A. KASUS
SKENARIO 2
umum dengan keluhan bercak merah pada pipi dan hidung . hal ini di
alami sejak 2 bulan yang lalu pasien juga sering merasa nyeri pada sendi
1. Usia
2. Nyeri sendi
3. Bercak merah
4. Jenis kelamin
5. SPG kosmetik
C. DAFTAR PERTANYAAN
merah ?
merah ?
D. LEARNING OBJECTIVE
F. PEMBAHASAN
Anatomi
manusia, meliputi lebih kurang 76% berat tubuh dan menutupi daerah
permukaan tubuh yang luasnya diperkirakan secara kasar berkisar dari 1,2-
2,3 meter persegi. Kulit terdiri atas tiga lapisan: epidermis, dermis, dan
Lapisan epidermis ini dibagi lagi menjadi dua bagian: sebelah luar adalah
lapisan tanduk yang terdiri atas sel mati yang mengalami keratinisasi, dan
Hal 97 )
Fisiologi kulit
Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga
menyerap oksigen yang diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian
kecil yang diambil langsung dari lingkungan luar (udara). Begitu pula
(Tranggono, 2007).
yang penting. Pengambilan oksigen dari udara oleh kulit sangat berguna
CO2 dari kulit tergantung pada banyak faktor diluar maupun di dalam
udara, kecepatan aliran darah ke kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon
Histologi kulit
lapisan tanduk dikenal sebagai epidermis dan lapisan jaringan ikat yang
Seringkaii rigi dermis dibagi lagi menjadi dua rigi dermis sekunder dengan
yang tercetak sebagai sidik iari adalah bukti dari interdigitasi ini. Antara
kulitdan struktur yang lebih dalam ada lembaran fasia, dikenal sebagai
hipodermis, yang bukan bagian kulit. Kulit dapat tebal, seperti pada
telapak kaki dan telapak tangan, atau tipis, seperli yang melapisi bagian
tubuh lainnya. Kulit tebal mempunyai lima lapisan yang berkembang baik,
sedangkan pada kulit tipis stratum granulosum dan stratum lusidum tidak
sel dari kedua lapisan yang tidak ditemukan ada bahkan pada kulit tipis.
Epidermis
dijelaskan lebih dahulu, karena ini terdiri atas lima lapisan, lebihdaripada
hanya tiga atau empat lapisan. Lapis paling dalam yaitu stratum basale
torak. Sel-sel ini mengalami mitosis (biasanya pada malam hari) dan
spinosum. Lapis ini terdiri atas sel-sel polihedral berduri dicirikan oleh
badan lamelar), yang isinya banyak lemak terdiri atas seramid, fosfolipid
yaitu stratum lusidum, adalah relatif tipis dan tidakKulit dan hrrunannya
sebasea dan kuku dikenal sebagai integumen. Kulit mungkin tebal atau
terselip di antaranya ada tiga jenis sel lainnya, melanosit, sel Merkel dan
dari mesoderm. Dermis terdiri ata sjaringan ikat padat kolagen tidak
papilaris (terdiri atas rigi dermis primer dan sekunder), daerah superfisialis
epidermis dan lapisan retikularis, lebih dalam, lebih kasar dan lebih padat.
Batas antara lapisan papilaris dan lapisan retikularis tidak jelas. Rigi
Bercak merah
Secara garis besar imunitas tubuh dibagi atas 2 yaitu system imun
Patomekanisme Nyeri
impuls dari neuron aferen primer ke konus dorsalis medulla spinalis, pada
konus dorsalis ini neuron aferen primer bersinaps dengan neuron system
saraf pusat.
timbale balik antara thalamus dengan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak
PADA SKENARIO
Jenis kelamin :
meningkatnya hormone estrogen maka sistem imun tubuh kita jauh lebih
kuat dari pria .Hormon estrogen berlebih pada wanita akan mempengaruhi
tubuh sendiri
Umur
penunjang.
Pekerjaan
dkk,, 2006)
4. DIAGNOSIS BANDING
Definisi :
utama.
Dermatitis Atopic
mengenai bayi dan anak, dapat pula pada dewasa. Penyakit ini biasanya
disertai dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta adanya riwayat
5. ETIOPATOGENESIS
SLE
Etiologi :
(15-44 tahun) adalah alas an utama banyak wanita muda rentan terhadap
SLE.
mendapat terapi steroid yang lama dan berkepanjangan, hal tersebut secara
2016.)
