Anda di halaman 1dari 11

80 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.

Karakterisasi Struktur Pori dan Morfologi ZSM-2 Mesopori yang Disintesis


dengan Variasi Waktu Aging

Pore Structure and Morphology Characterizations of Mesoporous ZSM-5


Synthesized at Various Aging Time

Djoko Hartanto, Tri Esti Purbaningtias, Hamzah Fansuri, Didik Prasetyoko


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh November

ABSTRACT

Mesoporous ZSM-5 has been successfully synthesized at various aging time of 6, 12 and 24 h. Mesoporous
ZSM-5 was synthesized using cetyltrimethylammonium bromide (CTABr) as a template. Synthesis was carried
out hydrothermally with aging and crystallization temperature at 60 oC and 150oC. XRD patterns of the resulted
material showed diffraction lines at 2θ = 23º and at small angle (2θ < 5º) which is characteristic of the structure
of ZSM-5 and the existing of the mesoporous material. It was found that crystallinity of the sample increased at
longer aging time. The result of nitrogen gas sorption analysis showed that all samples have pore size about 3,8
nm. The porosity of ZSM-5 decreased with shorter of aging time. ZSM-5 synthesized at 6 h aging time has the
highest porosity of 72.57%. Aging time also affected the particle size, the longer the aging time, the smaller the
particle size. The particle size was ranging 1.25 – 1.0 µm.

Keywords: Pore structure, morphology, mesoporous ZSM-5, aging time

PENDAHULUAN dipersingkat (Cundy et al. 2005, Wang et al.


2003). Namun, menurut penelitian Kresge et
Zeolit-aluminosilikat, yang banyak diketahui al. (1992), koloid pada zeolit berukuran nano
sebagai materi mikropori, adalah kristal berpori membuat proses sintesis sulit ditangani. Selain
kecil yang secara ekstensif digunakan sebagai itu, sintesis zeolit ukuran nano biasanya
katalis pada proses refining minyak, industri banyak menggunakan templat organik dalam
petrokimia, dan sintesis bahan kimia, sebagai jumlah yang banyak. Kendala ini
adsorben dan penukar ion dalam pemisahan mengakibatkan biaya yang mahal dalam
industri atau pemurnian fluida dan juga sintesis zeolit nano. Keberhasilan dalam
dianggap menjanjikan berfungsi sebagai bahan sintesis materi mesopori dengan membuat pori
untuk banyak aplikasi dalam sensor, alat dan saluran berukuran 2-50 nm mungkin dapat
elektronik, dan materi lain yang penting digunakan sebagai metode lain untuk
(Cundy et al. 2003, Jacobs et al. 1991). Zeolit penyelesaian masalah tersebut. Akan tetapi,
memiliki kinerja terbaik karena saluran yang materi mesopori memiliki kelemahan intrinsik
baik dan kisaran rongga 3-15Å. Jaringan dalam hal keasaman dan stabilitas sintesis,
mikropori yang seragam pada dimensi molekul yang akan membatasi aplikasinya.
dapat menampung molekul secara selektif, Keterbatasan ini dapat diatasi dengan
bentuk zeolit dan efek selektivitas saringan mengkombinasikan mesoporositas dari
molekular memainkan peran penting dalam aluminosilikat mesopori dengan keasaman dan
aplikasi katalis. Bagaimanapun juga, ukuran stabilitas hidrotermal yang tinggi dari zeolit
pori yang kecil dari material mikropori mikropori (Perez et al. 2005). Usaha yang
menyebabkan difusi reaktan menuju produk dapat dilakukan adalah sintesis aluminosilikat
berlangsung lambat dalam kristal zeolit mesopori dari gel yang di-aging dan dengan
sehingga aplikasinya menjadi kurang praktis. menambahkan surfaktan sebagai agen pengarah
Keterbatasan ukuran pori pada zeolit telah struktur meso (Huang et al. 2000, Liu et al.
diatasi dengan melakukan beberapa strategi. 2000, Liu et al. 2001).
Satu di antaranya adalah mensintesis zeolit Goncalves et al. (2008) telah melakukan
dengan kristal nano berukuran 0.5-50 nm, sintesis ZSM-5 dengan aging gel selama 18-72
dengan demikian difusi pada zeolit dapat jam pada suhu antara 30°C dan 90°C dengan
81 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.)

