Anda di halaman 1dari 21

I.

TERAPI MASSAGE
A. Definisi Terapi Massage

Terapi (dalam bahasa Yunani: θεραπεία), atau dalam bahasa Indonesia yaitu
perawatan atau pengobatan (https://id.wikipedia.org/wiki/Terapi, diakses tanggal 15
November 2017).

Terapi merupakan tindakan perawatan atau pemulihan dari penyakit atau cedera
apapun yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu ke fungsi
normalnya (Mosby, 2011).

Massage merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem


saraf otonom. Apabila seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus rileks maka
akan muncul respon relaksasi (Perry & Potter, 2005).

Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang
bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-genjotan atau
pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks.

Jadi terapi massage yaitu tindakan perawatan dengan menggunakan teknik


refleksiologi yang mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom yang dapat memicu stimulus
rileksasi yang bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah.

B. Tujuan Massage

Berikut merupakan beberapa tujuan dari massage, yaitu:

1. Relaksasi
Massage dapat menimbulkan relaksasi dikarenakan adanya penurunan aktivitas sistem
saraf simpatis yang mengakibatkan turunnya tekanan darah sehingga meringankan
kelelahan jasmani dan rohani (Kaplan, 2006).

2. Mengurangi nyeri
Massage meningkatkan sirkulasi baik darah maupun getah bening dan memperbaiki
sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan inflamasi (Price, 1997).

3. Memperbaiki organ tubuh


Massage mampu memperbaiki aliran peredaran energi (meridian) didalam tubuh menjadi
positif sehingga memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah (Thie, 2007; Dalimartha,
2008).

1
4. Memperbaiki postur tubuh
Massage mampu mendorong kepada postur tubuh yang benar dan membantu
memperbaiki mobilitas (Price, 1997). Menurut George Goodheart (1960), otot yang
tegang menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang belakang keluar dari posisi normal
sehingga postur tubuh mengalami perubahan, massage berfungsi untuk menstimulasi
saraf otonom yang dapat mengendurkan ketegangan otot (Perry & Potter, 2005).

5. Latihan pasif
Massage meningkatkan sirkulasi darah yang mampu membantu tubuh meningkatkan
energi pada titik vital yang telah melemah sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang
sebagian akan mengimbangi kurangnya latihan yang aktif (Price, 1997; Dalimartha,
2008).

C. Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam Massage

Berikut merupakan hal-hal yang dipertimbangkan dalam massage, yaitu:

1. Tekanan
Ketika menggunakan keseluruhan tangan untuk mengurut suatu daerah yang luas,
tekanan harus selalu dipusatkan di bagian telapak tangan. Jari-jari tangan harus
dilemaskan sepenuhnya karena tekanan jari tangan pada saat ini tidak menghasilkan
relaksasi yang diperlukan. Tekanan telapak tangan hanya boleh diberikan ketika
melakukan gerakan mengurut ke arah jantung dan harus dihilangkan ketika melakukan
gerakan balik (Price, 1997).

2. Kecepatan
Sampai taraf tertentu kecepatan gerakan massage bergantung pada efek yang ingin
dicapai. Umumnya, massage dilakukan untuk menghasilkan relaksasi pada orang yang
dipijat dan frekuensi gerakan massage kurang lebih 15 kali dalam semenit (Price, 1997).

3. Irama
Gerakan yang tersentak-sentak tidak akan menghasilkan relaksasi sehingga kita harus
berhati-hati untuk mempertahankan irama yang tidak terputus-putus (Price, 1993).

4. Durasi
Durasi atau lamanya suatu terapi massage bergantung pada luasnya tubuh yang akan
dipijat. Rangkaian massage yang dianjurkan berlangsung antara 5 sampai 15 menit
dengan mempertimbangkan luas daerah yang dipijat (Price, 1997).

2
5. Frekuensi
Diyakini bahwa massage paling efektif jika dilakukan tiap hari, beberapa peneliti
mengemukakan bahwa terapi massage akan lebih bermanfaat bila dilakukan lebih
sering dengan durasi yang lebih singkat. Menurut Breakey (1982) yang dikutip oleh Price
(1997), massage selama 10 menit harus sudah menghasilkan relaksasi.

