Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DIAGNOSA SEHAT PADA USIA TODDLER

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

1. ADEK IRAWAN RAMBE 150206001


2. CAROLINA DACHI 150206013
3. FENDI BASTIAN GULO 150206025
4. YESI INDRAYANTI MARBUN 150206136

DOSEN PENGAJAR:Ns.JEK AMIDOS PARDEDE, S.Kep, M.Kep, SP.KJ

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “konsep diagnosa sehat pada usia toddler”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas IV. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik
secara moral maupun material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners dan
Dosen pengajar Keperawatan Komunitas IV Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Ns.Rumondang Gultom S.Kep,MNS Selaku Dosen pengajar Keperawatan Komunitas
IV
6. Ns. Jenni Selaku Dosen pengajar Keperawatan Komunitas IV
7. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
8. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
penulis mengucapkan terimah kasih.

Medan, 23 April 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisisi.............................................................................................................
2.2 Pertumbuhan Dan Perkembangan Usia Toddler ...........................................
2.3 Nutrisi Untuk Usia Toddler ..............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak
bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.
Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan
orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai
dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Pada usia Toddler anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya
kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada anak usia toddler, seorang anak
dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar. Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan
pertumbuhan fisiknya melambat. Anak usia pra sekolah merupakan periode ajaib
mendapatkan pengalaman dari aktivitas dan rasa ingin tahu, sehingga membutuhkan
perhatian orang tua yang besar.
Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu diperhatikan
beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik, komunikasi bahasa dan bicara,
kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi social, kerja sama dan leadership, serta moral dan
spiritual. Dimana perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan otak anak juga. Jika
melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi, yakni otak kiri ( hard skill 10 %
) spesifik competenciens yakni berhubungan dengan logika, berhitung, rasional, dan
merencanakan. Otak kanan ( soft skill 90 % ) basic competenciens sensitiveness, self
controlling, vision, commu nication, risk taking dan continual learning. Kemudian dalam
tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa
untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil dating, dan bicara lebih dari 8 kata.
Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga dibantu, susun balok enam dan mengikuti mimic.
Anak usia 1 – 2 tahun cenderung gerakannya memakai otat – otot besar, bergerak dengan
banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak
sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari reflex jinjit ( plantar reflek ) yang mulai hilang,
atau sudah dapat melakukan koordinasi komplek.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia
toddler ( 1 – 3 tahun )
b. Mahasiswa mengetahui tentang personal social anak usia toddler
c. Mahasiswa mengetahui tentang motorik kasar anak usia toddler
d. Mahasiswa mengetahui tentang motorik halus anak usia toddler
e. Mahasiswa mengetahui tentang bahasa anak usia toddler
f. Mahasiswa mengetahui teknik komunikasi anak usia toddler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode
yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal ( Perry, 1998 ).
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.
(Wong’s, 2000 ).
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah
dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si kecil
apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan
nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata – kat maupun perbuatan, meskipun
sebetulnya hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda
pada saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun
yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke
dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 )
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut – ikutan
menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain
bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak
sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam
perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang
istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3
tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat
ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan
bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan
kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat
sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya
sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh
lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk
model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan,
orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).

2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA USIA TODDLER


1. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara
bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual. (
Supartini, 2000 ).
Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan
dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara umum
pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badab berjalan cukup stabil atau
lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah
dibanding anggota tubuh lainnya ). Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan
stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat
ini sudah bisa diajarkan toilet training.

a. Motorik Kasar
Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini sangat dipengaruhi oleh
proses kematangan anak juga bisa berbeda.
Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar anak umur 15
bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak usia
18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai
senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari
sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan
pada anak usia 36 bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai
baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.
b. Motorik Halus
Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan ketrampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan. Saraf motorik halus ini dapat
dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara
rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun balok, memasukkan benda ke dalam
lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya.
Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah bisa memegangi cangkir,
memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda. Pada anak usia 18
bulan sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka
halaman buku, belajar menyususun balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa
membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan
menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir,
sudah dapat menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36
tahun sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok
gigi.
Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat.
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain: anak
sangat aktif mengeksplorasi benda – benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki
kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi
yang dilakukan oleh anak terhadap benda – benda apa saja yang ditemui
merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia
tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada
hambatan dari lingkungan.

c. Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan bahasa anak
usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisik
kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata ditandai oleh perkembangan
bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan
bahasa ( kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari
kemampuan mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol – simbolbunyi
dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi
kata – kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat
berlatih mengucapkan kata – kata.
Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak
terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata – kata
sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah
dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya dengan beberapa kata
sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik mau susu.” . Pada anak
usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam
mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak – anak pada usia ini mencapai
50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama
sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan
belajar kata – kata

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Biologis


Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup
stabil/ lambat.Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan
bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah
dibanding anggota tubuh lain).Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil
sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress,sehingga saat ini
sudah bisa diajarkan toilet training .Pada fase ini perkembangan motorik sangat
menonjol.

