohnya USA
yang hanya terdiri dari partai Republik dan
Demokrat) serta sistem satu partai (yaitu di
dalam 1 negara hanya ada 1 partai besar yang
berkuasa penuh, contohnya Indonesia pada
jaman Presiden Soeharto)
• Sistem pengisian jabatan pemegang
kekuasaan negara
• Hubungan antarpemegang kekuasaan negara,
terutama antara eksekutif dan legislatif.
Sistem Pemerintahan Negara
• Terdapat 4 sistem pemerintahan negara,
yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Pemerintahan Diktator;
2. Sistem Pemerintahan Parlementer;
3. Sistem Pemerintahan Presidentil;
4. Sistem Pemerintahan Campuran.
Struktur Pemerintahan RI
Badan Pelaksana Pemerintah (eksekutif)
terbagi menjadi:
1. Pembagian berdasarkan tugas dan fungsi:
a. Departemen beserta aparat di bawahnya
b. Lembaga Pemerintahan bukan departemen
c. Badan Usaha Milik Negara
2. Pembagian berdasarkan kewilayahan dan
tingkat pemerintah :
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah wilayah
c. Pemerintah Daerah
Pembagian Kekuasaan RI

• Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat


yang membagi kekuasaan menjadi 6 yaitu :
1. Kekuasaan tertinggi diberikan oleh rakyat
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang disebut lembaga konstitutif.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai
pembuat UU disebut lembaga legislatif.
3. Presiden sebagai Penyelenggara
pemerintahan disebut Lembaga Eksekutif.
4.Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sebagai
pemberi saran kepada penyelenggara
pemerintah disebut Lembaga Konsultatif.
5.Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga
peradilan dan penguji UU disebut Lembaga
Yudikatif; dan
6.Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
lembaga yang mengaudit keuangan negara
disebut lembaga auditatif.
HAK ASASI MANUSIA
• Berdasarkan TAP MPR RI No. XVII/MPR/1998
tentang HAM yang dimaksud tentang HAM
adalah hak sebagai anugerah Tuhan YME yang
melekat dalam diri manusia, bersifat kodrati,
universal dan abadi berkait dengan harkat dan
martabat manusia
• Sedang Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM yang dimaksud HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati.
• HAM yang termaktub di dalam UUD 1945 pasal 28A hingga
28J meliputi : (1) Hak untuk hidup serta mempertahankan
hidup dan kehidupan, (2) Hak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, (3)
Hak kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
hak perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi bagi
anak, (4) Hak mengembangkan diri dari pemenuhan
kebutuhan dasarnya, mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, (5) Hak memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negaranya, (6) Hak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
• Sedangkan menurut ketetapan MPR RI No.
XXVII/MPR/1998 tentang HAM, tercantum
juga tentang HAM yang meliputi: (1) Hak
untuk Hidup, (2) Hak Berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, (3) hak
mengembangkan diri, (4) Hak keadilan, (5)
Hak kemerdekaan, (6) Hak atas kebebasan
informasi, (7) Hak Keamanan, (8) Hak
kesejahteraan, dan (9) hak perlindungan dan
pemajuan.
• Sedangkan menurut UU No. 39 Tahun 1999
tentang HAM, HAM sendiri meliputi: (1) Hak
untuk hidup, (2) Hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, (3) Hak
mengembangkan diri, (4) Hak Memperoleh
keadilan, (5) Hak atas kebebasan pribadi, (6)
Hak atas rasa aman, (7) Hak atas
kesejahteraan, (8) Hak turut serta dalam
pemerintahan, (9) Hak Khusus bagi wanita,
dan (10) Hak anak.
