Anda di halaman 1dari 12

STRATEGIC MANAGEMENT

PERTEMUAN III

External Macro Environment Analysis


(Scanning Lingkungan dan Analisisnya serta Analisis Lingkungan Eksternal)

Rame Priyanto
NIM 55118120122

A. Analisis Lingkungan

Menurut Hubeis dan Najib (2014) sebagaimana di kutip Yulianti (....) bahwa akibat
menggejalanya reformasi informasi dan globalisasi, lingkungan kini mengalami perubahan
yang luar biasa dan intensitasnya kini semakin sering serta sukar sekali diramalkan.
Akibatnya, persaingan menjadi semakin sengit dan permasalah yang dihadapi organisasi
semakin hari menjadi semakin rumit. Untuk itu, sebelum berbagai proses lain dalam
manajemen strategik dilakukan, analisis lingkungan perusahaan yang merupakan hal yang
pertama untuk dilakukan.

Lingkungan bisnis perlu dianalisis, agar manajemen dapat mengantisipasi setiap


kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap
faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning
systems). Analisa lingkungan bisnis juga dapat mengefektifkan proses manajemen strategi,
karena dengan melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif. Di sisi lain
penganalisisan lingkungan bisnis sebagai upaya untuk membantu manajer dalam
meramalkan dampak lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya
berbagai informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka
panjang. Proses analisis lingkungan dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan
sebagai berikut:

1. Pertama: menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap


lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang
sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2. Kedua: menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
3. Ketiga: mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan
datang terhadap lingkungan bisnis.

Yang dimaksud dengan analisis adalah penelusuran kondisi eksternal dan internal yang
dihadapi perusahaan sampai pada pangkalnya. Dengan demikian perusahaan akan dapat
mewaspadai dan memahami implikasi-implikasi perubahan untuk kemudian dapat bersaing
secara lebih efektif. Dasar pemikiran mengapa analisis lingkungan ini harus dilakukan
adalah general system theory. Menurut teori ini, organisasi dewasa ini lebih merupakan
sistem yang terbuka. Oleh karena itu organisasi sangat dipengaruhi dan berinteraksi secara
konstan dengan lingkungan yang melingkupinya. Dengan demikian tugas utama yang paling
penting bagi manajemen perusahaan adalah memastikan bahwa pengaruh tersebut dapat
disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap
keberhasilan dan pencapaian daya saing organisasi secara keseluruhan. Pelajaran-
pelajaran dari masa lalu yang telah terinternalisasi secara mendalam dan terus dilanjutkan
dari satu generasi manajer ke manajer berikutnya kadang kala menimbulkan bahaya
tersendiri bagi organisasi secara keseluruhan. Pertama, dengan berjalannya waktu, orang
mungkin lupa mengapa memercayai atau melakukan apa yang dipercayai dan melakukan.
Kedua, mungkin para manajer jadi percaya apa yang diketahui tidaklah penting untuk
diketahui. Dengan kata lain, apa yang telah diwariskan dari masa lalu seperti tujuan, misi,
dan strategi telah menjadi suatu hal yang dogmatis untuk dilaksanakan masa kini. Secara
umum, tujuan perusahaan melakukan analisis lingkungan adalah untuk menilai lingkungan
organisasi secara keseluruhan. Lingkungan organisasi ini adalah faktor-faktor yang berada
di luar atau di dalam organisasi yang dapat memengaruhi organisasi tersebut dalam
mecapai tujuan yang telah ditetapkannya. Dengan demikian, manajemen dapat memberikan
reaksi yang sesuai dan proporsional untuk mencapai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan. Menurut Certo dan Peter dalam Hubeis dan Najib (2014), ada beberapa
peran utama mengenai analisis lingkungan:

a. Policy-Oriented Role
b. Integrated Strategic Planning Role
c. Function-Oriented Role.

