Anda di halaman 1dari 2

Cegah Stunting Itu Penting

DATA & FAKTA

Tahukah anda,Indonesia adalah salah satu negara dengan balita stunting jumlah tinggi di Asia
Tenggara. Berdasarkan data Riskesda 2013 terdapat 9 juta atau 1 dari 3 Balita di Indonesia mengalami
stunting. Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan 3G yaitu, gagal
tumbuh, gagal kembang dan gangguan metabolisme pada anak balita, terutama pada seribu hari
pertama kehidupan. Balita stunting dapat dialami pada keluarga miskin dan juga pada keluarga mampu.

Stunting bisa terjadi karena adanya infeksi berulang dan kurangnya asupan zat makanan yang berkaitan
dengan kurang baiknya perilaku kesehatan dan gizi ibu sebelum dan masa kehamilan. Apalagi ketika
hamil ibu kurang mendapatkan layanan perawatan sebelum maupun sesudah. Belum lagi kurangnya
akses ibu untuk mendapatkan makanan bergizi yang memadai. Ibu hamil mengalami masalah seperti
kekurangan energi kronik dan juga mengalami anemia. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan yang tengah tumbuh perkembangan otak dan organ tubuh
lainnya.

Hal tersebut diperburuk saat bayi lahir, tidak langsung mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), dan
berdasarkan data SDKI 2017 sekitar 51,5 persen bayi di Indonesia tidak mendapatkan ASI Ekslusif (ASI
saja hingga 6 bulan pertama). Padahal, ASI merupakan makanan terbaik bayi dan mengandung zat gizi
lengkap. ASI juga merupakan cairan hidup yang memiliki sel darah putih, zat kekebalan tubuh, hormon,
enzim, serta protein yang sangat baik bagi bayi. Kekurangan gizi pada bayi bisa terus berlanjut hingga
usia 24 bukan karena tidak mendapatkan makanan pengganti ASI yang memadai.

Selain masalah gizi, stunting juga dipengaruhi oleh masalah kebersihan dan sanitasi. Masih banyaknya
orang yang buang air besar sembarangan di ruang terbuka, akses terhadap air bersih untuk minum
masih rendah, serta perilaku cuci tangan dengan sabun masih rendah. Rendahnya masalah kebersihan
dan kesehatan ini membuat anak rentan terhadap penyakit berbahaya, seperti diare, kolera, tifus,
disentri, kecacingan dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit berbahaya ini dapat membuat kesehatan
anak terganggu dan terhambat tumbuh kembangnya.

Maka untuk mencegah stunting diperlukan upaya dengan intervensi gizi mulai ibu hamil, masa menyusui
hingga usia anak 2 tahun. Hal yang perlu dilakukan antara lain:

· Pada ibu hamil

- Pemberian makanan tambahan agar ibu hamil tidak kekurangan energi dan protein

- Pemberian suplementasi zat besi, asam folat, iodium

- Mengatasi masalah kecacingan pada ibu hamil, melindungi dari malaria, melakukan pencegahan
dan pengobatan diare.

Pada ibu menyusui dan pada anak hingga usia 2 tahun


- Melakukan inisiasi menyusu dini

- Memberikan ASI eksklusif hingga bayi usia 6 bulan. Kemudian dilanjutkan hingga usia 2 tahun
disertai dengan pemberian makanan pendamping ASI.

- Pemberian fortifikasi zat besi pada makanan anak

- Melakukan pemberian obat cacing

Selain masalah gizi juga diupayakan memberikan perlindungan kesehatan kepada anak dengan cara
memerhatikan masalah kebersihan dan sanitasi, antara lain:

- Perlunya akses untuk air minum yang bersih dan sehat

- Menggunakan jamban sehat agar dapat mencegah dari kuman penyebab penyakit.

- Membiasakan perilaku cuci tangan pakai sabun

- Memberikan imunisasi secara lengkap untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi
berbahaya.

Jangan lupa, agar memudahkan pelayanan gizi dan kesehatan, serta tumbuh kembang anak terpantau
dengan baik, bawalah anak ke Posyandu. Selain itu, ikut sertakan pula anak pada program Pendidikan
Anak Usia Dini agar mendapatkan pembelajaran dini yang berkualitas.

http://gizitinggi.org/home/2018/1/26/cegah-stunting-itu-penting

Anda mungkin juga menyukai