Patogenesis:
tubuh, tetapi juga sebagai pembentuk antibody yang melindungi tubuh dari
akan menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh itu sendiri seperti ginjal,
hati, sendi, otot, darah, dll. (Suselo, 2016).(Saputri Faudea Haya. 2017)
(Kumardkk. 2013)
dan destruksi tulang rawan sendi, seperti pada RA, sangat jarang terjadi.
Etiologi
a. Genetik
b. Hormon Sex
c. Infeksi
e. Radikal Bebas
pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan-bekuan kecil atau
menyebabkan kerusakan dari tulang rawan dan erositulang, dimana hal ini
sendi synovial dan cairan persendian menyebabkan gejala nyeri pada sendi
arthritis. A
menuju jaringan synovial, lebih lanjut lagi peningkatan sel T dan aktifasi
dengan kadar IL-1 dalam plasma dan cairan snovial. IL-1 menstimulasi
Dermatitis atopi
endogen.
dirusak oleh pajanan protease eksogen dari house dust mite dan S aureus.
leukosit (immediate reaction) setelah itu timbul late cphase reaction (LPR)
yang juga dipengaruhi oleh IgE dan ditandai dengan timbulnya beberapa
dengan jumlah sel eosinofil termasuk MBP, EPO, ECP dan disimpulkan
atopik. Ekspresi molekul adhesi ini dapat dihambat oleh antibodi IL-1 dan
radang.
antigen memasuki area kulit yang spesifik. Secara lokal, histamin yang
Histamine yang ada dalam tubuh berasal dari mastosit dan basofil.
yang dipusatkan pada lokasi inflamasi. Histamine ini juga bersifat gatal
sehingga bercak merah yang dialami penderita juga diiringi oleh sensasi
6. EPIDEMIOLOGI
SLE
tinggi daripada anak laki-laki (18: 172). Usia rata-rata adalah 11,2 ± 3,2 (B
pasien berasal dari provinsi Jawa Barat, diikuti oleh provinsi Sumatera
Rheumatoid arthritis
Dermatitis atopi
prevalensi pada orang dewasa 1-3%. Dermatitis atopik lebih sering terjadi
atopic).
pertama kali muncul dalam usia 6 bulan pertama, 60% muncul pada usia
satu tahun pertama dan 85% kasus muncul pertama kali sebelum anak
berusia 5 tahun. Lebih dari 50% anak-anak yang terkena dermatitis atopik
mereka menjadi jauh lebih peka selama masa dermatitis atopik . Sebagian
besar yaitu 70% kasus penderita dermatitis atopik anak, akan mengalami
remisi spontan sebelum dewasa. Namun penyakit ini juga dapat terjadi
pada saat dewasa ( late onset dermatitis atopic ), dan pasien ini dalam
jumlah yang besar tidak ada tanda-tanda sensitisasi yang dimediasi oleh
IgE.
dermatitis atopik baru yang berkunjung pada tahun 2006 sebanyak 116
pasien (8,14%) dan pada tahun 2007 sebanyak 148 pasien (11,05%),
Etiologi
dll. Biasanya zat ini tidak menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang,
dalton), disebut sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan dapat
dalam yang hidup. 16 Penyebab DKA pada umumnya adalah bahan kimia
Patogenesis
pinositosis, dan diproses secara kimiawi oleh enzim lisosom atau sitosol
ekspresi moleku lpermukaan sel termasuk MHC kelas I dan II, ICAM-1,
LFA-3 dan B7. Sitokin proinflamasi lain yang dilepaskan oleh keratosit
IL-2 (IL-2R) . sitokin ini akan menstimulasi proliferasi dan diferensiasi sel
dan beredar keseluruh tubuh. Pada saat itu individu telah tersensitisasi
pada pajanan ulang alergen (hapten) yang sama atau serupa (pada reaksi
silang). Hapten akan ditangkap oleh sel langerhans dan diproses secara
Sitokin dan eikosanoid ini akan mengaktifkan sel mast dan makrofag.
7. MANIFESTASI KLINIS
SLE
satu atau lebih sendi perifer (tangan dan pergelangan tangan, lulut, kaki,
klinis SLE tidak jelas dan meragukan, dalam bentuk seperti penyakit
demam yang tidak diketahui sebabnya, kelainan analisis urin atau penyakit
beberapa bulan dari perjalan penyakit. Kurang lebih 15% dari penderita
mengalami gejala awal yang lebih cepat yaitu antara beberapa hari sampai
kali diikuti oleh kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama 1
Manifestasi articular.
gejala awal pada satu atau beberapa sendi saja. Walaupun tanda cardinal
tidak dijumpai pada AR yang kronik. Ankolosis tulang bisa terjadi pada
Manifestasi ekstraartikular.
terapi spesifik.
Dermatitis atopi
residiv. Rasa gatal yang hebat menyebabkan garukan siang dan malam
kronis.
likenifikasi dapat menjadi erosif bila terkena garukan dan terjadi eksudasi
yang berakhir dengan lesi berkrustae. Lesi kulit yang sangat basah
anak dan dewasa. Gejala pada bayi biasanya mulai pada wajah kemudian
berkrustae dan sering terjadi infeksi sekunder. Pada kurang dari setengah
kasus kelainan kulit akan menyembuh pada usia 18 bulan, dan sisanya
sekolah dan predileksi biasanya terdapat pada lipat siku, lipat lutut, leher
kelainan pada kulit DA anak tampak kering, dibanding usia bayi dan
bahkan depigmentasi . Pada DA bentuk dewasa lesi mirip dengan lesi pada
juga fisur, berbatas tidak tegas. Dermatitis kontak alergi dapat meluas
2017)
8. PENEGAKAN DIAGNOSIS
SLE
sisik keratotik yang adheren dan sumbatan folikel; jaringan parut yang
observasi dokter
4. Ulser pada rongga mulut :Ulserasi oral atau nasofaring, biasanya tidak
5. Artritis :Artritis nonerosif yang menjangkiti dua atau lebih sendi perifer,
atau krepitasi yang didengar oleh dokter atau adanya bukti efusi pleura)
7. Gangguan pada ginjal :Proteinuria yang menetap > 0,5 g/dL atau > 3+
bila kuantitasi tidak dilakukan atau Cast seluler -- mungkin sel darah
ketidakseimbangan elektrolit)
Leukopenia < 4,0 x 109/L (4000/mm3) total pada dua atau lebih
kesempatan atau Limfopenia < 1,5 x 109/L (1500/mm3) pada dua atau
DNA natif pada titer abnormal atau Anti Sm -- adanya antibodi terhadap
berdasarkan (1) antibodi antikardiolipin jenis IgG atau IgM dengan kadar
abnormal di dalam serum, (2) uji untuk antikoagulan lupus yang positif
menggunakan uji baku, atau (3) uji serologik positif palsu untuk sifilis
yang diketahui positif selama paling sedikit 6 bulan dan diperkuat oleh
imunofluoresensi atau pemeriksaan yang setara pada saat apa pun dan
Rheumatoid arthtritis
Skor
A Keterlibatan sendi
1 sendi besar 0
besar)
3
untuk klasifikasi)
D Lamanya sakit
Kurang 6 minggu 0
Pemeriksaan penunjang
dini.
7. Foto polos sendi, mungkin normal atau tampak adanya osteopenia atau
8. MRI, mampu mendeteksi adanya erosi sendi lebih awal dibandingkan foto
pemeriksaan RF
10. Anti- RA33, pemeriksaan lanjutan bila RF dan anti CCP negative
Dermatitis atopi
Sampai saat ini belum ada suatu pemeriksaan tunggal yang dapat
asma dan rinitis alergik, pada keluarga, khususnya kedua orang tuanya.
Kemudian dari gejala yang dialami pasien, kadang perlu melihat beberapa
iritasi/alergi kulit. Para ahli penyakit kulit telah membuat beberapa kriteria
diagnosis dan saat ini banyak digunakan adalah kriteria yang dikemukakan
oleh sarjana Hanifin dan Rajka, yang meliputi kriteria mayor dan kriteria
Kriteria mayor :
- Rasa gatal
- Gambaran dan penyebaran kelainan kulit yang khas (bayi dan anak di
Kriteria minor :
- Kulit kering
pemeriksaan klinis yang teliti. Data yang berasal dari anamnesis juga
meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topical yang pernah digunakan, obat
penyakit kulit yang pernah dialami, riwayat atopic, baik dari yang
karena dengan melihat lokasi dan pola kelainan kulit sering kali dapat
dikedua kaki oleh sepatu / sandal. Kelainan kulit pada DKA sering tidak
9. PENATALAKSANAAN
SLE
kebutuhan utama bagi pasien SLE. Perawat dapat member dukungan dan
gaya hidup dan penatalaksanaan regimen bagi mereka. (Ida Ayu Tri
Wedari. 2014)
Reumatoid arthtritis
ekstensif
Terapi farmakologik
anti inflamasi non steroid (OAINS), glukokortikoid dosis rendah atau intra
pembengkakan
kurang dari 10 mg perhari cuku efektif untuk mengurangi gejala dan dapat
Dermatitis alergi
inflamasi yang terjadi oleh karena gangguan fungsi pengaturan sel imun
dengan profil Th2 yang mengeluarkan sitokin IL-4, IL-5. Sitokin ini
selanjutnya akan memacu proses inflamasi untuk terjadinya DA. Oleh karena
kelainan kulit dan rasa gatal, mengobati lesi kulit, mencari faktor pencetus
5. Kortikosteroid topikal
6. Pemberian antibiotic
7. Pemberian antihistamin
dikompres dengan larutan garam faal atau larutan asam salisilat 1:1000,
SLE
gagal ginjal, dan infeksi; selain itu, kejadian tromboemboli semakin sering
prognosis
nilai CRP atau LED tinggi saat permulaan penyakit, RF atau anti-CCP
Komplikasi
besi.
