Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan caranya, proses produksi digolongkan dalam tiga macam antara lain
sebagai berikut...
Proses Produksi Pendek, adalah proses produksi yang pendek atau cepat dan
langsung dalam menghasilkan barang atau jasa yang dapat dinikmati konsumen.
Contohnya adalah proses produksi makanan, seperti pisang goreng, bakwan,
singkong goreng. dan lain-lain.
Proses Produksi Panjang, adalah proses produksi yang memakan waktu lama.
Contohnya adalah proses produksi menanam padi dan membuat rumah.
Proses Terus Menerus/Kontinu, adalah proses produksi yang mengolah bahan-
bahan secara berurutan dengan beberapa tahap dalam pengerjaan sampai menjadi
suatu barang jadi. Jadi bahan tersebut melewati tahap-tahap dari proses mesin
secara terus-menerus untuk menjadi suatu barang jadi. Contohnya adalah proses
memproduksi gula, kertas, karet, dan lain-lain
2
Proses Produksi Berselingan/Intermitten, adalah proses produksi yang
mengolah bahan-bahan dengan cara menggabungkan menjadi barang jadi.
Seperti, proses produksi mobil dimana bagian-bagian mobil dibuat secara
terpisah, mulai dari kerangkanya, setir, ban, mesin, kaca, dan lain-lain. Setelah
semua bagian dari mobil tersebut selesai atau lengkap maka selanjutnya bagian-
bagian mobil tersebut digabungkan menjadi mobil.
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi.
Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses
perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-
jasa adminstrasi (Menurut Ahyari). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan
mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-
menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
3
yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu
berubah (Menurut Ahyari).
4
perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin serta peralatannya. Proses seperti ini
terdapat dalam pabrik yang menghasilkan produknya untuk pasar (produksi massa)
seperti pabrik susu atau pabrik ban.
5
Gambar 2.3.1 Sistem persediaan bahan baku produksi
1. Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan
ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa
tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi
permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang diadakan
untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau
diramalkan disebut Fluctuation Stock.
2. Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi
dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih
murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena
besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
3. Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering
menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan
barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak
terganggu.
6
2.5 JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan
cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas
(Handoko, 2002):
1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang
berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau
dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
dalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan
barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang
yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang
telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen barang jadi.
5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pelanggan.
7
6. Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan atau penjualannya.
8
2.8 FAKTOR PRODUKSI
Proses produksi mempuyai hubungan yang erat antara input dari proses
produksi dengan output proses produksi pada pelaksanaan kegiatan proses
produksi terdapat pola atau tahap urutan tertentu. Urutan penyelesaian proses
produksi akan berbeda-beda dan bermacam-macam antara satu produk dengan
produk lainnya.
Untuk kegiatan pelaksanaan proses produksi akan menggunakan sumber-
sumber yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Sumber-sumber tersebut adalah
unsur terpenting dalam proses produksi dengan demikian penyelesaian pekerjaan
dapat dilakukan dengan efektif, efisien, serta memperkecil kemungkinan
terjadinya kesalahan.
Suatu perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan
untuk memproduksi barang-barang. Sumber daya tersebut adalah bahan mentah
, bahan pembantu, mesin-mesin dan peralatan-peralatan lain, tenaga kerja, modal
serta tanah untuk lokasi perusahaan. Tiap-tiap perusahaan tentu saja akan
mempunyai jumlah dan jenis sumber-sumber produksi yang berbeda-beda satu
dengan yang lain. Pengusaha akan berusaha agar dengan faktor-faktor produksi
tertentu yang ada padanya itu menghasilkan barang-barang yang mendatangkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Jenis dan jumlah faktor-faktor produksi inilah
yang menentukan jenis serta jumlah barang-barang yang dapat dihasilkan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Jenis serta jumlah faktor-faktor produksi ini
sangat terbatas adanya. Di sinilah letak pentingnya kebijaksanaan pimpinan
perusahaan untuk mengatur jenis dan jumlah barang-barang yang harus
diproduksinya dengan faktor-faktor yang terbatas adanya itu agar keuntungan
yang diperolehnya maksimal. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
berakibat semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kerugian ini
terjadi karena orang berproduksi kurang dari optimal, sehingga biaya tetap hanya
ditanggung oleh satuan-satuan hasil (unit-unit produk) yang sedikit sehingga
biaya tetap per unit menjadi terlalu tinggi. Berproduksi lebih dari optimal berarti
adanya sebagian barang-barang hasil yang tidak akan terjual. Hal ini akan
menimbulkan tanggungan beban biaya pergudangan yang terlalu besar, lagi pula
sebenarnya faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-
barang yang berkelebihan ini dapat digunakan untuk membuat barang-barang
yang dapat mendatangkan keuntungan.