II. PREGNANCY MASSAGE


A. Perubahan Fisiologis dan Emosi Selama Kehamilan
Menurut Dr. Suwignyo Siswosuharjo, Sp.OG., M.Kes., & Fitrio Chakrawati, S. Sos.,MM
dalam Panduan Super Lengkap Hamil Sehat, perubahan fisiologis dan emosi ibu hamil
selama kehamilan yaitu sebagai berikut:

1. Penggelapan Kulit
Hal ini terjadi karena meningkatnya pigmentasi pada daerah tersebut. Biasanya
penggelapan kulit terjadi di wajah dan leher.

2. Stretch Mark
Stretch Mark muncul karena kulit mengalami peregangan yang luar biasa selama
kehamilan. Kenaikan berat badan yang terlalu cepat dan membersarnya bagian tubuh
tertentu secara tiba-tiba menyebabkan timbulnya guratan. Pada orang yang memiliki kulit
lentur, stretch mark tidak muncul terlalu banyak. Namun, pada perempuan yang kulitnya
kurang lentur atau belum pernah meregang sebesar waktu hamil, stretch mark bisa
muncul lebih banyak. Stretch mark biasanya berupa garis-garis halus kemerahan,
kecoklatan atau kehitaman pada paha, perut dan payudara.

3. Kaki Membengkak
Ini terjadi karena janin membesar mengakibatkan desakan pada rongga pinggul yang
terdapat pembuluh darah arteri maupun pembuluh darah balik dan pembuluh darah limpa.
Dengan demikian, aliran balik akan terbendung terutama pada saat posisi kaki tertekan
dan menggantung, yaitu saat duduk dan berdiri terlalu lama.

4. Sembelit
Metabolisme tubuh ibu hamil memperlambat jalannya makanan di dalam saluran
pencernaan. Hal ini terjadi karena adanya hormon kehamilan yang mengakibatkan
peristaltik usus bergerak lebih lambat peristaltiknya, maka dari itu ibu hamil umumnya
mengalami sembelit.

3
5. Varises
Varises merupakan pembesaran pembuluh balik (vena) akibat kelainan katup dalam
pembuluh vena. Pada wanita hamil, varises disebabkan oleh perubahan hormon dan
tekanan janin yang dikandung. Saat hamil, komposisi hormon tentu berubah, misalnya
hormon progesteron yang cenderung meningkat dibanding saat tidak hamil. Perubahan
ini yang membuat dinding pembuluh darah melunak. Akibatnya, pembuluh darah vena
menjadi lebih gampang membengkak atau membersar. Tekanan dalam rongga panggul
seiring dengan membesarnya janin juga berperan dalam menekan pembuluh darah si ibu.
Varises biasanya sering dialami dibagian betis, tungkai atau paha dan juga di vagina
(vulva varices).

6. Kulit Lebih Berminyak, Berjerawat, atau Kering


Perubahan ini berhubungan dengan munculnya hormon selama kehamilan. Hal ini
umumnya terjadi hanya pada masa kehamilan saja dan berangsur-angsur kembali seperti
semula setelah melahirkan.

7. Emosi Naik Turun


Emosi yang naik turun tak terkendali biasanya dirasakan pada awal kehamilan (trimester
pertama) dan akhir kehamilan (trimester ketiga). Sementara pada trimester kedua
umumnya adalah saat yang paling tenang dan nyaman karena tidak banyak keluhan yang
muncul.

