Anda di halaman 1dari 8

Pengertian IPTEK

IPTEK singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu. Pengetahuan berasan dari kata “tahu” (mengerti) sesudah
melihat, menyaksikan, mendengar, atau mengalaminya sendiri. Pengetahuan itu akan
menjadi suatu ilmu setelah disusun dan dirmuskan secara sistematis.dalam agama
Islam istilah ilmu sangat dikenal, bahkan di dalam Al-Quran kata ilmu dengan
berbagai bentuknya disebutkan dengan berulang-ulang sebanyak 854 kali. Kata ini
digunakan berkaitan degan arti suatu proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan.
Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari
akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Perhatikan misalnya ‘alamun jamaknya a’lam
(bendera), ‘ulmat (bibir sumbing), ‘alam (gunung-gunung), ‘alamat (alamat), dan
sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Sekalipun demikian,
kata ini berbeda dengan ‘arafa (mengetahui), “arif (yang mengetahui), dan ma’rifah
(pengetahuaan).
Allah tidak dinamakan ‘arif, tetapi ‘alim yang berkata kerja ya’lam (Dia
Mengerahui), dan biasanya Al-Quran menggunakan kata itu untuk Allah Yang Maha
Mengetahui, walaupun ghaib, tersembunyi, atau dirahasiakan. Perhatikanlah: ya’lamu
maa fii al-arhaam (Allah mengetahui sesuatu yang berada di dalam Rahim), maa
tahmil kulku untsa (apa yang dikandung oleh setiap betina/perempuan), maa fis
samawat wa maa fil ardh (yang ada di langit dan di bumi), khainaat al-‘ayun wa maa
tukhfy ash-shuduur (kedipan mata dan yang disembunyikan dalam dada). Demikian
juga ‘ilm yang disandarkan kepada manusia, semuanya mengandung makna kejelasan.
Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi
kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama ynag dijelaskan
dalam QS.2 (Al-Baqarah):31 dan 32 yang artinya “Dan Dia ajarkan kepada Adam
nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para Malaikat,
seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar
! Mereka menjawab,’Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui,
Mahabijaksana”.
Teknologi adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang ututh dan
menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersendar kepada
proses teknis tertentu. Sedangkan teknik adlah pengetahuan dan kepandaian membuat
sesuatu yang berkenaan dengan hasil industry (bangunan, mesin, dsb). Istilah teknik
berasalah dari bahasa Yunani teknikos, artinya dibuat dengan keahlian. Secara luas,
teknik adalah semua manifestasi dalam arti materiil yang lahri dari daya cipta manusia
untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna mempertahankan kehdiupan.
Dalam arti klasik, teknik adalah ilmu pengetahuan dalam perngertian luas, yang
berto[ang kepada ilmu-ilmu: perencanaan, kontruksi, pengamanan, utilitas, tepat guna,
dan sebagainya dari semua bangunan teknik, sipil, maupun militer.

Menelusuri pandangan Al-Quran tentang teknologi, mengundang kita menengok


sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagiam
ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara mengenai alam materi dan
fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Quran menyatakan
bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.

Ayat-ayat Al-Qur’an tentang IPTEK


Dalam Al-Qur’an, banyak ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan
kemampuan ilmiah. Tak hanya manusia biasa yang diperintahkan, bahkan Rasulullah Muhammad saw
pun juga diperintahkan untuk selalu berdoa dan berusaha agar selalu ditambahkan ilmu pengetahuannya.
Dalam surah thaha ayat 114, Allah berfirman:

‫ب ِز ْد ِني ِع ْل ًما‬
ِ ‫وقُ ْل َر‬...
َ
“ ... berdoalah (hai muhammad), ‘wahai tuhanku, tambahkanlah untukku ilmuku”

