Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN PUZZLE


RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 16-28 April 2018

Oleh:
Siti Munawarah, S.Kep
NIM. 1730913320060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI BERMAIN PAZZLE
RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 16-28 April 2018

Oleh:
Siti Munawarah, S.Kep
NIM. 1730913320060

Banjarmasin, April 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S. Kep., Ns., M. Kep. Ayu Susanti, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19800930 200312 2 005
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah
sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai kembali kerumah. Selama
proses tersebut anak dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut
beberapa hasil penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang traumatik dan
penuh dengan stress (Supartini, 2010).
Stres utama dari hospitalisasi yang dialami anak antara lain adalah
cemas akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri. Reaksi
anak terhadap krisis-krisis tersebut dipengaruhi oleh usia perkembangan
anak, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, perpisahan atau
hospitalisasi, ketrampilan yang mereka miliki atau didapatkan, keparahan
diagnosis, dan sistem pendukung yang ada (Wong, 2009). Terapi bermain
tersebut anak dapat melepaskan ketakutan, kecemasan, mengekspresikan
kemarahan dan permusuhan, bermain merupakan koping yang efektif untuk
mengurangi kecemasan. Prinsip bermain adalah agar anak dapat melanjutkan
fase tumbuh kembang secara optimal, kreativitas dan anak dapat beradaptasi
secara lebih efektif terhadap stress. Permainan yang dilakukan sesama anak
dapat menjadi sebuah terapi yang disebut terapi bermain (Nursalam, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angriani (di RSUD
Kota Makasar dengan jumlah responden 36 (100%) orang, yang kemudian
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
yang masing-masing sebanyak 18 (50%) responden. Diketahui bahwa dari
total 18 (50%) responden yang diberikan program bermain (kelompok
perlakuan) sebelum pemberian obat, 12 (33,3%) orang responden diantaranya
berespon kooperatif. Dan 6 (16,7%) orang responden lainnya berespon tidak
kooperatif. Sedangkan dari total 18 (50%) orang responden 4 yang tidak
diberikan program bermain (kelompok kontrol) sebelum tindakan
pemberian obat, 4 (11,1%) orang responden kooperatif dan 14 (38,9%) orang
responden lainnya berespon tidak kooperatif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakuka oleh penulis pada tanggal 16-
20 April 2016 di ruang Hematologi Onkologi Anak rumah sakit Ulin
Banjarmasin banyak anak-anak yang sedang mengalami perawatan dirumah
sakit menolak untuk dilakukan perawatan misalnya saat pemberian obat
berlangsung, banyak anak-anak berespon menolak, ada yang menangis
ketakutan tidak mau minum obat atau tidak mau dilakukan tindakan oleh
perawat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan terapi
bermain puzzle yang merupakan salah satu cara untuk menurunkan stress pada
anak, selain itu melalui bermain puzzle anak dapat mengungkapkan
perasaannya sebagai salah satu bentuk komunikasinya. Dan dengan bermain
puzzle pula anak dapat berkomunikasi dengan orang lain terutama perawat
sehingga stress anak menjadi berkurang karena anak tidak lagi beranggapan
bahwa perawat tidak selalu menyakiti akan tetapi bisa juga bermain
dengannya.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang perawatan anak
Hemato Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan
dapat menurunkan kecemasan anak, anak merasa tenang selama perawatan
dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat, serta dapat melanjutkan
tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat.
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.
e. Menstimulasi perkembangan aspek kognitf, afektif dan psikomotorik
anak.
f. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.
g. Memperkenalkan warna kepada anak.

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar.
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan.
3. Memberi tempat distraksi dan relaksasi.
4. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan.
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-
sikap yang positif terhadap orang lain.
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
a. Bermain puzzle.
2. Karakteristik Bermain
a. Mengembangkan kognitif anak
b. Melatih kreativitas anak
c. meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
3. Karakteristik Peserta
a. Usia 5 tahun
b. Jumlah peserta 1 oran g anak dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum anak mulai membaik
d. Peserta kooperatif
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Sabtu, 21 April 2018
b. Waktu :-
c. Tempat : Ruang Perawatan Anak Hemato Onkologi RSUD
Ulin Banjarmasin
5. Metode
Bermain puzzle dengan cara menyusun puzzle sesuai dengan gambar serta
bentuk puzzle.
6. Alat yang Digunakan
Puzzle 8-10 keping
7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi
a. Leader : Siti Munawarah, S.Kep
Uraian Tugas
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain.
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anak.
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak.
4) Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain.

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap.
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan kondisi
anak untuk bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak rewel,
kondisi anak memungkinkan
untuk diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan yaitu puzzle 8-10
keping
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. dan keluarga
c. Memanggil anak dengan nama memperhatikan terapis.
panggilan yang dia senangi.
d. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
e. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya
kalau ada hal yang belum jelas.
f. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
g. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan
tentang prosedur bermain. penjelasan terapis, anak
b. Memotivasi keterlibatan anak dan melakukan kegiatan yang
orang tua. diberikan oleh terapis,
c. Mempersilahkan anak untuk anak dan keluarga
memilih tempat duduk yang memberikan respon yang
disenangi. baik.
d. Anak mulai menyusun puzzle
didampingi oleh orang tua anak,
leader selama 10 menit.
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak
apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil mengikuti cerita sampai
akhir.
h. Meminta anak menunujukkan
puzzle yang sudah berhasil
disusun sesuai apa yang diminta
leader.
i. Memberikan Reward kepada anak.
j. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
a. Menanyakan perasaan anak tampak senang,
setelah bermain menjawab salam
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain dengan menebak warna.
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.

8. Evaluasi yang Diharapkan


a. Evaluasi Struktur
1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
2) Posisi tempat di tempat tidur anak.
3) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4) Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
5) Leader berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
2) Leader mampu memimpin acara.
3) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
c. Evaluasi Hasil
1) Anak mampu menyusun puzle dengan bantuan keluarga anak
2) Aspek kognitif
a. Kemampuan anak dalam menyusun puzle..
b. Pemahaman anak tentang gambar yang disusun. contoh: mengerti
bahwa puzzel yang disusun gambar buah-buahan.
Hasilnya dapat diukur melalui
a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama
proses bermain.
b. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.

3) Aspek afektif
a. Anak dapat memberi respon rangsangan dari pembimbing.
Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan. (anak
merasa gembira)
b. Anak menyatakan rasa senangnya (misalnya: sangat senang
karena mendapatkan kertas bergambar)
4) Aspek psikomotor
Anak mampu menyesuaikan bentuk puzzle dengan pasangan puzzle
yang sesuai.
5) Aspek social
Anak dapat berinteraksi dengan ibu dan pembimbing.

Perkiraan hambatan :
a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
Antisipasi hambatan/masalah
a) Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
b) Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama
program terapi.
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta.
EGC
Wong. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Hasanah. S, Hasan. N. (2016). Terapi Bermain Puzzle Terhadap Respon
Penerimaan Obat Pada Anak Usia Prasekolah. Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai