Anda di halaman 1dari 14

RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI

Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211


Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
NOMOR : /PER/DIRUT-RSUML/III/2017
TENTANG
PANDUAN MESO DAN ESO INTALASI
FARMASI RUMAH SAKIT UMUM MARDI
LESTARI

PANDUAN MESO DAN ESO INTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh
karena seperti halnya efek farmakologik, ESO juga merupakan hasil interaksi yang
kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh.

B. Pengertian
Efek samping obat (ESO) adalah efek yang timbul dari suatu pengobatan yang
diberikan yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse
reactions). ESO tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan
atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor yang sebagian besar
sudah diketahui.
Contoh dari ESO diantaranya adalah reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi
imunologik), hipoglikemia berat karena pemberian insulin (efek farmakologik yang
berlebihan), osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka lama (efek samping
karena penggunaan jangka panjang), hipertensi karena penghentian pemberian klonidin
(gejala penghentian obat-withdrawal syndrome), fokomelia pada anak karena ibu
menggunakan talidomid pada masa kehamilan (efek teratogenik), dan sebagainya. Efek-
efek ini dalam klinik tidak dapat dikesampingkan begitu saja karena kemungkinan dampak
negatif yang terjadi, misal kegagalan pengobatan, timbulnya keluhan penderitaan atau

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
1
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

penyakit baru karena obat (drug-induced disease atau iatrogenic disease) yang semula
tidak diderita pasien, pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan
terapi, memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak ekonomi),
efek psikologi pasien yang akan mempengaruhi keberhasilan terapi lebih lanjut misalnya
menurunnya kepatuhan berobat, dan sebagainya.
Efek samping obat tersebut tidak semua dapat didektesi secara mudah dalam tahap
awal, kecuali kalau yang terjadi adalah bentuk-bentuk yang berat, spesifik dan jelas sekali
secara klinik. Maka untuk itu perlu adanya MESO (Monitoring Efek Samping Obat).
MESO adalah kegiatan pemantauan setiap respon obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada pasien untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
2
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

BAB II
RUANG LINGKUP

Efek samping obat ada beberapa jenis yang bisa timbul dalam suatu pengobatan,
sehingga dapat dikelompokan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Efek samping yang dapat diperkirakan yaitu aksi farmakologik yang berlebihan,
respon karena penghentian obat, efek samping yang tidak berupa efek farmakologik
utama.
a. Efek farmakologik yang berlebihan
Efek ini disebut juga efek toksik yaitu disebabkan dosis relatif yang terlalu besar
bagi pasien. Hal ini terjadi karena dosis yang diberikan memang besar, atau adanya
perbedaan respon kinetik atau dinamik pada kelompok-kelompok tertentu, misal
pada pasien dengan gangguan faal ginjal, gangguan faal jantung, perubahan
sirkulasi darah, usia, genetik, dan sebagainya, sehingga dosis yang diberikan dalam
takaran lazim menjadi relatif terlalu besar pada pasien tertentu. selain itu efek ini
juga bisa terjadi karena interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik antar
obat yang diberikan bersamaan, sehingga efek obat menjadi lebih besar. efek ini
umumnya dijumpai pada pengobatan depresansia susunan saraf pusat, obat-obat
pemacu jantung, antihipertensi, dan hipoglikemika/antidiabetika.
Dalam hal ini perlu memberikan perhatian khusus terhadap kelompok-kelompok
pasien dengan resiko tinggi seperti pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal,
penurunan fungsi hepar, bayi dan usia lanjut. Selain itu riwayat pasien dalam
pengobatan yang mengarah ke kejadian ESO juga perlu diperhatikan.
b. Gejala penghentian obat
Gejala penghentian obat = gejala putus obat = withdrawal syndrome adalah
munculnya kembali gejala penyakit semula atau reaksi pembalikan terhadap efek
farmakologik obat, karena penghentian pengobatan. Contohnya adalah :
 agitasi ekstrim, takikardi, rasa bingung, delirium, dan konvulsi yang mungkin
terjadi pada penghentian pengobatan dengan depresansia susunan saraf pusat
seperti barbiturate, benzodiazepine dan alkohol
 krisis Addison akut yang muncul karena penghentian terapi kortikosteroid

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
3
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

 hipertensi berat dan gejala aktivitas simpatetik yang berlebihan karena


penghentian terapi klonidin
 gejala putus obat karena narkotika, dsb
Reaksi ini dapat dikurangi dengan cara menghentikan pengobatan secara bertahap,
misalnya dengan penurunan dosis secara berangsur-angsur, atau dengan
menggantikan dengan obat sejenis yang mempunyai aksi lebih panjang atau kurang
poten, dengan gejala putus obat yang lebih ringan.
c. Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik utama
Dalam hal ini untuk sebagian besar obat umumnya telah dapat diperkirakan
berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan secara sistematik sebelum
obat mulai digunakan untuk pasien. Efek-efek ini umumnya dalam derajat ringan
namun angka kejadiannya cukup tinggi. Sedangkan efek samping yang lebih jarang
dapat diperoleh dari laporan-laporan setelah obat dipakai dalam populasi yang
lebih luas. Contoh dari efek ini adalah
 iritasi lambung ysng menyebabkan keluhan pedih, mual dan muntah pada obat-
obat kortikostiroid oral, analgetik-antipiretik, teofilin, eritromisin, rifampisin,
dll
 rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian antihistaminika untuk anti mabok
perjalanan (motion sickness)
 kenaikan enzim-enzim transferase hepar karena pemberian rifampisin
 efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut tidak boleh diberikan
pada wanita hamil
 penghambatan agregasi trombosit oleh aspirin, sehingga memperpanjang waktu
pendarahan
 ototoksisitas karena kinin/kinidin, dsb
2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan yaitu reaksi alergi, reaksi karena
faktor genetik dan reaksi idiosinkratik
a. Reaksi alergi
Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping yang sering
terjadi, dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, seringkali sama sekali tidak tergantung dosis, dan terjadinya hanya
karena hanya pada sebagian kecil populasi yang menggunakan suatu obat.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
4
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang ringan seperti reaksi kulit eritema
sampai yang paling berat berupa syok anafilaksis yang bisa fatal.

Reaksi alergi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat khasnya, yaitu


 gejalanya sama sekali tidak sama dengan efek farmakologiknya
 seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obat
dengan timbulnya efek
 reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan, walaupun hanya dengan sejumlah
sangat kecil obat
 reaksi hilang bila obat dihentikan
 keluhan/gejala yang terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik, misalnya
rash (ruam) di kulit, serum sickness, anafilaksis, asma, urtikaria, angio-edema,
dll.
Mekanisme terjadinya reaksi alergi adalah :
Tipe I : Reaksi anafilaksis, yaitu terjadinya interaksi antara antibody IgE
pada sel mast dan leukosit basofil dengan obat atau metabolit,
menyebabkan pelepasan mediator yang menyebabkan reaksi alergi,
misalnya histamine, kinin, 5-hidroksi triptamin, dll. Manifestasi
efek samping bisa berupa urtikaria, rinitis, asma bronkial, angina-
edema dan syok anafilaktik. Syok anifilalaktik ini merupakan efek
samping paling ditakuti. Obat-obat yang sering menyebabkan
adalah penisilin, streptomisin, anestesi lokal, media kontras yang
mengandung iodium.
Tipe II : Reaksi sitotoksik, yaitu interaksi antara antibodi IgG, IgM, atau
IgA dalam sirkulasi dengan obat, membentuk kompleks yang akan
menyebabkan lisis sel, contohnya adalah trombositopenia karena
kuinidin/kinin, digitoksin, dan rifampisin, anemia hemolitik karena
pemberian penisilin, sefalosporin, rifampisin, kuinin, dan kuinidin,
dll.
Tipe III : Reaksi imun-kompleks, yaitu interaksi antara antibodi IgG dengan
antigen dalam sirkulasi, kemudian kompleks yang terbentuk
melekat pada jaringan dan menyebabakan kerusakan endothelium

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
5
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

kapiler. Mnifestasinya berupa keluhan demam, arthritis, pembesaran


limfonodi, urtikaria, dan ruam makulopapular. Reaksi ini dikenal
dengan istilah “serum sickness”, karena umumnya muncul setelah
penyuntikan dengan serum asing (misalnya anti-tetanus serum)
Tipe IV : Reaksi dengan media sel, yaitu sensitisasi limposit T oleh
kompleks antigen-hapten-protein, yang kemudian baru
menimbulkan reaksi setelah kontak derngan suatu antigen,
menyebabkan reaksi inflamasi. Contohnya adalah dermatitis kontak
yang disebabkan salep anestetika lokal, salep antihistamin,
antibiotik dan antifungi topikal.
Walaupun mekanisme efek samping dapat ditelusuri dan dipelajari, namun dalam
praktek klinik manifestasi efek samping karena alergi meliputi:
 Demam
Umumnya demam dalam derajad yang tidak terlalu berat, dan akan hilang
dengan sendirinya setelah penghentian obat beberapa hari.
 Ruam kulit (skin rashes)
Ruam dapat berupa eritema, urtikaria, vaskulitis kutaneus, purpura, eritroderma
dan dermatitis eksfoliatif, fotosensitifitas, erupsi, dll.
 Penyakit jaringan ikat
Merupakan gejala lupus eritematosus sistemik, kadang-kadang melibatkan
sendi, yang dapat terjadi pada pemberian hidralazin, prokainamid, terutama
pada individu asetilator lambat
 Gangguan sistem darah
Trombositopenia, neutropenia (atau agranulositosis), anemia hemalitika, dan
anemia aplastika merupakan efek yang kemungkinan akan dijumpai, meskipun
angka kejadiannya mungkin relatif jarang.
 Ganggguan pernafasan
Asma akan merupakan kondisi yang sering dijumpai, terutama karena aspirin.
Pasien yang telah diketahui sensitif terhadap aspirin kemungkinan besar juga
akan sensitif terhadap analgetika atau antiinflamasi lain.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
6
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

b. Reaksi karena faktor genetik


Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetik, suatu obat
mungkin dapat memberikan efek farmakologik yang berlebihan. Efek obatnya
sendiri dapat diperkirakan, namun subjek yang mempunyai kelainan genetik
seperti ini yang mungkin sulit dikenali tanpa pemeriksaan spesifik (yang tidak
mungkin dilakukan pada pelayanan kesehatan rutin), Contohnya adalah
 pasien yang menderita kekurangan pseudokolinesterase herediter tidak dapat
memetabolisme suksinikolin (suatu pelemas otot), sehingga bila diberikan obat
ini mungkin akan menderita paralisis dan apnea yang berkepanjangan
 pasien yang mempunyai kekurangan G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase)
mempunyai potensi untuk menderita anemia hemolitika akut pada pengobatan
dengan primakuin, sulfonamide dan kinidin
Kemampuan metabolisme obat suatu individu juga dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik. Contoh yang paling populer adalah perbedaan kemampuan metabolisme
isoniazid, hidralazin dan prokainamid karena adanya peristiwa polimorfisme dalam
proses asetilasi obat-obat tersebut. Berdasarkan sifat genetik yang dimiliki,
populasi terbagi menjadi 2 kelompok, yakni individu-individu yang mampu
mengasetilasi secara cepat (asetilator cepat) dan individu-individu yang
mengasetilasi secara lambat (asetilator lambat). Efek samping umumnya lebih
banyak dijumpai pada asetilator lambat daripada setilator cepat, contohnya adalah
neuropati perifer karena isoniazid lebih banyak dijumpai pada asetilator lambat,
sindrom lupus karena hidralazin atau prokainamid lebih sering terjadi pada
setilator lambat.
c. Reaksi idiosinkratik
Artinya kejadian efek samping yang tidak lazim, tidak diharapkan atau aneh, yang
tidak dapat diterangkan atau diperkirakan mengapa bisa terjadi. Untungnya reaksi
ini relatif sangat jarang terjadi. Contohnya adalah
 kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetik secara
serampangan
 kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka lama tanpa
pemberian progestogen sama sekali
 obat-obat imunosuspensi dapat memacu terjadinya tumor limfoid

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
7
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

 preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan sarkomata pada


tempat penyuntikan
 kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang pernah
menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya

Dari keterangan di atas, faktor-faktor yang dapat mendorong terjadinya efek samping obat
adalah:
1. Faktor bukan obat
a. Instriksik dari pasien, yaitu umur, jenis kelamin, genetk, kecenderungan untuk
alergi, penyakit, sikap, dan kebiasaan hidup
b. Ekstrinsik di luar pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan lingkungan, misalnya
pencemaran oleh antibiotik
2. Faktor obat
a. Instriksik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping
b. Pemilihan obat
c. Cara penggunaan obat
d. Interaksi antar obat

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
8
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan Panduan MESO dan ESO Instalasi Farmasi di pelayanan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Mardi Lestari yaitu :
1. Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep/penggunaan obat, dispensing
sediaan khusus, monitoring terapi obat, monitoring efek samping obat dan reaksi obat
tidak diharapkan (ROTD), konseling/edukasi, dan pelayanan informasi obat.
2. Pemantauan dan pelaporan Efek Samping Obat Merupakan kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk profilaksis, diagnosis dan terapi atau
respon yang berlebihan akibat penggunaan obat sehingga muncul alergi atau reaksi
idiosinkrasi.
3. Tujuan pelayanan farmasi klinik adalah memperoleh pengobatan yang mencakup 7
benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar waktu pemberian, benar cara
pemberian, benar indikasi obat, dan benar pendokumentasian) dan waspada terhadap
efek samping obat.
4. Ada dokumentasi terhadap: Pelayanan farmasi klinik seperti Monitoring Efek
samping Obat, Pengkajian obat, Pelayanan informasi Obat dan Konseling pasien,
serta Kajian Medication error dan near miss
5. Dokumentasi kejadian medication error dan near miss ditelaah untuk dapat dicegah
agar tidak terulang kembali.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
9
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

BAB IV
TATA LAKSANA

Saat ini sangat banyak pilihan obat untuk efek farmakologik yang sama. Masing-
masing obat mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing, baik dari segi
manfaat maupun kemungkinan efek sampingnya. Dalam hal ini jangan terlalu terpaku
pada obat baru, di mana efek-efek samping yang jarang namun fatal kemungkinan besar
belum ditemukan. Sangat bermanfat untuk selalu mengikuti evaluasi/penelaah menganai
manfaat dan risiko obat, dari berbagai pustaka standar maupun dari pertemuan-pertemuan
ilmiah. Selain itu penguasaan terhadap efek samping yang paling sering dijumpai atau
paling dikenal dari suatu obat akan sangat bermanfaat dalam melakukan evaluasi
pengobatan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan menekan serendah mungkin
terjadinya efek samping obat adalah
 Telusur riwayat secara rinci mengenai pemakaian obat pasien sebelum pemeriksaan
(resep dokter maupun pengobatan sendiri)
 Gunakan obat dengan indikasi jelas dan bila tidak ada alternatif non-farmakoterapi
 Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus
 Berikan perhatian khusus pada dosis dan respon pengobatan pada pasien anak dan
bayi, usia lanjutan dan gangguan ginjal, hepar dan jantung. Pada anak dan bayi, gejala
dini efek samping seringkali sulit dideteksi karena kurangnya kemampuan komunikasi,
misalnya untuk gangguan pendengaran.
 Telaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan hentikan obat dengan segera
bila dirasakan tidak perlu lagi.
 Telaah lebih dulu bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru,
atau penyakitnya memberat. Apakah perubahan itu karena perjalanan penyakit,
komplikasi, kondisi pasien memburuk atau karena efek samping obat.
Dengan melihat jenis efek samping yang timbul serta mekanisme terjadinya efek
samping obat, maka penanganan efek samping obat adalah
 Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping.
Bila efek samping dicurigai sebagai akibat efek farmakologi yang terlalu besar, maka
setelah gejala menghilang dan kondisi pasien pulih, pengobatan dapat dimulai lagi

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
10
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

secara hati-hati, dimulai dengan dosis kecil. Bila efek samping dicurigai sebagai reaksi
alergi atau idiosinkratik, obat harus diganti dan obat semula sama sekali tidak boleh
dipakai lagi. Biasanya reaksi alergi atau idiosinkratik akan lebih berat dn fatal pada
kontak berikutnya terhadap obat penyebab. Bila sebelumnya digunakan berbagai jenis
obat, dan belum pasti obat yang mana penyebabnya, maka pengobatan dimulai lagi
secara satu-persatu.
 Upayakan penanganan klinik yang tergantung bentuk efek samping dan kondisi pasien.
Bila syok anafilaksi diperlukan pemberian adrenalin dan tindakan lain untuk mengatasi
syok. Bila alergi maka hentikan obat yang dicurigai, pemberian antihistamin atau
kortikosteroid (bila diperlukan).
Dengan demikian kegiatan yang harus dilakukan adalah:
1. menganalisa dan mengevaluasi laporan ESO dan mendeteksi adanya kejadian ESO
2. mengidentifikasi obat-obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami ESO
3. mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
4. mengisi formulir ESO
5. melaporkan ke Panitia ESO Nasional
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerjasama dengan TTK di ruangan/rawat inap, Perawat, dokter maupun PFT
2. Ketersediaan Formulir Monitoring ESO

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
11
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

BAB V
DOKUMENTASI

Kasus efek samping obat yang terjadi dan sudah ditangani secara medis
sebagaimana mestinya, maka perlu didokumentasikan. Dokumentasi tersebut adalah :
 dibuat laporan lengkap di laporan khusus MESO (berwarna kuning) yang tersedia dan
dapat diperoleh mengenai kasus efek samping obat yang bersangkutan dan dilaporkan
ke lembaga yang berwenang, yakni ke Panitia MESO (Monitoring Efek Samping
Obat) di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (jalan Percetakan Negara 23, Jakarta)
 Di Rumah Sakit Umum Mardi Lestari dibahas dengan Panitia Farmasi dan Terapi dan
hasil dari pembahasan didokumentasikan. Dalam pembahasan mengacu ke sumber-
sumber referensi dengan mencari kemungkinan faktor risiko terhadap kasus efek
samping tersebut. Apakah faktor risiko ini kemudian dapat dihindari? Tergantung
kepada faktor resikonya. Jika salah dosis maka mungkin penentuan dosis dapat lebih
dicermati.
 Dokumentasi tentang langkah-langkah koreksi dalam upaya pengelolaan resiko efek
samping obat, yaitu meliputi
o membatasi indikasi pemakaian obat yang bersangkutan. Beberapa obat sering
dipakai tidak pada indikasi yang benar.
o memperluas/mempertegas kontraindikasi
o mempertegas cara pemakaian obat (pemberian, dosis, lama, dan lain-lain)
o mengeluarkan obat dari formularium rumah sakit atau tidak memakai obat
yang bersangkutan jika ada alternatif yang lebih aman.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
12
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

BAB VI
PENUTUP

Panduan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Efak Samping Obat
(ESO) Intalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari ini merupakan acuan dalam
menganalisa efek samping obat di Rumah Sakit.
Diharapkan dengan Panduan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan
Efek Samping Obat (ESO) dapat menjadi acuan di Intalasi Farmasi.

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
13
RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI
Jl. Rokan No.8 SRAGEN 57211
Telp. (0271) 891033, 894535 , Fax. (0271) 894535
E-mail : mardi_lestari2@yahoo.co.id
“ Kasih Untuk Sembuh “

Lampiran : Formulir Pelaporan Efek Samping Obat

RM : 18
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT Kode Sumber Data :
PENDERITA
Nama (Singkatan) Umur Suku Berat Badan Pekerjaan

Kelamin (beri tanda x) Penyakit Utama Kesudahan (beri tanda x)


Pria ………………………………… Sembuh
Wanita……………………………… Meninggal
Hamil …………………….......... Sembuh dengan gejala sisa
Tidak Hamil …………………… Belum sembuh
Tidak Tahu……………………… Tidak tahu
Penyakit kondisi lain yang menyertai (beri tanda x)
Gangguan ginjal Kondisi medis lainnya
Gangguan hati Faktor industri, pertanian, kimia, dll
Alergi
EFEK SAMPING (ESO)
Bentuk manifestasi ESO yang terjadi Saat/Tanggal mula terjadi Kesudahan ESO (beri tanda X)
Tanggal ………………………….
Sembuh
Meninggal
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Riwayat ESO yang pernah dialami
OBAT
Pemberian
Nama Bentuk Beri Tanda X untuk Indikasi
Dosis/ Tgl Tgl
(Nama Dagang Pabrik) Sediaan obat yang dicurigai Cara Penggunaan
Waktu Mula Akhir
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. ……………………
5. …………………....
6. ................................
7. ................................

Keterangan tambahan (misalnya: kecepatan timbulnya Data laboratorium (bila ada)


efek samping obat, apakah efek samping yang timbul
diobati …………tgl………….20……..
Tanda Tangan Pelapor

(……………………………..)

Panduan MESO DAN ESO Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
14

Anda mungkin juga menyukai