Dermatitis alergi
Penyakit cenderung lebih berat dan persisten pada anak, dan periode
remisi lebih sering bila anak bertambah usia. Resolusi spontan dilaporkan
terjadi setelah usia 5 tahun pada 40-60% pasien yang menderita sejak bayi.
terus menderita DA sampai dewasa, tetapi studi yang lebih baru melaporkan
bahwa DA sembuh pada kisaran 20% anak, dan menjadi kurang parah pada
65%. Faktor prediktif berikut berkorelasi dengan prognosis jelek DA ,DA luas
pada masa anak, disertai rhinitis alergik dan asma, riwayat DA pada orang tua
atau saudara, awitan DA pada usia lebih dini, anak tunggal, dan level IgE
sangat tinggi.
Komplikasi
Problem mata
bilateral dan menimbulkan gejala gatal, terbakar, keluar air mata dan
Belum jelas apakah ini akibat manifestasi primer DA atau sebagai akibat
merupakan refleksi dari defek local fungsi sel T. Infeksi virus yang paling
lesi vesikopustular, multipel dan gatal timbul dalam pola diseminata; lesi
sangat nyeri. Lesi dalam bergabung menjadi area besar (dapat seluruh
luas berat (eczema vaccinatum) yang tampak sangat mirip dengan eczema
herpeticum.
dijumpai pada pasien DA, sebaliknya jarang pada control normal dan
pasien asmatik. M furfur dan dermatofit lain penting karena setelah terapi
Staphylococcus aureus dijumpai pada > 90% lesi kulit DA. Krusta
oleh observasi bahwa pasien DA berat, walaupun tanpa infeksi berat, dapat
Dermatitis tangan
Dermatitis ini sering dipicu oleh basah berulang dan pencucian tangan
Dermatitis/eritroderma eksfoliatif
penghasil toksin atau infeksi herpes simplek, iritasi berulang, atau terapi
eritroderma eksfoliatif.
11. PENCEGAHAN
SLE
2. Perlindungan khusus
5. Kemitraan
Rheumatoid arthtritis
Sekunder
and Symptoms)
Primer
Tersier
a. Primer
Menghindari pencetus
- Bahan iritan
- Kosmetik
b. Sekunder
- Pemberian kortikosteroid
- Anti histamine
(Djuanda 1993)
Menghindari Alergen
uji tempel, sangat penting untuk menyampaikan informasi ini kepada pasien
Namun, untuk beberapa bahan kimia (seperti nikel dan kromium logam),
perbaikan gejala. Secara keseluruhan, prognosis untuk alergi akibat kerja ini
buruk. Dengan demikian, menghindari alergen yang sudah pernah terpapar sekali
adalah pencegahan yang tidak memadai. Selain itu, menasihati pekerja dengan
DKA untuk meninggalkan posisi mereka saat ini mungkin bukan saran terbaik,
Pencegahan DKA yang benar terletak pada penentuan ambang batas untuk induksi
penyakit. Berdasarkan informasi ini, produk dapat dipasarkan dan tempat kerja
KENOKMA
GEJALA
NYERI
NO DD
BERCAK MERAH SENDI
1 ERITHEMATOSUS
2 REUMATOID ARHTRITIS
4 DERMATITIS ATOPI
Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Penyakit , Bab 4 . Hal 97
11 hal-262.Tahun 2012.
prof.dr.syarifuddin wahid, PhD, sSp.PA, Spf dan dr. Upik A. Miskad, PhD,
Ltd.2017
Ltd.2017
Venereo.1998
Djuanda A., Djuanda S., Hamzah M., Aisah S., editor. Ilmu Penyakit Kulit
Indonesia, 1993
Menaldi,IlmuPenyakitKulitdanKelaminEdisiKetujuh.Jakarta;
Manado2017.
Belsito DV. Allergic Contact Dermatitis. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ,
2003.
Menaldi , Sri Linuwih SW , et a., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi