Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit
jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar
karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi apapun.
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita
penyakit akibat kerja, kematian 2.2 juta dan kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD.
Sedangkan di Indonesia menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005
terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan
konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian
langsung dan 7.5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal mencapai lebih dari Rp.
2 triliun, dimana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha (DK3N, 2007).
Melihat angka-angka tersebut tentu saja bukan suatu hal yang membanggakan,
akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagi dunia usaha dan kita semua untuk
bersama-sama mencegah dan mengendalikannya. Upaya pencegahan dan pengendalian
bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dilakukan dengan melakukan Manajemen Kesehatan Kerja yang baik serta
menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

1.2 TUJUAN MODUL


Tujuan materi pembelajaran pada modul ini yaitu untuk mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan Manajemen Kesehatan, khususnya mengenai Manajemen Kesehatan di
tempat kerja. Diharapkan mahasiswa dapat memahami bagaimana penerapan Manajemen
Kesehatan Kerja yang mampu memujudkan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan

1
tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan
produktivitas perusahaan.

2
BAB II
ISI

SKENARIO

LAPORAN PUSKESMAD dan UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK) TENTANG


KESAKITAN KERJA SEKTOR INFORMAL PADA TAHUN 2014
No Uraian Samarinda Balikpapan Bontang KUTIM
1 Pekerja sakit yang dilayani 33.718 13.607 9.060 89.381
2 Kasus penyakit umum pada
31.808 8.022 7.692 30.840
pekerja
3 Kasus di duga penyakit akibat
940 4.898 2.309 638
kerja pada pekerja
4 Kasus penyakit akibat kerja pada
137 22 116 277
pekerja
5 Kasus kecelakaan akibat kerja
234 167 63 606
pada pekerja
Sumber : Laporan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014.

STEP I

Identifikasi Istilah Sulit


Pada scenario tidak ditemukan kata asing, tetapi data yang disajikan pada tebl memiliki
kekurangan. Data yang diperlukan pada tabel yaitu total pekerja (sehat dan sakit) yang
ada [ada masing-masing wilayah dan secara keseluruhan.

STEP 2

Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pekerja informal?

3
2. Apa yang dimaksud dengan usaha kesehatan kerja (UKK)? Apa hubungannya
dengan puskesmas?
3. Apa tugas UKK?
4. Apa upaya faskes untuk meminimalisir kecelakaan atau penyakit akibat kerja?
5. Bagaimana pelayanan kesehatan kerja untuk pekerja formal dan informal?
6. Mengapa kasus pekerja sakit yang dilayani dan kasus kecelakaan kerja di KUTIM
tinggi?

STEP 3

Brainstroming

1. Pekerja informal adalah


 Tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada
perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.
 Segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap,
tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job security),
tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan
unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum.
Di Indonesia, contoh pekerja informal seperti pekerja kasar, nelayan, petani,
buruh angkut, dll.

2. Usaha kesehatan kerja (UKK) ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja
disektor fomal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
berada dilingkungan tempat kerja.
UKK adalah bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) bagi masyarakat
pekerja terutama pekerja informal untuk meningkatkan kesehatan pekerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

4
Untuk hubungan antara UKK dengan puskemas tercermin dalam Kepmenkes
Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja.

3. Tugas UKK
 Promotif : penyuluhan APD, dll.
 Preventif : pengenalan risiko pada tempat kerja, dll.
 Kuratif : P3K, penanganan penyakit ringan, dll.

4. Upaya faskes untuk meminimalisir kecelakaan atau penyakit akibat kerja yaitu
melakukan kegiatan promotif dan preventif yang dapat berupa penyuluhan
penggunaan APD, pembentukan kaderisasi P3K, pengenalan risiko kerja, dan
lain-lain.

5. Pelayanan kesehatan kerja untuk pekerja formal dan informal bisa didapatkan
dalam pos UKK di puskesmas, tetapi UKK lebih difokuskan pada pekerja sektor
dikarenakan pekerja informal yang tidak memiliki jaminan kesehatan kerja dan
pekerja formal yang sudah memiliki jaminan kesehatan pada tempat kerja.

6. Kasus pekerja sakit yang dilayani dan kasus kecelakaan kerja di KUTIM belum
bisa disimpukan sebagai yang tertinggi karena total angka pekerja baik yang sehat
dan sakit belum diketahui, sehingga belum dapat didapatkan persentasinya. Serta,
angka kejadian sakit dan kecelakaan kerja juga dapat dipengaruhi oleh berbagai
factor, seperti kurangnya pengetahuan terhadap APD dan hazard pada lingkungan
kerja.

