DIABETES MILITUS
Disusun Oleh :
Tingkat 3 C
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Diabetes Militus ?
2. Apa Saja Gejala Diabetes Militus ?
3. Bagaimana Patofisiologi Diabetes Militus ?
4. Bagaimana Pathway Diabetes Militus ?
5. Apa Manifestasi Klinik Diabetes Militus ?
6. Apa Komplikasi Diabetes Militus ?
7. Apa Saja Tes Diagnostik Diabetes Militus ?
8. Apa Saja Penatalaksanaan Medik Diabetes Militus ?
9. Bagaimana Konsep Keperawatan Dari Diabetes Militus ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah ditas, tujuan yang dicapai adalah
1. Mengetahui Pengertian Diabetes Militus.
2. Mengetahui Apa Saja Gejala Diabetes Militus.
3. Mengetahui Patofisiologi Diabetes Militus.
4. Mengetahui Pathway Diabtes Militu.
5. Mengeathui Manifestasi Klinik Diabetes Militus.
6. Mengetahui Komplikasi Diabetes Militus.
7. Mengetahui Tes Diagnostik Diabetes Militus.
8. Mengetahui Penatalaksanaan Medik Diabetes Militus.
9. Mengetahui Konsep Keperawatan Diabetes Militus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
C. Pathofisiologi
F. Manisfestasi Klinik
1. Poliuria
3. Poliphagia
G. Komplikasi
H. Tes Diagnostik
I. Penatalaksanaan Medik
1. Perencanaan Makanan.
a. Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
b. Protein sebanyak 10 – 15 %
c. Lemak sebanyak 20 – 25 %
1. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah
melakukan pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan
kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci
adalah sebagai berikut
a. Pengkajian Primer
1) Airway + cervical control
a) Airway
Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/
darah pada rongga mulut
b) Cervical Control : -
2) Breathing + Oxygenation
a) Breathing : Ekspos dada, Evaluasi pernafasan
KAD : Pernafasan kussmaul
HONK : Tidak ada pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam)
b) Oxygenation : Kanula, tube, mask
3) Circulation + Hemorrhage control
a) Circulation :
Tanda dan gejala schok
Resusitasi: kristaloid, koloid, akses vena.
b) Hemorrhage control : -
4)Disability : pemeriksaan neurologis è GCS
A : Allert : sadar penuh, respon bagus
V : Voice Respon : kesadaran menurun, berespon thd suara
P : Pain Respons : kesadaran menurun, tdk berespon thd
suara, berespon thd rangsangan nyeri
U : Unresponsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd
suara, tdk bersespon thd nyeri
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan
atau penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi:
1) AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2) Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3) Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari
200mg/dl). Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang
menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat
menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan
peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
d. Anamnese
1) Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas
pasien mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri,
polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik,
KAD/ HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma
Hipoglikemik, KAD/ HONK) serta upaya yang telah dilakukan
oleh penderita untuk mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain
yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit
pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun
obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat
melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama
stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau
terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi
oral).
5) Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan,
gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot. Temuan
ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis.
6) Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan
diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah
komplikasi.
7) Faktor predisposisi
Yaitu faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada
penyakit terminal. Pengkajian yang dilakukan yaitu riwayat
psikososial, banyaknya distress yang dialami dan respon
terhadap krisis, social support system termasuk sumber-sumber
yang ada dan kebutuhan support tambahan, tingkatan
perkembangan, kemampuan koping, fase penyakit cepat
terdiagnosa, pengobatan dan post pengobatan, identitas
kepercayaan diri, adanya reaksi sedih dan kehilangan,
pengetahuan klien tentang penyakit, pengalaman masa lalu
dengan penyakit, persepsi dan wawasan hidup respon terhadap
klien penyakit terminal, persepsi terhadap dirinya. Sikap
keluarga, lingkungan, tersedianya fasilitas kesehatan dan
beratnya perjalanan penyakit.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan
perifer)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
ketidakmampuan menggunakan glukose (tipe 1)
c. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif,
Kegagalan mekanisme pengaturan
d. Takut berhubungan dengan faktor dari luar (nyeri)
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan ( terdapat luka ganggren)
1. INTERVENSI
4. EVALUASI
a. Nyeri dapat berkurang.
b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Kelebihan volume cairan dapat teratasi.
d. Ansietas dapat berkurang
e. Gangguan body imange berkurang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan
gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat.
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil
bervariasi antara pasien satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan
gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat terjadinya kekurangan insulin
sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang
merupakan hal yang sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan
dan juga pendidikan kesehatan mengenai penyakit tersebut.
B. SARAN
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta
komplikasi yang ada maka klien perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga
perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin untuk mencegah terjadinya
peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam
hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
EGC. Jakarta
Improving Life and Prognosis for Diabetic Patients, New York: Springer
Digna Pustaka.
Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatn Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Terjemahan