Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Konsep Dasar Peradangan”. Makalah ini dibuat
sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing saya. Harapan
saya sebagai penyusun adalah semoga makalah ini dapat diterima dengan baik oleh
Dosen pembimbing serta dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan yang saya buat ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya sebagai penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Semarang, Agustus 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradangan ..................................................................................... 4
B. Macam-Macam Peradangan ............................................................................. 6
C. Tanda-Tanda Radang........................................................................................ 11
D. Gejala Peradangan ............................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradangan adalah bagian dari respon kekebalan tubuh. Ketika sesuatu


yang berbahaya atau menjengkelkan mempengaruhi bagian dari tubuh kita,
ada respon biologis untuk mencoba untuk menghapusnya, tanda-tanda dan
gejala peradangan, peradangan akut khusus, menunjukkan bahwa tubuh
sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Peradangan tidak
berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan. Infeksi ini
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur, sedangkan peradangan adalah
respon tubuh untuk itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari peradangan?
2. Sebutkan macam-macam peradangan?
3. Sebutkan tanda-tanda peradangan?
4. Apa saja gejala dari peradangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peradangan
2. Untuk mengetahui macam-macam peradangan
3. Untuk mengetahui tanda-tanda peradangan
4. Untuk mengetahui gejala peradangan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradangan

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu


organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami
cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi
adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan
iritasi.

Peradangan akut yaitu mulai dengan cepat (rapid onset) dan dengan
cepat menjadi parah. Tanda dan gejala hanya hadir selama beberapa hari,
namun dalam beberapa kasus dapat bertahan selama beberapa minggu.

Menurut Kamus Kedokteran Dorland: Radang ialah respon protektif


setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang
berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung baik agen
pencedera maupun jaringan yang cedera itu.

Menurut Katzung (2002): Radang ialah suatu proses yang dinamis dari
jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau injury (jejas) yang
dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler) dan jaringan ikat
(connective tissue).

Terminologi Terkait Radang

 Edema : cairan yang berlebihan dalam jaringan interstisial atau rongga


tubuh; dapat berupa eksudat ataupun transudat.
 Eksudat : cairan radang ekstravaskular dengan kadar protein yang
tinggi dan debris seluler; berat jenisnya di atas 1,020.

4
 Eksudasi : ekstravasasi cairan, protein, dan sel-sel darah dari
pembuluh darah ke dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh.
 Pus : nanah; eksudat radang yang purulen & banyak mengandung sel-
sel neutrofil serta debris.
 Transudat : cairan ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah
dan berat jenis di bawah 1,012; pada hakekatnya, transudat merupakan
ultrafiltrat plasma darah yang terbentuk karena kenaikan tekanan
cairan atau penurunan tekanan osmotik di dalam plasma.

Fungsi

 Melokalisasi dan mengisolasi jaringan yang mengalami jejas


melindungi jaringan sekitar yang sehat
 Menetralisasi dan inaktifasi zat-zat toksis yang dihasilkan oleh faktor
humoral dan enzim
 Merusak dan membatasi pertumbuhan mikroorganisme yang
menginfeksi
 Mempersiapkan daerah yang sakit untuk penyembuhan dan perbaikan

Peran

Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi

 memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi


untuk meningkatkan performa makrofaga
 menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
 mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

5
B. Macam - macam Peradangan
1. Radang Tenggorokan

Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si


penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang tenggorokan
atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu seperti demam,
sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman
Strep.

Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan


memeriksakannya ke dokter THT. Jika daerah faring ditemukan
peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran
pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang
tersebut menderita radang tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat,
di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.

Dalam beberapa kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak


bersifat serius. Sebagian besar penderita akan sembuh setelah tiga
sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa. Memang masalah utama seorang penderita
radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak bisa bernapas
secara wajar. Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri
streptococcal, antibiotik bisa diberikan kepada si pasien agar
komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak
segera ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.

Gejala-Gejala Seorang Penderita Radang Tenggorokan:

 Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan


 Susah berbicara, menelan, dan bernapas

6
 Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher
 Demam tinggi
 Sakit kepala yang luar biasa
 Telinga pekak

Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si penderita


dengan aspirin. Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu
sendok makan garam. Ini akan mengurangi rasa sakit akibat radang
tenggorokan.Patut diingat, pemberian antibiotik hanya boleh dilakukan
pada penderita radang tenggorokan akibat bakteri. Obat-obatan
tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak menghilangkan virus.Hal
lain yang dapat mengurangi risiko terkena radang tenggorokan adalah
tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

2. Radang Usus Buntu

Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu


sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di
sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami
peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan
peradangan selaput perut(peritonitis).

Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan


mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau
pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi kalau
usus lainnya pecah atau robek. Penyebab umum adalah: Adanya benda
kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan tidak bisa
keluar.

7
Tanda-tanda appendicitis:

 Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap pada perut dan
semakin lama semakin memburuk.
 Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi segera nyeri
tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
 Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat
panas yang ringan.

3. Radang Kulit

Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat


jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.

Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:

 sebhorrheic dermatitits
 atopic dermatitis (eczema)
 Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan
gejala yang terjadi.

Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur


hidup. Ia hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan
mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan
mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang kulit.

4. Radang Sendi

Sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan


oleh berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage
sendiri merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi

8
tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam
jumlah, selanjutnya struktur tulang akan tergerus. Penyakit ini sering
menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan
jemari. Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita
radang sendi adalah:

 Jepang
 Afrika Selatan
 China bagian Selatan

Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada


cartilage sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang drastis.
Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:

 Obesitas
 Trauma yang berulang-ulang
 Rasa nyeri pada tulang
 Diabetes mellitus
 Kelainan hormonal

Macam radang kronik

1. Radang Kronis Serosa


Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah limfosit bervariasi,
akibat jejas ringan. misal : gelembung kulit akibat luka balar derajat
ringan. juga sebagai radang permulaan dari permukaan serosa sperti
pleura, peritoneum
2. Radang Kronis Fibrotik
Penyembuhan fibrosis, limfosit bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan
permeabilitas, molekul besar ikut keluar ( fibrin )missal : karditis

9
rehumatika akuta dengan perikanditis fibrinosa eksudat fibrin
dihilangkan dengan fibrinolisis àpengangkutan debris oleh
makrofagàresolution. tetapi bila fibrin tidak dihilangkan akan
menstimuli pertumbuhan proliferasi fibroblast dan pembuluh darah
jaringan parut dan terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat tubuh,
missal : pericardium dan epikardium, pleura parietalis-visceralis,
peritoneum parietal-viscerale
3. Radang Kronis Supuratif
Resolusi dan drainase gagal, pus tertimbun, enkapsulasi fibrotic pus :
cairan kental, terdiri atau banyak sel-sel leukosit baik yang hidup/
yang mati dan jaringan nekrotik terutama yang dicairkan oleh
jaringan-jaringan enzyme-enzym dari leukosit yang mati, seperti
protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin. disamping itu terdapat pula
: cholesterol, letichin, lemak, sabun dll` ada organism tertentu yang
menyebabkan suppurasi ( bacteri pyogenik ) : taphilococcus, basil
gram, meningococcus, gonococcus, pneumococcus pus : juga
terbentuk akibat perlukaan bahan khemis tertentu, missal terpentin
atau ag-nitrat
4. Radang Granulomatosa
Lesi proliferatif kelompok sel epiteloid dikelilingi limfosit kadang
dengan sel raksasan Suatu bentuk khusus radang kronik dimana
didapatkan predominasi makrofag yang aktif dengan modifikasi
gambar sel epiteloidn Granuloma merupakan daerah fokal radang
granulomatosa, yang terdiri atas agregasi makrofag yang
bertransformasi menjadi sel seperti epitel, dikelilingi sebukan sel
mononukleus terutama limfosit.

10
C. Tanda-Tanda Radang
1. Rubor : Warna merah

Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di


daerah yangmengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul,
terjadi pelebaran arteriolayang mensuplai darah ke daerah peradangan.
Sehingga lebih banyak darah mengalirke mikrosirkulasi lokal dan
kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengandarah. Keadaan ini
disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merahlokal
karena peradangan akut

2. Kalor : Panas

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan


akut. Kalordisebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.
Sebab darah yang memilikisuhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh
yang mengalami radang lebih banyakdaripada ke daerah normal

3. Tumor : Pembengkakan

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar


ditimbulkan olehpengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial.Campuran dari cairan dan sel yang
tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang .

4. Dolor : Rasa nyeri


Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapat merangsangujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin
atau zat bioaktif lainnya dapatmerangsang saraf. Rasa sakit disebabkan

11
pula oleh tekanan yang meninggi akibatpembengkakan jaringan yang
meradang
5. Functiolaesa : Gangguan fungsi
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang
hilang (Dorland, 2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan
yang telah dikenal. Akan tetapi belumdiketahui secara mendalam
mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradan.

D. Gejala Peradangan

Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :

1. Fever/demam
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang
berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan
memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada
dihypothalamus.disebabkan :
 bacteriamia
 efek prostaglandin E 2
 karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut interleukin-1 ( IL-
1)
2. Perubahan hematologis.
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses
maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang
mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut
leukositosis. Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan
dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.

12
3. Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin
yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh
berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau
tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang
beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan
apapun.
4. Leukositosis
Jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat
banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member
leukositosis, misalnya :
 lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps
 eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale,
hay-fever, infeksi parasite
 leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi
karena virus atau salmonella
5. Lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan
berkurang.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan
pengiriman cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru
terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya
gangguan fungsi sistem pernafasan.

B. Saran
1. Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya
dengan memberikan Antibiotic , Analgesik dan Antipiretik.
2. Dengan mengetahui gejala-gejala awal peradangan kita dapat
mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun orang
terdekat kita.
3. Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita dapat
mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih parah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kresno, Siti Boedina. 2003. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.


Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Pp: 4-12

Tim Field Lab FKUNS. 2008. Keterampilan Imunisasi. Surakarta: FKUNS. Pp: 5-7.

http://anneahira.com/pencegahan-penyakit/radang.html

15

Anda mungkin juga menyukai