1
2.1 Reaksi Dialiser Leak / Bocor dan Dialiser Beku
2.1.1 Dialiser leak/bocor
yaitu sobeknya membran kapiler dialiser sehingga darah keluar dari
kompartemen darah, masuk ke kompartemen dialisat. Dialiser merupakan
ginjal buatan. Kompartemen dialisat merupakan cairan pencuci, adalah
cairan yang membantu mengeluarkan sampah dan kelebihan air dari
tubuh.
2.1.1.1 Dialiser leak/bocor dapat diketauhi melalui:
a. Blood alarm
b. Warna dialisat pada kompartemen dialisat dan selang dialisat.
2.1.1.2 Hal yang dilakukan saat terjadi kebocoran pada dialiser:
a. Segera mengganti dialiser yang bocor
b. Memberhentikan aliran darah pada dialiser
2.1.1.3 Penanggulangan dilakukan dengan cara :
a. Dialiser baru
b. Klem 2 buah
c. Heparin
d. Spuit 1 cc
e. NaCl 0,9%
f. Ember
g. Dekatkan alat-alat disamping pasien
h. Pompa aliran darah dimatikan.
i. Klem kanula arteri, ADL
j. Klem infus dibuka, pompa aliran darah dijalankan
k. Pada buble trap VBL bening lalu pompa darah dimatikan
l. Klem kanula VBL
m. Siapkan dialiser baru (priming)
n. Klem AV BL yang dekat ke dialiser, dilepaskan 2 sisi dari dialiser,
kemudian dipasangkan ke dialiser baru, selang dialisat disambung ke
dialiser dan dialiser lama dibuang.
o. Darah dialirkan kembali ke dalam sirkulasi ekstrakorporeal dengan
cara membuka semua klem kecuali klem infus, posisi dialiser dalam
keadaan terbalik sambil mengontrol udara dari sirkulasi korporeal
(AVBL diaiser
2
p. Bila AVBL sudah bebas udara, posisi dialise dikembalikan ke posisi
semula (merah di atas)
q. Berikan ekstra heparin 2000 ui
r. Memberitahu pasien bahwa penggantian dialiser sudah selsai.
s. Mengukur tanda-tanda vital
o Heparin
o Spuit 1cc
o NaCl 0,9%
o Kapas Alkohol
3
DAFTAR PUSTAKA
Ali Ihsan Gunal, Goksel Ozalp, Tahir Kurtulus Yoldas, Servin Yesil Gunal, Ercan
Kirciman and Huseyin Celiker, Gabapentin therapy for pruritus in haemodialysis
patients: a randomized,