5
STEP 4

Peta Konsep

Pelayanan Kesehatan Kerja

Sektor Formal Sektor Informal

Klinik/dokter Upaya Kesehatan Kerja Puskesmas


Perusahaan
Promotif

Preventif

Kuratif

6
STEP 5
Rumusan LO

1. Menjelaskan definisi, fungsi, tujuan, ruang lingkup, sasaran, dan strategi dari
upaya kesehatan kerja (UKK).
2. Menjelaskan definisi, jenis, factor penyebab, perbedaan, dan pencegahan dari
penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan
kerja.

STEP 6

Belajar Mandiri
Dalam step 6 ini, mahasiswa melakukan proses belajar mandiri

STEP 7

Sintesis

Upaya Kesehatan Kerja

Definisi
Menurut UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, upaya kesehatan kerja
adalah sesuatu upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat disekelilingnya dan agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
(KEMENKES RI, 2003).

Peran dan Fungsi


a. Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber daya
pekerja,
b. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja,
c. Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi kesehatan
kerja,

7
d. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di lingkungan
kerja,
e. Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar,
f. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah kesehatan
pekerja,
g. Melaksanakan rujukan ke Puskesmas,
h. Pencatatan dan pelaporan.
(DEPKES RI, 2006)

Tujuan
a. Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif.
b. Tujuan Khusus
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja,
 Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya
sendiri,
 Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader,
masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja,
 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap
risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
 Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sektor dalam
penyelenggaraan UKK.

Ruang lingkup

Pekerja pada sektor informal

Sasaran

1. Tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan


ekonomi
2. Tenaga kerja yang memperoleh layanan kesehatan yang memadai
3. Diutamakan pada sektor informal yang merupakan separuh dari angkatan kerja

8
Strategi
Strategi yang dilakukan pada UKK adalah :
1. Pengembangan terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan bagi
pekerja dan keluarganya.
2. Pelayanan paripurna yang menekan pada pelayanan kerja, keselamatan kerja, dan
kesehatan keselamatan kerja.
3. Peran aktif masyarakat

Penyakit Akibat Kerja

Definisi
Penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik factor resiko
karena kondisi tempat kerja , peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara
kerja,limbah perusahaan dan hasil produksi.(Harjono)Occupational diseases Occupur as
the result of explosure to physical ,chemical, biological, ergonomic or physicosocial
factors in the work place. (Occupational Medicine Practice - 1991).

Jenis
Penyakit Akibat Kerja Sesuai Dengan Organ Yang Diganggu

 Sistem pernapasan (Respiratory system)


Byssinosis – cotton sisal
Pneumoconiosi – silica, coal, asbes
Asma akibat kerja – gandum, tembakau, kayu, jamur, kutu, burung, tikus, metal,
obat – obatan
tumor paru – asbes

 Kulit
dermatitis kontak – karet, kulit, nicel, mercury, cobalt, vinyl, epoxi, tanaman dan lain

9
lain
infeksi kulit – bakteri, jamur, virus
neonasi kulit – tar, sinar matahari
acne – cuttingoils, chlorinated napthylenes

 Sistem saraf
Kelainan Syaraf Periferal, penyebab : organo arposotate pestisid, urbamate pestisida,
methylbutylketone, carbon disulphide, mercury compons, lead arsenic, thallium,
anthimoni,
Kelainan Central Nervus System (Cns) penyebab : arsenic, lead, manganese, mercury,
carbon disulfhide, chlorinated hidrocarbon, pestisida dielarin, carbon monoxsida,
tolueae, benzene, halotene, tricholoethy lene styrene, metylene clorida, percholor
ethylene.

