Anda di halaman 1dari 10

Reksa Dana Syariah

(DSN MUI NO 20/DSN-MUI/IV/2001)


(Ekonomi Syariah)
oleh
Mashudi NIM. 2016470174
Muhammad Ali Shodiq NIM.2016470121

A. PENAHULUAN
1. Latar Belakang
Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi
sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi
yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana
ini kemudian dikelola oleh manajer investasi (MI) ke dalam portofolio
investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti
lainnya.1
Reksa dana syariah merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
mempunyai banyak keahlian dan waktu untuk menghitung atas investasi
mereka, reksa dana syariah di rancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat, hal tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan peran
pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksa dana syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok
investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan
cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius yang
memang sejalan dengan prinsip syariah.
Akhir-akhir ini reksa dana banyak dibicarakan orang dan diharapkan
dapat membawa angin segar bagi perkembangan dunia pasar modal yang
sangat diperlukan oleh perekonomian Indonesia. Berkenaan dengan itu, Majelis
Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa mengenai investasi dalam reksa

1,https://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana.html Reksadana ,di posting tanggal 12 Maret 2015 di


akses pada 24 September 2018 18.30 wib

1
dana. Oleh karena itu, saat ini di samping investasi pada Bank Islam, bagi umat
Islam juga telah terbuka peluang untuk ikut berinvestasi dalam Reksa Dana
yang mengikuti Syariah Islam atau Reksa Dana Syariah.2
2. Fokus Pembahasan
Fokus pembahasan makalah ini adalah tentang identifikasi reksa dana
syariah (yang meliputi konsep masalah, sumber permasalahan, cara pemilihan
masalah dan perumusan masalah).
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar reksa dana syariah
b. Untuk mengetahui apa saja kendala pengembangan reksa dana syariah dan
strategi pengembangan reksa dana syariah
c. Untuk mengetahui apa dasar hukum reksa dana syariah di Indonesia

2 http://news.islamicind.com/file/137847/perkembangan-reksadana-dan-pasar-modal.html
Perekembangan Reksadana Dan Pasar Modal di posting tanggal 28 juni 2017 di akses pada 25
September 2018 21.00 wib

2
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah merupakan sebagai reksa dana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat islam, reksa dana syariah,
misalnya tidak menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari
perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat
Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging
babi.3
Reksa dana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh
National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity
dengan kapitalisasi sebesar U$ 150 juta. Sedangkan di Indonesia reksa dana
syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998 oleh PT Dana Reksa
Investasi, dimana pada saat itu PT Dana Reksa Investasi mengeluarkan produk
reksa dana berdasarkan prinsip syariah berjenis reksa dana campuran yang
dinamakan reksa dana syariah berimbang.4
Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No. 20/DSN-MUI
/IX/2000 mendefinisikan reksa dana syariah sebagai reksa dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengurus investasi.
Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No. 20/DSN-MUI
/IX/2000 ini memuat antara lain:
a. Dalam reksa dana konvensional masih terdapat unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah baik dari segi akad pelaksanaan investasi
maupun dari segi pembagian keuntungan.
b. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai
dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran

3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003
4 https://www.coursehero.com/file/21733057/sejarah-reksadana.html Sejarah Reksa Dana
di posting tanggal 14 januari 2017 di akses pada 24 September 2018 20.34 wib

3
umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha,
penempatan pada deposito dalam Bank umum syariah dan surat utang
yang sesuai dengan syariah.
c. Jenis usaha emiten harus sesuai dengan syariah antara lain tidak boleh
melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga
keuangan ribawi, usaha memproduksi, mendistribusi serta
memperdagangkan makanan dan minuman haram serta barang-barang
atau jasa yang merusak moral dan membawa mudharat.
d. Emiten dinyatakan tidak layak berinvestasi dalam reksa dana syariah jika
struktur utang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari
utang.
e. Mekanisme operasional reksa dana syariah terdiri dari wakalah antara
manajer investasi dan pemodal, serta mudharabah antara manajer
investasi dengan pengguna investasi.5
Karakteristik mudarabah adalah sebagai berikut:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (yang diwakili oleh manajer
investasi) dan penggunaan investasi berdasarkan pada proposi yang
ditentukan dalam akad yang telah ditentukan bersama tidak ada jaminan
atas hasil investasi tertentu kepada si pemodal.
b. Pemodal menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer investasi sebagai pemodal tidak menanggung risiko kerugian
atas investasi yang dilakukan sepanjang bukan karena kelalaian.
Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksa dana syariah adalah:
a. Dari saham berupa:
1. dividen
2. capital gain.
b. Dari obligasi syariah: bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba
emiten.