8. Ukuran Perut dan Bentuk Tubuh


Bentuk tubuh setiap ibu hamil berbeda, ada yang selama hamil perutnya saja membesar
tetapi bagian tubuh yang lainnya tetap langsing. Namun, ada juga yang seluruh tubuhnya
membengkak (lengan, kaki, perut, wajah dan leher). Membesarnya ukuran perut
tergantung dari tipe tubuh dan bagaimana cara menjalani kehamilannya. Untuk ibu hamil
yang berpostur tubuh tinggi dan besar mungkin perutnya terlihat kecil atau biasa saja.
Namun, pada ibu hamil yang kecil ramping, perutnya bisa terlihat luar biasa besar. Ada
pula yang merasa perutnya menonjol ke depan ataupun melebar ke samping. Jika selama
hamil merasakan cepat lapar dan sering makan yang berlebihan maka tubuh dapat
membesar dengan cepat. Meskipun demikian bila perut tidak terlalu besar, belum tentu
janin yang dikandung kecil. demikian pula sebaliknya.

9. Rambut Berminyak
Pada saat hamil biasanya rambut terasa lebih cepat berminyak atau lepek dari biasanya.
Hal ini disebabkan karena selama hamil produksi hormon ekstrogen meningkat.

4
10. Kepala Pusing
Ibu hamil biasanya mengalami kemungkinan mendadak kepala pusing atau tubuh seperti
melayang. Ini terjadi karena perubahan hormon kehamilan terkadang menurunkan
tekanan darah atau bisa juga karena mengalami dehidrasi atau penurunan kadar gula di
dalam tubuh. Untuk mencegahnya, hindari melakukan gerakan mendadak dan cepat.

11. Wasir
Wasir adalah varises di vena (pembuluh darah balik). Pada ibu hamil wasir umumnya
disebabkan meningkatnya progesteron dan tekanan rahim yang semakin lama semakin
besar. Wasir dapat memicu timbulnya rasa gatal, nyeri bahkan pendarahan sehingga saat
buang air besar terasa tidak nyaman. Untuk mencegahnya, hindari mengejan terlalu lama
saat buang air besar dan jangan berlama-lama duduk di toilet. Makanlah buah-buahan
dan makanan yang mengandung banyak serat agar pencernaan lancar.

B. Manfaat Pregnancy Massage


Menurut American Pregnancy Association (APA), pregnancy massage dapat meredakan
berbagai keluhan kehamilan, di antaranya:
1. Stres dan Cemas Berlebih
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APA, pregnancy massage terbukti dapat
memperbaiki mood dan meningkatkan kesehatan kardiovaskuler. Menurut penelitian ini,
ibu hamil yang dipijat tiap 2 minggu sekali, selama 5 minggu, maka kadar hormon-
hormon penyebab stresnya (norepinephrine dan kortisol) akan menurun.

2. Bengkak
Bengkak atau edema pada ibu hamil disebabkan karena pembuluh darah besar menerima
tekanan darah yang kencang dari janin yang makin membesar. Pregnancy massage akan
menstimulasi sel-sel lembut untuk mengurangi cairan di sendi yang bengkak.

3. Nyeri Saraf Pinggul (Siatika)


Menurut Heidy Murkoff dalam Kitab Hamil Terlengkap, menjelang pertengahan hingga
akhir kehamilan, bayi mulai menetap pada posisi yang sesuai untuk kelahiran. Posisi dan
beban janin terkadang menduduki saraf siatika, tepat di bagian bawah tulang belakang.
Itulah yang menyebabkan ibu hamil merasa geli, pegal, nyeri, atau bahkan kebas di
daerah pinggul, bokong, hingga kaki bagian belakang. Dengan pregnancy massage,
segala keluhan nyeri saraf pinggul itu dapat diredakan.

4. Sakit Punggung
Menurut APA, hampir 70 persen wanita hamil mengalami sakit punggung. Penyebabnya
yaitu bisa karena perubahan hormon, pertambahan berat badan, dan bahkan karena stres.

5
Pregnancy massage dapat membantu meredakan keluhan tersebut dan memicu stimulus
rileksasi.

C. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi Area Pemijatan
a. Abdominal massage
Otot dan kulit pada dinding perut akan mengalami peregangan. Karena itu,
hindari melakukan pijatan langsung di area perut untuk memastikan keselamatan
pasien.
b. Leg Massage
Pada wanita hamil, ukuran jantung akan membesar, terjadi perluasan pembuluh
darah, volume darah meningkat hingga 30-50%, terjadi peningkatan sel-sel darah
merah dan darah putih. Selain itu, volume cairan interstitial juga akan meningkat
sebanyak 40% pada trimester ke-3, sehingga memicu edema atau pembengkakan
pada kaki. Untuk itu area kaki hanya boleh dipijat dengan tekanan lembut dan
ringan.