 Ginjal dan saluran kemih


Gagal ginjal akut, penyebab : karbon tatraklorit, etilengikol pertisida, arsen, logam
berat, pelarut hidrokarbon
Gagal Ginjal Kronik, penyebab : logam berat ( cadmium, timah hitam, berilium
),radiasi mengion
Neoplasma Kandung Kemih, penyebab : Beta naftilamin, benzidin, auramin, magenta,
4-amino difenil,
Neoplasma Gijal, penyebab : paparan asbes, core- over woker
Sistem jantung dan pembuluh darah
Iskemia dengan menyebabkan penyakit koroner, penyebab : karbon disulfida, karbon
monoksida, metilin klorida, debu fibrogenik, arsen nitrat
Iskemia tanpa mengakibatkan penyakit koroner, penyebab : karbon monoksida, metilin
klorida, nitrit,
Disritmia, penyebab : fluocarbon, chroniated hydrocarbon nitrat
Kardiomiopati, penyebab : karbon disulfida, karbon monoksida, metilyn clorida
Cor Pulmonale, penyebab : debu fibrogenik

10
 Otot dan kerangka
Fenomena raynaud, Penyebab : trauma vibrasi, vinil klorida
Carpal tunnel syndrome, Penyebab : fleksi yang kuat pada pergelangan dan ekstensi
Tarsal Tunnel syndrome, penyebab : N tibiolis posterior pada pergelangan kaki medial
tertekan sepatu yang terlalu sempit
Artritis Degeneratif, penyebab : sikap, bahu - bor, gerinda, gergaji
Kaki - penari
Genu - pramuwisma, pekerja tambang
Jari tangan - pekerja textil, pemetik kapas
Artralgia dan myalgia, penyebab : uap logam, pesticida, timah hitam, pelarut kimia

 Kesehatan Mental
Anxietas, penyebab : stressor pekerjaan, zat toksit
Depresi, penyebab : stressor pekerjaan, zat toksit
Lesu kerja, penyebab : stressor pekerjaan

 Telinga, hidung, tenggorokan


Tuli akibat kerja (Noise Inaero Hearingloss), penyebab : bising ditempat kerja, misal
mesin generator, pencetak mesin
pesawat, gerenda, pekerjaan konstruksi

 Mata
Kerato conjungtivitis, penyebab : sinar las, expose zaat kimia
Trauma mata, penyebab : granda, pekerjaan pabrik mobil, petani pekerjaan konstruksi

 Alat reproduksi
Mandul, penyebab : timah hitam, cadmium, chlodecone, dibromochlopropane, panas
Abortus, penyebab : kerja berat, cytotoxic drug
Prematur, penyebab : pcb, Ionising radition
Lahir cacat, penyebab : menthyl mercury, pcb, ionising radiasi
Kerusakan sperma, penyebab : dioxin, anaesthetic gates

11
Faktor Penyebab
Penyebab penyakit akibat kerja
● Golongan Fisik
o Suara: ketulian
o Radiasi, Rontgen: penyakit darah. Kelainan kulit.
o Infra merah: katarak.
o Ultraviolet:konjungtivitis fotoelektrik
o Suhu, Panas: heat stroke, heat cramps.
o Dingin: frostbite
o Tekanan udara : tinggi (caisson disease)
o Cahaya : silau, asthenopia, myopia
● Golongan kimia
o Debu: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
o Uap: metal fume fever, dermatitis
o Gas: H2S, CO
o Larutan: dermatitis
o Awan/kabut: insektisida, racun jamur
● Golongan biologis
o anthrax
o brucella (kulit), dll
● Golongan fisiologis (ergonomi)
o konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
o sikap badan, dll
● Golongan mental psikologis
o Monotoni kerja
o hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll

Pencegahan
Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dalam tiga cara:

12
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah usaha atau tindakan para pekerja agar tidak terpajan zat-zat
berbahaya. Usaha itu antara lain:

1. Membuat Undang-undang dan peraturan menyangkut penyakit akibat kerja


2. Memodifikasi alat industri
3. Substitusi. Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan
bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya.
4. Ventilasi
5. Baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan
ke ruang kerja dengan menghisap udara keluar ruangan.
6. Alat Pelindung Diri. Alat ini dapat berbentuk pakaian, topi, pelindung kepala,
sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban yang
berat, masker khusus untuk melindungi pernafasan terhadap debu atau gas
berbahaya, kaca mata khusus dsb.
7. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja. Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk mencari faktor penyebab
yang menimbulkan gangguan maupun kelainan kesehatan terhadap tenaga kerja.
8. Latihan dan informasi sebelum bekerja
9. Agar pekerja mengetahui dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan adanya
bahaya.
10. Pendidikan dan penyuluhan tentang K3, Dilaksanakan secara teratur.

b. Percegahan sekunder
Pencegahan sekunder diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit akibat kerja.
Pencegahan sekunder antara lain bisa dilakukan seperti:
1. Penyuluhan
2. Identifikasi zat berbahaya
3. Pemerikasaan kesehatan berkala
4. Surveilans penyakit akibat kerja

c. Pencegahan tersier

13
Yaitu mencegah terjadi kecacatan pada pekerja yang sudah terkena penyakit akibat
kerja. Hal ini bisa dilakukan antara lain sbb:
1. Mengistrahatkan pekerja
2. Melakukan pemindahan pekerja dari tempat yang terpajan
3. Melakukan pemeriksaan berkala untuk evaluasi penyakit

Penyakit Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan

Definisi
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit
yang mempunyai etiologi kompleks.

Jenis
Berikut ini adalah 31 jenis penyakit akibat hubungan kerja:

1. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan


parut (silicosis, antrakosilikosis,
asbestosis) dan silikotuberkolosis yangsilikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun

14
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan olehr arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida beracun.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaanhidrokarbon
alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzene atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hydrogen sulfida, atau derivatnya
yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak
mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.

15
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat

Faktor Penyebab
Penyebab penyakit akibat kerja
● Golongan Fisik
o Suara: ketulian
o Radiasi, Rontgen: penyakit darah. Kelainan kulit.
o Infra merah: katarak.
o Ultraviolet:konjungtivitis fotoelektrik
o Suhu, Panas: heat stroke, heat cramps.
o Dingin: frostbite
o Tekanan udara : tinggi (caisson disease)
o Cahaya : silau, asthenopia, myopia
● Golongan kimia
o Debu: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
o Uap: metal fume fever, dermatitis
o Gas: H2S, CO
o Larutan: dermatitis
o Awan/kabut: insektisida, racun jamur
● Golongan biologis
o anthrax
o brucella (kulit), dll
● Golongan fisiologis (ergonomi)
o konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
o sikap badan, dll
● Golongan mental psikologis
o Monotoni kerja
o hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll

16
Pencegahan
terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan menjadi
lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat
Kerja, diantaranya:
1. Pencegahan Primer – Health Promotion
1. Perilaku Kesehatan
2. Faktor bahaya di tempat kerja
3. Perilaku kerja yang baik
4. Olahraga
5. Gizi seimbang
2. Pencegahan Sekunder – Specifict Protection
1. Pengendalian melalui perundang-undangan
2. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja
3. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)
4. Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi

3. Pencegahan Tersier
Early Diagnosis and Prompt Treatment
1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Surveilans
4. Pemeriksaan lingkungan secara berkala
5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
6. Pengendalian segera di tempat kerja

Kecelakaan Kerja

Definisi
Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada

17
tiga jenis tingkat kecelakan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Frank Bird Jr and
George L Germain, “practical Loss Control Leadership” , Institute Publishing, USA
1990) :
1. Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian
3. Near miss : adalah kejadian hamper celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident

Jenis
Macam–macam kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis menurut Thomas (1989) yaitu:

• Terbentur (struck by)


Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak
atau ditampar sesuatu yang bergerak atau bahan kimia. Contohnya:
terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing misal material.

• Membentur (struck against)


Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena atau
bersentuhan dengan beberapa objek atau bahan-bahan kimia.
Contohnya: terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa–pipa.

• Terperangkap (caught in, on, between)


Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki
pekerja tersangkut di antara papan–papan yang patah di lantai. Contoh
dari caught on adalah kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja
terkena pagar kawat, sedangkan contoh dari caught between adalah
kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut
dalam bagian mesin yang bergerak.

18
• Jatuh dari ketinggian (fall from above)
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi
ke tingkat yang lebih rendah. Contohnya jatuh dari tangga atau atap.

• Jatuh pada ketinggian yang sama (fall at ground level)


Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa
tergelincir, tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.

• Pekerjaan yang terlalu berat (over-exertion or strain)


Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan
pekerja seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material
yang dilakukan di luar batas kemampuan.

• Terkena aliran listrik (electrical contact)


Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan
anggota badan dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.

• Terbakar (burn)
Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak
dengan percikan, bunga api, atau dengan zat kima yang panas

Faktor Penyebab
Penyebab kecelakaan kerja
 Kelelahan
 Aspek lingkungan dan kondisi yang tidak aman
 Karakteristik pekerjaan

Penyebab dasar kecelakaan


 Pengoperasian yang bukan wewenangnya
 Kesalahan pengoperasian

19
 Kesalahan pengamanan
 Pengoperasiannya kecepatan tinggi
 Alat pengaman yang tidak beroperasi
 Menggunakan peralatan yang tidak tepat
 Menggunakan peralatan yang kurang tepat
 Kesalahan menggunakan alat pengaman diri
 Tidak tepat melakukan pekerjaan

Penyebab penyakit akibat kerja

● Golongan Fisik
o Suara: ketulian
o Radiasi, Rontgen: penyakit darah. Kelainan kulit.
o Infra merah: katarak.
o Ultraviolet:konjungtivitis fotoelektrik
o Suhu, Panas: heat stroke, heat cramps.
o Dingin: frostbite
o Tekanan udara : tinggi (caisson disease)
o Cahaya : silau, asthenopia, myopia
● Golongan kimia
o Debu: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
o Uap: metal fume fever, dermatitis
o Gas: H2S, CO
o Larutan: dermatitis
o Awan/kabut: insektisida, racun jamur
● Golongan biologis
o anthrax
o brucella (kulit), dll
● Golongan fisiologis (ergonomi)
o konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
o sikap badan, dll

20
● Golongan mental psikologis
o Monotoni kerja
o hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll

Pencegahan
Usah pencegahan kecelakaan kerja faktor yang paling penting adalah menjamin
kelancaran proses produksi tanpa gangguan dan hambatan. Dalam melakukan usaha
pencegahan kecelakaan harus di awali dengan pengenalan lingkungan kerja secara
keseluruhan antara lain dengan mengenal :

1. Potensi bahaya yang ada ( HAZARD )


Adalah megenal keadaan peralatan yang di gunakan perusahaan,yang memungkinkan
atau dapat menimbulkan kecelakaan / kerugian yang dapat berupa, cidera penyakit
akibat kerja kerusakan alat.

2. Tingkat bahaya ( DANGER )


Mengetahui potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada,
akan tetapi dapat menjadi tidak berbahaya. Apa bila di lakukan tindakan pencegahan.

3. Resiko ( RISK )
Mengenali kemungknan terjadinya kecelakaan/kerugian pada priode waktu tertentu
atau pada siklus operasi tertentu.

Perbedaan Penyakit Akibat Kerja, dan Penyakit yang Berhubungan Dengan


Pekerjaan

PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN


PENYAKIT AKIBAT KERJA
KERJA

Terjadi hanya di populasi pekerja Terjadi juga pada populasi penduduk

21
Sebabnya spesifik multifaktorial

Expose di tempat kerja merupakan suatu


Expose di tempat kerja sangat penting
kemungkinan

Dapat kompensasi dan tercatat Kemungkinan bisa dapat dan tercatat

Diatur oleh KEPMEN Diatur dalam KEPRES


no.01/MEN/1981 no.22/KEPRES/1993

Meliputi 30 jenis penyakit Meliputi 31 jenis penyakit

22
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Peran kesehatan sangat penting guna meningkatkan kesehatan para pekerjanya.


Dengan begitu produktivitas pun akan meningkat. Standar pelayanan yang harus
dilengkapi dalam kesehatan kerja ini harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Baik itu untuk instansi kesehatan maupun sumber dayanya yaitu dokter perusahaan.
Dokter Perusahaan merupakan dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, dengan
berbagai tugas sebagai dokter perusahaan. Yang terpenting adalah memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan amanah UU No 1/1970 tentang
Keselamatan Kerja. Tugas lainnya jika terkait dengan pelaksanaan SMK3 antara lain
adalah melakukan penilaian risiko, health surveillance, medical emergency response plan,
pelatihan pekerja, promosi kesehatan kerja, diagnosis penyakit akibat kerja dan membuat
catatan medik.

3.2 SARAN

Penulis mengharapkan dengan memahami Learning Objective yang didapat


pembaca dapat termotivasi untuk mendalami materi yang kami bahas. Mempelajari lagi
lebih dalam sehingga nantinya saat di klinik atau rotasi klinik para mahasiswa dapat
menerapkannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

KEMENKES RI. (2003). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA 1758/MENKES/SK/XII/2003 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KESEHATAN KERJA DASAR.
DEPKES RI. (2006). Pos Upaya Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf diakses pada Senin, 28 Desember 2015
pukul 21.00 WITA

file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.../Kecelakaan_kerja.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai