PRAKTIKUM MINERALOGI
ACARA I
7 SISTEM KRISTAL
Oleh
Try Mulyo Suseno
12.2016.1.00290
C. Metode Praktikum
1. Sebelum melakukan praktikum, kita harus memahami pengertian
kristalografi, dan mengetahui 7 sistem kristal.
2. Sebelum penggambaran dilakukan, ketahui terlebih dahulu, sumbu dan
sudut dari kristal yang akan di gambar.
3. Lakukanlah penggambaran mulai dari sistem kristal isometrik sampai
terakhir yaitu triklin sesuai dengan sumbu dan sudutnya masing-masing.
4. Dan berilah warna nama, klas dan simbol-simbol nya.
D. Tinjauan Pustaka
Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,
struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat Geometri
Memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun
suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar
Mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya
yang masih dalam satu sistem kristalografi.
Struktur dalam
Mempelajari susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung
parameter dan parameter rasio.
Sifat fisik Kristal
Sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal:
sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Kristal adalah padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu
(Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002).
Kristal adalah suatu benda dengan bentuk yang polihedral (bidang banyak),
dibatasi oleh bidang yang rata, yang merupakan senyawa kimiawi, terbentuk dari
suatu zat cair atau gas yang memadat (John Wiley and Sons, 1999).
Kristal dapat diartikan sebagai bahan padat yang secara kimia homogen
dalam bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur,
dibatasi oleh bidang banyak (Polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang-bidang
kristalnya tertentu dan teratur.
1. Sistem Kristalografi
a. Sumbu, Sudut dan Dasar Pembagian Sistem Kristal
Sumbu Kristalografi adalah sutau garis lurus yang dibuat melalui pusat
kristal yang mempunyai bentuk 3 (tiga) dimensi, yaitu panjang, lebar dan tinggi
(tebal).
Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-
sumbu kristalografi pada titik potong (pusat kristal).
c+
a-
b- b+
a+
c-
b. Sistem Kristal
1. Sistem Kristal Isometrik (Reguler = Cubic = Tesseral = Tessular)
Jumlah sumbu kristalnya ada 3 yang saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya, dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya. Pada kondisi sebenarnya sistem kristal isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu c. Memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚,
hal ini berarti pada sistem ini semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus
satu sama lain (90˚).
c+
a-
300
b- b+
a+
c-
c+
a-
300
b- b+
a+
c-
c+
d+ a-
b- b+
40 0
a+ d-
c-
c+
a-
300
b- b+
a+
c-
2) Sistem Tetragonal
Bagian I : menerangkan nilai sumbu utama c, mungkin bernilai 4.
Bagian II : menerangkan nilai sumbu utama horizontal.
Bagian III : menerangkan nilai sumbu tambahan (horizontal), yang
terletak tepat diantara dua sumbu utama horizontal.
Apabila pada Bagian I, II dan III terdapat bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu-sumbu tersebut, dinotasikan dengan huruf “m” (mirror).
Simbol Hm
No Nama Klas
I II III
1 Tetragonal Dipyramid 4/m
2 Tetragonal Disphenoid 4
3 Ditetragonal Dipyramid 4/m 2/m 2/m
4 Ditetragonal Pyramid 4 m m
5 Tetragonal Pyramid 4
6 Tetragonal Scalenohedron 4 2 m
7 Tetragonal Trapezohedron 4 2 2
3) Sistem Hexagonal dan Trigonal (Rombhohedral)
Bagian I : menerangkan nilai sumbu utama c, mungkin bernilai 6 / 3
Bagian II : menerangkan nilai sumbu utama horisontal
Bagian III : menerangkan ada tidaknya sumbu tambahan (horizontal)
yang terletak tepat diantara sumbu utama horizontal.
Apabila pada Bagian I, II dan III terdapat bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu-sumbu tersebut, dinotasikan dengan huruf “m” (mirror).
Simbol Hm
No Nama Klas
I II III
1 Hexagonal Dihexagonal Dipyramid 6/m 2/m 2/m
2 Hexagonal Dihexagonal Pyramid 6 m M
3 Hexagonal Ditrigonal Dipyramid 6 m 2
4 Hexagonal Dipyramid 6/m
5 Hexagonal Pyramid 6
6 Hexagonal Trapezohedron 6 2 2
7 Hexagonal Trigonal Dipyramid 6
8 Trigonal Ditrigonal Pyramid 3 m
9 Trigonal Hexagonal Scalenohedron 3 2/m
10 Trigonal Pyramid 3
11 Trigonal Rhombohedron 3
12 Trigonal Trapezohedron 3 2
4) Sistem Orthorombik
Bagian I : menerangkan nilai sumbu utama a
Bagian II : menerangkan nilai sumbu utama b
Bagian III : menerangkan nilai sumbu utama c
Apabila pada Bagian I, II dan III terdapat bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu-sumbu tersebut, dinotasikan dengan huruf “m” (mirror).
Simbol Hm
No Nama Klas
I II III
1 Dipyramid 2/m 2/m 2/m
2 Disphenoid 2 2 2
3 Pyramid m m 2
5) Sistem Monoklin
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu utama b dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus tersebut, dinotasikan dengan huruf “m”.
No Nama Klas Simbol Hm
1 Dome m
2 Prismatic 2/m
3 Sphenoid 2
6) Sistem Triklin
Sistem ini hanya mempunyai 2 klas simetri :
No Nama Klas Simbol Hm
1 Pedion 1
2 Pinacoid 1
Sapto Heru Yuwanto, S.Si, MT. 2016. “Buku Panduan Praktikum Mineralogi”
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Noor, D. 2008. “pengantar Geologi”. Bogor : Universitas Pakuan