Anda di halaman 1dari 14

Abstrak

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA


RUMAH SAKIT THURSINA DI DURI

OLEH
SUDARMIN MANIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pasien pada Rumah sakit Thursina Duri. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Thursina Duri yang berjumlah 100 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling. Analisis data yang
dilakukan adalah dengan menggunakan reliabilitas, asumsi klasik, regresi linear berganda, uji
F dan uji-t. Pengujian tersebut dilakukan guna untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas (independend variable) dengan variabel terikat (dependent variable).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kualitas pelayanan secara serentak berpengaruh
terhadap kepuasan pasien dengan nilai korelasi R = 0,979 yang menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien pada Rumah Sakit
Thursina Duri. Sedangkan persentase pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien
pada Rumah Sakit Thursina Duri. Sedangkan adjusted R square di dapat 0,957, yang berarti
kualitas pelayanan memiliki kontribusi sumbangan sebesar 95,7% terhadap kepuasan pasien,
serta berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien dengan tingkat sig. 0,000.
Kesimpulan dari penelitian bahwa hipotesis secara serentak dan parsial antara variable
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

Kata Kunci: Tangiable, Reliability, Responsiveness, Empaty, Kepuasan Pasien

Kualitas memiliki hubungan yang erat dibidang kesehatan. Pelayanan dibidang


dengan kepuasan pelanggan. Kualitas kesehatan akan senantiasa dibutuhkan oleh
memberikan suatu dorongan kepada masyarakat dan akan selalu mengalami
pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan perkembangan ke arah yang lebih baik.
yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka Semakin maju pembaharuan dibidang
panjang, ikatan seperti ini memungkinkan tekhnologi, maka pelayanan dibidang
perusahaan untuk memahami dengan kesehatan juga mengalami kemajuan,
seksama harapan pelanggan serta kebutuhan dibidang sarana dan prasarana yang modern
mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat serta menjadi lebih akurat dalam bidang
meningkatkan kepuasan pelanggan dimana pelayananya.
perusahaan memaksimumkan pengalaman Masyarakat dalam memakai jasa
pelanggan yang menyenangkan (Atmawati sebuah pelayanan harus mendapatkan
dan Wahyudin, 2007:2) kepuasan, masyarakat sangat
Perusahaan yang ingin berkembang dan mempertimbangkan dan melihat kualitas
mendapatkan keunggulan kompetitif harus pelayanan dari pelayanan medis serta
dapat memberikan produk berupa barang memilih lokasi yang mudah dijangkau.
atau jasa yang berkualitas dan pelayanan Sebagian besar calon konsumen akan
yang baik kepada para pelanggan dari berubah menjadi detektif, mencari bukti
pesaingnya. Kualitas harus dimulai dari kompetensi, perhatian dan integritas.
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada Perusahaan jasa harus memperhatikan hal-hal
persepsi pelanggan. Salah satu bidang jasa yang dapat memberi persepsi yang baik bagi
yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah calon konsumen sehingga dapat
542
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

menumbuhkan kepuasan dan kepercayaan. semakin keras. Kepuasan adalah kesimpulan


Kepercayaan konsumen sangat mahal dari pemakaian antara harapan dan
harganya dan akan sulit menumbuhkanya pengalaman sesudah memakai jasa atau
karena melihat empat karakteristik jasa itu layanan yang diberikan.
sendiri yaitu tak berwujud, bervariasi, tak Kepuasan pasien adalah kebutuhan
terpisah, dan dapat musnah, serta tidak dapat mendasar bagi penyedia layanan kesehatan.
diulang untuk mengkonsumsi dengan hal Kepuasan itu penting, ketika pasien sendiri
yang sama, oleh karena itu apabila kualitas mencari jasa layanan kesehatan maka
pelayanan yang baik yaitu handal, canggih, kepuasan akan menjadi patokan untuk
modern, lengkap dan cepat dalam merespon keputusan pembelian dimasa yang akan
pasien serta lokasi yang dapat dijangkau datang. Proses pengambilan keputusan
dengan mudah dan strategis, dengan begitu merupakan sebuah proses tahap demi tahap
konsumen akan mengambil keputusan untuk yang digunakan konsumen ketika membeli
menggunakan jasa rawat inap yang barang maupun jasa yang terdiri dari
ditawarkan dan setelah pemakaian jasa pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
tersebut akan timbul sikap tentang kepuasan. evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku
Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh purna beli.
harapan, kualitas proses dan output yang Pada dasarnya pelayanan rumah sakit
berkualitas. Pelayanan yang baik dapat diperlukan oleh setiap orang untuk keperluan
dijadikan sebagai modal untuk menarik minat kesehatanya, maka diharapkan kualitas
konsumen. Bagi perusahaan jasa tentu cukup pelayanan yang baik dapat menumbuhkan
sulit untuk mendapatkan standar pelayanan dan mempengaruhi keputusan dan
yang sama di mata konsumen. Hal ini kepercayaan pasien demi menimbulkan
menuntut kejelian pengelolaan SDM yang kepuasan pasien untuk menggunakan jasa
dimiliki agar kinerjanya optimum dalam layanan kesehatan. Rumah Sakit (RS)
memuaskan konsumen. Oleh karena itu Thursina Duri salah satunya, rumah sakit ini
pelayanan yang baik dapat dijadikan modal merupakan institusi jasa kesehatan yang terus
untuk menarik minat konsumen karena berupaya untuk dapat memberikan pelayanan
kualitas pelayanan dapat menentukan yang terbaik sejalan dengan visi unggul
kepuasan dan keinginan menggunakan lagi pelayanan dan pengelolaannya. Di dalam
jasa tersebut. operasionalnya RS. Thursina Duri mencoba
Kualitas pelayanan juga merupakan menerapkan nilai-nilai keahlian dalam
suatu cara untuk membandingkan antara seluruh aspek pelayanan dan managemennya.
persepsi layanan yang diterima pelanggan Berdasarkan pengamatan yang ada
dengan layanan yang sesungguhnya dilapangan, RS. Thursina Duri pada 5 (Lima)
diharapkan pasien, meningkatkan kualitas tahun terakhir ini cenderung mengalami
pelayanan untuk kepuasan konsumen fluktuasi, berikut adalah data pasien rawat
merupakan langkah awal keberhasilan suatu inap pada RS. Thursina Duri dari tahun 2011
industri jasa untuk masa yang akan datang sampai 2015.
dalam hubungan dengan penciptaan nilai Tabel 1 Data Jumlah Perkembangan
kepuasan konsumen. Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap RS.
Kepuasan konsumen merupakan Thursina Duri tahun 2011-2015
orientasi pemasaran yang semakin penting Tahun Jumlah Pasien Perkembangan(%)
untuk dilaksanakan, hal ini dimaksud untuk 2011 18.005 -
memelihara agar konsumen mau 2012 19.525 8,44%
2013 25.433 30,26%
menumbuhkan kepercayaan untuk 2014 23.355 -8,17%
menggunakan layanan jasa tersebut, dengan 2015 22.538 -3,5%
demikian kepuasan konsumen merupakan Sumber: Rumah Sakit Thursina 2016
landasan utama untuk dapat tumbuh dan Dari tabel 1 dapat dilihat mulai dari
berkembang pada era persaingan yang tahun 2013 sampai 2015 jumlah pasien yang