Manusia memang diberikan naluri yang selalu haus akan pengetahuan, sebagaimana sabda
Rasulullah: “dua keinginan yang tidak pernah puas, keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut
harta”. sebab itulah manusia terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugrah Allah
yang telah dilimpahkan kepadanya, sehingga laju teknologi tidak dapat dibendung. Agar manusia tidak
menjadi kepompong yang membahayakan dirinya, manusia terus mengarahkan diri agar tidak
memperturutkan harta dan teknologi yang dapat membahayakan. Allah berfirman dalam QS. Yunus :
24 yang artinya sebagai berikut:

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti (hujan) yang Kami turunkan dari
langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman di bumi, di antaranya ada
yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya,
dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya,
tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-
tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh
kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang
berfikir. (QS. 10: 24) Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

Objek ilmu meliputi materi, fenomena, dan non fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan
dapat dilihat, diketahui manusia pun tidak. Dalam QS. Al-Nahl: 8 Allah berfirman:

َ ‫َو ْال َخ ْي َل َو ْال ِبغَا َل َو ْال َح ِم‬


َ‫ير ِلت َ ْر َكبُوهَا َو ِزينَةً َو َي ْخلُ ُق َما َل ت َ ْعلَ ُمون‬
“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”

Jelas bahwa pengetahun manusia sangat terbatas, karena itu Allah menegaskan dalam QS. Al-
Isra: 85.

‫ن أ َ ْم ِار َر ِبي َو َما أُو ِتيت ُْام ِمنَا ْال ِع ْل ِام ِإ َا‬
ً ‫ّل قَ ِل‬
‫يلا‬ ‫ح ِم ْا‬
‫الرو ُا‬
ُّ ‫ل‬‫وحِ قُ ِا‬
‫الر ا‬
ُّ ‫ن‬
‫ع ِا‬ ‫َو َيسْأَلُون َا‬
َ ‫َك‬

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Pertama kali diturunkan, Al-Qur’an sudah menegur kekeliruan manusia agar mereka belajar,
mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan denga membaca, mencoba, memperhatikan,
menyelidiki dan merumuskan teori. Semua itu tentunya harus dilakukan dengan berbasis iman, dengan
menyebut nama tuhan yang menciptakan dengan mengucap basmalah, sebagaimana dalam firman Allah
pada surah Al-‘Alaq:1-5

O ‫سانَا َما لَ ْام يَ ْع َل ْما‬


َ ‫اْل ْن‬ َ ‫ الَذِي‬o ‫ ا ْق َرأاْ َو َربُّكَا‬o ‫علَقا‬
َ o ‫علَ َام بِ ْالقَلَ ِام‬
ِ ْ ‫ع َل َما‬ ِ ْ ‫ َخلَقَا‬o َ‫ا ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِبكَ الَّذِي َخلَق‬
َ ‫اْل ْن‬
‫سانَا مِ ْا‬
َ ‫ن‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Allah mengajar manusia nama-nama benda seluruhnya, alam semesta merupakan satu akar
dengan ilmu pengetahuan, sebab itu jagad raya ini pertanda adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang Maha
Menciptakan yang menjadi salah satu pelajaran bagi manusia yang dapat diambil untuk diamati dan
dipelajari. Alam tidaklah diciptakan dengan sia-sia, adanya alam bukan sebuah kebetulan maupun tidak
disengaja. Alam diciptakan dengan kondisi sempurna, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Anbiya:
16

َ ‫س َما َء َو ْاْل َ ْر‬


َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما َل ِع ِبين‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan
bermain-main.”

Al-Qur’an juga mendorong manusia untuk terus mencari ilmu dan mengembangkannnya
menjadi nyata dalam teknologi agar manusia menyadari akan kebesaran Allah yang maha pencipta.
Apapun yang akan ditemukan oleh manusia dalam kemajuan ilmu dan teknologi akan mengantar
manusia pada suatu pengakuan terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah. Sebagaimana firman Allah
dalam QS. Fushshilat:53