Menganalisis suatu strategi dan situasi harus mempertimbangkan keadaan baik situasi
internal perusahaan maupun lingkungan eksternal, yang langsung mempengaruhi peluang
dan pilihan strategi. Analisis industri dan persaingan menekankan pada pengaruh
lingkungan eksternal sedangkan analisis situasi perusahaan berdasarkan pada pengaruh
lingkungan internal. Termasuk dalam lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang lebih
luas di luar perusahaan seperti situasi politik, hukum, sosial, ekonomi, kependudukan dan
lain-lain. Sedangkan yang tergolong lingkungan internal adalah faktorfaktor yang lebih
sempit dan dekat dengan perusahaan seperti faktor internal perusahaan, pesaing, suplier,
distributor, konsumen dan lain-lain. Industri merupakan suatu kelompok usaha, dimana
produknya mempunyai kesamaan atribut dan bersaing untuk pembeli yang sama.

1. Lingkungan Internal

Perusahaan memiliki lingkungan internal masing-masing. Lingkungan internal tersebut yang


nantinya akan memunculkan kelemahan dan juga kekuatan dari perusahan. Apa saja yang
termasuk ke dalam lingkungan internal seharusnya lebih mudah diidentifikasikan karena
berada di dalam perusahaan. Lingkungan internal dapat dibagi ke dalam tiga kategori
(Nilasari, 2014):

a. Kompetensi Kompetensi atau biasa disebut sebagai kemampuan merupakan hal-hal


yang bisa dilakukan perusahaan. Kompetensi ini meliputi :
1) adakah posisi khusus yang dimiliki perusahaan dalam sebuah industri,
2) mengembangkan sumber daya meliputi skill, tekologi atau cara produksi,
3) apakah perlu untuk bertahan dalam sebuah industri,
4) memiliki kompetensi untuk dikembangkan menjadi kompetensi inti.
b. Kompetensi Inti Merupakan kompetensi khusus yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut
Prahalad dan Hamel dalam Nilasari (2014) kompetensi inti merupakan perkembangan
superior dari kompetensi umum. Kompetensi inti perusahaan bisa juga diartikan dengan
kemampuan perusahaan dalam mengembangkan kompetensi dan sumber daya yang
lebih efektif dibandingkan dengan para kompetitor.
c. Sumber Daya Sumber daya merupakan input yang dipekerjakan dalam aktivitas
organisasi. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat beragam.

Berikut ini adalah beberapa tujuan mengenai analisis internal yang dikemukakan oleh
Nilasari (2014) antara lain:

(a) mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan


(b) digunakan untuk membuat keputusan strategis yang baik.

Adapun tahapan proses analisis internal menurut Nilasari (2014) antara lain:

(a) melakukan indentifikasi faktorfaktor internal yang strategis,


(b) melakukan perbandingan informasi masa lalu dengan standar perusahaan, dan
(c) profil perusahaan selanjutnya akan menjadi input dalam perumusan strategi.
2. Lingkungan Eksternal Perusahaan

Terdapat sejumlah faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah
dan tindakan, yang pada akhirnya juga mempengarui struktur organisasi dan proses
internalnya. Faktor-faktor ini yang membentuk lingkungan eksternal (external Environment),
dapat dibagi menjadi tiga sub kategori yang saling terkait: faktor-faktor dalam lingkungan
jauh, factor-faktor dalam lingkungan industri, dan faktor-faktor dalam lingkungan operasi.

Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh (remote environment) terdiri atas factor-faktor yang berasal dari luar, dan
biasanya tidak terkait, dengan situasi operasi suatu perusahaan: (1) Ekonomi, (2) sosial, (3)
politik,(4) teknologi, (5) ekologi.lingkungan ini memberikan peluang, ancaman, dan batasan
bagi perusahaan, tetapi jarang sekali ada perusahaan yang dapat memberikan pengaruh
timbal balik yang cukup besar, misalnya ketika perekonomian melemah dan pembangunan
menurun, suatu perusahaan kontraktor mungkin akan mengalami penurunan bisnis, tetapi
upaya kontraktor tersebut untuk menggerakan aktivitas konstruksi local tidak dapat
membalikan penurunan yang terjadi pada proyek-proyek konstruksi secara keseluruhan.

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu perusahaan
beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relative dari berbagai
segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada
segmen yang mempengaruhi industrinya. Misalnya, pada tahun 2003, depresi ekonomi
sangat memukul Crown Cork & Seal Co., karena perusahaan itu memiliki uatang
sejumlah $2 miliar yang jautuh tempo dalam setahun adan adalah tidak mungkin mencari
dana untuk melunasi utang tersebut. Penurunan pasar telah menyebabkan harga
sahamnya terlalu rendah sehingga tidak dapat digunakan untuk menghasilkan kas seperti
yang biasa dilakukan dalam kondisi normal.oleh karena itu manajer Crown Cork memilih
untuk menerbitkan obligasi guna menandai kembali utangnya.

Dengan pasar yang lemah investor mengambil keuntungan dari obligasi semacam itu
karena mereka dapat aman memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan saham. Bukan hanya investor yang beruntung, Crown Cork dan
perusahaan-perusahaan lainnya melihat peluang untuk memperoleh pinjaman obligasi
dengan suku bunga rendah. Selain itu dengan menerbitkan obligasi perusahaan-
perusahaan tersebut dapat mengatur kembali neracanya.
2. Faktor sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi perusahaan, nilai, sikap,
opini, dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan, yang
berkembang dari kondidi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnis.
Salah satu perubahan social mendasar selama beberapa tahun belakangan ini adalah
masuknya tenaga kerja wanita kepasar tenaga kerja. Hal ini tidak hanya mempengaruhi
kebijakan perekrutan dan kompensasi serta kapabilitas dari sumber daya para
perusahaan yang merekrut, melainkan juga menciptakan atau memperbesar permintaan
akan berbagai jenis produk dan jasa yang diperlukan karena ketidakhadiran para wanita
tersebut dirumah. Perusahaan yang mengantisipasi atau bereaksi cepat terhadap
perubahan social ini menawarkan produk dan jasa. Seperti makanan siap saji, oven
microwave dan pusat penitipan anak.

3. Faktor Politik

Arah dan stabilitas politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam
merumuskan strategi perusahaan. Factor politik menentukan parameter-parameter
hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Arah dan stabilitas factor politik
merupakan pertimbangan utama ketika mengevaluasi lingkungan jauh. Misalnya
pembajakan. Kinerja Microsoft dipasar Cina sangat dipengaruhi oleh kurangnya
penegakan hukum terhadap tindakan pembajakan dan juga oleh kebijakan pemerintah
Cina. Demikian pula tindakan pemerintah Cina yang mendukung pesaingya, Linux, telah
membatasi kemampuan Microsoft untuk menembus pasar Cina.

4. Faktor Teknologi

Faktor keempat dalam lingkungan jauh melibatkan perubahan teknologi. Untuk


menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus menyadari
perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang
kreatif dapat menciptakan kemungkinan akan produk baru atau aka nada perbaikan pada
produk yang sudah ada atau pada teknik manufaktur dan pemasaran. Kunci dari
peramalan kemajuan teknologi yang bermanfaat terletak pada pemprediksian kapabilitas
teknologi masa depan serta dampak yang mungkin ditimbulkannya secara akurat.
Analisis komprehensif mengenai dampak perubahan teknologi melibatkan studi
mengenai perkiraan dampak teknologi baru terhadap lingkungan jauh, terhadap situasi
bisnis yang kompetitif, serta terhadap hubungan antara perusahaan dan komunitas.
Selama bebrapa tahun belakangan ini, permalan dalam bidang yang terakhir patut
mendapatkan perhatian khusus. Misalnya sebagai konsekuensi dari meningkatnya
perhatian terhadap lingkungan, perusahaan harus secara hati-hati menginvestasikan
dampak yang mungkin dari kemajuan teknologi terhadap factor-faktor kualitas hidup,
seperti ekologi dan keselamatan publik. Misalnya dengan meggabungkan kekuatan
teknologi internet dan kemampuan untuk mengunduh musik dalam bentuk digital,
Bertelsmann telah menemukan adaptasi teknologi kreatif untuk mendistribusikan music
secara online kepada jutaan pelanggan kapanpun dan dimana pun mereka berada.
Tanggapan Bertelsmann terhadap pergeseran factor teknologi memungkinkan
perusahaan tersebut untuk mendistribusikan music lebih cepat musicnet kepada basis
pelanggan yang semakin besar.