2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan


Pemijatan pada ibu hamil tidak dapat dilakukan bila:
a. Demam
b. Mual
c. Diare
d. Tekanan darah tinggi
e. Perdarahan
f. Inflamasi vaskular akut seperti phlebitis
g. Penyakit infeksi
h. Diabetes dengan komplikasi seperti gangguan pada ginjal
i. Pneumonia akut
j. Kanker

D. Posisi Pregnancy Massage


1. Supinasi (terlentang)
2. Sidelying (menyamping)
3. Seated (duduk)

E. Teknik Dasar Pregnancy Massage


1. Pemijatan Daerah Gluteal dan Punggung
1. Persiapan lingkungan
a) Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman
b) Tanyakan kenyamanan posisi klien

6
c) Pertimbangkan suhu ruangan
2. Persiapan pasien
a) Buka selimut pada daerah punggung
hingga ke gluteal kemudian balurkan
minyak di daerah punggung dan mulai
peregangan
3. Fase Kerja
1) Effleurage
a) Mulailah dari atas punggung
meluncur ke bawah pada kedua sisi
tulang belakang hingga atas otot
gluteal
b) Kembali lagi dari bawah ke atas
c) Tekanan pijatan ke atas dikurangi
2) Kneading Bahu
a) Lakukan kneading pada bagian bahu
b) Hand after hand pada bahu
c) Lipat tangan ke belakang
d) Lanjutkan gerakan thumb after
thumb pada skapula
e) Kembalikan tangan
3) Kneading Pinggang
Lakukan kneading mulai dari otot
gluteal dan pinggang dengan lembut
bergeser bolak-balik
4) Diagonal Strokes
a) Urut dari daerah bahu ke daerah
gluteal (daerah pinggang) secara
menyilang dari sisi kanan ke sisi kiri
b) Urut dari daerah gluteal ke daerah
bahu (daerah punggung) menyilang
dari sisi kanan ke sisi kiri
5) Twiddling Thumbs
Tekan pada daerah sekitar ilium
kemudian bergerak ke daerah punggung
hingga ke bahu menggunakan tarian
jempol
6) Circular Thumbs
Gunakan jempol bentuk lingkaran
keluar pada sisi kanan dan kiri otot
spina (secara sirkular)
7) Cross Frictional Therapy
Gunakan jempol untuk menekan
kedalam dan keluar dari spina
8) Chisel Fist
Lakukan gerusan pada otot tulang

7
belakang, dapat bergerak maju-mundur
9) Deeper Cross Friction Therapy
a) Gunakan 2 tangan 4 jari
b) Dimulai dari sisi atas illium di atas
otot gluteal
c) Meluncur dari alur lamina di atas
otot tulang belakang-lanjutkan ke
punggung ke atas hingga bahu dan
kembali
10) Ellbow
a) Letakkan salah satu telapak tangan
pada bahu dan siku tangan lainnya
pada punggung
b) Meluncur turun pada otot tulang
belakang dari bahu dengan fokus
utama tekanan pada otot gluteal
11) Akhiri dengan Efflourage

2. Pemijatan Daerah Lengan


1) Efflourage
a) Usap dengan lembut lengan
bawah lalu naik ke atas
2) V Stroke
a) Buat huruf V di antara ibu jari
dan jari telunjuk, pijat dari
lengan bawah ke lengan atas
3) Kneading
a) Buat bentuk hati antara ibu jari
dan jari telunjuk, saat memijat
ibu jari diarahkan naik turun
hingga bertemu jari telunjuk.
b) Pemijatan dimulai dari bawah
ke lengan atas
4) Usap samping (leaf stroke)
5) Gerusan
6) Tangan

