Abstrak
Terapi paliatif merupakan bentuk perawatan yang bertujuan mengurangi gejala penyakit dan memperbaiki kualitas hidup
pasien, tanpa dipengaruhi stadium dan keparahan penyakit. Terapi paliatif terdiri dari tiga fase yaitu fase pertama yang
terfokus pada peningkatan kualitas hidup, fase kedua yang berorientasi menghilangkan gejala, dan fase terminal yang
bertujuan mengurangi penderitaan pasien menjelang kematian. Pendekatan terapi paliatif pada pasien keganasan ginekologi
terutama bertujuan mengurangi gejala yang umum antara lain kelelahan, nyeri, mual dan muntah, diare, sesak nafas, dan
konstipasi. Keganasan ginekologi juga dapat mencetuskan gangguan fungsi seksual dan gangguan tidur yang dapat diatasi
dengan terapi sulih hormon dan anti depresan. Pembedahan paliatif dapat dilakukan pada kasus obstruksi usus maligna,
sedangkan radioterapi dan kemoterapi paliatif biasa digunakan baik sebagai terapi definitif maupun ajuvan. Radioterapi
mengurangi edema limfe dan mengatasi pendarahan ginekologik, sedangkan kemoterapi dikatakan dapat memperpanjang
overall survival dan progression free survival. Perawatan paliatif juga dapat dilakukan dengan perawatan rumah.Perawatan
rumah terutama dilakukan pada pasien stadium dengan usia harapan hidup kurang dari enam bulan. Komunikasi adalah
penting bagi dokter untuk menyampaikan berita buruk (breaking bad news) dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat.
Pada pasien menjelang ajal, penting untuk membuat pasien merasa nyaman. Bila perlu, segala bentuk pengobatan yang
berlebihan dan sia-sia sebaiknya dihentikan. Simpulan, terapi paliatif pada penderita keganasan ginekologi dapat diberi
bersamaan ataupun setelah terapi definitif. Terapi paliatif ditujukan untuk mengurangi gejala penyakit dan memperbaiki
kualitas hidup pasien. [JK Unila. 2016; 1(2): 436-442]
Korespondensi: dr. Syifa Alkaf, SpOG | Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Jl. Dr. M. Ali Km 3,5 Palembang | HP
082176482220 | e-mail: dear.syifa@gmail.com
zolpidem 5-10 mg, lorazepam 0,5-1 mg, atau lain dengan bronkodilator, antisekresi
trazodone 25-100 mg peroral menjelang tidur. (antikolinergik), diuresis, steroid, dan antibiotik
Atasi juga penyebab primer misalnya sesuai etiologi yang mendasari.5 Untuk dispnea
obstructive sleep apnea (OSA), atau periodic yang diinduksi nyeri, dapat diberikan opioid
limb movement disorder (PLMD). Untuk restless misalnya morfin 2,5-10 mg peroral tiap 4 jam
leg syndrome dapat diberikan Ropinirole 0,25-4 atau intravena 1-3 mg jika perlu. Sedangkan
mg peroral menjelang tidur. Pada pasien obat-obatan penenang dapat diberikan
menjelang kematian, dengan keluhan golongan benzodiazepin misalnya lorazepam
insomnia, dapat dipilih sedasi kuat misalnya 0,5-1 mg tiap 4 jam.5
chlorpromazine 25-100 mg peroral atau per Pembedahan palitif pada kanker
rectal, atau quetiapine 25-50 mg peroral ginekologis dilakukan pada kasus obstruksi usus
sebelum tidur.5 maligna yang disebabkan penekanan oleh
Gangguan fungsi seksual dapat terjadi massa tumor diluar usus, ataupun karena
pada pasien kanker ginekologi karena tiga hipoperistalsis akibat adanya implantasi sel-sel
alasan, yaitu fisiologis, anatomis, dan kanker ke usus ataupun mesenterium.
psikologis, ataupun kombinasi ketiganya. Gejalanya antara lain kolik usus, nyeri perut
Wanita yang menjalani ooforektomi mengalami kontinyu, mual dan muntah.1,8
berkurangnya produksi hormon estrogen dan Jenis pembedahan yang dilakukan antara
testosteron sehingga dapat terjadi kekeringan lain Percutaneous endoscopic gastrotomy (PEG),
vagina, hot flushes, menurunnya libido, sten endoskopik, maupun enterokolostomi.
kurangnya tenaga, serta menurunnya Studi yang dilakukan oleh Tamar L dkk.10
kemampuan sensasi genital dan orgasme.1,7 membedakan etiologi maligna dan jinak pada
Secara anatomis, 4-100% wanita yang pasien kanker ginekologi yang mengalami
menjalani histerektomi radikal melaporkan obstruksi usus.8,
vagina yang memendek dan 17-58% Pasien yang mengalami asites
melaporkan berkurangnya lubrikasi. Selain itu malignaakibat penyebaran kanker ke rongga
wanita yang menjalani radioterapi pelvis juga peritoneum dapat dilakukandekompresi cairan
rentan menderita stenosis vagina dan asites melalui parasintesis. Pasien tersebut
gangguan fungsi ovarium. Kepercayaan diri harus diawasi terhadap kemungkinan imbalans
pasien kanker ginekologi juga banyak menurun cairan dan elektrolit.1Fistula traktus urinarius
karena hilangnya fungsi reproduktif, alasan dan kolon merupakan komplikasi dari
kosmetik, serta akibat efek samping keganasanginekologi progresif. Karena fistula
kemoterapi seperti alopesia. Hal ini dapat dapat mengakibatkan dampak yang signifikan
menyebabkan berkurang sampai hilangnya pada kualitas hidup, terapi pembedahan berupa
libido, mengakibatkan dispareuni, ansietas, diversi urin ataupun fekal dapat menjadi pilihan
sampai depresi.1,7 untuk mengurangi gejala inkontinensia. Ligasi
Pengobatan pada pasien dengan ureter bersamaan dengan nefrostomi
gangguan fungsi ovarium dapat berupa terapi merupakan pilihan lain.
sulih hormon. Kekeringan vagina dapat dibantu Untuk fistula kolovaginal/ rektovagina
dengan gel lubricasi, minyak vitamin E, maupun dapat dipaliasi dengan kolostomi melalui mini
preparat estrogen krim. Stenosis vagina dapat laparotomi. Sedangkan pada fistula
diatasi dengan pemakaian dilator vagina enterokutan, dapat dilakukan pendekatan
ataupun pasien dapat disarankan melakukan konservatif dengan obat antisekretori,
hubungan seksual teratur dengan pasangan. penggunaan kantung stoma, ataupun krim
Yang paling penting adalah melakukan edukasi penahan untuk melindungi kulit disekitar fistula
dan konseling pada pasien dan pasangan, tersebut.1,2
meningkatkan kepercayaan diri pasien Efusi pleura banyak juga banyak
terhadap pasangan, dan mencegah depresi dan ditemukan pada penderita kanker ovarium,
frustasi.1,2,7 menyebabkan gejala sesak nafas disertai nyeri.
Pasien keganasan dengan gejala dispnea, Manajemennya terutama mengatasi penyakit
harus dinilai intensitas gejalanya, Selanjutnya, yang mendasari, apabila disebabkan edema
komorbiditas yang mendasari harus dicari dan pulmonum dan gagal jantung, biasanya akan
diatasi, baik dengan kemoterapi, terapi radiasi, membaik dengan retriksi cairan. Akan tetapi
bronkoskopi, ataupun prosedur invasif pada untuk efusi pleura maligna, ada beberapa
toraks, pleura, kardiak, cairan ascites, dll. pilihan terapi yang tersedia, yaitu sklerosis
Terapi farmakologis yang dapat dipilih antara langsung dengan obat kemoterapi melalui chest
tube. Pilihan lain adalah dengan video-assisted gangguan gastrointestinal, dan neuropati
thoracoscopic surgery (VATS) dan pleurodesis perifer.3,12
untuk memasukkan agen sklerosis seperti talk Pada kasus kanker stadium
ke rongga pleura, 90% efektif dalam mengatasi terminal,kemoterapi salah satunya ditujukan
gejala efusi pleura.2,11 untuk mengurangi gejala akibat kanker, selain
Selain untuk pengobatan definitif dan untuk memperpanjang overall survival (OS) dan
ajuvan, radioterapi juga bisa digunakan sebagai progression free survival (PFS). Akan tetapi
terapi paliatif pada pasien keganasan pertimbangan manfaat dan risiko toksisitas dan
ginekologi stadium lanjut. Tujuannya terutama penurunan kualitas hidup harus menjadi
untuk mengurangi ataupun memperbaiki pertimbangan mendasar terhadap pemilihan
gejala. Dua gejala yang paling banyak kemoterapi paliatif.18 Studi oleh David Moore,
