Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asuransi dapat dilakukan terhadap benda-benda atau hal yang dianggap penting oleh
pelanggan. Berbagai perusahaan jasa asuransi menawarkan berbagai produk dan fiturnya terhadap
pelanggan. Asuransi dirasakan cukup penting bagi barang-barang yang mempunyai nilai cukup
tinggi seperti kendaraan bermotor, rumah, perhiasan, dan lainnya sebab jika terjadi hal-hal diluar
dugaan terhadap barang-barang bernilai tinggi tersebut, kita tidak harus mengeluarkan uang untuk
memperbaiki atau menggantinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa asuransi adalah tabungan untuk
barang-barang yang diasuransikan.
Setiap pelanggan yang ingin menggunakan asuransi terhadap barangnya yang
diasuransikan harus mengajukan klaim asuransi. Klaim adalah sebuah prosedur permintaan yang
harus diajukan oleh pelanggan kepada perusahaan asuransi yang digunakannya untuk
mendapatkan hak asuransi atas barang yang ingin digantikan biayanya. Tapi sering kali, pelanggan
sering mengeluhkan betapa rumitnya proses klaim asuransi ini. Mulai dari pengisian banyak
formulir dari perusahaan asuransi, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kebutuhan survey
dan investigasi, dan kadang, proses klaim juga dipersulit oleh pihak perusahaan penyedia jasa
asuransi, serta keharusan pelanggan mendatangi perusahaan asuransi dan partner asuransi untuk
mengecek progress klaim.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi berbasis website untuk memudahkan
pelanggan dari mengisi form klaim, proses klaim yang transparan, serta progress klaimnya
sehingga dapat mempersingkat waktu pelanggan dalam pengajuan klaim asuransi serta tidak
terjadi kesalahpahaman antar pelanggan dengan perusahaan jasa asuransi.
Dengan dibuatnya sistem e-Claim ini, diharapkan terjadinya transparansi proses klaim
asuransi baik dari pihak perusahaan jasa asuransi maupun pihak pelanggan serta untuk
mempersingkat waktu dalam memperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk proses
klaim bagi pelanggan dan perusahaan jasa asuransi.

1.2. Tujuan

Tujuan utama dari usulan sistem e-Claim ini adalah untuk mempersingkat waktu dalam
proses klaim, transparansi proses klaim asuransi, kemudahan proses klaim asuransi yang bisa
dilakukan dimana saja tanpa perlu datang langsung ke perusahaan asuransi atau partner asuransi,
serta untuk memudahkan digital filing atau pembukuan secara digital sehingga tidak diperlukan
lagi pengisian banyak formulir dalam proses klaim asuransi.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah sistem ini adalah hanya pada proses klaim asuransi terhadap suatu
perusahaan penyedia jasa asuransi, tidak termasuk dalam proses registrasi pendaftaran asuransi
maupun proses pencabutan asuransi dari suatu perusahaan jasa asuransi.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuransi

2.1.1. Definisi Asuransi

Kata asuransi diambil dari bahasa Belanda assuratie. Kata tersebut bukanlah merupakan
istilah asli bahasa Belanda melainkan berasal dari bahasa Latin assecurare yang berarti
meyakinkan orang. Pengertian asuransi dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal
246 menurut Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan adalah :

”Asuransi atau penanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang


penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak
tertentu”. (2004:419)

Pengertian lain mengenai asuransi pada UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian menurut Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan adalah
:

”Asuransi atau penanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suata pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. (2004:419)

2.1.2. Macam Asuransi

Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko


Asuransi, usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa macam dan berdasarkan berbagai
macam segi. Macam usaha perasuransian tersebut antara lain :

1. Dari segi sifatnya, usaha asuransi dapat dibedakan :


a. Asuransi sosial atau asuransi wajib, dimana untuk ikut serta dalam asuransi tersebut terdapat
unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga negara.
b. Asuransi sukarela, dimana dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk
menjadi anggota.

2. Dari segi Jenis objeknya, dapat dibedakan :


a. Asuransi orang, dimana objek penanggungannya adalah manusia, seperti asuransi jiwa,
asuransi kesehatan, asuransi hari tua dan sebagainya
b. Asuransi untuk atau asuransi kerugian, dimana objek penanggungannya adalah harta atau
milik tertanggung, seperti asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan barang dan sebaginya”. (2003:74)
Dari jenis asuransi diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu asuransi wajib biasanya
ditentukan oleh sepihak, contohnya asuransi kecelakaan ditentukan oleh pihak PT. Jasa raharja,
asuransi kecelakaan bagi perburuhan ditentukan oleh pihak asuransi dan pengelola perusahaan.
Asuransi sukarela didominasi oleh tingkat kehendak orang atau badan yang diasuransikan,
calon penerima polis dapat melihat dengan transparan seberapa jauh manfaat asuransi tersebut
terhadap jiwa atau hartanya. Misalnya kecelakaan dan asuransi kebakaran.
Perbedaan antara asuransi dilihat dari segi sifatnya dengan dari segi objeknya adalah
Asuransi menurut sifatnya dapat dilihat dari subjek (hal pokok) yaitu bagaimana terjadinya
asuransi secara teoritis dan realita, sedangkan asuransi jenis objeknya merupakan bagian dari
asuransi menurut sifatnya yaitu bentuk asuransi yang menjadi persyaratan dalam polis serta
premi.

2.1.3. Manfaat Asuransi

Manfaat asuransi menurut Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga


Keuangan antara lain :
1. Rasa aman dan perlindungan.
2. Pendistribusian biaya dan Manfaat yang lebih adil. Semakin besar kerugian yang
mungkin timbul maka semakin besar pula biaya penanggungannya.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan
5. Alat penyebaran risiko
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha. (2004:420)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan manfaat asuransi bagi pihak tertanggung adalah
memberikan rasa aman terhadap segala kemungkinan risiko sedangkan bagi pihak perusahaan
asuransi selaku badan usaha adalah memperoleh laba yang disebut premi.

Anda mungkin juga menyukai