1 Alumunium
2.1.1 Pengertian Dasar Aluminium
Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik serta sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Adanya
penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya akan meningkatkan kekuatan
mekanik Aluminium (Tata Surdia, 1999)
2.1.2 Klasifikasi Aluminium dan Paduannya
Material aluminium merupakan logam kedua setelah baja yang digunakan dalam
kontruksi dan manufaktur, oleh sebab itu logam non-ferrous yang dijelaskan pada
kesempatan ini adalah logam aluminium.
. Paduan Aluminium dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok utama, yaitu:
1. Paduan Aluminium Tempa (Aluminium Wrought Alloy) Paduan ini dibuat
untuk dikerjakan dengan proses forming untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan
seperti pelat, lembaran, atau kawat.
2. Paduan Aluminium Cor (Aluminium Casting Alloy) Pada paduan ini, bentuk
benda yang diinginkan diperoleh dari logam cair yang dituang pada cetakan dengan
bentuk yang diinginkan dan dibiarkan membeku, sehingga didapatkan produk yang
mendekati bentuk aslinya untuk kemudian difinishing.
3. Paduan aluminium yang dapat diberi perlakuan panas (Heat-Treatable
Aluminium Alloy) Pada paduan ini ditambahkan beberapa elemen untuk memperkuat
aluminium, elemen yang ditambahkan biasanya copper (seri 2xxx), magnesium dan
silikon (seri 6xxx) dan zinc (seri 7xxx) dalam hal ini material dapat dipanaskan
tergantung dari paduannya dan kekuatan paduannya tergantung pada pemanasan,
quenching dan arifticial aging.
Jenis ini adalah aluminium dengan kemurnian antara 99,0 % dan 99,9 %.
Aluminium dalam seri ini di samping sifatnya yang baik dalam tahan karat, konduksi
panas dan konduksi listrik juga memiliki sifat yang memuaskan dalam mampu-las dam
mampu-potong. Hal yang kurang menguntungkan adalah kekuatannya yang rendah.
Jenis ini adalah jenis yang dapat diperlaku-panaskan. Dengan melalui pengerasan
endap atau penyepuhan sifat mekanik paduan ini dapat menyamai sifat dari baja lunak,
tetapi daya tahan korosinya rendah bila disbanding dengan jenis paduan yang lainnya.
Sifat mampu-lasnya juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini biasanya digunakan
pada konstruksi keeling dan banyak sekali digunakan dalam konstruksi pesawat
terbang.
Paduan ini adalah jenis yang tidak dapat diperlaku-panaskan sehingga penaikkan
kekuatannya hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses
pembuatannya. Dibandingkan dengan jenis Al-murni paduan ini mempunyai sifat yang
sama dalam hal daya tahan korosi, mampu potong dan sifat mampu lasnya. Dalam hal
kekuatan jenis ini lebih unggul dari pada jenis Al-murni.
4. Jenis paduan Al-Si (seri 4xxx)
Paduan Al-Si termasuk jenis yang tidak dapat diperlaku-panaskan. Jenis ini dalam
keadaan cair mempunyai sifat mampu alir yang baik dan dalam proses pembekuannya
hampir tidak terjadi retak. Karena sifat tersebut maka, paduan jenis ini banyak
digunakan sebagai bahan atau logam las dalam pengelasan paduan aluminium baik
paduan cor maupun tempa.
Jenis ini termasuk paduan yang tidak dapat diperlak-panaskan, tetapi mempunyai
sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi oleh air laut, dan dalam sifat
mampu-lasnya. Paduan ini banyak digunanakan tidak hanya dalam konstruksi umum
tetapi juga untuk tangki penyimpanan gas alam cair dan oksigen cair.
Paduan ini termasuk dalam jenis yang dapat diperlaku-panaskan dan mempunyai
sifat mampu-potong, mampu-las dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang
baik dari paduan ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari
panas pengelasan yang timbul.