5. Faktor Ekologi

Faktor yang paling penting dalam lingkunga jauh adalah hubungan timbal balik antara
perusahaan dan ekologi. Mengacu pada hubungan antara manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Namun, iklim global telah berubah selam bertahun-tahun. Perubahan pada
radiasi atsmosfer yang sebagian disebabkan oleh menipisnya ozon.

Sebagai penyumbang utama terhadap polusi ekologi, saat ini perusahaan-perusahaan


dianggap bertanggung jawab untuk menghilangkan racun yang dihasilkan dari proses
manufakturnya dan membersihkan kerusakan lingukungan yang ditimbulkan sebelumnya.
Menajer semakin diwajibkan oleh pemerintah atau diharapkan oeh public untuk
mempertimbangkan keprihatinan ekologis dan pengambilan keputusan. Misalnya antara
tahun 1975 sampai 1992, 3M mengurangi polusinya dengan memformulasikan ulang
produknya, memodifikasi proses, mendesain ulang peralatan produksi, dan mendaur
ulang produk sampingannya.

Demikian pula perusahaan aja dan sarana public telah menginvestasikan miliaran Dollar
dalam bahan bakar yang lebih mahal tetapi lebih bersih dan peralatan pengendali polusi.
Industri otomotif diwajibkan memasang pengendali emisi yang mahal pada mobil.
Industry bahan bakar dipaksa memformulasikan produk baru dengan kandungan timbal
yang rendah atau tanpa timbal sama sekali. Dan ribuan perusahaan menganggap perlu
untuk mengarahkan sumber daya penerlitian dan pengembangannya guna mencari
produk yang unggul secara ekologi, seperti deterjen bebas fosfat dari Sears dan botol
minuman ringan dari plastik yang dapat hancur dari Pepsi-Cola.

