Rincian Kewenangan Klinis Spesialis Anak
Rincian Kewenangan Klinis Spesialis Anak
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk menangani kasus-kasus yang saya minta.
Saya juga menyatakan kompeten untuk melakukan prosedur teknis seperti yang tercantum di bawah ini
sebagai kewenangan klinis (clinical privilege) berdasarkan status kesehatan saat ini, pendidikan dan / atau
pelatihan yang telah saya jalani, serta pengalaman yang saya miliki.
Sertifikasi
Universitas : Tanggal :
Petunjuk
Untuk dokter : Untuk Mitra Berstari :
Tuliskan kode untuk dokter menurut permintaan Mohon melakukan telaah pada setiap kategori dan
sejawat sesuai daftar “kode untuk dokter” yang Kewenangan Klinis yang diminta oleh setiap dokter
tersedia. Setiap kategori yang ada dan / atau sesuai dengan kode yang tersedia. Cantumkan
Kewenangan Klinis yang diminta harus tercantum persetujuan yang tersedia. Persetujuan Mitra
kodenya. Pengisian harus lengkap untuk seluruh Bestari kepada Komite Medik untuk pemberian
Kewenangan Klinis yang tercantum. Tanda tangan Penugasan Klinis (clinical appointment) dari
dicantumkan pada akhir bagian I (Kewenangan Direktur RSI Ibnu Sina Bukittinggi. Bubuhkan
Klinis). Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah tanda tangan Mitra Bestari pada akhir bagian II
daftar Kewenangan Klinis ini disetujui, maka harus (rekomendasi Mitra Bestari).
mengisi kembali formulir yang baru.
Kode untuk dokter : Kode untuk Mitra Bestari :
1. Kompetensi sepenuhnya. 1. Disetujui berwenang penuh.
2. Memerlukan supervisi. 2. Disetujui di bawah supervisi.
3. Tidak dimintakan kewenangannya, karena 3. Tidak disetujui, karena bukan
di luar kompetensinya. kompetensinya.
4. Tidak dimintakan kewenangannya, karena 4. Tidak disetujui, karena fasilitas tidak
fasilitas tidak tersedia. tersedia.
Tanggal : Mengetahui Koordinator SMF Tanda Tangan
: Koordinator SMF :
1
BAGIAN I : KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Kategori Kewenangan
Kewenangan Klinis diberikan bagi dokter spesialis penyakit dalam dalam pengelolaan pasien di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Bukittinggi berdasarkan pelayanan yang dibutuhkan pasien.
3
74. Tata laksana spesialistik soil helmintiasis
75. Tata laksana spesialistik hepatitis
76. Tata laksana spesialistik amubiasis hati
77. Tata laksana spesialistik kolesistitis akut
78. Tata laksana spesialistik pankreatitis akut
79. Tata laksana spesialistik infeksi saluran kemih
80. Tata laksana spesialistik penyakit menular seksual
81. Tata laksana spesialistik fever of unknown sources
82. Tata laksana spesialistik sepsis
83. Tata laksana spesialistik demam neutropenia
84. Tata laksana spesialistik demam tifoid
85. Tata laksana spesialistik infeksi arboviruses
86. Tata laksana spesialistik infeksi virus HIV
87. Tata laksana spesialistik eksantema akut/ demam dengan ruam
88. Tata laksana spesialistik malaria
89. Tata laksana spesialistikanthrax
90. Tata laksana spesialistik lepra
91. Tata laksana spesialistik filariasis
92. Tata laksana spesialistik artritis septik
93. Tata laksana spesialistik osteomielitis
94. Tata laksana spesialistik infeksi kulit
95. Tata laksana spesialistik infeksi konjungtiva akut
96. Tata laksana spesialistik infeksi nosokomial
97. Tata laksana spesialistik urtikaria
98. Tata laksana spesialistik alergi
99. Tata laksana spesialistik penyakit defisiensi imun
100. Tata laksana spesialistik artritis reumatoid juvenilis.
101. Tata laksana spesialistik lupus eritematosus sistemik
102. Tata laksana spesialistik purpura Henoch-Schonlein
103. Tata laksana spesialistik sindrom Steven Johnson
104. Tata laksana spesialistik nekrolisis epidermal toksik
105. Tata laksana spesialistik asma
106. Tata laksana spesialistik gigitan/ sengatan (serangga,
107. ular, hewan lain)
108. Tata laksana spesialistik demam reumatik
109. Tata laksana spesialistik penyakit jantung rematik
110. Tata laksana spesialistik gangguan tiroid
111. Tata laksana spesialistik hipotiroid kongenital
112. Tata laksana spesialistik hiperplasia adrenal kongenital
113. Tata laksana spesialistik diabetes melitus
114. Tata laksana spesialistik disorders of sexual
development
115. Tata laksana spesialistik diare
116. Tata laksana spesialistik gangguan motilitas saluran
4
cerna
117. Tata laksana spesialistik kelainan hepatobilier
118. Tata laksana spesialistik anemia
119. Tata laksana spesialistik kelainan trombosit
120. Tata laksana spesialistik gangguan pembekuan
121. Tata laksana spesialistik leukemia
122. Tatalaksana spesialistik kelainan gastrointestinal
neonatus
123. Tata laksana spesialistik tumor padat
124. Tata laksana spesialistik penyakit jantung bawaan
125. Tata laksana spesialistik hematuria
126. Tata laksana spesialistik proteinuria
127. Tata laksana spesialistik enuresis
128. Tata laksana spesialistik inkontinensia urin
129. Tata laksana spesialistik glomerulonefritis
130. Tata laksana spesialistik kelainan ginjal akibat penyakit
131. sistemik
132. Tata laksana spesialistik sindrom nefrotik
133. Tata laksana spesialistik hipertensi
134. Tata laksana spesialistik uropati obstruktif
135. Tata laksana spesialistik tubulopati
136. Tata laksana spesialistik nefritis intersisialis
137. Tata laksana spesialistik floppy infant
138. Tata laksana spesialistik gangguan gerak di luar
kemauan
139. Tata laksana spesialistik epilepsi pada neonatus, bayi,
140. dan anak
141. Tata laksana spesialistik kejang demam
142. Tata laksana spesialistik keadaan yang menyerupai
143. epilepsi
144. Tata laksana spesialistik penyakit metabolik dan
145. degeneratif
146. Tata laksana spesialistik penyakit neurokutan
147. Tata laksana spesialistik penyakit neuromuskular
148. Tata laksana spesialistik nyeri kepala
149. Tata laksana spesialistik ensefalopati
150. Tata laksana spesialistik trauma kepala
151. Tata laksana spesialistik penyakit serebrovaskuler
152. Tata laksana spesialistik gangguan perkembangan
khusus
153. Tata laksana spesialistik gangguan otonom
154. Tata laksana spesialistik malnutrisi energi protein
155. Tata laksana spesialistik failure to thrive
156. Tata laksana spesialistik obesitas pada anak dan remaja
5
157. Tata laksana spesialistik Obstructive S Tata laksana
spesialistik Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
158. Tata laksana spesialistik kelainan metabolisme bawaan
159. Tata laksana spesialistik kelainan kulit pada anak
160. Tata laksana spesialistik kelainan mata pada anak
161. Tata laksana spesialistik kelainan/ gangguan
psikologis-psikiatris
Catatan :
- Memerlukan tanda bukti sertifikat untuk yang ditandai *)
- Memerlukan pendidikan sub-spesialisasi **)
Catatan :
2 dr.
Catatan :