Disamping itu penentuan luas produksi yang tepat akan berarti pula suatu
pengusahaan lebih efektif memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia
bagi perusahaan yang bersangkutan. Ketidaktepatan penentuan luas produksi
akan berakibat ketidaktepatan alokasi faktor-faktor produksi. Hal ini membuat
9
semakin besarnya kerugian finansial yang diderita oleh perusahaan. Disamping
faktor-faktor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas
produksi yang paling menguntungkan. Dari uraian di atas jelas bahwa luas
produksi yang optimal akan dipengaruhi atau dibatasi oleh beberapa faktor yaitu;
Mayoritas orang di dunia pasti mengenal istilah produk. Hampir setiap hari,
manusia ataupun perusahaan industri mengonsumsi produk, baik berupa produk
makanan, produk elektronik, produk industri, maupun produk-produk lainnya.
Secara singkat produk dapat diartikan sebagai setiap benda yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Produk biasanya sengaja dibuat oleh sekelompok orang sebagai
ajang mendapatkan keuntungan melalui proses pertukaran ataupun jual beli produk
yang bersangkutan.
Pengertian Produk Menurut Para Ahli
1. William J. Stanton
Menurut William J. Stanton, produk secara sempit dapat diartikan sebagai sekumpulan
atribut fisik yang secara nyata terkait dalam sebuah bentuk dapat diidentifikasikan.
Sedangkan secara luas, produk merupakan sekumpulan atribut yang nyata dan tidak
nyata yang didalamnya mencakup warna, kemasan, harga, presise pengecer, dan
10
pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sebuah
hal yang dapat memberikan kepuasan atas keinginannya.
2. Kotler
Menurut Kotler, pengertian produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan,
dimiliki, digunakan atau pun dikonsumsi sehingga mampu memuaskan keinginan dan
kebutuhan termasuk di dalamnya berupa fisik, tempat, orang, jasa, gagasan, serta
organisasi.
3. H. Djaslim Saladin
Menurut H. Djaslim Saladin, produk dapat diartikan ke dalam tiga pengertian yaitu :
o Dalam pengertian yang sempit, produk merupakan sekumpulan sifat fisik dan
kimia yang berwujud dan dihimpun dalam sebuah bentuk serupa dan telah
dikenal.
o Dalam pengertian yang luas, produk merupakan sekelompok sifat yang berwujud
maupun tidak berwujud yang didalamnya memuat harga, warna, kemasan,
prestise pengecer, prestice pabrik, serta pelayanan yang diberikan oleh produsen
dan pengecer kepada konsumen dalam rangka pemenuhan kepuasan konsumen
atas apa yang diinginkannya.
o Dalam pengertian secara umum, produk dapat diartikan secara ringkas sebagai
setiap hal yang mampu memenuhi dan juga memuaskan kebutuhan atau pun
keinginan manusia, baik yang memiliki wujud (tangible) maupun yang tidak
berwujud (intangible).
4. Fandy Tjiptono
Menurut Fansy Tjiptono, pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, serta
dikonsumsi pasar sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang
berkaitan.
Jenis – jenis Produk
Secara umum, produk dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu produk konsumsi dan
produk industri.
1. Produk Konsumsi
Produk Konsumsi merupakan setiap produk yang digunakan oleh konsumen akhir.
Dalam hal ini, produk yang dibeli akan dikonsumsi / digunakan secara langsung dan
tidak akan dijual atau pun dibisniskan kembali oleh orang yang bersangkutan.
2. Produk Industri
Produk Industri merupakan setiap produk yang sengaja dibeli sebagai bahan baku
atau pun sebagai barang yang diperdagangkan kembali oleh pembelinya. Dalam hal ini,
11
produk yang dibeli akan dibuat menjadi produk lain atau pun dijual kembali dengan
tujuan mencari keuntungan.
12
BAB III
KESIMPULAN
Proses produksi
Jenis-jenis proses produksi
Persediaan bahan baku produksi
Fungsi-fungsi persediaan
Jenis-jenis persediaan
Peranan persediaan
Peralatan produksi
Faktor produksi
Tujuan produksi
Produk dan jenis produk
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Situmorang, Alam. 2008. Ekonomi Jilid I untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: ESIS
M. Tohar. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisius: Yogyakarta.
Team Asisten LSP, Sistem Produksi I : Kumpulan Modul Kuliah Sistem Produksi
I, Laboratorium Sistem Produksi FTUA, Padang, 2000.
14