Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Dengan ini menyatakan bahwa judul proposal " Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pengetahuan,
Dan Ketelitian Wajib Pajak Terhadap Pemenuhuan Kewajiban Perpajakan" benar bebas dari
plagiat., dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(Ketua) (Sekretaris)
1
1.Landasan Teori
1.1 Pajak
Pajak adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh rakyat atau wajib pajak kepada negara untuk
kepentingan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat umum. Manfaat dari pajak yang
terkumpul tidak akan secara langsung dapat dinikmati oleh wajib pajak, karena pajak digunakan
SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak,
jumlah kredit pajak, jumlah pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan
-Berdasarkan hasil pemeriksaan/keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang
dibayar. Atas pajak yang tidak/kurang dibayar tersebut ditambah sanksi administrasi
bunga sebesar 2% per bulan maksimum 24 bulan (berlaku baik atas PPh, PPN, maupun
PPn BM).
Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
2
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) terjadi sebagai hasil dari :
1. Pemeriksaan pajak yang menghasilkan jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak
1. Pemeriksaan terhadap SPT yang dilaporkan oleh wajib pajak yang berstatus Nihil,
1.4 Restitusi
yang masih bersisa. Kaitannya dengan pajak yang kita bayar kepada Negara, restitusi adalah
pembayaran kembali pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak. Artinya, Negara membayar
kembali atau mengembalikan pajak yang telah dibayar. Undang-Undang KUP secara umum
Tujuan negara menyediakan restitusi pajak adalah bertujuan untuk melindungi hak wajib
pajak. Pelaporan kelebihan pembayaran pajak ini juga sebagai jaminan kepercayaan yang
2.Dasar Hukum
3
1. PASAL 17 ayat (1) Undang-Undang KUP. Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan
pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah kredit
pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
3. PASAL 17B ayat (1) Undang-Undang KUP. Direktur Jenderal Pajak setelah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17D, harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan
4. PASAL 17C ayat (1) Undang-Undang KUP. Direktur Jenderal Pajak setelah
Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima
secara lengkap untuk Pajak Penghasilan, dan paling lama 1 (satu) bulan sejak
kepada Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4b) huruf a sampai
dengan huruf e, yang mempunyai kriteria sebagai Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah,
4
dilakukan dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
6. PASAL 17D ayat (1) Undang-Undang KUP.Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak
Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima
secara lengkap untuk Pajak Penghasilan, dan paling lama 1 (satu) bulan sejak
9. PMK Nomor 198 Tahun 2013 Menyebut restitusi bisa diberikan jika orrang pribadi
lebih bayar PPh maksimal 10 juta, PPh badan lebih bayar 100 juta, dan pengusaha kena
3.PEMBAHASAN
Kasus ini mengenai PT.Surya Indah Mandiri mengajukan permohonan pengembalian atau
restitusi atas SPT Badan 2017 yang menurut tax accountingnya lebih bayar. Kemudian pada
tanggal 01 agustus 2018, dirjen pajak cq. KPP tempat WP terdaftar mengabulkan permohonan
kelebihan pajak (skppkp) sebesar Rp. 100.000.000,-, Pada tanggal 01 Oktober 2018, dirjen pajak
5
(KPP) Senapelan, melakukan pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan ditemukan kesalahan yang
menyebabkan bahwa pajak terutang wp sebesar Rp. 250.000.000, dan saat itu diterbitkan Surat
Bisa , tetapi PKP hanya dapat mengajukan permohonan pengembalian (restitusi) pada akhir
tahun buku. Bagi PKP orang pribadi yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan
Apabila dalam suatu masa pajak pajak masukan yang dikreditkan lebih besar daripada pajak
2. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP kepada Pemungut PPN
3. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP yang PPN-nya tidak
dipungut
6. PKP dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2a)
Undang-Undang PPN. (Isi Pasal 9 ayat (2a) UU PPN : Bagi Pengusaha Kena Pajak yang
6
belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang terutang pajak, Pajak
menggunakan :
a. SPT Masa PPN, dengan cara mengisi (memberi tanda silang) pada kolom
“Dikembalikan (restitusi)”
SPT Masa PPN tidak diisi atau tidak mencantumkan tanda permohonan
dikukuhkan.
7
b. PKP yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17D UU KUP
c. PKP berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c) UU PPN
kelebihan Pajak yang diajukan oleh PKP, harus menerbitkan Surat Keputusan
3. Apabila jangka waktu 1 bulan tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak
dianggap dikabulkan dan SKPPKP harus diterbitkan paling lama 7 hari setelah jangka
Pasal 31e
Pajak terutang
8
4.800.000.000
Yang mendapat Fasilitas = ( × 𝑃𝐾𝑃) × 12.5%
𝑜𝑚𝑠𝑒𝑡
4.800.000.000
=(14.800.000.000 × 600.000.000) × 12.5%
=194.594.595 × 12.5%
=24.324.324
= 405.405.405 × 25%
=101.351.351
Kredit pajak
Tetapi setelah diperiksa Dirjen Pajak (KPP) Senapelan ditemukan kesalahan yang
menyebabkan bahwa Pajak terutang WP sebesar 250.000.000, dan saat itu diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Penghitungan Sanksi
= 350.000.000
Kredit pajak
9
Pajak yang kurang bayar =100.000.000
4.KESIMPULAN
Jadi diharapkan kepada wajib pajak untuk kedepannya lebih berhati hati dalam mengambil
tindakan dalam menghitung dan mengisi SPT agar tidak terjadi kesalahan. Dan diharapkan
kepada WP agar berhati hati dalam menghitung pajak terutang serta WP agar lebih memahami
peraturan dan undang-undang perpajakan yang berlaku sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
menghitung pajak.
DAFTAR PUSTAKA
10