5 Nurul huda dan mustafa edwin nasution,investasi pada pasar modal syariah. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007, 128

4
c. Dari surat berharga pasar uang syariah: bagi hasil yang diterima oleh
issuer (penerbit).6
2. Kendala Pengembangan Reksa Dana Syariah dan Strategi Pengembangan
Reksa Dana Syariah
Kendala pengembangan yang dihadapi reksa dana syariah, antara lain:
a. Reksa dana relatif dikenal hanya pada kalangan masyarakat tertentu
terutama pada investor yang akan menanamkan modalnya dan masyarakat
yang mempunyai kepentingan terhadap keberadaan reksa dana syariah,
seperti: pelaku bisnis, praktisi dan akademisi di bidang ekonomi syariah.
Sehingga reksa dana syariah relatif kurang dikenal oleh masyarakat umum.
b. Dualisme sistem dalam pasar modal yang menawarkan reksa dana
konvensional, juga reksa dana syariah, kurang memberikan dukungan bagi
tumbuhnya reksa dana syariah dari aspek ekonomi. Karena masyarakat lebih
memilih reksa dana yang lebih berpengalaman dalam sistem pasar modal.
c. Untuk meningkatkan tumbuhnya reksa dana perlu dukungan pengusaha,
pelaku reksa dana syariah sekaligus akademisi guna mendukung sinergi bagi
peningkatan perkembangan reksa dana syariah di berbagai sektor ekonomi.
Adapun strategi pengembangan dari reksa dana syariah, antara lain:
a. Memperbanyak jenis reksa dana syariah guna memperbanyak alternatif
bagi masyarakat untuk menyimpan dananya di reksa dana syariah.
sekaligus ini sebagai upaya mendorong bagi tersosialisasinya “amar
ma’ruf” di bidang bisnis.
b. Selama ini perkembangan reksa dana syariah di pengaruhi oleh faktor
permintaan pasar dibanding karena faktor “idealisme”. Oleh karena itu
perlu usaha untuk mensosialisasikan idealisme reksa dana syariah, supaya
masyarakat bisa memahami urgensi keberadaan reksa dana syariah ini.
c. Perlunya sinergi dari pemerintah bapepam, pengusaha, praktisi, akademisi,
dan ulama dalam mendorong terbangunnya sistem bisnis syariah terutama
di pasar modal guna mengakomodir eksistensi reksa dana syariah.7

6 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2010

5
3. Hukum Dasar Reksa Dana Syariah di Indonesia
Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan
selama tidak bertentangan dengan syariah, mengikuti kaidah fikih yang
dipegang oleh mazhab hambali dan para fuqoha lainnya yaitu: “prinsip dasar
dalam transaksi dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh
diadakan, selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan nash
syariah”
Dalam reksa dana konvensional berisi akad muamalah yang dibolehkan
dalam islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Dan
disana terdapat banyak maslahat, seperti memajukan perekonomian, saling
memberi keuntungan diantara para pelakunya, meminimalkan risiko dalam
pasar modal, dan sebagainya. Namun didalamnya juga ada hal-hal
bertentangan dengan syariah, baik dalam segi akad, operasi, investasi,
transaksi, dan pembagian keuntungannya.8
Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi
dalam reksa dana syariah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah
tersebut, pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk
melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal, sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam prospectus. Investasi hanya dilakukan pada instrument
keuangan yang sesuai dengan syariat islam. Instrumen tersebut meliputi
instrument saham sesuai syariah, penempatan dalam deposito pada bank umum
syariah, dan syarat utang jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai
dengan prinsip syariah
Untuk menjamin reksa dana syariah beroperasi tanpa menyalahi aturan
kesyariahan seperti yang diatur dalam fatwa DSN, suatu reksa dana syariah
wajib memiliki dewan pengawas syariah (DPS) fungsi utama DPS adalah