3. Pemijatan Daerah Paha


1) Efflourage
Dimulai dari lutut hingga ke pangkal
paha
2) V Stroke
Buat huruf V di antara ibu jari dan jari
telunjuk, pijat dari lutut sampai ke
pangkal paha

8
3) Kneading - hamstring
4) Kneading - quadriceps
5) Leaf stroke
6) Chisel Fist
Lakukan gerusan bisa digunakan
dengan 2 tangan maupun 1 tangan
7) Splitting hamstring
Kedua tangan tumpang tindih
memberikan tekanan hingga ke pangkal
pahha
8) Criss-Cross
9) Compression

4. Pemijatan Daerah Betis (jangan gunakan tekanan yang keras pada ebtis)

1) Effleourage
2) V - Stroke
3) Kneading
Dengan lembut pada daerah betis sampe
ke lutut
4) Leaf Stroke
Gunakan jempol dengan membuat
setengah lingkaran (seperti gerakan
membentuk daun)
5) Chisel Fist
Lakukan gerusan ke arah atas
6) Pumping
Tahan lutut dengan telapak tangan
kemudian lakukan dorso fleksi dan
ekstensi secara bergantian pada telapak
kaki dengan lembut
7) Lakukan massase dengan lembut pada
kaki
8) Lift Arch
Usap dengan lembut bagian telapak kaki

9
F. TITIK KONTRAINDIKASI SAAT PREGNANCY MASSAGE

Gall Bladder

Merupakan titik tertinggi yang terletak di atas


trapesius, sedikit ke belakang. Selain dapat
menstimulasi let down reflek dan menskresi
prilactin, oksitosin titik ini juga dapat memicu
kontraksi uterus dan perdarahan.
Kidney I

Titik ini di sebut "gushing spring", terletak pada


garis vertical yang membagi di tengah pada
telapak kaki.
Large Instine 4

Disebut "meeting mountains" atau "great


eliminator". Terletak di antara ibu jari dan
telunjuk.dapat menyebabkan kontraksi uterus
dan mempercepat kemajuan persalinan.
Spleen 6

Disebut "meeting point of the three Yin leg


meridians".Terletak 3 cun di atas pergelangan
kaki posterior medial ke tibia ( di bawah tibia ).
dapat menyebabkan kontraksi rahim dan
mempercepat persalinan.
Spleen 10

Disebut "ocean of blood". terletak sekitar 2 inci


di atas patella di tengah vastus medialis. Dapat

10
menstimulasi perdarahan uterus dan keguguran.
Liver 3

Terletak diantara jari pertama dan jari kedua


pada kaki. Dapat menyebabkan perdarahan
uterus dan keguguran. juga dapat mempercepat
kemajuan persalinan.
Bladder 67

Terletak disebelah luar pada jari kelingking kaki


kira - kira 0,1 cm di belakang kuku. Dapat
menurunkan bagian terbawah dari janin,
digunakan untuk mempercepat persalinan yang
sulit.
Ovary Reflex

Terletak di bagian luar di tengah antara


pergelangan kaki dan tumit dimana jaringan
terasa kenyal. Dapat menstimulasi uterus.

III. POST NATAL MASSAGE


A. Perubahan Fisiologis Post Natal
Nifas/ post natal adalah masa pulihnya kembali alat kandungan setelah partus/ persalinan
selesai yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Pada
masa post natal akan terdapat berbagai macam perubahan fisiologi pada ibu diantaranya:

1. Perubahan Sistem Reproduksi


a. Uterus
 Involusi
Proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir ke keadaan pre
natal setelah bayi dilahirkan. Proses involusi dapat terjadi karena:
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh
karena adanya hiperplasi. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap

11
oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu
mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot
setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah
yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Proses ini mengakibatkan
jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot
menjadi lebih kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan
atropi pada jaringan otot uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
1) Uterus
2) Tempat plasenta
3) Perubahan pembuluh darah rahim
b. Lochea
Lochea yaitu peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge vagina
dalam jumlah bervariasi pada awal masa nifas. Lochea mengalami perubahan karena
proses involusi. Pengeluaran Lochea dapat dibagi menjadi Lochea rubra, sanguilenta,
serosa dan alba yaitu sebagai berikut:
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir


merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak
kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir


serviks dan serabut jaringan yang
mati.

