Pengertian, Kelebihan, dan Kelemahan Latihan Interpretatif
a. Pengertian Latihan Interpretatif Latihan interpretif adalah tes yang terdiri dari serangkaian item objektif berdasarkan kumpulan data umum. Data mungkin dalam bentuk materi tertulis, tabel, bagan, grafik, peta atau gambar. Rangkaian item tes yang terkait juga dapat mengambil dari berbagai bentuk tetapi yang paling umum dari berbagai pilihan jawaban atau berbagai tanggapan alternatif. Untuk mengukur berbagai hasil pembelajaran yang kompleks, semua siswa disajikan dalam bentuk data yang umum. Siswa diminta mengidentifikasi hubungan dalam data untuk memberikan penilaian asumsi dan kesimpulan. Bahan umum yang digunakan dalam latihan interpretatif memberikan jaminan bahwa siswa dihadapkan dengan tugas yang sama. Hal itu juga memungkinkan untuk mengontrol jumlah informasi faktual yang diberikan kepada siswa. Guru dapat memberi siswa informasi banyak atau sedikit yang kita pikir diinginkan dalam mengukur pencapaian siswa dalam hasil belajar. Dalam mengukur kemampuan untuk menafsirkan data matematika misalnya, kita dapat memasukkan rumus yang dibutuhkan atau meminta siswa untuk menyediakannya. Di area lain, guru dapat memberikan definisi istilah, arti simbol, dan fakta spesifik lainnya atau guru dapat mengharapkan siswa yang menyediakan/menuliskannya. Fleksibilitas ini memungkinkan untuk mengukur berbagai tingkat kemahiran dalam hal tertentu.
b. Kelebihan Latihan Interpretatif
Latihan interpretatif memiliki beberapa kelebihan dibanding item tes obyektif tunggal independen. 1) Pertama, bahan pengantar memungkinkan untuk mengukur tujuan akhir pendidikan dan salah satu peningkatan pentingnya di semua mata pelajaran sekolah – kemampuan untuk menafsirkan bahan tertulis, bagan, grafik, peta gambar, dan media komunikasi lainnya ditemui dalam situasi sehari-hari. Ekspansi pengetahuan yang cepat di setiap bidang materi pelajaran telah membuat tidak mungkin untuk mempelajari semua informasi faktual penting dalam bidang tertentu. Hal ini menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada perpustakaan, bahan referensi, teknik belajar mandiri dan keterampilan interpretatif. 2) Kedua, uji latihan interpretif memunginkan untuk mengukur hasil pembelajaran yang lebih kompleks daripada yang dapat diukur dengan item obyek tunggal. Beberapa data seperti yang disajikan dalam latihan interpretatif diperlukan untuk menunjukkan keterampilan berpikir dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Dimasukannya data tersebut dalam item tes individu dapat dilakukan tetapi aneh. Selain itu, dengan memiliki serangkaian item tes terkait berdasarkan kumpulan data umum, baik kedalaman dan luasnya lebih banyak dapat diperoleh dalam pengukuran keterampilan intelektual. 3) Ketiga, latihan interpretif meminimalkan pengaruh atau informasi faktual yang tidak relevan pada pengukuran hasil pembelajaran yang kompleks. Seperti yang kita catat, dengan item pilihan ganda tunggal, seorang siswa tidak dapat menunjukkan pemahamannya tentang suatu prinsip hnya karena ia tidak memiliki beberapa fakta spesifik mengenai situasi dimana aplikasi harus dibuat. Pemblokiran respons ini disebabkan oleh kurangnya informasi faktual yang secara tidak langsung berkaitan dengan tujuan pengukuran, dapat sebagian besar dihilangkan dengan latihan interpretatif. Dalam materi pendahuluan, guru memberikan siswa dengan latar belakang umum informasi yang diperlukan untuk menunjukkan pemahaman, keterampilan berpikir, dan kemampuan pemacahan masalah. 4) Keuntungan utama dari latihan interpretif atau penafsiran dari tes esai, dalam mengukur pencapaian lebih kompleks. Pada tes obyektif, siswa tidak bebas untuk mendefinisikan kembali masalah atau untuk menunjukkan keterampilan berpikir dimana siswa mahir. Tes obyektif memaksa siswa untuk menunjukkan proses mental spesifik yang diperlukan. Tentu saja memungkinkan untuk mengukur aspek-aspek terpisah dari kemampuan pemecahan masalah dan menggunakan prosedur penilaian yang obyektif.
c. Kelemahan Latihan Interpretatif
1) Kelemahan terbesar dan salah satu yang terjadi pada guru adalah ketika meninjau item sampel adalah kesulitan konstruksi. Memilih bahan cetak yang baru bagi siswa tetapi yang relevan dengan hasil pembelajaran membutuhkan banyak pencarian. Ketika materi yang bersangkutan ditemukan, biasanya harus diedit dan dikerjakan ulang agar lebih sesuai untuk tujuan pengujian. Kemudian item tes harus dikonstruksi yang menunjukkan perilaku spesifik yang ditunjukkan dalam pembelajaran yang diukur. Proses terakhir yang paling sering dilakukan dan cukup menyita banyak waktu adalah bolak balik merevisi bahan pengantar dan merevisi item tes sampai hasil yang memuaskan diperoleh. Seluruh prosedur memakan waktu dan membutuhkan keterampilan yang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk membuat item tes obyektif tunggal. 2) Bahan pengantar dalam bentuk tertulis membuat berat pada keterampilan membaca. Pembaca mengalami kesulitan pada bahan bacaan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membaca setiap tes. Kelemahan tersebut ddapat diatasi dengan menjaga tingkat membaca dan menggunakan bagian-bagian singkat. Kedua hal ini hanyalah solusi parsial. Pada kelas-kelas primer dan kelas yang terdiri dari siswa dengan minat baca rendah, latihan interpretif mungkin lebih terbatas pada penggunaan bahan bergambar.
Dibandingkan dengan tes esai, latihan interpretif memiliki keterbatasan dalam
mengukur hasil belajar yang kompleks yakni (1) Tes interpretif tidak dapat mengukur secara keseluruhan kemampuan siswa terhadap pemecahan masalah. Tes interpretif efisien untuk mengukur aspek-aspek spesifik dari pemecahan masalah tetapi tidak menunjukkan apakah siswa mengintegrasikan dan menggunakan keterampilan khusus ketika dihdapkan dengan masalah tertentu. Dengan demikian, hal ini memberikan pandangan diagnostik kemampuan pemecahan masalah siswa, berbeda dengan pandangan holistik yang dapat diperoleh dengan tes esai. (2) Karena latihan interpretatif biasanya menggunakan item seleksi, hal itu terbatas pada hasil belajar pada tingkat pengakuan. Untuk mengukur kemampuan untuk mendefinisikan masalah, untuk merumuskan hipotesis, untuk mengatur data, dan untuk menarik kesimpulan, prosedur penyediaan seperti tes esai harus digunakan.