Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN MUSLIM DI AUSTRALIA

Disusun Oleh
Hilal Bima M
Alvin Ramadan
Rizky Dwi J

SMK MUHAMAMMADIYAH 1
CILACAP
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Australia merupakan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen. Hal
ini membuat Islam sebagai agama yang datang dari timur tengah menjadi minoritas.
Berdasarkan berdasarkan sensus tahun 2011, penduduk Australia berjumlah 22.270.000, yang
terdiri dari beberapa agama yaitu, Kristen (67,3%), Atheis (24,2%), Buddha (2,7%), Islam
(2,4%), Hindu (1,4%), Agama Rakyat (0,7%), dan Yahudi (0,5%).[1]
Secara umum islam menjadi minoritas di Australia disebabkan oleh proses imigrasi.
sampai pada sekitar tahun 1860, serombongan penggembala onta berasal dari Afganistan
datang ke Australia menambah jumlah Muslim yang tinggal di Australia. Islam dianggap
sebagai agama baru yang memberikan kekhawatiran penduduk Australia karena serangkaian
aksi terror yang mengatasnamakan Islam. Sehingga Muslim sebagai minoritas di Australia
menjadi objek praktik driskiminasi, marginalisasi dan tekanan lainnya. Namun, pada
perkembangan selanjutnya kerukunan beragama mulai terbentuk. Kini kondisi umat Islam di
Australia lebih baik. Muncul sosok muslim yang berperan dalam kehidupan sosial dan
ekonomi negara. Akan tetapi bentuk penhinaan dan makian tetap menjadi warna kehidupan
Muslim di Australia yang berasal dari kelompok-kelompok pembenci Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam di Australia ?
2. Apa saja problematika Muslim di Australia ?
3. Siapa saja sosok Muslim yang berpengaruh di Australia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam di Australia
Islam masuk ke Australia melaui proses migrasi. Muslim pertama yang masuk ke
Australia adalah pedagang Mekkah pada abad ke-10. kemudian nelayan-nelayan dari
Makassar, Timor dan Maluku yang mulai menjalin hubungan dagang dengan penduduk asli
di Australia Utara pada antara abad ke-15 dan ke-17.[2] Para imigran Muslim dari negara-
negara di bawah kerajaan Inggris datang ke Australia sebagai pelaut dan narapidana pada
abad ke-18 dan ke-19. Pada tahun 1830-an, para penunggang unta (cameleer) dari
Afghanistan, Pakistan, India, dan sebagainya tiba di south Australia untuk bekerja.
Mereka bermigrasi sebagai penunggang unta (cameleer) sebagai sarana trasnportasi di
wilayah Australia yang wilayahnya berupa padang pasir. Para cameleer ini berperan dalam
pembangunan awal infrastruktur di Australia, khususnya dalam transportasi, dan komunikasi.
Dua cameleer yaitu, Dost Mahomet dan Esan Khan mengikuti ekspedisi Burke dan Wills dari
Melbourne untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah Australia yang belum terjamah.[3]
Selain itu, pekerjaan menjadi alasan bagi imigran untuk masuk ke Australia. Pada akhir
abad ke-19 para penyelam dari Malaysia dan Indonesia tiba di Broome untuk bekerja di
industri mutiara. Kemudian awal abad ke-20, para Muslim Albania tiba untuk bekerja di
perkebunan tebu, tembakau, dan kapas. Mereka berhasil membentuk sebuah komunitas
Muslim di Queensland. Selain Queensland, Muslim Albania juga bekerja di Australia Barat
dan Victoria pada bidang perkebunan buah.
Tahun 1940-an, migrasi Muslim ke Australia menjadi lebih mudah karena adanya skema
perjalanan bantuan Australia-Turki.[4] Selanjutnya, disusul oleh Muslim Bosnia dan Kosovo
yang datang pada 1960-an. Mereka bermigrasi ke Australia untuk bekerja dalam proyek
Pembangunan Listrik Tenaga Air (PLTA) Snowy Mountain.
Berdasarkan berdasarkan sensus tahun 2011, penduduk Australia berjumlah 22.270.000,
yang terdiri dari beberapa agama yaitu, Kristen (67,3%), Atheis (24,2%), Buddha (2,7%),
Islam (2,4%), Hindu (1,4%), Agama Rakyat (0,7%), dan Yahudi (0,5%).
Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne. Dalam
melakukan aktifitas ibadah Muslim di Australia mempunyai sekitar 100 Masjid dan sekitar 50
mushola. Beberapa daerah yang jauh dari masjid Muslim berinisiatif untuk menyewa gedung
(misalnya gedung pusat kegiatan komunitas) untuk dijadikan tempat sholat jum’at. Pada
perkembangan berikutnya, Muslim-muslim Australia berhasil untuk mengatur kehidupan
mereka agar lebih tertata dengan rapi dengan cara membentuk masjid-masjid, organisasi-
organisasi, menunjuk seorang mufti, dan sebagainya.
Pada dasarnya paham yang dianut Muslim Australia adalah Sunni, merupakan paham
mayoritas, dan sisanya adalah Syiah, Sufi dan Ahmadiyah.
Corak masyarakatnya multicultural, merupakan masyarakat yang paling beragam secara
etnis atau secara ras. Penggunaan bahasa Inggris menjadi efektif dalam hal ini untuk
menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Dari yang telah disebutkan dapat diambil keismpulan bahwa sebab Muslim di Australia
menjadi minoritas adalah proses migrasi, kebijakan multikulturalisme dan Konversi.

B. Problem dan Tantangan Umat Muslim di Australia


Banyak permasalahan yang terlihat dalam kehidupan Muslim di Australia diantaranya
adalah angka pengangguran diantara Muslim pendatang lebih tinggi daripada yang lahir di
Australia. Upah Muslim juga lebih rendah daripada upah nasional secara umum.
Di dunia secara umum, identitas kultural dan keagamaan sedang hangat dibicarakan.
Setelah peristiwa 11 September, bom bali, kemudian disusul bom London banyak Muslim
yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan. Ditambah lagi setelah itu, pemerintah
Australia mengadopsi undang-undang anti-teror. Setelah ketegangan itu meredah baru-baru
ini dunia dikejutkan serangan teroris di Prancis. Hal ini menambah permasalahan baru bagi
Muslim Australia.
Selain itu di Australia terdapat beberapa gerakan yang menyerang Islam di Australia
diantaranya adalah Reclaim Australia dan UPF (United Patriots Front) melakukan aksi dalam
penolakan syariat Islam, pembangunan masjid, sertifikasi halal dan pendidikan Islam di
sekolah.[5]
Gencarnya gerakan Anti-Islam yang dipimpin oleh Geert Wilders menjadi
tantangan baru bagi Islam di Australia. Melalui gerakanya, Wilders menghina Islam, nabi
Muhammad dan Al-Qur’an. Ia telah membentuk partai anti-Islam pusatnya di Perth.
Merupakan masalah yang besar karena tidak hanya di Australia, di negara-negara lain juga
telah terbentuk gerakan Anti-Islam.[6]

C. Sosok Muslim yang Berpengaruh di Australia


Ditengah memanasnya gerakan Anti-Islam, di Australia tetap menghargai hak
masyarakat untuk beragama dan tetap mendapatkan perlindungan dari negara. Dengan
kondisi seperti ini di Australia, kehidupan umat Islam berangsur membaik. Muncul
perorangan Muslim yang popuar dan sukses menuai perhatian public Australia. Mereka
terbuka akan keyakinannya, kesuksesan di bidangnya masing-masing mereka peroleh tanpa
mengorbarkan keyakinan mereka sendiri. Bahkan, dapat menjadi inspirasi bagi semua
kalangan umat beragama. Berikut orang-orang Muslim yang menuai kesuksesan, diantaranya:
1. Sarah Baarini
Gadis asal Melbourne ini dikenal sebagai seorang filantropis (dermawan) yang populer di
Australia. Ia menerima anugerah Wyndham Council’s Mayoral Youth Award saat berusia 17
tahun untuk pengabdian masyarakat dan kepemimpinan. Di masa remaja, Sarah sudah
memimpin sejumlah lembaga amal dan penggalangan dana untuk berbagai misi kemanusiaan
dan kesehatan.
2. Susan Carland
Susan merupakan mualaf di usia 19 tahun. Ia masuk Islam karena kesadaran sendiri, bukan
karena pengaruh orang lain. Ia berprovesi sebagai Dokter. Sempat menarik perhatian dunia
lewat aksi menyumbang 1 dolar Australia, untuk setiap tweet bully yang ia terima. Ia
memang sering menjadi sasaran bully gara-gara ia seorang muslim dan memakai hijab. Usaha
menyuarakan perjuangan melawan Islamphobia di Australia terus dilakukannya. Susan
menerima gelar Phd dari Monash University, setelah menulis studi tentang komunitas muslim
di Australia.
3. Kapten Mona Sindy
Berasal dari keturunan Mesir-Australia, Mona Shindy merupakan perwira AL Australia yang
pertama kali mengenakan hijab. Tak tanggung-tanggung, Kapten Mona menjadi kepala dari
program peluncuran misil. Ia berharap bahwa suatu saat akan benar-benar tercipta
perdamaian di dunia.[7] Dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Telstra NSW Bisnis
Woman tahun 2015. Penghargaan Telstra NSW Bisnis Woman adalah penghargaan yang
diberikan untuk merayakan kerja keras dan determinasi dari para wanita yang tinggal di
Australia.
4. Waaled Aly
seorang multi provesi (diusia 37 tahun), sebagai pengacara, seorang insinyur, seorang
akademisi (pengajar), musisi, dan pemenang Walkley Award sebagai jurnalis. Ia dibesarkan
di Melbourne, sosok representasi Muslim di media Australia. Ia menjadi co-host terbaik di
progam The Proyek,Channel Ten. Aly juga perna menjadi Man of The Year, penghargaan
kepada pencapaian Muslim Australia.
5. Ahmed Fahour
Fahour, yang bermigrasi dari Libanon dengan keluarganya pada usia 4 tahun. Fahour adalah
CEO dari Australia Post, tapi itu hanya salah satu dari banyak usaha bisnisnya. Juga ketua
eksekutif Startrack, direktur Carlton Football Club, dan mantan CEO Operasi Australia
National Australia Bank. Sumbangsi yang ia sembahkan bagi Islam di Australia adalah
pembangunan Musium Islam Australia ,selaku co-pendiri.

6. Ed Husic
Husic adalah menteri Islam pertama di Australia. Ia menjabat sebagai sekretaris parlemen
untuk Perdana Menteri Kevin Rudd serta sekretaris parlemen untuk broadband.

7. Yasmin Abdel-Magied
Abdel-Magied adalah seorang insinyur mekanik Sudan-Australia, advokat sosial, dan penulis.
Dia menerima penghargaan dari The Queensland Young Australia of the Year Award pada
tahun 2015. Gairahnya untuk keadilan sosial di mulai dari awal. Pada 16, ia mendirikan
Youth Without Borders, sebuah organisasi yang berpusat pada menciptakan perubahan positif
bagi pemuda di masyarakat kehilangan haknya. Abdel-Magied juga sering menjadi tamu di
talk show mengenai isu seputar komunitas Muslim, feminisme, dan keanekaragaman lintas
budaya.

8. Bachar Houli
Sedangkan di dunia Olahraga, sepakbola khas Australia, atau yang sering disebut 'footy', ada
pemain dari tim Richmond Tigers, Bachar Houli, Islam ketiga yang bermain di Football
League Australia setelah Adem Yze dan Sedat Sir. Dia pernah masuk nominasikan untuk
penghargaan AFL Rising Star di tahun 2008. Kini Bachar juga menjabat sebagai salah satu
duta multikultural Liga Footy Australia (AFL).

9. Mariam Veiszadeh
Lahir di Afghanistan selama Perang Soviet, Veiszadeh. Keluarganya mencoba mencari suaka
hingga sampai di Australia pada tahun 1991. Dia sekarang seorang pengacara dan advokat
untuk anti-islamophobia dan perlakuan yang adil bagi pengungsi dan pencari suaka. Ia
menerima penghargaan The 2015 Westpac Woman of Influence Award untuk pekerjaannya
di bidang ini.[8]

10. Maha Sukkar


adalah salah seorang anggota polisi di negara bagian Victoria yang menggunakan jilbab.
Salah satu tugasnya adalah menangani komunitas dari berbagai latar belakang. Ia polisi
wanita pertama di Australia. Kini, sudah ada beberapa anggota kepolisian perempuan yang
mengikutinya menggunakan jilbab, baik di Victoria maupun di negara bagian lainnya.[9]

Mereka sukses dibidangnya masing-masing, hal itu tidak terlepas dari kerja keras dan
tetap mempertahankan keyakinan. Terlebih terobosan yang dilakukan dapat memberikan
inspirasi bagi publik. Maka tak heran jika sosok-sosok tersebut memperoleh penghargaan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Islam masuk ke Australia melalui proses imigrasi dari berbagai wilayah. Membuat Islam
di Australia bertipe Multikultural, beragam secara etnis atau secara ras. Sehingga,
penggunaan bahasa Inggris menjadi efektif dalam hal ini untuk menyatukan umat Islam dari
berbagai latar belakang yang berbeda.
Setelah meredahnya ketegangan pasca bom Bali dan bom London, kini umat Islam
kembali menjadi sasaran tuduhan akibat terjadinya bom Prancis. Hal ini memberi dampak
sensitif golongan yang akan mebuat tegang kondisi umat beragama di Australia. Ditambah
gencarnya gerakan Anti-Islam yang dipimpin oleh Geert Wilders menjadi tantangan baru
bagi Islam di Australia maupun dunia.
Namun, Pemerintahan Australia tetap menghargai hak masyarakat untuk beragama dan
tetap mendapatkan perlindungan dari negara. Dengan kondisi seperti ini di Australia,
kehidupan umat Islam berangsur membaik. Keadaan tersebut memberikan jalan untuk
perorangan Muslim berkontribusi dalam kehidupan sosial dan ekonomi negara. Muncul sosok
Muslim yang popuar dan sukses menuai perhatian public Australia. Mereka terbuka akan
keyakinannya, kesuksesan di bidangnya masing-masing mereka peroleh tanpa mengorbarkan
keyakinan mereka sendiri. Bahkan, dapat menjadi inspirasi bagi semua kalangan umat
beragama.

Anda mungkin juga menyukai