Umumnya jumlah Lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring
daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat
wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total
jumlah rata-rata pengeluaran Lochea sekitar 240 hingga 270 ml.

12
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan
kendor. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomi dengan indikasi tertentu.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


a. Nafsu Makan
Asupan makanan ibu post partum biasanya akan mengalami penurunan selama satu
atau 2 hari, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kadar progesteron setelah
melahirkan. Diperlukan waktu pemulihan 3-4 hari agar faal usus kembali normal.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat
setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot
usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid
ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu
untuk kembali normal.

3. Perubahan Sistem Musculoskeletal


a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dinamakan
strie.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

13
e. Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab
utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab ketidakmampuan jangka
panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai
peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur atau saat berjalan.

4. Perubahan Tanda-tanda Vital


a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah partus dapat
naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi
8 derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan
kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada
klien.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan,
denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi
100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal
manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan
tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh
perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang
terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu
dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.

5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler


Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uteri. Penarikan
kembali esterogen menyebabkan dieresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi
volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama
setelah kelahiran bayi. Selam masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.
Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan
trauma masa persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml,

14
sedangkan pada persalinan dengan SC, pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan terdiri
dari volume darah dan kadar Hmt (Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative akan
bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan
menimbulkan decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5 hari post
partum.
6. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-
faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan
plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa
post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000
tanpa adanya kondisi patogis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi.
Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-
ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika
hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi
daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah
yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml
darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan normal
dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama masa persalinan kurang
lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa
masa nifas berkisar 500 ml.
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga
hari ke-7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post
partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya
kadar estrogen dan progesteron.

15
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi
kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. (Saleha:2009 53-61)

B. Manfaat Post Natal Massage


1. Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut, punggung, dan
panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa titik nyeri dan melepaskan
tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke dalam otot dan
dapat meredakan nyeri atau pegal-pegal pada tubuh.
2. Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu pengencangan
bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
3. Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda nyeri alami.
4. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI dan
memudahkan proses menyusui. Pijatan pada payudara akan membantu membuka saluran
kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko radang kelenjar pada payudara
(mastitis).
5. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan sirkulasi dan merangsang
proses penyembuhan organ dalam.
6. Bila pijat menggunakan minyak berbahan dasar almond dapat membantu menyamarkan
stretch marks.
7. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe
8. Mengurangi kram otot.
9. Membantu mengatasi stres setelah melahirkan.

C. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi Area Pemijatan
a. Abdominal massage
Jika menjalani operasi Sectio Caesar, sebaiknya Ibu menunggu 2 minggu, atau setelah
luka operasi sembuh, karena pijat dapat menyebabkan rasa nyeri. Walau pijat dapat
membuat santai, namun sebaiknya dihindari untuk memijat daerah perut dan bekas
jahitan operasi.
2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan
Pemijatan pada ibu post natal tidak dapat dilakukan bila:
a. Demam
b. Mual
c. Diare
d. Tekanan darah tinggi
e. Perdarahan
f. Inflamasi vaskular akut seperti phlebitis
g. Penyakit infeksi

16
h. Diabetes dengan komplikasi seperti gangguan pada ginjal
i. Pneumonia akut
j. Kanker
k. Untuk ibu dengan normal partus pemijatan daerah perut dilakukan setelah 2 hari
setelah partus
l. Untuk ibu dengan Sectio Caesar, sebaiknya pemijatan pada bagian perut dilakukan
setelah luka jahitan sudah kering, atau sekitar 2 minggu post partus