Nilasari (2014), secara garis besar lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Lingkungan makro
Merupakan lingkungan umum yang memiliki kekuatan secara luas sehingga dapat
mempengaruhi seluruh industri secara umum. Yang termasuk lingkungan makro adalah:
1) Politik Politik merupakan hal yang perlu diketahui juga oleh perusahaan. Politik
merupakan cara dalam membagi dan medapatkan kekuasaan. Tingkatan faktor
politik ada tiga yaitu internasional, nasional dan daerah atau lokal. Peran
pemerintah dalam ranah politik biasanya karena kebijakan dan peraturan yang
mereka tetapkan.
2) Ekonomi Faktor ekonomi sebuah negara tentu akan berdampak pada perusahaan.
Ogundele (2005) mengatakan bahwa ekonomi menjadi faktor vital yang harus
mendapatkan perhatian perusahaan. Ekonomi pasar yang sedang lemah akan
menurukan konsumsi sehingga pendapatan perusahaan dapat berkurang. Guna
menumbuhkan perekonomian sebuah negara ada juga penganjuran untuk lebih
banyak melakukan belanja atau konsumsi daripada hanya menabung. Beberapa
faktor ekonomi yang perlu dianalisis anatara lain : GDP dan GNP (pertumbuhan
ekonomi negara, inflasi, tingkat bunga pinjaman, nilai tukar mata uang, isu regional,
jual beli saham dan pasar uang). Salah satu faktor ekonomi yang cukup
berpengaruh adalah nilai tukar mata uang. Hal ini akan berdampak pada
perusahaan-perusahaan yang mengimpor bahan baku dari luar negeri.
3) Sosial Faktor selanjutnya adalah faktor sosial. Faktor sosial tersebut antara lain
sikap, nilai dan kepercayaan. Faktor sosial biasanya langsung berhubungan
dengan konsumen atau pelanggan perusahaan. Produk atau jasa perusahaan
dapat diterima dengan baik jika tidak melanggar nilai dan kepercayaan yang dimiliki
oleh masyarakat.
4) Teknologi Saat ini perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap daya
saing perusahaan. Perkembangan tenologi yang terjadi sebaiknya terus
mendapatkan perhatian seingga perusahaan juga tidak ketinggalan dengan
perusahaan lainnya. Faktor teknologi dapat termasuk dalam faktor internal dan juga
faktor eksternal. Setiap perusahaan pasti menggunakan teknologi walaupun
bentuknya tidak berupa hardware namun software seperti kontrol kualitas.
b. Lingkungan mikro.
Lingkungan mikro sering juga disebut sebagai lingkungan industri atau lingkungan
kompetitif. Jika lingkungan makro bersifat global maka lingkungan mikro lebih dekat
dengan perusahaan. Jarak yang dekat tersebut dapat memberikan efek langsung pada
perusahaan dibandingkan dengan lingkungan makro. Porter (1979) membagi
lingkungan mikro menjadi lima kekuatan yaitu:
1) Rintangan untuk masuk;
2) Perusahaan pesaing;
3) Kekuatan suplier atau pemasok
4) Kekuatan pembeli
5) Ancaman dari substitusi.

Analisis lingkungan eksternal memiliki peranan penting dalam memberikan masukan dalam
mengambil sebuah keputusan. Beberapa tujuan dari dilakukannya analisis lingkungan
eksternal antara:

1. Meningkatkan kepedulian manajerial terhadap perubahan lingkungan


2. Meningkatkan pengertian terhadap industri dan pasar.
3. Meningkatkan pemahaman dalam pengaturan multinasional.
4. Meningkatkan keputusan alokasi sumber daya.
5. Memfasilitasi manajemen resiko.
6. Memusatkan pada pengaruh utama dalam perubahan strategi.
7. Beraksi saat permulaan tanda bahaya.
8. Mengidentifikasikan adanya peluang-peluang bisnis.
9. Menyediakan benchmark untuk proses evaluasi perusahan terhadap kompetitor.
10. Membantu perusahaan dalam menemukan keunggulan kompetitif.
11. Mendorong pembelajaran dari kompetisi.

Informasi lingkungan eksternal bisa didapat berdasarkan sumber yang terpublikasi dan juga
sumber yang tidak dipublikasikan. Sumber yang tidak dipublikasikan diantaranya yaitu
survey pelanggan, riset pasar, pidato rapat profesional, pemilik modal, program televisi,
interview, dan lain-lain. Sedangkan sumber yang dipublikasikan berupa iformasi strategi
setiap periode, jurnal, laporan, dokumen pemerintah, abstrak, buku, koran, dan lainlain.

B. Implementasi Scaning Lingkungan di Organisasi Tempat Kerja

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) merupakan salah satu unit eselon II di
bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Oleh karena itu, rencana
strategis (renstra) STAN merupakan turunan dari Renstra BPPK. Secara khusus, Renstra
STAN merupakan implementasi strategi BPPK terkait dengan arah kebijakan butir 4
(Terwujudnya SDM Kementerian Keuangan yang memiliki kompetensi tinggi untuk menjadi
SDM yang kompetitif), yaitu “Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tinggi di
Politeknik Keuangan Negara-STAN.”
Dalam rangka menyusun arah kebijakan, strategi, dan kinerja ke depan, manajemen
PKN STAN (transformasi dari STAN) melakukan identifikasi permasalahan dan tantangan.
Berdasarkan pengalaman lima tahun terakhir (2010-2014) dan proyeksi lima tahun ke depan
(2015-2019) ada beberapa permasalahan dan tantangan yang dapat diidentifikasi.
Permasalahan dan tantangan ini bersumber dari kondisi (lingkungan) internal maupun
lingkungan eksternal.