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
543
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

berkunjung mengalami penurunan. Hal ini 25 AC 15 20 25 35 35 Baik


Ruangan
mungkin disebabkan kurangnya pelayanan 26 Toilet 2 3 5 5 6 Perlu
yang diberikan, sehingga pasien ikut Renovasi
27 Mesin 1 1 1 1 1 Baik
menurun. Pengelolaa
Selain data menurunnya pasien, kualitas n Limbah
28 Mesin 1 1 2 2 2 Baik
pelayanan juga dapat ditentukan dengan Genset
fasilitas yang ada pada Rumah Sakit 29 Mesin 1 1 3 3 3 Baik
Sanyo
Thursina Duri. Hal ini dapat dilihat pada 30 Ambulanc 1 2 2 2 2 Baik
tabel 2 berikut: e
31 Mobil 1 1 1 1 1 Baik
Kantor
Tabel 2. Daftar Sarana dan Prasarana 32 Bangunan 1 2 2 2 2 Perlu
dan Tanah Renovasi
Rumah Sakit Thursina Duri tahun 2011-
2015 Sumber: Rumah Sakit Thursina Duri 2016
Daftar Keteranga Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sarana
No Sarana dan 2011 2012 2013 2014 2015 n
Prasarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit
1 Ruangan 1 1 1 1 1 Perlu
Kasir Renovasi
Thursina Duri dalam beberapa tahun tidak
2 Ruangan - - 1 1 1 Baik mengalami peningkatan. Selain itu juga
Kantor dan
IT
terdapat sarana dan prasarana yang harus
3 Ruangan 1 1 1 1 1 Perlu atau perlu direnovasi. Hal ini dapat
Pendaftara Renovasi mengakibatkan kepuasan pasien akan
n
4 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik mengalami penurunan dengan adanya
Sekretariat pasilitas yang kurang memadai.
5 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik
Apotek Berdasarkan uraian dan fenomena yang
6 Ruangan - - - 1 1 Baik ada, maka penulis tertarik untuk meneliti
Rekam
Medik tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan
7 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah
ICU
8 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik Sakit Thursina di Duri.”
Kamar
Bedah
9 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik Rumusan Permasalahan
Rontgen Berdasarkan batasan masalah, rumusan
10 Ruangan 1 1 1 1 1 Perlu
Laboratori Renovasi
masalah yang ada adalah Bagaimanakah
um pengaruh kualitas pelayanan terhadap
11 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik
Kebidanan
kepuasan pasien pada Rumah Sakit Thursina
12 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik Duri.
UGD
13 Ruangan 4 4 5 6 6 Baik
S. VIP Tujuan dan Manfaat Penelitian
14 Ruangan 4 4 5 6 6 Baik Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
VIP
15 Ruangan 6 6 8 8 8 Baik mengetahui pengaruh kualitas pelayanan
Kelas 1 terhadap kepuasan pasien pada Rumah Sakit
16 Ruangan 6 6 6 8 8 Baik
Kelas 2 Thursina Duri.
17 Ruangan 4 4 4 4 4 Perlu Manfaat penelitian yang diharapkan
Kelas 3 Renovasi
18 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik adalah sebagai berikut :
Isolasi 1. Dapat memperdalam pengetahuan
19 Ruangan 1 1 1 1 1 Baik
Haemodial
penulis tentang kualitas pelayanan
isa terhadap kepuasan pasien.
20 Ruangan 1 1 1 2 2 Perlu
Tunggu Renovasi
2. Untuk perusahaan, dapat menjadi suatu
21 Apotek 1 1 1 1 1 Baik masukan untuk mendapatkan gambaran
22 Komputer 6 7 7 8 8 Baik tentang kualitas pelayanan terhadap
23 Meja 10 13 15 20 23 Baik
Karyawan kepuasan.
24 Kursi 10 13 15 20 23 Baik
Karyawan

