Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KRITIS

Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL)

 Biografi: Verna Biutifasari


 Tujuan: Untuk menejemen terapi farmakologi pada penyakit infeksiyang di sebabkan oleh
bakteri. Antibiotika juga menyebabkan indikasi farmakoterapi pada infeksi oleh parasit protozoa
tertentu. Pemberian antibiotik secara oral maupun topikal bukan merupakan indikasi untuk
penyakit yang disebabkan oleh jamur atau virus.
 Fakta unik: ESBL banyak dihasilkan oleh Enterobactericeae ( terutama Escherichia coli ) dan
Klebsiella pneumoniae. Enterobactericeae mempunyai 3 pola resistensi yang disebabkan broad
spectrum beta-lactamase, inhibitor resistant beta-lactamase ( derivat TEM ). ESBL dapat sulit
terdeteksi karna ESBL mempunyai perbedaan tingkatan aktifitas terhadap bermacam-macam
chepalosporin.
 Pertanyaan:
1. Apa yang di maksud dengan indikasi antibiotik?
2. Bagaimana cara pemberian antibiotik secara oral maupun topikal?
3. Bagaimana klasifikasi Bush-Jacoby-Medieros fungtional dan ambler moleuler Beta
Lactamase?
 Refleksi diri: yang ingin say lakukan mendeteksi dini keganasan terapi.
MUTASI GEN SEBAGAI FAKTOR RESIKO PENYEBAB RESISTENSI ANTIBIOTIK

 Biografi: Devina kag, Rano K, Sinuraya, Tina Rostinawati, Rizky Abdulah.


 Tujuan: untuk mengobati infeksipenyakit, atau resistensi patogen dari infeksi (bakteri, viru,
protozoa) terhadap sediaan obat. Salah satu kelas antibiotik yang paling banyak digunakan
yaitu antibiotik ß-laktam.
 Fakta unik: penelitian yang berkaitan dengan mutasi gen terhadap kejadian resistensi antibiotik
berbasis pubmed.
 Pertanyaan:
1. Mengapa penisilin paling sering digunakan untuk pengobatan infeksi?
2. Kapan manusia memperoleh resistensi mikroba?
 Refleksi diri: yang ingin saya lakukan mengobati infeksi bakteri.
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF GALUR EXTENDED SPECTRUM BETA
LACTAMASE PADA RUANG NICU RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes.

 Biografi: Norma Tiku Kambuno, Dicky Fanggidae


 Tujuan: untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri gram negatif galur ESBL yang
diisolasi dari swab pada incubator, timbangan, microburet, bengkok, box bayi,pintu, kursi,
dan meja dari ruangan NICU RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
 Fakta unik: pertama kali identifikasi pada bakteri Escherichia coli yang di beri nama TEM.
Pada ekplorasi selanjudnya terbukti bahwa TEM di sandi oleh gen resisten antibiotik yang
berlokasi di plasmid.
 Pertanyaan:
1. Bagaimana caranya membedakan kontaminasi bakteri gram negatif pada masing-masing
sampel?
2. Bagaimana cara mengatasi penyebab kegagalan pengobatan dan peningkatan biaya
pengobatan?
3. Mengapa anda mengambil sempel pada ruang NICU RSUD Prof. W. Z. Johannes
Kupang.?
 Refleksi diri: yang ingin saya lakukan penanggulangan penggunaan antibiotik yang tidak
tepat.

Anda mungkin juga menyukai