The Four Freedom
• Pada saat terjadinya Perang Dunia II, NAZI Jerman
menginjak2 HAM. Melihat kenyataan ini Presiden US
Franklin D. Roosevelt menganggap bahwa hak asasi
manusia yang lahir pada abad ke 17 dan 18
hanyalahmengatur tentang politik saja tidaklah cukup,
maka dibuatlah suatu rumusan yang dinamakan Four
Freedoms (empat kebebasan) yang meliputi:
1. Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan
pendapat (Freedom of Speech)
2. Kebebasan beragama (Freedom of Religion)
3. Kebebasan dari rasa takut (Freedom of Fear)
4. Kebebasan dari kemelaratan (Freedom from want)
WAWASAN NUSANTARA

• Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu


konsepsi berupa wawasan nasional untuk
menyelenggarakan kehidupannya.
• Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta
jati diri bangsa.
• Kata “wawasan” berasal dari kata “wawas”
yang berarti melihat atau memandang , dengan
ditambah akhiran “an” kata ini secara harfiah
berarti cara penglihatan atau cara pandang.
• Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan,
satu bangsa perlu memperhatikan tiga
faktor utama, yaitu :
1. Bumi atau ruang di mana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan semangat manusianya
atau rakyatnya
3. Lingkungan sekitarnya.
• Dengan demikian wawasan nasional adalah
cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensinya yang serba terhubung
(melalui interaksi dan interrelasi) dan dalam
pembangunannya di lingkungan nasional
(termasuk lokal dan propinsional), regional
serta global.
Paham-paham kekuasaan
• Perumusan wawasan nasional lahir
berdasarkan pertimbangan dan pemikiran
mengenai sejauh mana konsep
operasionalnya dapat diwujudkan dan
dipertanggung jawabkan . Karena itu
dibutuhkan landasan teori yang dapat
mendukung rumusan wawasan nasional.
• Teori-teori yang dapat mendukung rumusan
tersebut antara lain:
Paham Machiavelli (Abad XVII)
• Gerakan pembaharuan yang dipicu oleh
masuknya ajaran islam di Eropa Barat
sekitar abad VII telah membuka dan
mengembangkan cara pandang bangsa-
bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan
peradaban barat modern seperti sekarang
• Machiavelli dalam bukunya yang berjudul
The Prince memberikan pesan tentang cara
membentuk kekuatan politik yang besar agar
sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh.
• Menurut Machiavelli sebuah negara akan
bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
berikut :
1. Segala cara dihalalkan dalam merebut dan
mempertahankan kekuasaan;
2. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu
domba adalah sah;
3. Dalam dunia politik, yang kuat pasti dapat
bertahan dan menang
Paham Kaisar Napoleon (Abad XVIII)
• Napoleon berpendapat bahwa perang di masa
depan akan merupakan perang total yang
mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan
nasional.
• Dia berpendapat bahwa kekuatan politik harus
didampingi oleh kekuatan logistik dan ekonomi
nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh
kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan
dan teknologi demi terbentuknya kekuatan
hankam untuk menduduki dan menjajah negara-
negara di sekitar Perancis.
Paham Jenderal Clausewitz (Abad
XVIII)
• Menurut Clausewitz perang adalah
kelanjutan politik dengan cara lain.
• Baginya, peperangan adalah sah-sah saja
untuk mencapai tujuan nasional suatu
bangsa.
Paham Feurbach dan Hegel
• Dalam Paham ini menimbulkan 2 aliran
besar di dunia pada saat itu yaitu
Kapitalisme yang disebarkan oleh Feurbach
dan Komunisme oleh Hegel
• Pada saat itu orang-orang berpendapat
bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu
negara adalah seberapa besar surplus
ekonominya, terutama diukur dengan emas.
Paham Lenin (Abad XIX)
• Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz.
Menurutnya perang adalah kelanjutan politik
dengan cara kekerasan.
• Bagi leninisme, perang / pertumpahan darah
atau revolusi di seluruh dunia adalah sah
dalam kerangka mengkomuniskan seluruh
bangsa di dunia.
Paham Lucian W Pye dan Sydney
• Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsur-
unsur subyektifitas dan psikologis dalam tatanan
dinamika kehidupan politik suatu bangsa.
• Kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai
apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan
politik bangsa yang bersangkutan.
• Dengan demikian proyeksi eksistensi kebudayaan
politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-
kondisi obyektif tetapi juga subyektif dan
psikologis.
Teori-teori Geopolitik
• Geopolitik berasal dari kata Geo dan Politik.
Geo artinya bumi dan Politik berarti
kekuatan yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan dasar dalam
menentukan alternatif kebijaksanaan
nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
• Beberapa pendapat dari pakar-pakar
Geopolitik antara lain sebagai berikut :
Pandangan Frederich Ratzel
• Pokok-pokok ajarannya sebagai berikut :
1. Dalam hal tertentu pertumbuhan negara dapat
dianalogikan dengan pertumbuhan organisme
yang memerlukan ruang lingkup yang
memerlukan proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati
2. Negara identik dengan suatu ruang, makin luas
potensi ruang tersebut maka makin besar
kemungkinan kelompok politik itu tumbuh
(teori ruang).
3.Suatu bangsa dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja
yang dapat bertahan hidup terus dan
langgeng.
4. Semakin tinggi budaya suatu bangsa,
semakin besar kebutuhan akan sumber daya
alam. Apabila wilayah tidak mencukupi
bangsa tersebut akan mencari pemenuhan
kebutuhan kekayaan alam di luar wilayahnya.
Pandangan Rudolf Kjellen
• Pandangannya berisikan :
1. Negara merupakan satuan biologis, suatu
organisme hidup yang memiliki intelektual;
2. Negara merupakan suatu sistem politik/
pemerintahan yang meliputi bidang-bidang:
Geopolitik, ekonomi politik, demo politik,
sosial politik dan krato politik(politik
pemerintah)
3. Negara tidak harus bergantung pada
sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan
kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya : Ke
dalam, untuk mencapai persatuan dan
kesatuan yang harmonis dan ke luar, untuk
memperoleh batas-batas negara yang lebih
baik.
Pandangan Karl Haushofer
• Menurut pandangannya :
1. Kekuasaan Imperium darat yang kompak
akan dapat mengejar kekuasaan Imperium
Maritim untuk menguasai pengawasan di
laut;
2. Beberapa negara besar di dunia akan timbul
dan akan menguasai Eropa, Afrika, Asia
Barat serta Jepang di Asia Timur Raya.
• Sementara itu ajaran Haushofer lainnya yaitu
Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik
beratkan kepada strategi perbatasan. Ruang hidup
bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial
yang rasial mengharuskan pembagian baru
kekayaan alam di dunia.
• Sementara menurut pandangan Sir Halford
Mackinder ajarannya menyatakan: barang siapa
dapat menguasai “daerah jantung” yaitu Eurasia
maka akan dapat menguasai “Pulau Dunia” yaitu
Asia, Eropa dan Afrika. Selanjutnya siapa yang
dapat menguasai pulau dunia maka akan dapat
menguasai dunia.
• Sementara itu pandangan ajaran Sir Walter
Raleigh dan Alfred Thyer Mahan mempunyai
gagasan “wawasan bahari”, yaitu yang
ajarannya berupa : barang siapa yang
menguasai lautan akan menguasai
perdagangan. Menguasai perdagangan
berarti menguasai “kekayaan dunia”
sehingga pada akhirnya menguasai dunia.
• Pandangan menurut ajaran W. Mitchell, A
saversky, Giulio Dauhet dan JF Charles Fuller
yang bertumpu pada teori “Wawasan
Dirgantara” yaitu kekuatan di udara
hendaknya mempunyai daya yang dapat
diandalkan untuk menangkis ancaman dan
melumpuhkan kekuatan lawan dengan
menghancurkannya di kandangnya sendiri
agar lawan tidak mampu lagi untuk
menyerang.
Wawasan Nasional Indonesia
• Wawasan nasional Indonesia merupakan
wawasan yang dikembangkan berdasarkan
teori wawasan nasional secara universal.
• Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan
Geopolitik Indonesia.
PAHAM KEKUASAAN INDONESIA
• Wawasan nasional bangsa indonesia tidak
mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan
adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung
benih-benih persengketaan dan ekspansionisme.
• Ajaran wawasan nasional Indonesia menyatakan
bahwa ideologi digunakan sebagai landasan idiil
dalam menentukan politik nasional, dihadapkan
pada kondisi dan konstelasi geografis indonesia
dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
• Tujuannya untuk agar bangsa Indonesia dapat
menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di
tengah-tengah perkembangan dunia.
GEOPOLITIK INDONESIA
• Pemahaman tentang negara Indonesia menganut
paham negara kepulauan, yaitu paham yang
dikembangkan dari asas archipelago yang
memang berbeda dengan pemahaman archipelago
barat.
• Perbedaan yang paling esensial yaitu berdasar
Archipelago barat: laut berperan sebagai
“pemisah” pulau, sedangkan menurut archipelago
Indonesia : Laut adalah “penghubung” sehingga
wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh
sebagai “tanah air” dan disebut Negara Kepulauan.
LATAR BELAKANG FILOSOFIS
• Latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran
pembinaan dan pengembangan wawasan nasional
Indonesia ditinjau dari :
1. Berdasarkan Falsafah Pancasila :
A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
C. Sila Persatuan Indonesia
D. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
E. Sila Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Berdasarkan Aspek Kewilayahan
Nusantara
3. Berdasarkan Aspek Sosial Budaya Bangsa
Indonesia, dan
4. Berdasarkan Aspek Kesejarahan Bangsa
Indonesia.
Implementasi wawasan nusantara

• Wawasan nusantara dalam kehidupan


nasional yang mencakup kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan harus tercermin dalam pola pikir,
pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
mengutamakan kepentingan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
• Wawasan nusantara menjadi nilai yang
menjiwai segenap peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada setiap strata di
seluruh wilayah negara, sehingga
menggambarkan sikap dan perilaku, paham
serta semangat kebangsaan atau
nasionalisme yang tinggi yang merupakan
identitas atau jati diri bangsa indonesia.
PENGERTIAN WAWASAN
NUSANTARA
• Menurut TAP MPR Tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
• Berdasar pendapat Prof Dr. Wan Usman Wawasan
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.
• Berdasar Kelompok Kerja wawasan Nusantara,
wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba ragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Landasan Wawasan Nusantara
• Wawasan Nusantara memiliki 2 Landasan
yang melandasi mengenai wawasan
Nusantara, 2 landasan tersebut yaitu :
• Landasan Idiil yaitu Pancasila, serta
• Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945
Landasan Idiil
Pancasila
• Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar
negara yang terumuskan di dalam pembukaan UUD
1945
• Pada hakikatnya pancasila mencerminkan nilai
keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan
dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan
kearifan dalam membina kehidupan nasional
• Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan
dasar negara mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat para penyelenggara negara, para
pimpinan pemerintah, dan seluruh rakyat Indonesia.
Landasan Konstitusional
UUD 1945
• UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi
pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia
bersepakat bahwa Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat
yang dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
• Negara mengatasi segala paham golongan, kelompok
dan perseorangan serta menghendaki persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek dan dimensi kehidupan
nasional. Artinya, kepentingan negara dalam segala
aspek dan perwujudannya lebih diutamakan di atas
kepentingan golongan, kelompok dan perseorangan
berdasarkan aturan, hukum dan perundang-undangan
yang berlaku.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
• Konsepsi wawasan nusantara terdiri dari 3
unsur dasar yaitu :
1. Wadah (contour)
2. Isi (Content) dan
3. Tata Laku (Conduct)
Wadah (Contour)
• Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki kekayaan alam dan penduduk
dengan aneka ragam budaya
• Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik
• Wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah
berbagai lembaga dalam wujud infrastruktur
politik.
Isi ( Content)
• Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di
masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
• Isi menyangkut 2 hal yaitu :
1. Realisasi aspirasi bangsa sebagai
kesepakatan bersama serta pencapaian cita-
cita dan tujuan nasional ;
2. Persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan
yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
Tata Laku (Conduct)
• Tata laku merupakan hasil interaksi antara
wadah dan isi yang terdiri dari tata laku
batiniah dan lahiriah.
• Tata laku Batiniah mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitasyang baik dari
bangsa Indonesia
• Tata Laku Lahiriah tercermin dalam tindakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Hakikat Wawasan Nusantara
• Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan
nusantara, dalam pengertian: cara pandang
yang secara utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional.
• Hal tersebut berarti bahwa setiap warga
banga dan aparatur negara harus bersikap,
berpikir dan bertindak secara utuh
menyeluruh demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia tanpa harus menghilangkan
kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan dan orang per orang.
Asas Wawasan Nusantara
1. Kepentingan yang sama
2. Tujuan yang sama
3. Keadilan
4. Kejujuran
5. Solidaritas
6. Kerja sama, dan
7. Kesetiaan.
Arah pandang
• Arah Pandang ke dalam
1. Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin
perwujudan persatuan dan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah
maupun aspek sosial
2. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa
bangsa indonesia harus peka dan berusaha untuk
mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-
faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa
dan harus mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan.
• Arah Pandang ke luar
1.Arah pandang ke luar ditujukan demi
terjaminnya kepentingan nasional dalam
dunia yang serba berubah maupun
kehidupan dalam negeri serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial serta kerja sama dan sikap
saling hormat menghormati.
2. Arah pandang ke luar mengandung arti
bahwa dalam kehidupan internasionalnya,
bangsa indonesia harus berusaha
mengamankan kepentingan nasionalnya
dalam semua aspek kehidupan baik politik,
ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan demi tercapainya tujuan nasional
sesuai dengan yang tertera pada
pembukaan UUD 1945.
KEDUDUKAN
• Wawasan nusantara menjadi landasan visional
dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
• Wawasan nusantara dalam paradigma nasional
dapat dilihat dari stratifikasi sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa
dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idiil
2. UUD 1945 berkedudukan sebagai landasan
konstitusional
3. Wawasan nusantara sebagai visi nasional
berkedudukan sebagai landasan visional.
4. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi
nasional berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional
atau sebagai kebijakan dasar nasional
berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi
• Wawasan nusantara berfungsi sebagai
pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-
rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan
• Wawasan nasional bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu atau
kelompok, golongan, suku ataupun daerah.
Implementasi wawasan nusantara
1. Implementasi wawasan nusantara di bidang
politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis
2. Implementasi wawasan nusantara dalam
bidang ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara merata dan
adil.
3. Implementasi wawasan nusantara dalam
bidang sosial budaya akan menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima
dan menghormati segala bentuk perbedaan
atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia sang pencipta.
4. Implementasi wawasan nusantara dalam
bidang hankam akan menumbuh kembangkan
sikap kesadaran cinta tanah air dan pada
akhirnya akan membentuk sikap bela negara
pada setiap warga negaranya.
Tantangan Implementasi wawasan
nusantara
1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Dunia Tanpa Batas
3. Era Baru Kapitalisme
4. Kesadaran warga Negara
Keberhasilan Implementasi
• Untuk tercapainya keberhasilan Implementasi di
bidang wawasan nusantara, maka bangsa Indonesia
perlu memiliki kesadaran untuk :
1. Mengerti, memahami dan menghayati hak dan
kewajiban warga negara dengan negara sehingga
sadar sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air
berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan
nusantara.
2. Mengerti, memahami dan menghayati bahwa di dalam
menyelenggarakan kehidupannya negara memerlukan
konsepsi wawasan nusantara, sehingga sadar kita
sebagai warga negara yang memiliki wawasan
nusantara guna mencapai cita-cita dan tujuan
nasional

Anda mungkin juga menyukai