KATARAK
OLEH
I KADEK WIDHIARTHA
1202105075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
I. DEFINISI
a. definisi
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi
pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa),
denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita
tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit
mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
b. Klasifikasi
Secara umum terdapat 4 jenis katarak seperti berikut:
1. Katarak congenital:
Merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir yang terjadi
akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin.
2. Katarak Traumatik :
Merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata akibat
trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior.
3. Katarak Sekunder:
Katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan
kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih
umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.
4. Katarak yang berkaitan dengan usia:
Merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya,
terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan
posterior subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa
secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan.
Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan
baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga
mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna birru. Katarak
jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat
menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior
subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang
lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi
cahaya terang, serta pandangan baca menurun.
II. PENYEBAB
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat
disebabkan oleh beberapa factor resiko lain, seperti :
1. Katarak traumatic yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti :
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes
mellitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik.
2) Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan
mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang teleh diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa
intraokuler dan biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa
di dalam mata. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan
mempercepat penyembuhan selama beberapa minggu setelah pembedahan di
berikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita
sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari
logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Alamat
- No Rekam Medis
- Diagnosa medis
b. Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Riwayat kesehatan saat ini
c. Pemeriksaan fisik abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
d. Pemeriksaan laboratorium
b. Nutrisi/ metabolic
Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?
Apakah klien mau memakan makanannya?
c. Pola eliminasi
Bagaimana frekuensi klien BAB?
Bagaimana frekuensi BAK klien?
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan
atau didapatkan pada saat pemeriksaan
f. Pola kognitif-perseptual
Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?
Apakah klien menggunakan alat bantu?
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?
Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika
sudah menikah)
i. Pola peran-hubungan
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?
Apakah peran klien masih bisa dilakukan
j. Pola manajemen koping stress
Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?
k. Pola keyakinan-nilai
- Apakah klien selalu rajin sembahyang?
- Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?
-
l. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- Pemeriksaan neurologik
- Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan fisik umum.
2. ANALISA DATA
Subjektif Objektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
ditandai dengan tajam penglihatan menurun, tidak dapat melihat jauh, pandangan
kabur.
2. Risiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensoris penurunan visus dan lapang
pandang perifer.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan luka post op.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Perubahan protein
Perubahan
lensa kimia
Perubahan serabut
halus yang
memanjang dari badan
Perubahan dalam serabut
silier ke luar Hilangnya – serabut lensa,
transparansi lensa mengalami denaturasi
Penglihatan menjadi
distorsi Terjadi koagulasi
Terbentuknya daerah
Ansietas Katarak keruh lensa
Keterbatasan Pembedahan
penglihatan
Inflamasi
Resiko Cidera
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2006. Fundamental Keperawatan, Edisi 4 . Jakarta:
Penerbit Buku Kedoteran EGC
Charlene J. Reeves at all. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica, 2001.