Vajrayana adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal
dengan nama Ajaran Mantrayana ( Kitab Kamahyanan Mantranaya ) ada pula yang
menggunakan Ajaran Tantrayana Buddha ; suatu ajaran mantra rahasia / kebathinan,
dan Ajaran Buddha eksoterik. Vajrayana merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran
Buddha Mahayana.
Istilah "Vajra" dilambangkan sebagai senjata yang berhulu 2 ( dua ) yang
mengarah keluar dan kedalam ( atas dan bawah ), yang dihiasi juga dengan manik
manik berlian perlambang kenirmalaan diri pemegangnya pada gagang yang terdiri dari
7 ( tujuh ) lapisan Buwana Cakra. ”Yana” artinya kendaraan atau wahana. Maka
”Vajrayana” dapat diartikan sebuah wahana atau kendaraan yang memiliki ketajaman
dua arah. Disini mengandung arti bahwa didalam menerapkan ajaran ini dapat
diperoleh dua ( 2 ) keuntungan yaitu dapat membantu dan menyadarkan orang lain,
begitu halnya bermamfaat untuk diri sendiri sebagai mahluk yang juga perlu kesadaran
jiwa ( budhi ). Sesungguhnya ketika sipelaku sedang melaksanakan praktek yoga yang
bertujuan untuk kesadaran diri sendiri, secara tidak langsung cahaya kedamaian dan
kebahagiaan yang terpancar dari praktek yoga tersebut dapat mencerahkan lingkungan
disekitarnya. Dimulai dari keluarganya, meluas berkembang keseluruh lingkungan
sekitarnya dan bahkan dapat diterima keseluruh jagat raya. Inilah keutamaan praktek
yoga vajrayana yang sangat utuh untuk keharmonisan dunia tanpa harus menunjukan
diri kepada orang lain.
Ajaran ini mengutamakan praktek meditasi yang bersifat esoteris-mistik yang
penuh dengan kegaiban dengan menggunakan sarana-sarana seperti mudra
( keseimbangan jiwa ), dharani / mantra ( kata-kata suci yang mengandung kekuatan ),
dharana ( pusat konsentrasi ) serta mandala hati sebagai tempat suci. Upakara yang
diperlukan bersifat mistik ( banten bathin ) berfungsi untuk merealisasi hubungan
sempurna dari tubuh ke alam astral / kebuddhaan, yang nantinya dapat dirumuskan
dengan istilah ” Buddha – dalam – diriku ; Aku – dalam – Buddha ”. Semua pemahaman
ini teralirkan dalam untaian jiwa mengalir disekujur tubuh badan dewata
( dewatanawasanga ), bernafas melalui pori – pori kulit halus ( aura ) secara pranayama,
bersendikan aksara suci ( linguistik ). Bukan dalam wadah badan kasar, badan kasar
hanyalah penyangga roh ( jiwa ).
Aspek dalam praktek yoga di ajaran vajrayana adalah :
1. Mudra yaitu sikap.
2. Dharani yaitu syair mistik dan mantra sabda sejati ( dalam bathin ).
3. Dharana yaitu konsentrasi.
Selain ketiga aspek tersebut ada unsur lain yang tidak bisa ditinggalkan dalam
praktek vajrayana adalah mandala, yaitu sebuah lingkaran seperti diagram psiko-kosmos
yang didalamnya menggambarkan intisari ajaran vajrayana dengan simbol-simbol visual
di dalam hati suci.
Praktek yoga ini membawa badan dan jiwa ke jalan kematian ( hilangnya
kesadaran fisik ), keadaan antara tidur tan mimpi ( alfa ), Keadaan roh mampu
melihat badan yang tak bertuan ( jasad kosong ). Kelahiran jiwa kembali dan
masuk kejasad kosong merupakan aspek terpenting dalam aspek vajrayana
yang diprektekkan selama hidup, dan dalam selama meditasi.