com/berita/405552/tanya-jawab-program-bantuan-operasional-sekolah-
bos-1-
Mengingat keberadaan dana BOS itu berasal dari APBN maka prinsip ketepatgunaan,
akuntabilitas, dan transparansi menjadi hal-hal penting untuk dipahami.
Berikut tanya jawab terkait Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan
disampaikan secara berseri dalam empat tulisan.
Asumsi yang digunakan pemerintah yaitu banyaknya ragam kegiatan Sekolah di kota lebih
bervariasi sehingga membutuhkan tambahan dana; Secara ideal biaya satuan BOS per daerah
berbeda-beda. Karena alasan teknis, biaya satuan BOS belum dapat dibedakan antar daerah.
Oleh karena itu, diharapkan setiap pemerintah daerah melakukan perhitungan biaya satuan
untuk operasional sekolah, dan jika dana BOS belum mencukupi agar dipenuhi dari APBD.
Secara nasional program BOS memerlukan dana yang sangat besar (lebih dari Rp. 16 trillun).
Jika disalurkan sekaligus, akan memberatkan pemerintah. Selain daripada itu penyaluran 3
bulanan dapat mengantisipasi adanya perubahan jumlah siswa dan juga membantu kontrol
penggunaan dana. Penyaluran secara bertahap dilakukan pada bulan pertama dari setiap
periode tiga bulan. Penyaluran dana BOS secara bertahap (tiga bulanan) bukan berarti
pengambilan dana BOS harus dihabiskan dalam periode tersebut, Sekolah harus tetap
memperhatikan kebutuhan dana yang tertera dalam RKAS.
Pemilihan lembaga panyalur BOS didasarkan atas kemudahan akses sekolah terhadap
lembaga penyalur, kredibelitas lembaga penyalur, dan ketersediaan lembaga penyalur di
daerah.
Pemilihan dan ketentuan lembaga penyalur BOS dituangkan dalam bentuk perjanjian
kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi dan lembaga penyalur. Perjanjian kerjasama ini
dapat diperpanjang/diperbaiki sesuai hasil evaluasi terhadap kinerja lembaga penyalur.
Penyaluran dana BOS dilakukan Tim Managemen BOS Provinsi ke seluruh rekening sekolah
berdasarkan data sekolah yang dikirim dari Dinas Kabupaten/Kota.
Penyaluran dilakukan setiap periode 3 (tiga) bulan, pada bulan pertama. Biasanya
keterlambatan penyaluran disebabkan Tim Manajemen BOS Provinsi terlambat menerima
pengiriman data dari Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan Kabupaten/Kota juga
terlambat menerima data dari Sekolah.
Adanya ketentuan dari beberapa Dinas/Kota tidak boleh mencairkan dana BOS
sebelum menyerahkan laporan pertanggungjawaban periode BOS sebelumnya.
Sekolah terlambat mencairkan dana BOS karena lembaga penyalur (POS dan Bank
Pemerintah) tidak cukup dana pada saat Sekolah mencairkan dana BOS
Sekolah terlambat menerima informasi penyaluran dana BOS
Kinerja Tim Manajemen BOS Propinsi dan Kab/Kota rendah.
Mengapa dapat terjadi jumlah dana BOS yang diterima Sekolah kurang, dan tidak
sesuai dengan jumlah siswa ?
Apabila jumlah dana BOS kurang, dan tidak sesuai dengan jumlah aktual siswa, maka
Sekolah segera memberitahukan dan melaporkan kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota untuk dilakukan perbaikan data sehingga dapat ditambahkan kekurangan
dana BOS pada penyaluran tahap berikutnya.
Kurangnya jumlah dana BOS yang diterima Sekolah, antara lain disebabkan :
Data jumlah siswa yang di SK-kan oleh Tim Manajemen BOS Kab/Kota tidak
akurat/tidak di update.
Alokasi dana BOS yang yang tertuang dalam DIPA Provinsi jumlahnya kurang dan
tidak sesuai dengan jumlah data Sekolah sehingga Tim Manajemen BOS Provinsi
mengalokasikan jumlah dana yang kurang tersebut untuk semua Sekolah.