3. Perkembangan psikososial
Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat
kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-
main dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara
dirinya dengan orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya
Oedipus complex atau katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa
ayahnya lebih kuat dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita
disebut dengan Elektra complex.
Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif
vs rasa malu dan bersalah ). Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk
mengontrol tubuh dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris
sangat menonjol. Pada fase ini sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan
diri sendiri ditempat orang lain.
Kohlberg menggolongkan masa ini dalam Fase Konvensional , anak mulai belajar baik
dan buruk, benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.
Kohlberg menggolongkan fase ini dalam 3 tahap, yaitu Egosentris , kebaikan seperti
apa yang saya mau, tahap berikut nya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan, baik
dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,
Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya.
Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa, sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah
kata-kata yang sederhana dan singkat.
Anak usia toddler memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi karena mereka terus
bergerak. Kebutuhan nutrisi tiap anak sekitar 1800 kalori dan akan menurun pada
setiap pertambahan usia sekitar 90 kkal/kg BB
Pengaruh permaianan sangat lah penting pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam
Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap alat permainan, mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan
belajar memecahkan masalah. Tak kalah penting pula pengaruh terhadap
perkembangan moral, yaitu anak akan mempelajari nilai benar dan salah dalam
permainan sehingga mereka dapat diterima lingkungannya.
Permainan yang tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan parallel play ( 2 – 3 tahun )

Kecenderungan cedera, karakteristiknya yang tidak bisa diam ,penuh rasa ingin tahu
sering menjadi penyebab cedera fatal bahkan sampai kematian apabila orang tua
kurang waspada.
Tabel 2.1 Pola perilaku
15 bulan Berjalan sendiri, menaiki tangga dengan merangkak
Motorik Membuat menara 3 tingkat dari kubus, membuat garis menggunakan
Adaptasi crayon, memasukkan kismis ke dalam botol
Bahasa Berlogat, mengikuti perintah sederhana, menyebut nama objek yang
Sosial sudah akrab
Menandakan hasrat atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk orang
tua
18 Bulan Berlari kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga dengan
Motorik berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat sampah
Adaptasi Membuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis, meniru gerakan
Bahasa vertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya
Sosial 10 kata (rata-rata), menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian
tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika
basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
24 Bulan Berlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu, memanjat
Motorik perabotan rumah tangga, melompat.
Adaptasi Membuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan pola
Bahasa melingkar, meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam
Sosial sekali lihat.
Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat (subjek, predikat, objek).
Menggunakan sendok dengan baik, dapat membantu membuka baju,
mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan Menaki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian
Motorik Membuat menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat gerakan
Adaptasi vertical dan horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang, meniru
Bahasa gerakan melingkar
Sosial Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri “saya”, mengetahui nama
lengkap sendiri.
Membantu menaruh benda, berpura pura dalam bermain.
36 Bulan Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri menggunakan satu kaki
Motorik Membuat menara sepuluh tingkat dari kubus, membuat jembatan
Adaptasi menggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru gerakan silang.
Bahasa Mengetahui umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan
Sosial benar, mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku
kata.
Bermain permainan sederhana (bersama-sama dengan anak lain),
membantu memakai baju (melepaskan kancing baju dan memakai
sepatu),

2.3 NUTRISI UNTUK USIA TODDLER


Makanan usia toddler banyak tergantung pada orang tua atau pengasuhnya, karena anak ini
belum dapat menyebutkan nama makanan yang dia inginkan, dan orang tuanyalah yang
memilihkan untuk anak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun
atau usia toddler sangat tergantung pada bagaimana orangtuanya mengatur makanan
anaknya.
Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler. Kebutuhan anak akan nutrien relatif
berkurang dibandingkan usia sebelumnya. Perhitungannya diutamakan pada kebutuhan
kalori, protein, vitamin. Kalsium dan fospor pun penting untuk perkembangan tulang.
Toddler lebih tertarik dalam lingkungan dan meningkatkan keterampilan motorik dibanding
dengan makanan, maka dari itu makanan yang disajikan harus selalu bervariasi.

Prinsip Pemberian Makanan Pada Anak


1. Tinggi energi, protein, vitamin dan mineral
2. Dapat diterima oleh anak dengan baik
3. Diproduksi setempat dan menggunakan bahan-bahan setempat
4. Mudah didapat dalam bentuk kering dengan demikian mudah disimpan dan praktis
penggunaannya
5. Ringkas tetapi mempunyai nilai gizi maksimum

Jenis makanan anak ini termasuk buah, kue, semua jenis makanan lunak dan makanan berasa,
disamping asi atau susu yang mungkin masih diperlukan. Makanan lunak biasanya
dikonsumsi bagi anak yang belum memilika geraham, anak berumur 1 ½ tahun – 2 tahun
biasanya memiliki geraham maka bisa diberikan makanan biasa asalkan tidak pedas,
berlemak, dan merangsang. Pemberian sayuran dan buah-buahan harus bervariasi, minyak
dapat diganti margarin, gula pasir dapat diganti gula merah atau gula batu atau madu,
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali). Perkembangan adalah kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan
seseorang. Pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
eksternal, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Toddler adalah
anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler tersebut ditandai dengan
peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif
lebih besar. Fisik : Rata-rata denyut jantung dan pernapasan lambat sampai rata-rata
110x/menit dan pernapasan 25x/menit, Pertumbuhan dan Perkembangan Biologis : berat
bertambah 2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun,
Perkembangan psikososial : dalam fase Anal.

3.2 SARAN
Hal–hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan didikan anak usia toddlerdengan tujuan
meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan perkembangandan pertumbuhannya dalam
aspek fisik dan pisikis yang didampingi dengan perhatian pada gangguan – gangguan yang
dialami oleh anak dan carapenanggulangan serta cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Guze, B., Richeimer, S., dan Siegel, D.J. (2000). The Handbook of Psychiatry
Hamid.(2007). Buku Ajar Riset Keperawatan.Jakrta : EGC.
Hawari.(2001). Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta
Keliat, B.A. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai