Epidemiologimolekulerkanker PDF
Epidemiologimolekulerkanker PDF
Abdillah I Nasution
ABSTRAK
Epidemiologi molekuler merupakan penggabungan ilmu molekuler, seluler, dan pengukuran biologi
dalam penelitian epidemiologi termasuk integrasi teknik biologi molekuler dalam studi epidemiologi
menawarkan kesempatan untuk lebih memahami penyebab kanker, sejarah penyakit dari berbagai
jenis kanker, dan penentu kelangsungan hidup setelah kanker didiagnosis. Beberapa metode yang
biasa digunakan dalam biomelekuler seperti Hybrid Capture (HC) dan polymerase chain reaction
(PCR) memiliki keuntungan dalam pendekatan epidemiologi molekuler. Keuntungan yang paling
utama dari kedua metode ini adalah memiliki sensitivitas yang tinggi dan kebutuhan jumlah data
purifikasi DNA yang relatif kecil. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana penggunaan teknik
molekuler yang informatif tersebut dalam penelitian untuk epidemiologi, prediksi peningkatan
insiden, deteksi dini, dan kematian akibat kanker.
ABSTRACT
The epidemiologic molecular as the incorporation of molecular, cellular, and other biologic
measurements into epidemiologic research including the integration of molecular biologic techniques
into epidemiologic studies offers a opportunities to better understand the causes of cancer, the natural
history of the different types of cancer, and the determinants of survival once a cancer is diagnosed.
The advantages of methods include Hybrid Capture (HC) and polymerase chain reaction (PCR) in
molecular epidemiology approaches include high sensitivity and the need for relatively small amount
of purified DNA. Finally, this article will be describe how use of molecular techniques is informative
in epidemiological studies of cancer and is predicted to lead to improvements in cancer incidence,
early detection, and mortality.
524
Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542
525
Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542
berkaitan dengan HPV. Selain kanker mulut, fenomena yang terjadi pada peristiwa progresi
HPV juga menyebabkan kutil kelamin, kanker ataupun penyebab kanker. 5
penis dan dubur.15 Biomarkers yang digunakan pada
Faktor-faktor eksternal ini telah terbukti epidemiologi molekuler di dalam riset kanker
merupakan kesempatan emas untuk dapat digolongkan ke dalam tiga kategori,
2
pencegahan kanker. Optimisme ini yaitu: biomarkers of exposure,6 yang terdiri
menjelaskan bahwa perkembangan kanker dari: markers of dose,7 markers of internal
bukan merupakan sebuah konsekuensi dari dose,8,9 markers of biologically effective
proses aging, dan spesies manusia tidak dapat dose,10. Kategori biomarker yang kedua adalah
dihindarkan dari ancaman kanker yang sangat biomarker of effect yang dibagi dalam:
tinggi. Kesadaran ini telah memunculkan markers of altered structure/ function,11,12
betapa pentingnya pencarian perangkat yang markers of clinical desease, serta markers of
lebih baik untuk menemukan upaya preventif prognosis.13 Kategori yang terakhir adalah
sebagai sistem peringatan dini untuk kategori biomarkers of susceptibility13
mengidentifikasi agen lingkungan penyebab Biomarker kejadian (biomarkers of
kanker dan sebelum kanker ganas bersikukuh exposure) adalah penanda biologi yang
di dalam tubuh seseorang.4 Selanjutnya menunjukkan kehadiran dan besarnya paparan
epidemiologi molekular ini telah memberikan kanker dengan persenyawaan di sekitarnya,
kontribusi pada pemahaman akan interaksi misalnya, kehadiran suatu kanker yang
yang kompleks antara faktor host susceptibility disebabkan oleh virus6, jumlah kanker yang
dan faktor lingkungan yang kedua-duanya disebabkan oleh virus,7 paparan DNA yang
diperoleh secara inheriter dan didapat pada dibentuk setelah pengaktifan karsinogen
proses multi stage karsinogenesis.5 tertentu seperti aflatoxin,8,9 dan juga mutasi
Paradigma epidemiologi molekuler p53 somatik yang mengindikasikan segala
sangat berbeda dengan epidemiologi penyebab kanker spesifik dan salah satu
tradisional yang banyak dilakukan dengan paparan genetis pada model multihit
menggunakan database, kuisioner, ataupun karsinogenesis.10 Biomarker kejadian pada
dengan menggunakan wawancara telepon.2 kasus kanker ini terdiri dari: markers of dose,7
Hal ini terbukti dapat memperkecil markers of internal dose,8,9 markers of
kesempatan untuk memperoleh sampel biologi biologically effective dose.10
yang penting bagi analisa molekular. Cara-cara Biomarker akibat (biomarker of effect)
epidemiologi tradisional yang pernah adalah penanda biologi yang menunjukkan
dilakukan dinyatakan dapat membatasi atau mengindikasikan kehadiran dan besarnya
peluang epidemiologi molekuler yang juga respon biologi pada ekspose kanker dengan
berfungsi mengintegrasikan analisa molekular persenyawaan di sekitarnya. Biomarker akibat
ke dalam epidemiologi kanker. 5 dibagi dalam: markers of altered structure/
function,11,12 markers of clinical desease, serta
Biomarker Pada Epidemiologi Molekuler markers of prognosis.13 Contoh aplikasi
Kanker biomarker efek ini antara lain perubahan
Nilai-nilai biologi yang merupakan ataupun penyimpangan yang disebabkan oleh
dasar aplikasi epidemiologi molekuler telah kanker pada tatanan struktur ataupun fungsi-
banyak menghasilkan beberapa kajian yang fungsi tertentu, misalnya: penyimpangan
tidak didapat pada aplikasi epidemiologi kromosom,11,12 perubahan reseptor estrogen
tradisional.2 Kajian tersebut antara lain: dosis dan progesteron pada kanker payudara, serta
internal, dosis efektif, efek biologi dini, metabolisme polimorfisme pada drug-
mengubah struktur atau fungsi, diagnosa metabolism gen.13
invasi kanker, metastasis tumor dan juga Biomarkers kerentanan (biomarkers of
prognosis kanker. susceptibility) adalah nilai-nilai biologi yang
Biomarker kanker adalah penanda ditunjukkan pada perbedaan efek sensitivitas
biologi yang mengindikasikan tahapan- pada ekspose kanker dengan persenyawaan di
tahapan kanker pada level fisiologis, seluler, sekitarnya. Contoh aplikasi biomarker ini
sub seluler, dan molekuler. Dengan cara ini, adalah metabolisme polimorfisme pada gen-
ahli epidemiologi molekuler kanker dapat gen yang terlibat dalam metabolisme
meningkatkan sebuah riset-riset penyingkapan karsinogen dan detoksifikasi. 10
526
Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542
527
Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542
8. Wild CP, Jiang YZ, Sabbioni. Evaluation cause of invasive cervical cancer
of methods for quantitation of aflatoxin- worldwide. J Pathol 1999; 189: 12 19.
albumin adducts and their application to 21. Schiffman MH, Castle P. Epidemiologic
human exposure assessment. Cancer Res studies of a necessary causal risk factor:
1990; 50: 245 251. human papillomavirus infection and
9. Bennett RA, Essigmann JM, Wogan GN. cervical neoplasia. J Natl Cancer Inst
Excretion of an aflatoxin-guanine adduct 2003; 95: E2 E2.
in the urine of aflatoxin B1-treated rats.
Cancer Res 1981; 41: 650 654.
10. Olivier M, Hussain SP, Caron de
Fromentel C, et al. TP53 mutation spectra
and load: a tool for generating hypotheses
on the etiology of cancer. IARC Sci Publ
2004: 247 270.
11. Hagmar L, Stromberg U, Bonassi S.
Impact of types of lymphocyte
chromosomal aberrations on human cancer
risk: results from Nordic and Italian
cohorts. Cancer Res 2004; 64: 2258-2263.
12. Hagmar L, Stromberg U, Tinnerberg H,
Mikoczy Z. Epidemiological evaluation of
cytogenetic biomarkers as potential
surrogate end-points for cancer. IARC Sci
Publ 2004: 207 215.
13. Chen J, Stampfer MJ, Hough HL. A
prospective study of N-acetyltransferase
genotype, red meat intake, and risk of
colorectal cancer. Cancer Res 1998; 58:
3307 3311.
14. Cubie A. When is an STD not an STD?
HPV and cervical cancer. Microbiol Today
2003; 30: 58 60.
15. Josefsson AM, Magnusson PK, Ylitalo N,
et al. Viral load of human papilloma virus
16 as a determinant for development of
cervical carcinoma in situ: a nested case-
control study. Lancet 2000; 355: 2189-93.
16. Davey DD, Zarbo RJ. Human
papillomavirus testing-are you ready for a
new era in cervical cancer screening? Arch
Pathol Lab Med 2003; 127: 927-929.
17. Auerkari EI, Sutanto H, dan Djais A. RT
PCR (Reverse Tranverse-Polimerasi
Chain) suatu cara pendeteksi perubahan
ekspresi gen pada penyakit. JFKUI 1998:
5.
18. Hubbard RA. Human papillomavirus
testing methods. Arch Pathol Lab Med
2003; 127: 940 945.
19. Silins I, Wang X, Tadesse A. A
population-based study of cervical
carcinoma and HPV infection in Latvia.
Gynecol Oncol 2004; 93: 484 492.
20. Walboomers JM, Jacobs MV, Manos MM,
et al. Human papillomavirus is a necessary
528