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
544
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai terhadap kepuasan pasien rawat inap RS
perbandingan atau acuan bagi penelitian PKU Muhammadiyah Surakarta. Hasilnya
selanjutnya dimasa yang akan datang. adalah R2 sebesar (0,789) menunjukkan
bahwa 78,9 % variabel kepuasan pasien
Tinjauan Pustaka dapat dijelaskan oleh kualitas pelayanan
1. Penelitian Terdahulu yaitu keandalan, ketanggapan, keyakinan,
Rahadi Fitra Nova (2010). Fakultas keberwujudan dan empati sedangkan sisanya
Ekonomi Universitas Sebelas Maret 21,1 % lainnya dijelaskan variabel lain yang
Surakarta dengan judul Pengaruh Kualitas tidak termasuk dalam model penelitian ini.
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Christiana Okky Augusta Lovenia (2012)
Inap Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Surakarta penelitian ini dilaksanakan dengan Diponegoro Semarang dengan judul Analisis
menggunakan desain survei yaitu penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
yang mengambil sampel dari satu populasi Kepuasan Nasabah (Studi Kasus Pada
dan menggunakan kuesioner sebagai alat Nasabah Bank Jateng Cabang Utama
pengumpulan data pokok. Dalam penelitian Semarang) Penelitian ini bertujuan untuk
ini menggunakan sampel sebanyak 100 menganilisis seberapa besar pengaruhkualitas
pasien. Teknik pengambilan sampel dalam pelayanan terhadap kepuasan nasabah Bank
penelitian ini menggunakan teknik Jateng Cabang Utama Semarang. Setelah
proportional random sampling. Analisis mengetahui telaah literatur terkait, dalam
kuantitatif dalam penelitian ini akan penelitian ini ditetapkan variabel penting
digunakan uji validitas dan uji reliabilitas yang diduga kuat mempengaruhi kepuasan
dengan Cronbach’s Alpha. Uji asumsi klasik nasabah yaitu wujud fisik (tangibles),
meliputi uji heteroskedastisitas dan uji kehandalan (reliability), daya tanggap
normalitas. Untuk uji hipotesis menggunakan (responsiveness), jaminan (assurance) dan
regresi linier berganda. Semua pengujian kepedulian (empathy). Oleh karena itu
menggunakan program komputer SPSS 11.5. pemahaman terhadap pengaruh antara wujud
Hasilnya didapat bahwa dimensi pelayanan fisik (tangibles), kehandalan (reliability),
secara keseluruhan, kesesuaian antara jaminan (assurance), daya tanggap
pelayanan yang diberikan oleh RS PKU (responsiveness), dan kepedulian (empathy)
Muhammadiyah Surakarta dengan harapan dengan variabel-variabel yang
pasien terdapat gap/ tingkat kepuasan sebesar mempengaruhinya dapat dipandang sebagai
(-0,36), skor ini dikategorikan dalam basis strategi bagi pengembangan kepuasan
kelompok sedang, meskipun belum nasabah. Sampel dalam penelitian ini adalah
sepenuhnya memenuhi harapan pasien tetapi 100 orang nasabah Bank Jateng Cabang
pelayanan yang diberikan sudah cukup baik. Utama Semarang yang dilakukan secara acak
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas dengan menggunakan teknik pengambilan
dapat disimpulkan bahwa semua variabel dari sampel purposive sampling dan kemudian
dimensi kualitas pelayanan (keandalan, dilakukan analisis terhadap data yang
ketanggapan, keyakinan, keberwujudan dan diperoleh dengan menggunakan analisis data
empati) secara bersama-sama memiliki secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis
pengaruh positif dan signifikan terhadap kuantitatif meliputi: uji validitas dan
kepuasan pasien rawat inap RS PKU realibilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi
Muhammadiyah Surakarta. Hasil tersebut berganda, pengujian hipotesis melalui uji t
menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) dan uji F, serta analisis koefisien determinasi
dapat diterima dan hipotesis nihil (Ho) (R2). Analisis kualitatif merupakan
ditolak, pengaruhnya yang paling besar interpretasi dari data-data yang diperoleh
adalah variabel keberwujudan (5,191) diikuti dalam penelitian serta hasil pengolahan data
ketanggapan (4,280), keandalan (4,059), yang sudah dilaksanakan dengan memberi
empati (1.989), dan keyakinan (-4,205) keterangan dan penjelasan. Data-data yang

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
545
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas bersifat valid dan variabelnya bersifat
dan uji asumsi klasik diolah sehingga reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model
menghasilkan persamaan regresi sebagai regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi
berikut: Y = 0,122 X1 + 0,235X2 + 0,201 X3 heteroskedastisitas, dan berdistribusi normal.
+ 0,211 X4 + 0,292 X5 Dimana variabel Urutan secara individu dari masing-masing
Kepuasan Nasabah (Y), variabel Wujud Fisik variabel yang paling berpengaruh adalah
(X1), variabel Kehandalan (X2), variabel variabel assurance dengan koefisien regresi
Daya Tanggap (X3), variabel Jaminan (X4), sebesar 0,316, lalu tangible dengan koefisien
dan variabel Kepedulian (X5). Pengujian regresi sebesar 0,271, kemudian diikuti
hipotesis menggunakan uji t menunjukkan dengan responsiveness dengan koefisien
bahwa kelima variabel independen yang regresi sebesar 0,201, dan reliability dengan
diteliti terbukti secara signifikan berpengaruh koefisien regresi sebesar 0,197 sedangkan
secara parsial terhadap variabel dependen variabel yang berpengaruh paling rendah
Kepuasan Nasabah. Kemudian melalui uji F adalah emphaty dengan koefisien regresi
dapat diketahui bahwa variabel Wujud Fisik, sebesar 0,165. Agrowisata Kebun Teh
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Pagilaran perlu mempertahankan elemen-
Kepedulian secara simultan berpengaruh elemen yang sudah dinilai baik oleh
terhadap variabel dependen Kepuasan pelanggan serta perlu memperbaiki hal-hal
Nasabah. Angka Adjusted R Square yaitu yang masih kurang.
sebesar 0,779 yang menunjukkan bahwa
antara wujud fisik, kehandalan, daya 2. Landasan Teoritis
tanggap, jaminan, dan empati mampu a. Pengertian Pemasaran
menjelaskan secara bersama-sama terhadap Pemasaran merupakan suatu proses
kepuasan nasabah Bank Jateng Cabang sosial manajerial yang membuat individu dan
Utama Semarang sebesar 77,90%, sedangkan kelompok memperoleh apa yang diinginkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang dengan menciptakan, menawarkan dan
tidak diteliti, seperti promosi, suku bunga bertukar sesuatu yang bernilai dengan orang
dan lain-lain. lain atau satu sama lain (Kotler,2009:2).
Ratih Hardiyati (2010) Fakultas Ekonomi Pemasaran adalah suatu sistem
Universitas Diponegoro Semarang dengan keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
judul analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan yang ditujukan untuk merencanakan,
Terhadap Kepuasan Konsumen menentuan harga, mempromosikan dan
Menggunakan Jasa Penginapan (Villa) mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran Populasi memuaskan kebutuhan baik pada pembeli
dalam penelitian ini adalah para tamu yang yang ada maupun pembeli potensial (Swasta,
menginap di villa Agrowisata Kebun Teh 2001:4).
Pagilaran. Sampel yang diambil sebanyak Selanjutnya menurut Boyd, dkk (2000:4)
100 responden dengan menggunakan teknik pemasaran adalah suatu proses yang
Non-Probability Sampling dengan melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang
pendekatan Accidental sampling, yaitu teknik memungkinkan individu dan perusahaan
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan inginkan melalui pertukaran dengan pihak
peneliti dapat dijadikan sampel jika lain.
dipandang cocok. Berdasarkan hasil Sedangkan menurut Downey (2003:3)
penelitian, diperoleh persamaan regresi pemasaran didefinisikan sebagai telaah
sebagai berikut : terhadap aliran produk secara fisik dan
Y = 0,271 X1 + 0,197 X2 + 0,201 X3 + ekonomik dari produsen melalui pedagang
0,316 X4 + 0,165 X5. perantara sampai ke tangan konsumen.
Berdasarkan analisis data statistik, Pendapat lain mengatakan bahwa pasar
indikator-indikator pada penelitian ini merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
546
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

yang ditujukan untuk merencanakan, tergantung kepada siapa, kapan dan


menentukan harga, mempromosikan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat 4. Perishability (tidak tahan lama). Jasa
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang tidak tahan lama dan tidak dapat
ada maupun pembeli potensial (Stanton, disimpan.
2002:4-5). 5. Lack of Ownership Lack of Ownership
Berdasarkan definisi tersebut, maka merupakan perbedaan dasar antara jasa dan
dapat disimpulkan bahwa kegiatan bisnis barang. Pada pembelian barang, konsumen
harus berorientasi kepada pasar atau memiliki hak penuh atas penggunaan dan
konsumen. Keinginan konsumen juga harus manfaat produk yang dibelinya. Pada
dipuaskan secara efektif. Agar pemasaran pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
berhasil maka perusahaan harus memiliki akses personel atas suatu jasa untuk
memaksimalkan penjualan yang jangka waktu terbatas.
menghasilkan laba dalam jangka panjang.
c. Kepuasan
b. Pengertian Jasa Kotler (2002:61) mendefinisikan
Menurut Kotler (2000:428) jasa adalah kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
setiap tindakan atau unjuk kerja yang seseorang setelah membandingkan kinerja
ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya.
lain yang secara prinsip tidak berwujud dan Sedangkan menurut amstrong (2001:9)
menyebabkan perpindahan kepemilikan kepuasan konsumen adalah sejauh mana
apapun. anggapan kinerja produk memenuhi harapan
Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah
(2005:28) mengatakan bahwa jasa adalah ketimbang harapan pelanggan, maka
seluruh aktivitas ekonomi dengan output pembelinya merasa puas atau amat gembira.
selain produk dalam pengertian fisik, Selanjutnya menurut Zeithaml dan
dikonsumsi dan diproduksi pada saat Bitner (2000:75) mengatakan kepuasan
bersamaan, memberikan nilai tambah dan adalah respon atau tanggapan konsumen
secara prinsif tidak berwujud (intangiable) mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan
bagi pembeli pertamanya. merupakan penilaian mengenai ciri atau
Menurut Tjiptono (2004:18) keistimewaan produk atau jasa, atau produk
mengutarakan ada lima karakteristik utama itu sendiri yang menyediakan tingkat
jasa bagi pembeli pertamanya. kesenangan konsumen berkaitan dengan
1. Intangiable (tidak berwujud) jasa pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.
berbeda dengan barang. Bila barang Kepuasan konsumen adalah tingkat
merupakan suatu objek, alat, atau benda, perasaan konsumen setelah membandingkan
maka jasa adalah suaptu perbuatan, antara apa yang dia terima dan harapannya
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (Umar, 2004:65). Seorang pelanggan, jika
(performance), atau usaha. merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh
2. Inseparability (tidak bisa dipisahkan). produk atau jasa, sangat besar
Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, kemungkinannya menjadi pelanggan dalam
lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa waktu lama.
umumnya dijual terlebih dahulu baru Gerson (2001:3) mengartikan kepuasan
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pelanggan sebagai persepsi pelanggan
pada waktu dan tempat yang sama. mengenai hasil kinerja perusahaan atau
3. Variability (berubah-ubah). Jasa bersipat produk apakah sudah sesuai dengan harapan
variabel karena merupakan non- atau bahkan melampaui harapan.
standarized output, artinya banyak Sedangkan menurut Oliver dalam Umar
variasi bentuk, kualitas, dan jenis (2003:14) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi setelah