‫ش ِهيدا‬
َ ‫َيءا‬ ‫علَ ٰىأَنَ اهُ ُك ِا‬
ْ ‫لش‬ َ ‫ف ِب َر ِبكَا‬ ‫ى يَتَبَيَنَا لَ ُه ْام أَنَ اهُ ْال َح ُّا‬
‫ق أ َ َولَ ْام َي ْك ِا‬ ‫ق َو ِفي أ َ ْنفُ ِس ِه ْام َحت َ ٰا‬
‫سنُ ِري ِه ْام آ َياتِنَا ِفي ْاْلفَا ِا‬
َ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi
dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Diantara ayat Al-Qur’an ada yang berbicara tentang teknologi khusus, antara lain:

a. Teknologi Transportasi

َ ‫َو ْال َخ ْي َل َو ْال ِبغَا َل َو ْال َح ِم‬


َ‫ير ِلت َ ْر َكبُوهَا َو ِزينَةً َويَ ْخلُ ُق َما َل ت َ ْعلَ ُمون‬
“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya
dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.”

b. Teknologi Informasi

O ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬


َ ‫اْل ْن‬ َ o ‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬ َ ‫الَّذِي‬
“yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

c. Teknologi Antariksa
َ ‫س ْل‬
‫طانإِ َّلا‬ ُ ِ‫ّل تَ ْنفُذُونَا ب‬ ‫ت َو ْاْل َ ْر ِ ا‬
‫ض بِفَا ْنفُذُوا َا‬ ‫س َم َاوا ِا‬
َ ‫ار ال‬ َ ‫ن أ َ ْق‬
‫ط ِا‬ ‫ط ْعت ُْام أ َ ْا‬
‫ن ت َ ْنفُذُوا ِم ْا‬ َ َ ‫ن ا ْست‬ ‫اْل ْن ِسإِ ْال ِج ِا‬
‫ن إِ ِا‬ ِ ْ ‫َر َو‬
‫يَا َم ْعش َا‬
”Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
Konsep tentang Pengembangan IPTEK
Menurut ajaran islam, usaha pengembangan IPTEK dapat dimasukkan ke dalam aspek
pengabdian manusia kepada Allah SWT yang juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas ketakwaannya kepada Allah SWT sehingga tidak ada kegiatan manusia yang sia-sia
atau berakhir hanya di dunia ini saja. Pengembangan iptek dapat menjadi bagian dari
pengabbdian tersebut apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Niat karena Allah SWT
Segala perbuatan baik yang dilakukan manusia di dunia dapat dikategorikan sebagai
ibadah apabila diniatkan karena Allah SWT, begitu pula dengan pengembangan iptek.
2. Mengintegrasikan pengetahuan yang disediakan oleh Allah SWT
Pengetahuan yang disediakan oleh Allah dapat berupa ayat-ayat kauniah dan ayat-ayat
tanziliah. Ayat kauniah adalah pengetahuan yang terhampar di alam kehidupan.
Sedangkan tanziliah adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
berupa Al-Qur’an. Pengembangan iptek tersebut dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan tersebut agar menghasilkan sesuatu yang
modern tetapi tetap mengikuti ajaran islam.
3. Berorientasi pada kemaslahatan umat manusia
Menurut islam pengembangan iptek tidak boleh memberikan kerugian kepada orang
lain karena manusia juga harus menjaga hubungan yang baik antar sesama.
4. Menjaga keseimbangan alam.
Manusia mempunyai kedudukan sebagai khalifah di bumi ini yang berarti manusia
diberikan amanah untuk menjaga segala sesuatu yang ada di muka bumi termasuk
keseimbangan alam.
5. Menyadari bahwa iptek adalah hasil kerja manusia yang tidak dapat menghasilkan
kebenaran mutlak.
Sehebat apapun manusia tetaplah hanya hamba Allah yang tidak lepas dari kesalahan
yang ada.
6. Berorientasi pada keridhaan Allah SWT.
Pengembangan iptek harus didasari dengan ridha Allah SWT. Apabila Allah tidak
meridhai suatu hal maka hal tersebut tidak dapat berjalan dengan baik karena sejatinya
tujuan tertinggi dari setiap mal usaha manusia adalah tercapainya ridha Allah terhadap
amal usahanya tersebut.
Tujuan pengembangan IPTEK
Iptek adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu merupakan hal yang
sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan ilmu manusia sendiri pun dapat
memenuhi kebutuhan dan keperluan nya. Dengan ilmu dapat terpelajari dengan mudah
apapun yang ingin kita kerjakan.

Dalam hal ini, Al-Qur’an pun sangat konsen dalam hal mendorong manusia untuk mencari
ilmu pengetahuan dan mengembangkannya menjadi nyata dalam bentuk teknologi agar
manusia semakin menyadari betapa besarnya kebesaran Penciptanya. Dengan segala yang
ditemukannya, akan mengantarkan mereka kepada suatu pengakuan terhadap kebesaran dan
kekuasaan Allah sebagai sang pencipta.

Manusia ditantang bukan hanya menguasai bumi tetapi juga menerobos langit, manusia juga
diberi potensi-potensi untuk keluar dari batas bumi agar dapat mengamati alam semesta
sebagai tanda kebesaran Allah. Seperti yang tertera di Al Qur’an surah ke-55 ayat ke-33 yang
artinya: “Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu mampu menembus langit dan bumi,
cobalah, tapi kamu tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sulthan.”

Perkataan sulthan disini mempunyai arti “kekuatan”. Jaman dahulu diartikan sebagai
penguasa, tetapi jaman semakin berkembang sehingga penguasa dengan kekuatan dapat
disumbangkan oleh kekuatan dan kekuasaan dalam bidang iptek. Dengan iptek manusia dapat
mencapai tepian ufuk langit bahkan sampai ke bulan, dan semakin berkembangnya iptek pula
manusia berupaya untuk menggapai lebih tinggi.

Disamping harus mengingatkan manusia akan kebesaran Allah, teknologi dan hasilnya juga
menyadarkan manusia kalau manusia adalah khalifah Allah yang dapat menundukkan alam
semesta atas izin Penciptanya.

Al-Qur’an pun menyodorkan berbagai pedoman sains yang berhubungan dengan pengetahuan
bumi dan angkasa luar dan memberikan perlengkapan-perlengkapan agar dapat menyelidiki
segala sesuatu demi membuka materi-materinya.

Dengan hal tersebut manusia dapat berpikir dari apa yang diberikan sebagai kemampuan
untuk menjelajahi lebih dalam rahasia-rahasia dunia fisik. Siapakah sebenarnya yang
memberikan kekuatan dan kemampuan kecerdasan manusia untuk menguasai teknologi demi
kebutuhannya sendiri? Manusia diharapkan dapat mampu mengemban amanah sebagai
khalifah-Nya di atas bumi.
Kegunaan IPTEK

Perkembangan IPTEK saat ini memberikan banyak sekali manfaat dalam segala bidang dalam
hidup manusia, sebagai berikut:

1. Bidang informasi dan komunikasi.


a. Dapat lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru dengan
internet.
b. Dapat lebih mudah berkomunikasi dengan siapa saja.
2. Bidang ekonomi dan bisnis
a. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
3. Bidang pendidikan
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan.

b. Munculnya metode-metode pelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode
baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena
materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.

4. Bidang Politik
Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya
regionalisme. Kemjauan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan
kesadaran regionalisme. Ditambang dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi
telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud
dalam bidang kerjasama ekonomi,sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan
ekonomi baru.

Sumber:

1. Mujilan, dkk. (2018). Buku ajar matakuliah pengembangan kepribadian agama


islam
(membangun pribadi muslim moderat). Jakarta: Midada Rahma Press.
2. http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/ayat-al-quran-dan-hadist-tentang-iptek.html
3. Dwijo, A. (2014). PENGEMBANGAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM. [online]
researchgate.net. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/315997927_PENGEMBANGAN_IPTEK_D
ALAM_TINJAUAN_HUKUM_ISLAM [Accessed 12 Nov. 2018].
4. Asis Gande.2009.Dampak dan Peranan IPTEK Terhadap Kehidupan Manusia

Anda mungkin juga menyukai