Ada kesalahan input data Sekolah di tingkat Kabupaten/Kota, atau input data di
tingkat Provinsi.
Apakah boleh dana BOS digunakan untuk sekolah melakukan rehab berat ?
Tidak boleh, yang diperbolehkan hanya untuk rehab ringan. Rehab sedang dan berat harus
diselesaikan oleh program lain bukan dari dana BOS, karena untuk rehab tersebut
memerlukan dana yang besar
Dinas Pendidikan setempat menganjurkan, untuk meningkatkan fasilitas pendidikan
seperti UKS, perpustakaan, dan fasilitas lainnya maka jumlah RKAS diperbesar,
bagaimana sikap sekolah terhadap anjuran tersebut ?
Apabila ada hal yang tidak wajar dalam penggunaan dana BOS oleh Sekolah, kemana
harus melaporkan?
Pertama, laporan dapat disampaikan kepada unit pengaduan Tim Managemen BOS
Kabupaten/Kota melalui kotak surat, SMS, dan telepon.
Ke dua, laporan juga dapat disampaikan langsung kepada unit pengaduan masyarakat
BOS Pusat dengan alamat :
Untuk SD
Alamat web : www.ditptlsd.go.id
Nomor telepon : 021-5725632, dan 021-5725641
Faksimili : 021-572-5635
Email : bos@ditptksd.go.id
Untuk SMP
Alamat web : www.dit-plp.go.id
Nomor telepon : 0-800-140-1299 (bebas pulsa), dan 021-5725980
Faksimili : 021-5731070, dan 0215725645
Email : bos@ditp-plp-go.id
Atau dapat juga menggunakan fasilitas telephon dan SMS ke nomor 177
Apakah boleh pengurus komite sekolah disediakan honor atau uang transpot yang
diambil dari dana BOS ?
Tidak boleh, karena dana BOS hanya untuk membiayai hal-hal oprasional yang berkaitan
langsung dengan Sekolah. Gambaran umum penggunaan dana BOS tertera dalam panduan
BOS 2009, halaman 28.
C. Pengadaan
Apakah boleh sekolah melakukan pembelian barang di luar ketentuan yang tertera
dalam panduan BOS ?
Dalam panduan BOS halaman 28, point 14 disebutkan “Bila seluruh komponen 1-13 telah
terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana tersebut
dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler
sekolah”.
Apakah sekolah harus membeli format-format BOS (Buku Kas Umum, Buku Kas
Tunai, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak) yang dicetak oleh Dinas atau
lembaga lain ?
Tidak harus. Contoh format juga sudah tersedia dalam panduan BOS. Oleh karena itu, apabila
pembelian format BOS harga cukup mahal, dan tidak semua lembar format dimanfaatkan
lebih baik sekolah tidak membeli buku format yang disediakan oleh lembaga manapun.
Bolehkan uang transport siswa miskin diganti diganti dengan membelikan baju
seragam ?
Prinsipnya tidak boleh, karena seragam termasuk komponen biaya pribadi yang merupakan
tanggung-jawab orang tua siswa.
D.Keuangan
Apabila ada siswa yang keluar setelah menerima dana BOS, apakah uang dana BOS
tersebut dikembalikan ke kas Negara atau menjadi milik Sekolah ?
Sesuai pedoman BOS 2009, hal 25 bagian viii “Jika terdapat siswa pindah/mutasi ke sekolah
lain setelah semester berjalan, maka dana BOS siswa tersebut dalam semester yang berjalan
menjadi hak sekolah lama”.
E.Perpajakan
Dalam pengelolan pajak BOS, sekolah kesulitan dalam menerapkan aturan jumlah dan jenis
pajak yang dikeluarkan karena apa yang tertuang dalam pedoman BOS berbeda dengan
penjelasan yang disampaikan kantor perpajakan di daerah.
Tidak mungkin ada perbedaan persepsi tentang pajak antara pedoman BOS dengan yang
disampaikan kantor pajak di daerah. Karena aturan perpajakan dalam pedoman BOS telah
direview oleh Kantor pajak pusat dan landasan-landasan hukumnya jelas. Yang mungkin
terjadi adalah perbedaan persepsi antara aturan pajak di pedoman BOS dengan auditor.
F.Pelaporan
Apakah boleh membuat laporan penggunaan BOS (SPJ) tidak sesuai atau tidak
mengikuti item pengeluaran yang terdapat dalam RKAS ?
Semua pengeluaran harus sesuai dengan apa yang tertera dalam RKAS (Format BOS K-2),
bila terjadi perubahan atau revisi RKAS maka harus ditetapkan oleh Tim Managemen BOS
tingkat Sekolah dan Komite Sekolah.
Bagaimana sekolah mengetahui bahwa laporan penggunaan dana BOS yang telah di buat, dan
dikirim ke Dinas sudah benar atau ada yang salah ?
Laporan BOS dianggap benar apabila item pengeluaran yang tertera dalam format BOS K-2
dibelanjakan/dikeluarkan sesuai dengan harga/jumlah yang wajar, dan melampirakan semua
nota/kwitansi pendukung.
G.Sekolah Gratis
Apakah BOS menggratiskan seluruh siswa SD dan SMP, baik negeri maupun swasta?
Istilah gratis harus dipahami dengan baik. Dana BOS bukan untuk menggratiskan semua jenis
pengeluaran siswa. Dana BOS diprioritaskan untuk membiayai biaya operasional non personil.
Sedangkan biaya personil dan investasi harus dibiayai dari sumber/program lain. sesuai dengan PP
no 48 tahun 2008, semua siswa di SD dan SMP Negeri yang bukan Sekolah Bertaraf Internasional
(SBI) dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) bebas pungutan.
Untuk sekolah swasta dan SD dan SMP RBI/RSBI masih boleh memungut. Akan tetapi siswa miskin
dimanapun berada harus bebas pungutan.
Apakah sekolah boleh mengadakan iuran pada siswa melalui hasil musyawarah dengan orang tua
dan komite sekolah?
Sebagaimana tertuang dalam pedoman BOS, bahwa program BOS tidak menghalangi masyarakat
memberikan sumbangan sukarela untuk kemajuan sekolah. Sumbangan sukarela ini bersifat tidak
mengikat menurut jumlah, waktu dan tidak ada intimidasi kepada orang tua siswa yang tidak
menyumbang.
Bagaimana menjelaskan konsep “sekolah gratis” kepada orang tua?
Sekolah gratis tidak berarti seluruh biaya operasional sekolah dan kebutuhan siswa lepas dari
partisipasi dan tanggungjawab orang tua. Kebutuhan siswa seperti seragam siswa, alat-alat dan buku
tulis, dan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya melekat pada pribadi siswa yang diluar cakupan BOS
merupakan tanggungjawab orang tua siswa tersebut. Jadi sekolah gratis memiliki makna dan
cakupan terbatas yaitu sesuai alokasi penggunaan dana BOS sebagaimana yang telah dirinci dalam
Buku Panduan BOS yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional RI.
Komite Sekolah memiliki peran penting dalam mengawasi penggunaan dana BOS agar akuntabel dan
transparan. Dalam menjalankan perannya, Komite Sekolah tidak boleh bersikap pasif dan
bergantung pada inisiatif pihak sekolah. Berikut peran Komite Sekolah yang tidak boleh diabaikan;
Komite Sekolah bersama Kepala Sekolah menetapkan satu anggota Tim BOS Tingkat Sekolah
yang berasal dari unsur orang tua yang tidak sedang merangkap sebagai anggota Komite
Sekolah.
Menandatangani Format Daftar Siswa Miskin yang Dibebaskan dardi Segala Jenis
Pungutan/Iuran (Format BOS-08)
Menandatangani Format Contoh Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS (Format
BOS-11 A)
Menadatangani Format Contoh Pengumuman Laporan Penggunaan Dana BOS (Format BOS-
11B)
Menandatangani Format Rencana Pengambilan Dana BOS oleh Sekolah kepada Bank/Pos
(Format BOS-12)
Menandatangani Format Lembar Perbandingan Harga/Jasa (Format BOS -19)
Menandatangani Format Daftar Buku yang Dibeli Sekolah dari Dana BOS Buku (Format BOS
Buku-03)
Menandatangani Format Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (Format BOS
K-1)
Menandatangani Format Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Anggaran (Format BOS K-2)
Tidak boleh, Komite Sekolah dilarang menggunakan dana BOS untuk operasionalnya. Sebagai
lembaga independen yang diisi oleh wakil-wakil orang tua siswa di sekolah tersebut, Komite
Sekolah diharapkan dapat menggalang dana sendiri yang tidak membebani siswa/orang tua.
I.Transparansi
Siapakah yang mengawasi penggunaan dana BOS?
Pengawasan penggunaan dana BOS melalui tiga bentuk yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu sesuai kewenangan masing-masing. Pertama, monitoring. Monitoring internal
dilakukan oleh Tim Manajemen BOS pusat, propinsi, dan kabupaten/kota. Monitoring
eksternal dilakukan oleh Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional dan atau lembaga
independen yang profesional untuk itu, misalnya Bank Dunia.
Pengawasan Masyarakat dilakukan unsur masyarakat dan unit pengaduan masyarakat yang
terdapat di sekolah dan hasil pengawasan tersebut harus disampaikan kepada pihak
berwenang. Ketiga, pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Ya, sekolah harus transparan kepada guru, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, warga
masyarakat serta para pemangku kepentingan pendidikan lainnya tanpa terkecuali. Untuk itu,
sekolah harus memasang pengumuman penggunaan dana BOS di papan pengumuman sekolah
yang dipasang di area sekolah yang mudah dilihat orang banyak. Format pengumuman yang
wajib dipasang tersebut adalah Format Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS
(Format BOS-11A) dan Format Pengumuman Laporan Penggunaan Dana BOS (Format BOS-
11B).
Apakah Komite Sekolah berhak meminta klarifikasi penggunaan dana BOS kepada pihak sekolah?
J.Panduan BOS
Ya, Buku Panduan BOS dibagikan kepada seluruh sekolah setiap tahun. Buku Panduan BOS
dijadikan pedoman oleh Tim Manajemen BOS baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota
maupun sekolah agar dapat mengelola dana BOS dengan benar dan tepat.
Format-format BOS dibuat dengan tujuan untuk membantu sekolah agar mampu mengelola
dana BOS secara profesional, akuntabel, dan transparan. Untuk itu, format-format yang
menjadi tugas dan tanggungjawab sekolah dijadikan tiga bagian, yaitu format BOS, format
BOS Buku, dan format BOS Keuangan. Masing-masing kelompok diisi dengan format-format
yang telah dibakukan dalam Buku Panduan BOS. Sekolah harus membuat soft file atau versi
cetak terlebih dahulu yang akan dijadikan master untuk pengisian (input) selanjutnya.
Apakah pengambilan dana BOS dapat dilakukan oleh sekolah tanpa perlu rekomendasi dari Dinas
Pendidikan?
Ya, sekolah mengambil langsung dana BOS per triwulan ke Bank atau PT. POS sesuai alokasi
yang telah ditetapkan dalam Format SD/SDLB Penerima BOS (Format BOS-02A) dan Format
SMP/SMPLB Penerima BOS (Format BOS-2B). Jika syarat-syarat administrasi sudah dipenuhi
sebagaimana yang tertuang dalam Buku Panduan BOS, maka pengambilan dana tersebut tidak
boleh dihalangi oleh pihak manapun. Pada kenyataannya memang ada beberapa kabupaten
yang menerapkan kebijakan adanya rekomendasi untuk pengambilan dana BOS, yaitu setelah
sekolah membuat pertanggungjawaban atas dana yang diterima. Hal ini dilakukan untuk
kontrol, karena banyak sekolah yang menggunakan dana BOS tidak transparan dan kurang
bertanggung-jawab. Namun secara prinsip, tidak boleh ada biaya yang dikeluarkan oleh
sekolah akibat adanya rekomendasi tersebut.