Faktor Internal

Kondisi Internal meliputi kekuatan dan kelemahan STAN.

Kekuatan:

1. Reputasi STAN yang dikenal sebagai perguruan tinggi favorit

2. Jaringan alumni yang tersebar luas dan menduduki posisi strategis di


Kementerian/Lembaga

3. Pengalaman panjang STAN dalam menyelenggarakan dan mengelola pendidikan


tinggi.

4. Tersedianya sarana dan prasarana yang sangat memadai untuk mendukung


penyelenggaraan perguruan tinggi.

5. Minat yang tinggi calon mahasiswa untuk masuk STAN

6. Adanya dukungan penuh dari Kementerian Keuangan. Penataan kelembagaan


STAN merupakan bagian dari pelaksanaan transformasi kelembagaan Kementerian
Keuangan dan Menteri Keuangan menyetujui dan mendukung sepenuhnya.
Sementara itu, untuk pelaksanaan program pendidikan, unit-unit eselon I
Kementerian Keuangan juga tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan tenaga
pengajar.

Kelemahan:

1. Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) belum sesuai dengan kebutuhan (belum fit
for purpose)

Sejak STAN berdiri tahun 1975 hingga 2015, SOTK tidak mengalami perubahan,
sementara cakupan tugasnya berubah menjadi lebih besar. Sejak 1998 STAN
menyelenggarakan pendidikan untuk 10 prodi karena ada pengintegrasian prodi yang
semula diselenggarakan oleh Pusdiklat di lingkungan BPPK. Namun SOTK STAN belum
disesuaikan, sehingga selain beban tugas yang lebih besar, nomenklatur organisasi juga
tidak sesuai lagi dengan tugas dan fungsi yang sesungguhnya dilaksanakan.

2. Belum memiliki dosen dengan jumlah dan kualifikasi yang sesuai


Walaupun menjalankan fungsi perguruan tinggi, STAN belum memiliki tenaga pendidik
dengan jabatan fungsional dosen dan memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional).
Hingga saat ini yang setara dengan dosen tetap adalah widyaiswara dengan jumlah dan
kualifikasi yang masih sangat jauh dari kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, tenaga
pengajar diperoleh dari bantuan instansi-instansi di lingkungan Kementerian Keuangan
dan di luar Kementerian Keuangan. Namun demikian, dengan kebutuhan sekitar 300 –
400 tenaga pengajar setiap semester, kualifikasi yang dibutuhkan tidak selalu dapat
dipenuhi.

3. Legalitas kelembagaan kurang kuat

Regulasi terus mengalami perkembangan/perubahan, namun penyesuaian belum


berhasil dilakukan, sehingga sampai tahun 2015 STAN masih status quo, belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

4. Belum semua prodi terakreditasi

Dengan kondisi SOTK yang ada, sulit untuk memenuhi semua komponen yang
diperlukan untuk akreditasi. Dari 10 prodi, baru 2 yang terakreditasi (dengan peringkat
B).

5. Data mahasiswa/lulusan belum terdaftar dalam Pusat Data Perguruan Tinggi (PDPT)
Kementerian Ristek dan Dikti

Dengan kondisi kelembagaan yang ada, STAN belum bisa memasukkan data
mahasiswa/lulusan dalam PDPT.

Lingkungan Eksternal

Sebagai instansi di bawah Kementerian Keuangan yang menyelenggarakan pendidikan


tinggi, STAN dipengaruhi lingkungan eksternal, seperti:

1. Ketidakpastian penerimaan mahasiswa baru

Lulusan STAN disiapkan untuk menjadi PNS Kementerian Keuangan (dan instansi
pemerintah lainnya), sehingga kebijakan nasional dan kebijakan Kementerian Keuangan
di bidang SDM aparatur akan mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan di STAN.
Adanya kebijakan moratorium penerimaan CPNS menyebabkan adanya ketidakpastian
bagi STAN terkait dengan penerimaan mahasiswa baru. Dengan kebijakan moratorium
ini berarti untuk periode tertentu tidak akan ada penerimaan PNS baru, sehingga
rekrutmen CPNS Kementerian Keuangan melalui pendidikan di STAN tidak dapat
dilaksanakan.
2. Kebijakan dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi. STAN selain dibawah
koordinasi Kementerian Keuangan juga dibawah koordinasi Kementerian Ristek Dikti
dalam hal pendidikan.
3. Anggaran Pendidikan. Pemenuhan anggaran operasional secara tidak langsung
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional. Arah kebijakan pemerintah pusat turut
berperan kepada pengalokasian anggaran pendidikan.
4. Lingkungan sosial. STAN berada ditengah masyarakat, sehingga secara langsung
maupun tidak langsung terkait dengan masyarakat sekitar. Manajemen harus membina
hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar sehingga bisa saling mendukung
tujuan masing-masing.
5. Lingkungan teknologi. Teknologi berkembang sangat cepat dan menjangkau semua
bidang, termasuk pendidikan. Pengembangan pendidikan saat ini berbasis teknologi
informasi, seperti sistem informasi akademik, e-learning, blended learning. STAN
senantiasa mengembangkan teknologi untuk mendukung proses bisnis pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kondisi lingkungan internal dan eksternal tersebut seperti di atas menyebabkan beberapa
masalah berikut ini:

1. Secara umum, unit-unit kerja yang ada harus menangani tugas dan fungsi
melebihi kapasitasnya.
2. Tridaharma tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya atau tidak optimal.
3. Penjaminan mutu belum dapat dilaksanakan secara konsisten
berkesinambungan.
4. Pengajar, bukan dosen tetap berjabatan fungsional dosen berNIDN, tergantung
pada bantuan dari unit lain dan tidak bisa menjalankan semua fungsi (Tridharma),
kecuali hanya pengajaran, dan itu pun kurang ada jaminan konsistensi karena
selalu berubah.

5. Lulusan STAN yang akan melanjutkan pendidikan pada PT lain mengalami


sejumlah kendala karena data mereka belum belum terdaftar dalam PDPT.

6. Tidak adanya jaminan kesinambungan penyelenggaraan program studi,


mengingat pelaksanaan kebijakan moratorium berarti tidak ada penerimaan
CPNS dan karenanya tidak ada penerimaan mahasiswa sehingga pada periode-
periode tertentu prodi tidak diselenggarakan.

Secara keseluruhan, kondisi tersebut menyebabkan tidak mudahnya mempertahankan


konsistensi pencapaian kualitas lulusan. Berbagai upaya tambahan selalu diperlukan untuk
memitigasi risiko terkait dengan konsistensi pencapaian kualitas lulusan ini.
Untuk mengatasi permasalahan secara menyeluruh, perlu dilakukan berbagai strategi,
diantaranya penataan kelembagaan STAN menjadi perguruan tinggi sebagaimana layaknya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Referensi:

Hapzi, Ali. 2018. Modul Perkuliaha Strategic Management. Universitas Mercubuana

Nilasari, Senja. 2014. Manajemen strategi. Dunia Cerdas. Jakarta Timur

Yulianti, Devi. ..... Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Dalam Pencapaian Tujuan
Perusahaan (Studi Kasus Di PT. Perkebunan Nusantara VII Lampung). Jurnal
Sosiologi, Vol. 16, No. 2: 103-114

Anda mungkin juga menyukai