7 Ibid, hlm. 253


8 Beni Ahmad Saebani, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, Bandung:
Pustaka Setia, 2013

6
sebagai penasihat pengelola investasi mengenai hal-hal yang terkait dengan
aspek syariah dan sebagai mediator antara reksa dana dengan DSN.9
Reksa dana syariah bertindak sebagai pengelola (mudharib) yang
berkewajiban untuk melakukan pengelolaan atas dana milik para investor.
Pengelolaan tersebut dilakukan dalam bentuk menempatkan kembali dana
milik para investor dalam berbagai instrument investasi yang sesuai dengan
nilai-nilai syariat, yaitu yang tidak mengandung unsur riba, unsur haram, unsur
perjudian (maysir), dan unsur spekulatif atau unsur resiko (gharar).
Pandangan islam tentang reksa dana Syariah ini di kutip dari Loka
Karya Alim Ulama tentang Reksa dana Syariah, yang diselenggarakan oleh
Majelis Ulama Indonesia bekerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia
tanggal 24-25 Rabiul Awwal 1417 H. Bertepatan dengan 29-30 juli 1997 M. di
Jakarta.10
Pada prinsipnya, setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan
selama tidak bertentangan dengan islam, mengikuti kaidah fikih yang di
pegang oleh mazhab Hambali dan para fuqaha lainnya yaitu: “Prinsip dalam
transaksi dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh diadakan,
selama tidak dilarang oleh islam atau beretentangan dengan nash syariah ”
Allah SWT. Memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi
akad yang mereka lakukan seperti disebut dalam Al-Qur’an surat al-Maidah
ayat 1:

Artinya :

9 Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fikih dan keuangan, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2014
10 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003

7
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut
yang dikehendaki-Nya.
Akad(perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan
perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya”.
Syarat-syarat berlaku dalam sebuah akad, adalah syarat-syarat yang
ditentukan sendiri oleh kaum muslimin, selama tidak melanggar ajaran Islam.
Rasulullah Saw. Memberi batasan tersebut dalam hadist:
“Perdamaian itu boleh antara orang-orang Islam kecuali perdamaian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Orang-orang islam
wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka disepakati kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Abu Daud,
Ibnu Majah dan Tirmizy dari Amru bin ‘Auf).

8
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Reksa dana syariah merupakan sebagai reksa dana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam, reksa dana syariah,
misalnya tidak menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari
perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat
Islam.
Kendala pengembangan yang dihadapi reksa dana syariah, antara
lain: Untuk meningkatkan tumbuhnya reksa dana perlu dukungan pengusaha,
pelaku reksa dana syariah sekaligus akademisi guna mendukung sinergi bagi
peningkatan perkembangan reksa dana syariah di berbagai sektor ekonomi,
sedangkan strategi pengembangan dari reksa dana syariah, antara lain:
Perlunya sinergi dari pemerintah bapepam, pengusaha, praktisi, akademisi,
dan ulama dalam mendorong terbangunnya sistem bisnis syariah terutama di
pasar modal guna mengakomodir eksitensi reksa dana syariah
Pandangan Islam tentang reksa dana Syariah ini di kutip dari Loka
Karya Alim Ulama tentang Reksa dana Syariah, yang diselenggarakan oleh
Majelis Ulama Indonesia bekerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia
tanggal 24-25 Rabiul Awwal 1417 H. Bertepatan dengan 29-30 juli 1997 M.
di Jakarta.
Pada prinsipnya, setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan
selama tidak bertentangan dengan islam, mengikuti kaidah fikih yang di
pegang oleh mazhab Hambali dan para fuqaha lainnya yaitu: “Prinsip dalam
transaksi dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh diadakan,
selama tidak dilarang oleh islam atau beretentangan dengan nash syariah ”.

9
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana di akses pada 24/09/2018 18.30 wib


http://news.islamicind.com/file/137847/perkembangan-reksadana-dan-pasar-
modal.html di akses pada 25/09/2018 21.00 wib
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:
Ekonisia, 2003, hlm. 198-199
https://www.coursehero.com/file/21733057/sejarah-reksadana.html
di akses pada 24/09/2018 20.34 wib
Nurul huda dan mustafa edwin nasution,investasi pada pasar modal syariah.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2007, hal. 128
Beni Ahmad Saebani, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal
Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2013, hal. 147
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fikih dan
keuangan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014, hlm. 580-581
Huda, Nurul dan Heykal Mohamad, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan
Teoretis dan Praktis, Jakarta: Prenadamedia Group, 2010.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:
Ekonisia, 2003.

10

Anda mungkin juga menyukai