terkontrol pada radioterapi adalah nyeri dan dkk.19 menilai efektifitas cisplatin disbanding
pendarahan pervaginam. Gejala lain akibat kombinasi cisplatin- paclitaksel untuk
penekanan aliran limfe, edema, obstruksi usus, pengobatan karsinoma serviks stadium IVB yang
serta metastase pada tulang dan otak juga rekuren atau persisten, hasilnya ada perbedaan
menunjukkan perbaikan paska bermakna pada progression free survival (PFS),
radioterapi.12,13,14 namun tidak pada overall survival (OS). Tidak
Studi fase I oleh Luciana C dkk.15 menilai terdapat bukti peningkatan neuropati perifer
efektifitas pemberian radioterapi dan pada penambahan paclitaxel terhadap cisplatin
maksimum dosis yang dapat ditolerir. Hasilnya, untuk pengobatan kanker servik, dengan
pemberian radioterapi rentang pendek dengan meningkatnya respon terapi dan PFS dibanding
dosis 18 Gy dibagi 4 fraksi jangka pemberian kemoterapi kombinasi lainnya.20
selama dua hari dengan jarak minimal 8 jam Berdasarkan studi oleh kelompok
menunjukkan remisi gejala (komplit maupun Ginekologi Onkologi (2008), efek myelosupesi
parsial) sebesar 88,9% dengan tingkat toksisitas akibat kemoterapi berbasis cisplatin dikatakan
yang masih bisa ditolerir (level 1-2 dari skala lebih dapat ditolerir oleh wanita kulit hitam
toksisitas RTOG). dengan PFS yang ditemukan lebih
Penggunaan radioterapi sebagai terapi baik.Beberapa studi juga menunjukkan manfaat
paliatif untuk menghilangkan gejala pada kemoterapi sebagai radiosensitisizer pada
pasien stadium terminal, dapat menjadi radioterapi paliatif. Dari studi kohort terhadap
pilihan, karena baiknya respon terapi dan 43 pasien karsinoma endometrium yang
minimalnya toksisitas jika dibandingkan dengan mendapat paclitaksel-carboplatin sebelum
kemoterapi, selain itu apabila disandingkan radiasi pelvis mendapatkan hasil disease-free
dengan kemoterapi, radioterapi hiperfraksi survival rata-rata sebesar 50 bulan, dengan PFS
dosis rendah (80 cGy perkali sebanyak dua kali dan OS tiga tahunnya sebesar masing-masing
sehari dengan total 2600-3040 cGy) dapat 53% dan 68%.21,22
bermanfaat pada kanker ovarium rekuren dan Pada pasien kanker stadium terminal,
persisten.16 fokus terapiadalah membuat pasien merasa
Sebuah tinjauan sistematik dilakukan nyaman dan tenang, oleh karena itu perawatan
Chow dkk.17mengenai radioterapi paliatif untuk rumah adalah pilihan yang lebih baik untuk
menghilangkan gejala nyeri pada kanker pasien dan keluarganya.Di Indonesia,perawatan
ginekologi yang metastase ke tulang. Hasilnya, paliatif di rumah biasanya memerlukan
dari 16 studi yang didapat, tidak terdapat kunjungan tim kesehatan secara teratur di
perbedaan bermakna terhadap rerata respons rumah. Tim dapat terdiri dari dokter, perawat,
terhadap nyeri antara pemberian radioterapi atau bidan yang melakukan pemeriksaan dan
fraksi tunggal dibanding multi fraksi, begitu penilaian kesehatan penderita. Selain itu,
juga dengan tingkat toksisitas akut yang terjadi. diperlukan relawan ataupun pekerja sosial baik
Efek samping radioterapi, terutama dari lembaga swadaya masyarakat, lingkungan
apabila diberikan sinambung dengan tempat tinggal, atau keluarga pasien sendiri
kemoterapi perlu difikirkan. Efek samping juga yang dapat membantu menjaga dan merawat
bertambah signifikan dengan penggunaan penderita di rumah.23,24
whole abdominal irradiation sehingga sekarang Di Amerika, program perawatan rumah
jarang digunakan. Meskipun pada umumnya untuk pasien kanker terminal disebut hospice
ditemukan pada derajat rendah (grade I dan II care. Hospice care adalah program perawatan
RTOG radiotherapy related toxicity), berkualitas untuk orang-orang yang menderita
radioterapi juga dapat menimbulkan netropeni, penyakit yang tak dapat disembuhkan, dengan