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
547
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

melakukan pembelian dimana persepsi dari pemasaaran, engenering, manufaktur,


terhadap kinerja dari produk atau jasa yang dan pemeliharaan dimana produk atau jasa
dipilih apakah telah memenuhi harapan atau pelayanan dalam penggunaannya akan
bahkan melebihi harapan yang dibayangkan bertemu dengan harapan pelanggan.
sebelum pembelian. Sedangkan menurut Gronroos dalam
1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ratminto (2005:2) pelayanan adalah suatu
Kepuasan Konsumen aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
Menurut Irawan (2004:37) faktor-faktor bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai
yang mendorong/ mempengaruhi kepuasan akibat adanya interaksi antara konsumen
pelanggan adalah sebagai berikut: dengan karyawan atau hal-hal lain yang
a. Kualitas Produk. Pelanggan puas kalau disediakan oleh perusahaan pemberi
setelah membeli dan menggunakan pelayanan yang dimaksud untuk
produk tersebut ternyata kualitas memecahkan permasalahan konsumen/
produknya baik. pelanggan.
b. Harga. Untuk pelanggan yang sensitif,
biasanya harga murah adalah sumber Dimensi Kualitas Pelayanan
kepuasan yang penting karena pelanggan Ada lima dimensi kualitas pelayanan
akan mendapatkan valua for money yang yang dikembangkan oleh (Parasuraman ,et.al.
tinggi dalam Kotler (2002:455) sebagai berikut:
c. Service Quality. Kepuasan terhadap 1. Tangibles (tampilan fisik pelayanan)
kualitaspelayanan biasanya sulit ditiru. yaitu kemampuan perusahaan dalam
Kualitas pelayanan merupakan driver menunjukkan eksistensinya pada pihak
yang mempunyai banyak dimensi, salah luar. Penampilan dan kemampuan sarana
satunya yang populer adalah Servqual. dan prasarana fisik perubahan serta
d. Emotional Factor. Pelanggan akan keadaan lingkungan sekitarnya
merasa puas (bangga) karena adanya merupakan bukti nyata dari pelayanan
emosional value yang diberikan oleh yang diberikan oleh pemberi jasa.
brand dari produk tersebut. 2. Reliability (Keandalan/ kemampuan
e. Biaya dan Kemudahan. Pelanggan akan mewujudkan janji), yaitu kemampuan
semakin puas apabila relatif mudah, perusahaan dalam memberikan
nyaman, dan efisien dalam mendapatkan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
produk atau pelayanan. dan terpercaya. Kinerja yang harus
Sedangkan menurut Kotler (2006:52) sesuai dengan harapan pengguna berarti
mengatakan, kepuasan pelanggan dibentuk ketepatan waktu.
dan didasarkan oleh beberapa faktor, yaitu : 3. Responsiveness (ketanggapan dalam
pengalaman pembelian terdahulu, komentar memberikan pelayanan) yaitu
teman dan kenalannya, janji dan informasi kemampuan untuk memberikan jasa
pemasar, dan saingan. dengan tanggap dan kesediaan penyedia
jasa terutama sifatnya untuk membantu
d. Kualitas Pelayanan konsumen serta memberikan pelayanan
Menurut J. Suprapto (2006:226) kualitas yang tepat sesuai kebutuhan konsumen.
pelayanan adalah sebuah kata yang bagi Dimensi ini menekankan pada sikap
penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus penyedia jasa yang penuh perhatian,
dikerjakan dengan baik. cepat dan tepat dalam menghadapi
Edward Deming dalam Yamit (2001:8) permintaan, pertanyaan, keluhan dan
kualitas adalah apapun yang menjadi masalah konsumen. Assurance
kebutuhan dan keinginan konsumen. (keyakinan atau kemampuan
Wijono (2003:3) mengatakan, kualitas memberikan jaminan pelayanan) yaitu
produk atau jasa adalah seluruh gabungan kemampuan penyedia jasa untuk
atau sifat-sifat produk atau jasa pelayanan membangkitkan rasa percaya dan

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
548
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

keyakinan diri konsumen bahwa pihak rawat inap yang pada dasarnya mereka
penyedia jasa terutama karyawannya tinggal dirumah sakit lebih lama sehingga
mampu untuk memenuhi kebutuhan pengalaman akan kualitas pelayanan
konsumennya. Dengan kata lain, kesehatan lebih terasa yang berujung pada
kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat ada tidaknya kepuasan yang dirasakan pasien
dipercaya yang dimiliki oleh para selama proses pemberian pelayanan
karyawan.. kesehatan.
4. Empathy (memahami keinginan
konsumen) yaitu perhatian secara Hipotesis
individual terhadap pelanggan seperti Berdasarkan Rumusan masalah yang telah
kemudahan untuk berkomunikasi yang dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan
baik dengan para karyawan dan usaha hipotesis sebagai berikut : “Diduga kualitas
perusahaan untuk memahami keinginan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
dan kebutuhan pelanggan. kepuasan pasien pada Rumah Sakit Thursina
e. Pengaruh Kualitas Pelayanan Duri.”
Terhadap Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien dapat dicapai atau Metodologi Penelitian
tidak dapat dilihat dari awal yaitu tujuan 1. Teknik Pengumpulan Data
rumah sakit,salah satunya memberikan Teknik Pengumpulan data yang dilakukan
pelayanan yang berkualitas sehingga dalam penelitian ini adalah :
mempunyai dampak yang baik kepada a. Interview, Yaitu melakukan wawancara
pasien. Yaitu membuat pasien merasa langsung dengan pasien RS. Thursina
nyaman melakukan rawat inap atau rawat Duri.
jalan di rumah sakit tersebut. Setelah itu b. Kuesioner, yaitu merupakan
rumah sakit harus mengetahui apa yang pengumpulan data yang dilakukan
menjadi kebutuhan dan keinginan dari dengan cara memberi pertanyaan tertulis
pasien, sehingga rumah sakit dapat kepada responden untuk dijawab.
memenuhi apa yang menjadi harapan pasien.
Menurut Guntur (2012:70) mengatakan 2. Populasi dan Sampel
bahwa, apabila kualitas pelayanan yang a. Populasi
diberikan rumah sakit sesuai dengan harapan Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien maka tingkat kepuasan pasien akan pasien rawat inap dan rawat jalan
tercapai. pada RS. Thursina Duri yang
Kualitas pelayanan jasa yang berjumlah 22.538 orang.
berhubungan dengan keputusan tentang b. Sampel
kepuasan karena dapat dipersepsikan sebagai Sampel adalah sebagian dari jumlah
ukuran maupun cara yang berbeda tentang dan karakteristik yang dimiliki
harapan dan tindakan yang dilakukan oleh populasi (Sugiyono, 2003:116).
konsumen (Tjiptono:2007:270). Sedangkan teknik pengambilan
Tjiptono (2006:54) menyebutkan bahwa sampel pada penelitian ini adalah
kepuasan konsumen memiliki hubungan menggunakan random sampling,
yang erat dengan kualitas. Kualitas yaitu teknik pengambilan sampel
memberikan suatu dorongan kepada dimana semua individu dalam
konsumen untuk menjalin ikatan atau populasi baik secara sendiri-sendiri
hubungan yang kuat dengan perusahaan atau atau bersama-sama diberi kesempatan
penyedia jasa. Hal tersebut menunjukkan yang sama untuk dipilih sebagai
bahwa antara pihak rumah sakit Thursina anggota sampel (Sugiyono, 2003:74).
sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan Sedangkan untuk menentukan jumlah
dengan pasien sebagai penerima jasa sampel dari populasi menggunakan
pelayanan kesehatan, apalagi bagi pasien

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
549
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

rumus slovin (Sevilla et. al, 2. Asumsi Klasik


2007:182) Suatu model regresi dikatakan linear harus
melalui uji asumsi klasik yang terdiri dari:
Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
dimana: heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
n : Jumlah Sampel a. Uji Normalitas
N : Jumlah Populasi Uji normalitas digunakan untuk
e : Batas Toleransi Kesalahan mengetahui apakah populasi data
Dari rumus diatas dapat ditentukan sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji ini
sebagai berikut: biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval ataupun rasio.
Menurut Kriswanto (2008) dalam
Masngudi (2012:123), uji normalitas adalah
untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Pengambilan
keputusan deteksi normalitas dibagi menjadi
dibulatkan 100. dua,yaitu: (Ocktavia, 2007 dalam Masngudi,
Jadi sampel pada penelitian ini adalah 2012:123)
sebanyak 100 orang pasien. a. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
3. Analisis Data diagonal, maka model regresi memenuhi
Metode analisa yang digunakan pada asumsi normalitas.
penelitian ini adalah : b. Jika data menyebar jauh dari garis
Metode Kuantitatif diagonal dan atau tidak mengikuti arah
Adalah metode penelitian yang garis diagonal, maka model regresi tidak
menunjukkan kepada riset yaitu dalam memenuhi asumsi normalitas.
bentuk rumusan-rumusan. b. Uji Heteroskedastisitas
Rumusan-rumusan yang penulis gunakan Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
dalam menganalisis atau mengukur pengaruh mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu
1. Uji Reliabilitas adanya ketidaksamaan varian dari residual
Uji reliabilitas digunakan untuk untuk semua pengamatan pada model regresi.
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah prasyarat yang harus dipenuhi dalam model
alat pengukur yang digunakan dapat regresi adalah tidak adanya gejala
diandalkan dan tetap konsisten jika heteroskedastisitas. Ada beberapa metode
pengukuran tersebut diulang. Rumus pengujian yang bias digunakan diantaranya
reabilitas dengan metode alpha menurut yaitu: uji park, uji glesjer, melihat pola grafik
Arikunto dalam Dwi Priyatno (2008 : 25) regresi, dan uji koefisien korelasi spearman.
adalah sebagai berikut : Menurut Ariyoso (2009) dalam
∑ masngudi (2012:121) menyatakan pada
[ ][ ] analisis regresi, heteroskedastisitas berarti
situasi dimana keragaman variabel
Keterangan : r11= Reliabilitas instrumen independen bervariasi pada data yang
k= Banyaknya butir dimiliki
pertanyaan c. Multikolinearitas
σ12 = Varian total Uji multikolinearitas digunakan untuk
∑ = Jumlah varian butir. mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya
hubungan linear antar variable independen
dalam model regresi. Ada beberapa metode

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
550
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

pengujian yang bias digunakan, di antaranya: satu variabel dependen dengan dua variabel
dengan melihat nilai inflation factor (VIF) independen. (Ari Kunto Suharsimi,
pada model regresi, dengan membendingkan 2006:296).
nilai koefisien determinasi individual Hubungan antara variabel dependen
(r2)dengan nilai determinasi secara serentak dengan variabel independen ditunjukkan
(R2), dan dengan melihat nilai eigenvalue dan dengan persamaan:
index. Menurut Santoso dalam Priyatno Y= b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4+ b5 X5 + 
(2008:39), pada umumnya jika VIF lebih Adapun keterangan dari persamaan diatas :
besar dari 5, maka variabel tersebut Y = Kepuasan
mempunyai persoalan dengan variabel bebas α = Konstanta
lainnya. b = Koefisien regresi
Menurut Sandy (2010) dalam Masngudi X1 = Tangiable
(2012:120) multikolinearitas adalah adanya X2 = Reliability
hubungan linear yang sempurna/pasti X3 = Responsiveness
diantara beberapa/ semua variabel yang X4 = Assurance
menjelaskan dari model regresi. X5 = Emphaty
d. Uji Auto Korelasi  = Tingkat Kesalahan
Uji autokorelasi digunakan untuk (Standart Error)
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan 4. Uji F
asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi Uji F digunakan untuk mengetahui
yang terjadi antara residual pada satu apakah variabel dependen (X1, X2, dan X3)
pengamatan dengan pengamatan lain pada secara bersama-sama berpengaruh secara
model regresi. metode yang sering digunakan signifikan terhadap variabel dependen.
adalah dengan uji durbin-watson (Uji DW) Menurut Dwi Priyatno (2008:81) untuk
dengan ketentua sebagai berikut: mencari F hitung dengan rumus sebagai
1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar berikut:
dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak,
yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), Keterangan:
maka hipotesis nol diterima, yang berarti R2 = Koefisien determinasi
tidak ada autokerelasi. n = Jumlah data
3. Jika d terletak antara dL dan dU atau k = Jumlah variabel independen
antara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak 5. Koefisien Determinasi (R2)
menghasilkan kesimpulan yang pasti. Uji Determinasi (R2) dalamregresi linear
Menurut Alhusin dalam Priyatno digunakan untuk mengetahui persentase
(2008:48) rumus uji durbin-watson sebagai sumbangan pengaruh variable bebas terhadap
berikut: variable terikat. Berikut rumus Determinasi

(R2) adalah sebagai berikut: (Anwar Sanusi,
∑ 2011:136)
Keterangan:
d = nilai durbin Watson
e = residual Dimana:
3. Regresi Linier Berganda R2 : Determinasi
Dalam melakukan analisis terhadap data SSR : Keragamanregresi
yang dikumpulkan penulis mengunakan SST : Keragaman Total
Regresi linier berganda dengan 6. Uji Signifikan (Uji t)
menggunakan alat bantu program SPSS ( Untuk mengetahui signifikan antara
Statistical Package for social science). variabel dapat digunakan rumus uji – t
Metode regresi Linear Berganda adalah (Sugiyono, 2012 : 230)
analisis yang menjelaskan hubungan antara

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
551
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

√ Model Summary
b

√ Adjusted R Std. Error of Durbin-


Dengan taraf signifikan 5% uji dua pihak dan Model R R Square Square the Estimate Watson
dk = n-2
Keterangan : 1 .979a .959 .957 1.757 1.914

 Bila thitung> t tabel, maka ada hubungan a. Predictors: (Constant), Empaty, Responsiv, Reliability, Tangiable
signifikan antara variabel x dan y
 Bila thitung< t tabel, maka tidak ada b. Dependent Variable: Kepuasan

hubungan signifikan antara variabel x Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa


dan y koefisien determinasi adalah 0,957, ini
berarti bahwa variabel penelitian kepuasan
HASIL pasien (Y) dapat diterangkan (dipengaruhi)
Setelah data kuesioner terkumpul, maka oleh variabel bebas (X) sebesar 95,7%.
dilakukan pengolahan data dengan bantuan Gambar 1 Output SPSS Uji Normalitas
komputer. Dan didapat outputnya sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Kesimpulan
Cronbach
Tangiable (X1) 0,796 Tdk. Reliabel
Reliability(X2) 0,734 Reliabel
Responsiveness (X3) 0,840 Reliabel
Empaty (X4) 0,745 Reliabel
Kepuasan Pasien(Y) 0,914 Reliabel
Sumber : Data primer, Olahan SPSS
Dari tabel di atas didapat nilai
Cronbach’s alpha standardized lebih besar Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data
dari 0,70. Dimana kuesioner dikatakan menyebar di sekitar garis diagonal dan
reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih mengikuti arah garis diagonal, maka model
besar dari 0,70. Setelah dilakukan uji regresi memenuhi asumsi normalitas.
reliabilitas diketahui nilai Cronbach’s Alpha
yang telah di standardized lebih besar dari Tabel 5 output SPSS Uji Multikolinearitas
0,70 sehingga item pertanyaan variable- Collinearity Statistics

variabel pada tabel 2 dikatakan reliable Tolerance VIF


dengan kesimpulan item-item pertanyaan .339 2.951
tersebut dapat diterima. .606 1.651
.812 1.232
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
.353 2.836
kepuasan pasien
Data ordinal yang telah diubah menjadi
data interval kemudian dijumlahkan untuk Dari tabel diatas dapat dilihat nilai variance
tiap-tiap responden pada varaibel-variabel inflation factor (VIF) keempat Variabel,
penelitian, dalam perhitungannya digunakan yaitu tangiable (X1) 2,951, Reliability (X2)
bantuan aplikasi IBM SPSS 19 1,651, responsiveness (X3) 1,232 dan
Tabel 4. Model summary variabel X Empaty (X4) 2,836 lebih kecil dari 5,
terhadap Y sehingga bias diduga bahwa antarvariabel
independen tidak terjadi persoalan
multikolinearitas.
Gambar 2 Output SPSS Uji
Heterokedastisitas

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
552
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Std.

Model B Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.443 1.360 1.061 .291

Tangiable 1.736 .154 .404 11.294 .000

Reliability 1.501 .101 .398 14.878 .000

Responsiv 1.470 .089 .382 16.532 .000

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data Empaty .234 .147 .056 1.586 .116

memenuhi diatas dan dibawah nol pada a. Dependent Variable: Kepuasan


sumbu Y, hal ini berarti model regresi Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa hasil
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. pengolahan spss didapat persamaan regresi
Tabel 6 Output SPSS Uji Auto Korelasi sebagai berikut:
Model Summaryb Y=1,443+1,736X1+1,501X2+1,471X3+0,23
4X4.
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan
Model R R Square Square the Estimate Watson sebagai berikut:
1 .979a .959 .957 1.757 1.914
a. Konstanta sebesar 1,443 berarti jika
keempat variabel X dianggap 0 atau
a. Predictors: (Constant), Empaty, Responsiv, Reliability, Tangiable diabaikan, maka kepuasan pasien
b. Dependent Variable: Kepuasan bernilai 1,443 satuan.
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat b. Koefisien tangiabel 1,736 berarti jika
bahwa nilai dari durbin-watson sebesar 1,914 tangiable dinaikkan sebesar 1 satuan
terletak diantara dL 1,441 dan dU 1,625. Hal dan reliability, responsiveness dan
ini berarti hipotesis nol diterima, yang berarti empaty diabaikan, maka kepuasan
tidak ada autokerelasi. pasien akan mengalami kenaikan
Tabel 7 Output SPSS Anova/ Uji F sebesar 1,736 satuan
c. Koefisien reliability 1,501 berarti jika
ANOVAb
reliability dinakkan 1 satuan dan
Sum of Mean tangiable, responsiveness dan empaty
Model Squares df Square F Sig. diabaikan, maka kepuasan konsumen
akan mengalami kenaikan sebesar
1 Regression 6828.593 4 1707.148 553.046 .000a
1,501 satuan
Residual 293.247 95 3.087
d. Koefisien responsiveness 1,471
berarti jika responsiveness dinaikan 1
Total 7121.840 99 satuan, dan tangiable, reliability dan
a. Predictors: (Constant), Empaty, Responsiv, Reliability, empaty diabaikan, maka kepuasan
Tangiable
pasien mengalami kenaikan sebesar
1,471 satuan
b. Dependent Variable: Kepuasan
e. Koefisien empaty 0,234 berarti jika
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat empaty dinaikkan 1 satuan dan
signifikasi variabel X sebesar 0,000 lebih tangiable, reliability dan
kecil dari α 5% (0,05), itu berarti secara responsiveness diabaikan, maka
simultan variabel X berpengaruh signifikan kepuasan pasien mengalami kenaikan
terhadap variabel Y. sebesar 0,234 satuan.
Tabel 8 Output SPSS Coefisien

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
553
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

Berikutnya dari hasil uji t dapat dilihat bahwa b. Untuk penelitian selanjutnya
tingkat signifikasi tangiable, reliability dan diharapkan untuk membahas faktor-
responsiveness 0,000 lebih kecil dari α %5 faktor yang mempengaruhi kepuasan
(0,05), berarti tangible, reliability dan pasien.
responsiveness berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pasien pada Rumah Sakit DAFTAR RUJUKAN
Thursina duri. Sedangkan empaty memiliki Arikunto, Suharsimi, (1993), prosedur
tingkat signifikasi 0,116 lebih besar dari α Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
5% (0,05) berarti empaty tidak berpengaruh Jakarta, Rineka Cipta.
signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah
Sakit Thursina Duri. Basu Swasta dan Irawan. 2001. Manajemen
Pemasaran Modern. Liberty.
SIMPULAN. Yogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: Boyd, Harper W. 2000. Manajemen
a. Dari uji koefisien determinasi dapat Pemasaran. Edisi Kedua. Erlangga.
dilihat bahwa nilai Adjusted R square Jakarta
sebesar 0,957, hal ini berarti variabel
X secara simultan memberikan David, Downwy. 2002. Manajemen
sumbangan pengaruh terhadap Agribisnis. Buku Keempat. Erlangga.
kepuasan pasien sebesar 95,7% dan Jakarta.
sisanya 4,3% dipengaruhi variabel
lain yang tidak diteliti dalam Gerson, RF. 2001. Mengukur Kepuasan
penelitian ini. Pelanggan. PPM. Jakarta.
b. Dari hasil Uji F didapat tingkat
signifikasi variabel X sebesar 0,000 Guntur, M. Effendi SE. 2012. Transformasi
lebih kecil dari α 5% (0,05), itu Manajemen Pemasaran +
berarti secara simultan variabel X membangun Citra Negara. Sanggung
berpengaruh signifikan terhadap Setto. Jakarta.
variabel Y.
c. Dari Uji t didapat bahwa tingkat Juwandi, Hendy Irawan. 2004. Kepuasan
signifikasi tangiable, reliability dan Pelayanan Jasa. Erlangga. Jakarta.
responsiveness 0,000 lebih kecil dari
α %5 (0,05), berarti tangible, Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran.
reliability dan responsiveness Edisi 13. Jakarta. Erlangga.
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien pada Rumah Sakit ___________2006. Prinsip-Prinsip
Thursina duri. Sedangkan empaty Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
memiliki tingkat signifikasi 0,116
lebih besar dari α 5% (0,05) berarti __________. 2000. Manajemen Pemasaran
empaty tidak berpengaruh signifikan dengan Pemasaran Efektif dan
terhadap kepuasan pasien Rumah Pofitable. Cetakan Kedua. Gramedia
Sakit Thursina Duri. Pusat Utama. Jakarta.

SARAN. Masngudi dan M. Noor Salim. 2012.


a. Diharapkan empaty pada Rumah Metodologi Penelitian untuk Ekonomi
Sakit Thursina lebih di tingkatkan dan Bisnis. Trianandra University
agar kepuasan pasien dapat Press. Jakarta.
meningkat.

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988
554
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Thursina di Duri

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu


Terpadu. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS.


Yogyakarta. MediaKom.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian


Bisnis. Jakarta Selatan. Salemba
Empat.

Sevilla, Consuelo. 2007. Research Methods.


Rex Printing Company. Quezon City.

Sugiyono. 2012, Statistika Untuk Penelitian,


Cetakan Ke-21, Bandung,
CV.Alfabeta.

_________.2003. Metode Penelitian Bisnis.


Pusat Bahasa Depdiknas. Bandung.

Stanton, William. J. 2002. Prinsip


Pemasaran. Edisi Revisi. Erlangga
Jakarta.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2004.


Total Quality Manajemen. Edisi
Revisi. Andy. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa.


Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta.

Umar. Husein. 2004. Metode Penelitian


untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT.
Grafindo Perkasa. Jakarta.

__________.2003. Metode Riset Perilaku


Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Jurnal Eko & Bisnis Vol. 7 Nomor 1 Juni 2016


ISSN: 1410-7988

Anda mungkin juga menyukai