D. Posisi Post Natal Massage


1. Supinasi (terlentang)
2. Pronasi (terlungkup)

E. Teknik Dasar Post Natal Massage


1. Pemijatan Daerah Kaki
1. Persiapan lingkungan
a) Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
b) Tanyakan kenyamanan posisi klien
c) Pertimbangkan suhu ruangan
2. Persiapan pasien
a) Buka selimut pada daerah kaki hingga ke
paha kemudian balurkan minyak di daerah
kaki hingga ke paha
3. Fase Kerja
1) Ankle Circular Motion
a) Lakukan gerakan memutar pada
pergelangan kaki
2) Efflourage
a) Lakukan gerakan Efflourage dari betis
sampai paha
3) Calf Muscles
a) Urut daerah kedua sisi betis dari bawah
keatas dengan kedua tangan.
4) Graps Leg and Hold
a) Raih kaki dan tahan seperti menggendong
bayi
5) Rotate the legs
a) Putar kaki dengan gerakan melingkar
b) Lakukan dengan hati-hati dan lembut
terutama dengan ketidakstabilan panggul
karena tubuh masih dalam proses pemulihan
c) Turunkan betis ke bawah (menggelantung)
6) Efflourage
a) Lakukan gerakan Efflourage dari lutut

17
sampai paha
b) Naikkan betis kembali
5) Stroking
a) Akhiri dengan membelai seluruh kaki

2. Pemijatan Daerah Perut dan Dada


1) Tuangkan minyak ke perut
2) Clockwise
a) Usapkan minyak searah jarum jam
3) Under the back and on the belly
a) Letakkan satu tangan dan tangan dibawah
punggung dan yang lainnya di perut
b) Ini akan memberikan keseimbangan
4) Hand after hand
a) Gerakkan tangan seperti sedang
menyetrika dengan tekanan lembut
b) Ini bisa melepaskan ketegangan
5) Triangle Massage
a) Akhiri gerakan dengan mengusap dari
bawah punggung, pinggang gerakkan
keatas membentuk segitiga
b) Lakukan dengan hati-hati dan lembut
terutama dengan ketidakstabilan panggul
karena tubuh masih dalam proses
pemulihan

3. Pemijatan Daerah Lengan


1) Eflurage
a. Tuangankan minyak dan lakukan gerakan
eflurage
b. Usapkan dengan gerakan lembut dari
tangan ke lengan
2) Lift the arm
Angkat lengan dengan lembut dan pegang
pada pergelangan tangan
3) Shake gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Ini menghilangkan ketegangan
4) Circular upper arms
a. Pijat lengan atas dengan gerakan melingkar
dengan sedikit tekanan lalu menuju tangan
bawah dengan gerakan perahan swedia
b. Akhiri dengan lembut sentuhan pada
pergelangan tangan sampai ke jari dan
telapak tangan

18
4. Pemijatan Daerah Kepala Leher dan Wajah

1) Eflurage
Tuangkan minyak dan usap secara lembut dari
dada menuju bahu kemudian ke leher sampai
ke belakang leher
2) Rotate the Head
a. Putar kepala perlahan
b. Hal ini bisa mengurangi stress
c. Selanjutnya adalah pijat bahu dengan
gerakan eflurage
d. Tutupi mata dengan tangan untuk relaksasi

5. Pemijatan Daerah Kaki dan Betis


1. Baluri kaki dengan minyak sampai punggung
kaki
2. Thumb after thumb
a. Gerakkan jempol secara bergantian
b. Lakukan perahan swedia pada punggung
kaki sampai telapak kaki
c. Hal ini dapat mengurangi ketegangan
d. Selanjutnya pada kaki
e. Lakukan gerakan eflurage pada kaki
kemudian lakukan perahan swedia dari betis
sampai ke ujung jari kaki
e. Lakukan dengan lembut terutama dengan
ketidakstabilan pelvic karena masa
pemulihan
3. Lift a leg
Angkat kaki dan tahan diatas meja
4. Shake it gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Tempatkan kaki dibahu anda
5. Calf muscle
Pijat otot betis dengan kedua tangan menuju ke
pergelangan kaki
6. Stretching the hamstring
Tempatkan kaki ke meja sambil merentangkan
urat lutut dengan sedikit penekanan
7. By stroking the legs up and down
Selesaikan kaki dengan membelai kaki ke atas
dan kebawah

19
6. Pemijatan Daerah Pantat dan Punggung
1. From lower back to the fingertips
a. Tuangkan minyak ditangan ke belakang
dengan gerakan eflurage
b. Usap dari punggung bawah hingga ujung
jari
2. Circular motions
a. Lakukan gerakan melingkar lakukan
pada punggung bagian bawah
b. Gerakan usap ke samping dengan
tangan secara bergantian akhiri dengan
eflurage

7. Pemijatan Daerah Lengan dan Tangan


a. Tuangkan minyak tangan digosokkan pada
lengan dengan gerakan eflurage
b. Biarkan tangan menggantung dan pijat
pergantian secara lembut dengan perahan
swedia
c. Akhiri dengan pemijatan pada telapak
tangan.
d. Gerakan ini bisa melemaskan seluruh tubuh.

IV. PEMASANGAN BENGKUNG SELF BELLY BINDING


A. Pengetahuan Tentang Pemasangan Bengkung Self Belly Binding
Konsep mengikat perut pada masa postpartum bukanlah hal yang baru dikenal.
Konsep ini sudah dikenal selama berabad-abad di seluruh dunia begitu juga di Indonesia.
Selama kehamilan tubuh ibu menahan air, lemak dan udara yang menyebabkan tubuh ibu
membengkak dan berkembang termasuk organ di daerah rahim seperti serviks dan
vagina. Ketika seorang bayi lahir, kelebihan air dan lemak serta perut kembung tidak lagi
dibutuhkan dan sel akan secara alami melepaskan dan mengecil kembali ke ukuran perut
ibu pra – hamil.
Pemasangan bengkung Self Belly Binding adalah seni untuk membungkus perut
ibu post partum untuk mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan. Teknik
pengikat perut ini menggunakan strip kain yang panjang untuk membungkus perut sekitar
pinggul sampai ke daerah tulang rusuk. Pada masa tradisional wanita yang baru selesai

20
melahirkan perutnya akan langsung dibungkus pada hari kelima dan kemudian dipakai
selama 40 hari atau lebih sesuai kebutuhan.
Gaya mengikat yang paling banyak diajarkan saat ini di kalangan Barat adalah
Bengkung Belly Binding Malaysia. Pemasangan Bengkung Belly Binding dilakukan
dengan potongan bahan yang panjang, baik muslin, batik, atau bentuk lain dari katun
ringan. Simpul atau tikungan garis tengah membantu mengamankan perut sehingga
memberikan struktur dan kekompakan dalam proses pengikatan.
B. Manfaat Pemasangan Bengkung Belly Binding
1. Memberikan dukungan postural untuk tubuh dan organ tubuh saat mereka kembali ke
posisi sebelum hamil.
2. Mendukung dan membantu penyembuhan dinding perut dan pemulihan rectum
diastasis.
3. Mendukung penataan kembali tubuh alami dan postur tubuh pasca melahirkan.
4. Tekanan konstan pada batang tubuh dan perut mempercepat penyembuhan dengan
mengurangi air, lemak, dan udara di jaringan sel.
5. Menstabilkan ligament longgar.
6. Membantu mencegah dan mengurangi nyeri punggung bawah dan ketegangan.

C. Pemasangan Bengkung Belly Binding untuk Hasil Terbaik


Wanita setelah melahirkan harus dilakukan pemasangan bengkung idealnya pada
hari kelima pasca persalinan. Ikatan perut harus dipakai setiap hari selama 10 – 12 jam
sehari paling sedikit 40 hari atau lebih. Biasanya para ibu yang menggunakan belly bind
setelah melahirkan perutnya akan kembali ke ukuran pre-pregnancy mereka sendiri dalam
waktu 6 – 8 minggu. Sementara untuk ibu yang melahirkan dengan operasi SC harus
menunggu setidaknya 2 minggu sampai luka bekas operasi sebagian besar sembuh baru
boleh dilakukan pemasangan bengkung.

21

Anda mungkin juga menyukai