penambahan surfaktan kation setiltrimetil- sebanyak 1,34 gram kemudian dilarutkan dalam
amonium bromida (CTABr). ZSM-5 yang larutan TPAOH yang terdiri dari 12,5 mL TPAOH
terbentuk disebut seeding gels, kemudian dan 62,5 mL akuades. Ke dalam larutan yang
terbentuk ditambahkan 28,2 mL TEOS. Selanjutnya
dilakukan kristalisasi pada 120°C - 150°C. Gel
campuran distirer selama 15 menit dan di-aging
yang di-aging pada 60°C menghasilkan ZSM- pada suhu 60oC selama 24 jam. Setelah gel
5 yang mempunyai ukuran mesopori yang terbentuk, ditambahkan CTABr sebanyak 11,95
seragam dengan diameter sekitar 2,5 nm. gram dan distirer sampai tercampur sempurna.
Analisa dengan SEM menunjukkan hasil yang Selanjutnya campuran dikristalisasi selama 48 jam
hampir sama meskipun semua sampel tersebut pada suhu 150oC.
menunjukkan kristalinitas yang berbeda, Padatan yang terbentuk dipisahkan dengan
dimana beberapa sampel serupa dengan filtrasi kemudian dicuci dengan akuades. Padatan
material mesopori lainnya yaitu jenis MCM-41. tersebut dikeringkan pada 60oC selama 24 jam.
Kemudian dikeringkan kembali pada 110oC selama
Simetri jaringan mesopori menurun sejalan
24 jam. Padatan hasil kemudian dikalsinasi pada
dengan meningkatnya kristalinitas ZSM-5 dari suhu 550oC selama 10 jam. ZSM-5 mesopori yang
sampel yang mengindikasikan adanya dislokasi terbentuk disebut sebagai sampel A-24. Langkah-
jaringan surfaktan selama terjadi transformasi langkah tersebut diulangi dengan waktu aging yang
dari partikel MCM-41 menjadi ZSM-5. berbeda. Waktu aging 12 jam untuk mendapatkan
Kristalinitas ZSM-5 yang disintesis dipeng- sampel A-12 dan 6 jam untuk sampel A-6.
aruhi oleh temperatur kristalisasi, waktu aging,
dan perbandingan Si/ Al dari gel. Karakterisasi
Waktu aging gel berhubungan dengan Padatan yang dihasilkan dikarakterisasi
menggunakan teknik difraksi sinar-X (X-Ray
pembentukan kristal ZSM-5 selama kristalisasi Diffraction Phillips Expert) menggunakan radiasi
seeding gel dengan penambahan CTA+. CuKα pada panjang gelombang λ = 1,541 Å, voltase
Meskipun sampel di-aging selama 72 jam 40 kV, dan arus 30 mA dengan rentang sudut 2θ =
memiliki kristalinitas yang lebih tinggi 1,5-40°. Selanjutnya, padatan yang dihasilkan
daripada sampel yang di-aging selama 24 jam, dikarakterisasi dengan spektroskopi inframerah
tetapi lebih rendah daripada sampel yang (SHIMADZU) untuk mengetahui ikatan yang
disiapkan dari gel yang di-aging selama 48 terbentuk pada bilangan gelombang 1400 cm-1
jam. Hal ini disebabkan selama proses aging sampai 400 cm-1.
Isoterm sorption gas nitrogen diamati dengan
terjadi pembentukan prekursor ZSM-5 primer.
menggunakan instrumen Quantachrome Corporation
Waktu aging yang meningkat mengakibatkan (Nova-1200). Hal yang perlu dilakukan sebelum
prekursor ZSM-5 yang terbentuk semakin analisis ini adalah sampel (masing-masing sebanyak
banyak dan jumlah aggregat yang berubah 0.05 gram) divakum selama 2 jam pada 150°C. Luas
menjadi partikel lebih besar meningkat, dimana permukaan spesifik (SBET) dihitung dengan
partikel tersebut tidak dapat bergabung ke persamaan BET sedangkan distribusi ukuran pori
dalam dinding pori MCM-41 (Goncalves et al. (pore size distribution/ PSD) dan mesopori dianalisis
2008). Pada penelitian ini dilakukan kajian dari jalur desorpsi. Padatan yang dihasilkan
untuk mengetahui pengaruh variasi waktu dikarakterisasi dengan SEM (JEOL 6360 LA) untuk
mengetahui morfologi permukaan sampel padat.
aging 24, 12, dan 6 jam pada sintesis ZSM-5
mesopori yang belum dikaji oleh peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelumnya.

METODE Sintesis katalis ZSM-5 mesopori


Katalis ZSM-5 mesopori disintesis secara
Sintesis ZSM-5 mesopori hidrotermal sesuai dengan metode Goncalves
Goncalves et al. (2008) telah berhasil et al. (2008). Bahan-bahan utama yang
mensintesis ZSM-5 mesopori menggunakan metode digunakan antara lain natrium aluminat sebagai
kristalisasi hidrotermal. Templat yang digunakan sumber alumina yang memiliki kereaktifan
pada sintesis tersebut adalah TPAOH dan CTABr. tinggi, sehingga lebih mudah untuk digunakan
Sampel ZSM-5 mesopori yang paling baik
dalam sintesis ZSM-5 (Ismail et al. 2006),
dihasilkan pada rasio SiO2/Al2O3 sebesar 20, aging
selama 24 jam dengan suhu 60oC, dan kristalisasi tetraetilortosilikat (TEOS) sebagai sumber
selama 48 jam dengan suhu 150oC. silika, tetrapropilamoniumhidroksida (TPAOH)
Sintesis ZSM-5 mesopori pada penelitian ini sebagai templat pertama agar terbentuk struktur
mengacu pada penelitian Goncalves et al. (2008) MFI dengan ukuran partikel kecil, yaitu
dengan menggunakan sumber Si dan Al yang memiliki diameter 0,3 μm (Wang et al. 2002).
berbeda. Natrium aluminat (NaAlO2) ditimbang
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 80-90 82

Templat kedua digunakan setiltrimetilamonium yang dihasilkan dikeringkan dalam oven


bromida (CTABr) sebagai bahan pengarah pada suhu 60oC selama 24 jam, kemudian pada
mesostruktur dan untuk mengasilkan sampel suhu 110oC selama 24 jam untuk
yang memiliki stabilitas asam dan hidrotermal menghilangkan kandungan air. Padatan putih
yang baik (Goncalves et al. 2008). yang dihasilkan kemudian dikalsinasi pada
Awal sintesis dilakukan percampuran suhu 550oC selama 10 jam untuk
natrium aluminat dengan larutan TPAOH, menghilangkan templat-templat organik dan
disertai pengadukan. Sintesis dilanjutkan untuk pembentukan struktur ZSM-5 mesopori.
dengan penambahan TEOS tetes demi tetes, Selanjutnya, ZSM-5 yang telah terbentuk
kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf pada dikarakterisasi dengan difraksi sinar X (XRD),
suhu 60ºC selama 24 jam untuk terjadinya spektroskopi inframerah, adsorpsi-desorpsi
proses aging. Proses aging akan mengarahkan nitrogen dan Scanning Electron Microscopy
pemutusan dan represipitasi dari monomer (SEM).
silika menjadi struktur gel yang lebih kuat
dengan pori yang diinginkan (Smitha et al. Karakterisasi padatan
2006). Gel yang dihasilkan ditambahkan Teknik XRD digunakan untuk identifikasi fase
CTABr sebagai pengarah struktur meso, kristal dan kekristalan sampel ZSM-5
kemudian dimasukkan kembali ke dalam mesopori. Difraktogram yang dihasilkan ini
autoklaf pada suhu 150oC selama 48 jam untuk dibandingkan antara variasi waktu aging 24, 12
proses kristalisasi hidrotermal. Selama proses dan 6 jam. Pola difraksi sinar-X ditunjukkan
kristalisasi hidrotermal, jaringan Si-O-Al amorf pada Gambar 1. Semua sampel memiliki
mengandung air dan membentuk struktur intensitas puncak yang cukup tinggi di 2θ =
ZSM-5. Setelah itu padatan disaring dan 7.8º; 8.7º; 8.8º; 9.0º; 22.9º; 23.2º. Puncak-
dicuci dengan akuades sehingga didapat puncak ini sesuai dengan puncak-puncak ZSM-
padatan berwarna putih. Padatan putih 5 yang berstruktur MFI (Treacy et al. 2001).

Gambar 1. Difraksi sinar X ZSM-5 dengan variasi waktu aging 24 (a), 12 (b), dan 6 (c) jam, serta
ZSM-5 mikropori (TEOS-TPABr) (d).
83 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.)

Tabel 1. Hubungan kristalinitas dan waktu aging.

Sampel 2θ Intensitas (cps) Kristalinitas (%)


TEOS-TPABr 23,14 1399 (Io) 100
A-24 jam 22,99 905 65
A-12 jam 22,98 798 57
A-6 jam 23,04 682 49

Hal ini mengindikasikan bahwa semua hasil Spektra Inframerah dari sampel ditunjukkan
sintesis termasuk dalam tipe struktur MFI. pada Gambar 2. Pada gambar tersebut terlihat
Struktur MFI ini didapatkan dari penggunaan bahwa semua sampel menghasilkan spektra
TPA+ sebagai templat. Menurut Gontier et al. yang sama dengan spektra ZSM-5 komersial
(1996), penggunaan TPAOH sebagai templat yaitu pada bilangan gelombang sekitar 1220,
merupakan pengarah struktur MFI yang baik 1110, 800, 550, dan 450 cm-1. Hal ini
dan memberikan hasil kristal dengan ukuran menunjukkan bahwa pada semua sampel
partikel kecil, yaitu 0,3 μm. Selain itu, templat tersebut terbentuk kristal ZSM-5. Pita absorpsi
TPAOH dapat menghasilkan luas permukaan sekitar 1090, 790, dan 450 cm-1 menunjukkan
dan kristalinitas ZSM-5 yang lebih besar adanya ikatan internal dalam tetrahedral SiO4
daripada TMAOH, TEAOH, dan TBAOH (atau AlO4), dimana puncak ini tidak sensitif
(Fouad et al. 2006). Posisi yang pasti, lebar, terhadap perubahan struktur (Goncalves et al.
dan area puncak pada 23,1 dan 23,2°2θ 2008).
menunjukkan struktur ZSM-5 yang dikalsinasi Gambar 2 menunjukkan semakin lama
(Treacy et al. 2001). Selain itu, dari gambar waktu aging, intensitas pita yang terbentuk
tersebut terlihat puncak pada rentang 2θ yang relatif semakin tinggi. Hal ini menunjukkan
kurang dari 5°. Puncak pada rentang tersebut semakin terbentuknya Si-O-Si tetrahedral. Pita
mengindikasikan struktur ZSM-5 mesopori serapan pada bilangan gelombang sekitar 1100
(Goncalves et al. 2008). cm-1 merupakan pola vibrasi asimetris Si-O-Si,
Pola difraksi sinar-X pada Gambar 1 dan pita serapan pada bilangan gelombang
menunujukkan bahwa semua sampel terdiri sekitar 800 cm-1 merupakan mode vibrasi
dari fasa MFI dengan kristalinitas tinggi dan simetri. Sementara itu, pita absorpsi pada
tidak ditemukan fase kristalin yang lain. Waktu daerah sekitar 1226, dan 544 cm-1 merupakan
aging yang semakin lama menyebabkan puncak karakteristik untuk zeolit dengan
kristalinitas sampel yang semakin tinggi. struktur MFI, yang berhubungan dengan
Selama proses aging, kekuatan dan kekakuan struktur pembangun sekunder zeolit MFI dan
dari gel meningkat yang mengindikasikan sensitif terhadap perubahan struktur
meningkatnya derajat reaksi kondensasi dan (Goncalves et al. 2008). Pada umumnya, pita
ikatan silang siloksane di dalam pemutusan dan ini akan bergeser dengan perubahan rasio
represipitasi silika (Smitha et al. 2006). silikon terhadap aluminium. Oleh karena itu,
Intensitas puncak menunjukkan kristalinitas puncak ini dijadikan dasar untuk mengetahui
dari sampel, semakin tinggi intensitasnya maka pembentukan ZSM-5. Pada pita absorpsi
kristalinitas sampel akan semakin tinggi. sekitar 544 cm-1 menunujukkan adanya gugus
Pada Tabel 1 kristalinitas ZSM-5 yang pentasil yang merupakan karakteristik dari
terbentuk pada aging 24 jam paling tinggi bila ZSM-5 (Tabel 2). Pada Gambar 2 terlihat lebar
dibandingkan dengan kristalinitas pada aging pita yang semakin berkurang dengan
12 jam dan 6 jam. Perbedaan intensitas ini bertambahnya waktu aging pada bilangan
diperkirakan terjadi, karena jumlah bidang gelombang antara 600-550 cm-1. Menurut
kristal yang dihasilkan pada masing-masing Kirschhock et al. (1999) lebar pita akan
sampel berbeda, sehingga jumlah sinar yang berkurang dengan meningkatnya kristalinitas
dipantulkan dari bidang kristal juga akan pada bilangan gelombang antara 600-550 cm-1,
berbeda. Sampel yang mampu memantulkan sehingga dapat dikatakan bahwa kristalinitas
sinar lebih banyak akan menghasilkan sampel akan menurun dengan berkurangnya
intensitas yang tinggi, sehingga kristalinitas waktu aging. Intensitas pada bilangan
dari ZSM-5 yang dihasilkan juga akan semakin gelombang 550 cm-1 mengindikasikan jumlah
tinggi. prekursor zeolit (Goncalves et al. 2008).
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 80-90 84

Gambar 2 menunjukkan intensitas pada 550 bertambah dengan meningkatnya waktu aging.
cm-1 dari sampel menurun dengan berkurang- Rasio intensitas I550cm-1 / I450cm-1 identik dengan
nya waktu aging. Hal ini mengindikasikan kristalinitas sampel (Goncalves et al. 2008).
bahwa jumlah prekursor zeolit pada sampel Semakin besar rasio intensitas I550cm-1 / I450cm-1
semakin berkurang. Gambar 3 dapat terlihat maka kristalinitasnya semakin meningkat.
rasio intensitas I550cm-1 / I450cm-1 yang semakin

Gambar 2. Spektra FTIR ZSM-5 komersial mikropori (d) dan ZSM-5 mesopori dengan variasi
waktu aging 24 (a), 12 (b), dan 6 jam (c).

Tabel 2. Bilangan gelombang dalam cm-1 dari spektra inframerah sampel.

Sampel Regangan TO4 Teknik T-O


Asimetrik Simetrik
ZSM-5 1224,84 1109,11 796, 547,8 457,14
A-24
ZSM-5 1220,98 1078,24 794,70 547,8 459,07
A-12
ZSM-5 1220,98 1066,67 796,63 547,8 464,86
A-6
85 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.)

Gambar 3. Grafik Rasio Intensitas I550cm-1 / I450cm-1 pada tiap sampel.

Adsorpsi – desorpsi Nitrogen Adanya pori pada permukaan padatan akan


Adsorpsi nitrogen merupakan adsorpsi fisik memberikan efek pembatasan jumlah lapisan
yang digunakan dalam metode BET untuk pada adsorbat dan terjadi fenomena kondensasi
menentukan total luas permukaan dan struktur kapiler. Kondensasi kapiler ini menyebabkan
pori suatu padatan (Haber et al. 1995). terjadinya histerisis (Adamson 1990). Loop
Persamaan BET hanya dapat digunakan untuk histerisis pada tekanan relatif yang hampir
adsorpsi isoterm yang mempunyai nilai P/P0 sama dari 0,55 sampai 0,8, yang berarti
berkisar antara 0.05 sampai 0.3 (Adamson distribusi ukuran porinya hampir identik pada
1990). Isoterm linier dari sistem adsorpsi- kisaran 3 – 6 nm (Choi et al. 2008).
desorpsi nitrogen untuk masing-masing sampel Berdasarkan pola adsorpsi awal ini telah dapat
ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar tersebut disimpulkan secara umum bahwa katalis ZSM-
merupakan grafik jumlah adsorpsi nitrogen 5 dengan waktu aging 6, 12, maupun 24 jam
terhadap tekanan relatif P/P0. Pada Gambar 4 menunjukkan profil isoterm adsorpsi tipe IV
tersebut, dapat dilihat bahwa isoterm adsorpsi karakteristik padatan berpori meso.
nitrogen semua sampel ZSM-5 menunjukkan Selain itu, dari Gambar 4 terlihat bahwa
pola yang serupa dimana terjadi kenaikan loop histerisis paling besar pada sampel ZSM-5
secara cepat pada tekanan relatif (P/P0) rendah, A-6. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
kemudian naik perlahan pada pertengahan dan adsorbat (N2) yang tertinggal dalam pori saat
naik lagi dengan cepat pada P/P0 mendekati desorpsi paling banyak, yang mengindikasikan
satu. Kenaikan pertama terjadi karena molekul bahwa jumlah mesopori pada ZSM-5 A-6
gas yang teradsorp berinteraksi dengan daerah paling banyak.
yang berenergi pada permukaan padatan. Pada Pembuktian terhadap adanya pori meso
pengisian ini telah terbentuk lapisan tunggal, pada permukaan padatan dapat dilihat dari data
kemudian pada daerah P/P0 yang lebih tinggi, distribusi ukuran pori yang disajikan pada
pertambahan molekul gas terjadi pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5, dapat
permukaan yang telah ditempati molekul gas disimpulkan bahwa adanya histeresis pada
dimana telah terbentuk lapisan tunggal. Pada seluruh sampel ZSM-5 disebabkan adanya pori
pertambahan ini terbentuk lapisan berlapis berukuran meso. Hal ini ditunjukkan oleh
(multilayer) dan pada akhir pengisian, terjadi grafik distribusi ukuran pori yang terus
kondensasi melekul gas yang teradsorp, selain menunjukkan kenaikan pada diameter pori
itu juga terlihat adanya loop histerisis pada lebih dari 2 nm (sekitar 3,8 nm), sehingga
daerah pertengahan. Isoterm ini merupakan dapat disimpulkan bahwa katalis ZSM-5 A-6,
isoterm tipe IV yaitu jenis adsorpsi dari ZSM-5 A-12, dan ZSM-5 A-24 memiliki pori
padatan berpori meso, yang memiliki ukuran berukuran meso.
pori 2-50 nm (Gregg & Sing 1982). Hasil analisis permukaan dan struktur pori
dengan adsorpsi-desorpsi nitrogen ditunjukkan
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 80-90 86

pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat mesopori menjadi ZSM-5, hal ini
bahwa waktu aging berpengaruh pada mengindikasikan bahwa waktu aging gel yang
porositas. Semakin lama waktu aging maka lebih lama meningkatkan jumlah prekursor
porositasnya semakin kecil. Goncalves (2008) ZSM-5 yang terbentuk sehingga porositasnya
menjelaskan pengaruh waktu aging dalam berkurang. Waktu aging tidak memberikan
sintesis ZSM-5 bahwa suatu peningkatan pengaruh pada ukuran diameter pori. Ukuran
waktu aging akan menghasilkan suatu diameter pori dipengaruhi oleh ukuran templat
perubahan yang cepat dari aluminosilikat yang digunakan dalam sintesis.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Permukaan dan Pori Sampel ZSM-5 (Aging 6, 12, dan 24 jam).
Gambar 4. Grafik isoterm adsorpsi-desorpasi N2 dari ZSM-5 dengan variasi waktu aging 6, 12,
dan 24 jam.

Tabel 3. Hasil analisis permukaan dan pori sampel ZSM-5 (Aging 6, 12, dan 24 jam).

Sampel S V Meso Diameter Porositas Diameter Luas area Luas area


(BET) (BJH ) Pori (BJH, (%) Pori (nm) meso mikro
(m2/g) (cc/g) nm) (m2/g) (m2/g)
ZSM-5 A-6 273 0,35 3,83 72,57 0,07 208,48 64,50
ZSM-5 A-12 142 0,15 3,84 70,36 0,06 90,53 51,27
ZSM-5 A-24 303 0,25 3,84 61,82 0,05 156,65 146,38
87 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.)

Gambar 5. Distribusi ukuran pori sampel katalis ZSM-5 aging 6,12, dan 24 jam.

Gambar 6. Grafik t-plot untuk semua sampel ZSM-5 (aging 6, 12, dan 24 jam).
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 80-90 88

Gambar 7. Morfologi SEM ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu aging (a) Perbesaran 5000 kali
dan (b) Perbesaran 20000 kali.

Evaluasi distribusi ukuran pori pada daerah yang sama. Garis horisontal dari garis linier
mikropori dibutuhkan untuk membuktikan mengindikasikan adanya mikropori, sedangkan
adanya mikropori pada suatu katalis yang garis vertikal menunjukkan adanya mesopori
memiliki grafik isoterm tipe IV. Salah satu (Storck et al. 1998). Berdasarkan grafik t-plot
metode yang digunakan untuk analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
permukaan mikropori adalah t-plot. Metode ini sampel ZSM-5 memiliki pori yang tidak
didasarkan pada perbandingan data adsorpsi seragam karena mengandung pori yang
isoterm dari sampel berpori dan sampel berukuran mikro (< 2 nm) dan meso (2-50 nm).
nonpori (isoterm acuan = tipe II) (Storck et al.
1998). Gambar 6 merupakan grafik t-plot untuk Scanning Electron Microscopy (SEM)
semua sampel. Dari grafik tersebut dapat Gambar 7 adalah morfologi dari sampel ZSM-5
dilihat bahwa semua sampel ZSM-5 yang di- dengan variasi waktu aging 6, 12, dan 24 jam.
aging selama 6, 12, dan 24 jam memiliki pola Dapat dilihat dari Gambar 7 bahwa sampel
89 Karakterisasi Struktur Pori……….(Djoko Hartanto et al.)

pada aging 12 jam memiliki partikel yang lebih porositas terbesar dihasilkan pada
seragam dibandingkan dengan sampel pada waktu aging 6 jam yaitu sebesar 72,57 %.
waktu aging 6 dan 24 jam. Selain itu, dari Selain itu, berdasarkan analisa SEM, waktu
gambar tersebut dapat dilihat bahwa ukuran aging juga berpengaruh pada ukuran partikel,
partikel semakin besar dengan adanya semakin lama waktu aging maka ukuran
pengurangan waktu aging. Waktu aging yang partikelnya semakin kecil.
semakin lama mengakibatkan ukuran partikel
yang semakin kecil karena inti ZSM-5 yang Ucapan terimakasih
terbentuk semakin banyak sehingga pada saat Penulis mengucapkan terima kasih kepada ITS
kristalisasi, inti tersebut menjadi kristal yang yang membiayai melalui DIPA ITS 2009/2010.
ukurannya kecil tetapi jumlahnya banyak.
Salah satu ukuran partikel dari tiap-tiap sampel
yang ditandai dengan lingkaran berwarna DAFTAR PUSTAKA
merah adalah 1,25 x 0,85 x 1 μm (Aging 6
jam), 1,2 x 0,75 x 0,65 μm (Aging 12 jam), dan Adamson AW. 1990, Physical Chemistry of
1 x 0,85 x 0,5 μm (Aging 24 jam). Surfaces, John Wiley & Sons, Inc, New York.
Hasil analisa SEM mendukung data analisa Choi J, Kim J, Yoo KS & Lee TG. 2008, Synthesis
of mesoporous TiO2/γ-Al2O3 composite
XRD. Pada analisa XRD dikatakan bahwa
granules with different sol composition and
ZSM-5 A-6 merupakan sampel yang paling calcination temperature, Powder
rendah kristalinitasnya dibandingkan dengan Technology.181: 83-88.
ZSM-5 A-12 dan ZSM-5 A-24. Fasa amorf dari Cundy CS & Cox PA. 2003, The Hydrothermal
ZSM-5 A-6 dibuktikan dari gambar SEM. Synthesis of Zeolites: History and Development
Pada gambar tersebut terlihat bahwa partikel from the Earliest Days to the Present Time,
yang terbentuk tidak seragam baik bentuk Chemical Review. 103:663-702.
maupun ukurannya. Bentuk yang paling Cundy CS & Cox PA. 2005. The Hydrothermal
banyak pada ZSM-5 A-6 adalah lembaran. Synthesis of Zeolites: Precursors,Intermediates
and Reaction Mechanism. Microporous and
Banyaknya fasa amorf diakibatkan dari
Mesoporous Materials. 82: 1-78.
mesopori yang terbentuk. Berdasarkan data Goncalves ML, Dimitrov LD, Jorda MH, Wallau M,
adsorpsi-desorpsi nitrogen, ZSM-5 A-6 & Urquieta-Gonzalez EA. 2008. Synthesis of
memiliki mesopori yang paling banyak Mesoporous ZSM-5 by Crystallization of Aged
sehingga fasa amorf yang terbentuk juga Gels in the Presence of
semakin banyak. Cetyltrimethylammonium Cations. Catalysis
Today. 133-135:69-79.
KESIMPULAN Gontier S & Tuel A. 1996. Synthesis of Titanium
Silicalite-1 Using Amorphous SiO2 as Silicon
Source. Zeolites. 16:184-195.
ZSM-5 mesopori berhasil disintesis dari TEOS Gregg SJ & Sing KSW. 1982. Adsorption, Surface
sebagai sumber silika, natrium aluminat Area and Porosity.2nd Edition, London:
sebagai sumber aluminium, TPAOH sebagai Academic Press.
templat pengarah struktur ZSM-5 MFI, dan Haber J, Block JH & Delmon B. 1995. Manual of
CTABr sebagai templat mesopori pada waktu Methods and Procedures for Catalyst
aging 6, 12, dan 24 jam. Hasil karakterisasi Characterization, Pure and Applied Chemistry.
XRD menunjukkan bahwa ZSM-5 yang 67:1257-1306.
disintesis memiliki pori berukuran mesopori Huang L, Guo W, Deng P, Xue Z & Li Q. 2000.
Investigation of Synthesizing MCM-41/ZSM-5
yang ditunjukkan dengan adanya puncak pada
Composites, Journal of Physical Chemistry. 104
area 2θ kurang dari 5о. Selain itu kristalinitas (13):2817-2823.
ZSM-5 mesopori semakin menurun dengan Ismail AA, Mohaned RM, Fouad OA & Ibrahim IA.
berkurangnya waktu aging yang terlihat dari 2006, Synthesis of Nanosized ZSM-5 Using
penurunan intensitas. Hal ini juga didukung Different Alumina Sources. Crystal Research
oleh data hasil karakterisasi spektroskopi Technology. 41:145.
inframerah. Berdasarkan data adsorpsi-desorpsi Jacobs PA & Martens JA. 1991. Introduction to
nitrogen, semua sampel memiliki ukuran pori Zeolite Science and Practice. Study Surface
sekitar 3,8 nm, sedangkan porositas ZSM-5 Science and Catalysis. edited by Van Bekkum,
H, Flanigen EM. Jansen, Elsevier JC.
mesopori berkurang dengan meningkatnya
Amsterdam. 58: 445-493.
waktu aging. ZSM-5 mesopori dengan
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 80-90 90

Kresge CT, Leonowicz ME, Roth WJ, Vartuli JC & Storck S, Bretinger H & Maier WF. 1998.
Beck JS. 1992. Ordered Mesoporous Molecular Characterization of Micro- and Mesoporous
Sieves Synthesized by A Liquid-crystal Solids by Physisorption Methods and Pore-size
Template Mechanism. Nature. 359:710-712. Analysis. Applied Catalysis A: Genera.174:137-
Kirschhock CEA, Ravishankar R, Verspeurt F, 146.
Grobet PJ, Jacobs PA & Martens JA. 1999. Wang H, Holmberg B & Yan Y. 2003. Direct
Identification of Precursor Species in the Synthesis of Template-free Zeolite Nanocrystals
Formation of MFI Zeolite in the within In-situ Thermoreversible Polymer
TPAOH−TEOS−H2O System. Journal of Hydrogels. Journal of American Chemical
Physical Chemistry. 103:4965-4971. Society. 125:9928-9929.
Liu Y, Zhang W & Pinnavaia TJ. 2000. Steam- Wang XS, Guo XW & Li G. 2002. Synthesis of
Stable Aluminosilicate Mesostructures Titanium Silicalite (TS-1) from the TPABr
Assembled from Zeolite Type Y Seeds. Journal System and Its Catalytic Properties for
American Chemical Society. 122(36):8791-8792. Epoxidation of Propylene. Catalysis Today.
Liu Y, Zhang W & Pinnavaia TJ. 2001. Steam- 74:65-75.
Stable MSU-S Aluminosilicate Mesostructures Zhu H, Liu Z, Kong D, Wang Y, Yuan X & Xie Z.
Assembled from Zeolite ZSM-5 and Zeolite 2009. Synthesis of ZSM-5 with Intracrystal or
Beta Seeds. Angewandte Chemie. 113(7):1295- Intercrystal Mesopores by Polyvinyl Butyral
1298. Templating Method. Journal of Colloid and
Pérez PJ, Díaz I & Agúndez J. 2005. Strategies for Interface Science. 331: 432-438.
Ordering the Network of Mesoporous Materials.
CR. Chimie 8:569–578.
Smitha S, Shajesh P, Aravind PR, Rajesh KS, Pillai
PK & Warrier KGK. 2006. Effect f Aging Time
and Concentration of Aging Solution on the
Porosity Characteristics of Subcritically Dried
Silica Aerogels. Microporous and Mesoporous
Materials. 91:286-292.

Anda mungkin juga menyukai