Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Statistik

Secara etimologis kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata “statistik”
diartika sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data
kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti
penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan
selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada “kumpulan bahan keterangan yang
berwujud angka (data kuantitatif)” saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data
kualitatif) tidak lagi disebut statistik. dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai
kata statistics dan kata statistic. Kedua kata itu mempunyai arti yang berbeda.
Kata statistics artinya “ilmu statistik”, sedang kata statisticdiartika sebagai “ukuran yang
diperoleh atau berasal dari sampel,” yaitu sebagai lawan dari kata “parameter” yang berarti
“ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi”.

Sejarah Singkat Statistika (awal muncul statistik)


Istilah statistika sudah sangat tua. Statistika bermula sebagai suatu cara berhitung untuk
membantu pemerintah yang ingin mengetahui kekayaan dan banyaknya warganya dalam
usaha menarik pajak atau pun berperang. William si penakluk memerintahkan diadakannya
survey di seluruh Inggris untuk tujuan pajak dan tugas kemiliteran. Hasil Survey ini
dikumpulkan dalam sebuah kumpulan yang disebut Domesday Book. Beberapa abad setelah
Domesday Book, ditemukan suatu penerapan peluang empirik dalam asuransi perkapalan,
yang tampaknya sudah tersedia bagi kapal-kapal bangsa Flem pada abad ke-14. Perjudian,
dalam bentuk permainan, telah mengantarkan kita ke teori peluang. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Pascal dan Fermat sekitar abad ke-17, karena mereka tertarik pada
pengalaman-pengalaman judi Chevalier de Mere. Kurva normal telah terbukti sangat penting
dalam pengembangan statistika. Persamaan kurva ini pertama kali diumumkan pada tahun
1733 oleh de Moivre. De Moivre sama sekali tidak tahu bagaimana menerapkan
penemuannya tersebut pada data hasil percobaan, dan karyanya ini tetap tidak diketahui
sampai Karl Pearson menemukannya di suatu perpustakaan pada tahun 1924. Walaupun
demikian, hasil yang sama dikembangkan kemudian oleh dua astronom matematik, Laplace,
1749-1855 dan Gauss, 1777-1855, secara terpisah. Pada abad ke-19 Charles Lyell telah
mengajukan suatu argumentasi yang pada dasarnya bersifat statistik terhadap suatu masalah
geologi. Dalam periode 1830-1833, diterbitkan 3 jilid Principles of Geology karya Lyell,
yang mengurutkan batu-batuan zaman Tertier, serta sekaligus memberi nama pada masing-
masing batuan. Bersama dengan M.Deshayes, seorang ahli biologi dari Prancis, mereka
mengidentifikasikan dan mendaftarkan spesies-spesies fosil yang terdapat dalam satu atau
lebih strata, dan meramalkan proporsi jenis-jenis yang masih hidup di bagian-bagian laut
tertebtu. Berdasarkan proporsi-proporsi tersebut mereka memberi nama Pleistosen, Pliosen,
Miosen, dan Eosen. Argumentasi Lyell sesungguhnya bersifat statistika. Sayangnya setelah
ditetapkan dan diterimanya nama-nama tersebut, metodenya segera dilupakan orang. Hal ini
terjadi baik di bidang ilmu-ilmu biologi maupun fisika. Pada abad ke-19 pula, perlunya
landasan yang lebih kokoh bagi statistika menjadi semakin jelas. Karl Pearson, seorang ahli
fisika matematik, menerapkan matematika pada biologi. Pearson melewatkan hampir
setengah abad dalam penelitian statistika yang serius. Di samping itu, ia juga mendirikan
jurnal Biometrika dan sebuah aliran statistika. Dengan demikian kajian statistika memperoleh
dorongan besar. Sementara Pearson hanya memperhatikan contoh besar (large samples), teori
sampel besar yang dikembangkan ternyata tidak memuaskan peneliti yang selalu
berhubungan dengan sampel kecil (small samples). Di antara mereka adalah W.S. Gosset,
1876-1937, murid Karl Pearson. Namun kemampuan matematika Gosset belum memadai
untuk mendapatkan sebaran-sebaran pasti dari simpangan baku sampel, rasio antara rata-rata
sampel dengan simpangan baku sampel, dan koefisien korelasi; statistik-statistik yang paling
banyak diperhatikannya. Akibatnya, ia terpaksa mendasarkan pada kartu; mengocok,
mengambil, dan kemudian membuat sebaran frekuensi empiriknya. Makalah yang membuat
hasil penelitiannya ini muncul dalam Biometrika pada tahun 1908, dan ia menggunakan nama
student. Sekarang ini sebaran t-Student merupakan alat dasar bagi statistikawan dan peneliti;
dan me-student-kan merupakan istilah yang lazim dalam statistika. Kini penggunaan sebaran
t-Student begitu meluas, dan menarik untuk diperhatikan bahwa seorang astronom Jerman,
Helmert, telah mendapatkannya secara matematika jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 1875.
R.A. Fisher, 1890-1962, yang dipengaruhi oleh Karl Pearson dan Student, memberikan
sumbangan yang sangat banyak dan penting bagi statistika. Ia dan murid-muridnya
memberikan dorongan yang besar bagi penggunaan prosedur-prosedur statistika dalam
banyak bidang, terutama dalam bidang-bidang pertanian, biologi, dan genetika. J.Neyman
(1895) dan E.S.Pearson (1895), mengemukakan teori pengujian hipotesis pada tahun 1936
dan 1938. Teori ini meransang sejumlah besar penelitian dan banyak hasilnya mempunyai
kegunaan praktis. Pada tahun 1902-1950, Abraham Wald menulis dua buku yang sangat
bermanfaat hingga saat ini, yakni ‘Sequential Analysis’ dan ‘Statistical Decision Functions’.
Dalam abad inilah (hingga saat ini) hampir semua metode statistika yang kini digunakan itu
dikembangkan. Sumber : http://fni-statistics.blogspot.com/

John Graunt, (born April 24, 1620, London—died April 18, 1674, London), English
statistician, generally considered to be the founder of the science of demography, the
statistical study of human populations. His analysis of the vital statistics of
the London populace influenced the pioneer demographic work of his friend Sir William
Petty and, even more importantly, that of Edmond Halley, the astronomer royal.
A prosperous haberdasher until his business was destroyed in the London fire of 1666,
Graunt held municipal offices and a militia command. While still active as a merchant,
he began to study the death records that had been kept by the London parishes since
1532. Noticing that certain phenomena of death statistics appeared regularly, he was
inspired to write Natural and Political Observations . . . Made upon the Bills
of Mortality (1662). He produced four editions of this work; the third (1665) was
published by the Royal Society, of which Graunt was a charter member.
Graunt classified death rates according to the causes of death, among which he included
overpopulation: he observed that the urban death rate exceeded the rural. He also
found that although the male birth rate was higher than the female, it was offset by a
greater mortality rate for males, so that the population was divided almost evenly
between the sexes. Perhaps his most important innovation was the life table, which
presented mortality in terms of survivorship. Using only two rates of survivorship (to
ages 6 and 76), derived from actual observations, he predicted the percentage of
persons that will live to each successive age and their life expectancy year by year. Petty
was able to extrapolate from mortality rates an estimate of community economic loss
caused by deaths.
Kata Statistik berasal daripada perkataan Latin statisticum
collegium (syarahan mengenai keadaan semasa), manakala dalam bahasa
Itali, statistik berasal daripada perkataan statista, yang bererti "negarawan"
atau "ahli politik".

Daripada dua terjemahan di atas, pastinya tidak terlintas di fikiran kita bahawa
statistik merupakan salah satu cabang matematik yang banyak diaplikasikan
dalam kehidupan seharian tanpa kita sedari.

Statistik (atau perangkaan) adalah sains dan aplikasi dalam membangunkan


pengetahuan manusia melalui penggunaan data empirikal. Lebih tepat lagi
statistik merupakan kaedah saintifik dalam mengumpul, menyusun,
menghurai, menganalisis data berangka dan membuat kesimpulan daripada
hasil analisis data tersebut melalui gambarajah. Tujuan statistik adalah
menghasilkan maklumat "terbaik" daripada data yang diperolehi.

Penggunaan statistik semakin meluas dalam kehidupan seharian dalam


pelbagai bidang termasuklah bidang sains dan teknologi, sains pertanian,
sains industri, sains fizik dan gunaan, sains sosial dan bidang-bidang lain.
Biasanya, semua keputusan analisis untuk dikuantitatifkan serta dilihat dari
sudut statistik, seperti membuat keputusan dalam sesuatu perkara. Jadi,
bukan sahaja statistik wajar dipelajari sebagai matapelajaran wajib malahan
semua golongan perlu mempunyai sekurang-kurangnya pengetahuan asas
dalam bidang statistik. Pelbagai contoh aplikasi statistik dalam kehidupan
sosial manusia.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama
kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mendefinisikannya sebagai
"ilmu tentang negara (state)". Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistik mulai banyak menggunakan
bidang-bidang dalam matematika, terutama teori kebarangkalian. Cabang statistik yang ketika ini sangat
luas digunakan untuk mengembangkan kaedah ilmiah, statistik inferens, dikembangkan pada separuh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (pengasas statistik inferens), Karl
Pearson(kaedah regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti masalah sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistik pada masa sekarang dapat dikatakan telah meliputi semua bidang ilmu
pengetahuan, mulai dari astronomi hingga sastera.

Anda mungkin juga menyukai