Anda di halaman 1dari 5

Penilaian acuan norma (PAN ) & Penlaian acuan kriteria

(PAK)
Araben SPd

Penlaian acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui
posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas
tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat
digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil
pengukuran, misalnya setelah mengikuti pendidikanselama satu semester peserta
didik diadakan penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan
kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya
digunakan pada ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujianseleksi
adalah untuk membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil
belajar seseora
Presentasi tanpa judul

Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan


komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Pada
pendekatan acuan norma, standar kinerja yang digunakan bersifat relatif, artinya
tingkat kinerja seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam
kelompoknya. Artinya seorang yang memperoleh nilai di atas rata-rata
kelompoknya maka siswa tersebut memperoleh skor yang tinggi, begitu juga
sebaliknya. Salah satu keuntungan dari standar relatif ini adalah penempatan skor
(kinerja) siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti.
Kekurangan dari penggunaan standar relatif diantaranya adalah:

Dianggap tidak adil

Membuat persaingan yang tidak sehat diantara siswa

Contoh “A” acuan norma dalam menentukan nilai siswa:

Dalam satu kelas, peserta ujian terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45,
40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilaian acuan normal
(PAN), maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai
tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan
mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Penentuan nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu
persentase jawaban benar. Kemudian, yang memperoleh persentase tertinggi
diberikan nilai tertinggi.

2.Penlaian Acuan Kriteria (PAK)

Dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi atau KBK


(2006) yang memuat seperangkat target pencapaian yang harus dimiliki setiap
anak sesuai dengan jenjang/kelasnya. Target tersebut lebih di kenal dengan istilah
SK (standar kompetensi ), Standar kompetensi ini kemudian diurai kembali
menjadi target-target yang lebh ternci dalam bentukKD atau kompetensi dasar . SK
dan KD inilah yang membedakan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum
terbaru (2006) yang sebelumnya diuji cobakan pada tahun 2004 yang lalu.

Perbedaan mendasar ini, kemudian memicu kita para guru untuk


melakukan penilaian yang mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan
oleh kurikulum melalui SK dan KD tadi..

dalam penilaian acuan kriteria, setiap anak hanya dapat dibandingkan dengan SK
atau KD. Jika dalam KD menyatakan bahwa seorang siswa harus mampu
menafsirka apabla hambatan dperbesar maka arus lstrik yang mengalir akan
semakin kecil, maka siapun yang telah mampu memenuhi kriteria tersebut
dinyatakan kompeten atau lulus mencapai KD yang dimaksud, tanpa harus
membanding-bandingkan bagus-tidaknya tulisan tiap-tiap anak.

Penilaian acuan kriteria (PAK) adalah penilaian yang dilakukan untuk


mennnngetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteria yang sudah dibuat
terlebih dahulu didalam . penlaian acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua
orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekwensi acuan ini
adalah adanya program remedi. Penafsiran SK , KD dan indikator skor
hasil ujian selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Hasil ujian ini dinilai lulus atau tidak. Lulus berarti bisa melakukan, tidak lulus
berarti tidak bisa melakukan. Acuan ini banyak digunakan untuk bidang sains dan
teknologi serta mata pelajaran praktik. Tujuan penggunaan acuan kriteria untuk
menyeleksi (secara pasti) status individual mengenai domain perilaku yang
ditetapkan/dirumuskan dengan baik. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat
gambaran yang jelas tentang kinerja peserta ujian tanpa memperhatikan bagaimana
kinerja tersebut dibandingkan dengan kinerja yang lain.

Dalam pendekatan dengan acuan kriteria, penentuan tingkatan didasarkan


pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk presentase. Untuk
mendapatkan nilai tertentu , seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai
dengan batas yang ditentukan oleh SK dan KD tanpa terpengaruh oleh kinerja
(skor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam
menggunakan standar absolut adalah skor siswa bergantung pada tingkat
kesulitan ujian yang mereka terima. Artinya apabila ujianyang diterima siswa
mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya
apabila ujian tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan maka kemungkinan untuk
mendapatkan nilai A atau B akan sangat kecil.
A. Pengertian Penilaian Acuan Norma
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:

1. Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar dokumen normatif yang
diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar.
Data dokumen normatif yang diacu dalam standar yang sangat diperlukan dalam
penerapan standar.
2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada
norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan norma (PAN).
3. PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran
didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu
pada perolehan nilai di kelompok itu.
4. Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang siswa
dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas /
kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.

Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma adalah penilaian
yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai yang diperoleh siswa
diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu.
B. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil
belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes
yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip
belajar kompetitif. Menurut prinsip pengukuran norma, tes baku pencapaian diadministrasi dan
penampilan baku normative dikalkulasi untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi.
Skor yang dihasilkan siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau hasil
keseluruhan yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang sama, mengukur
pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan terhadap siswa lain dalam tes
yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru melakukan pengukuran, mengadministrasi tes,
menghitung skor, merangking skor, dari tes yang tertinggi sampai yang terendah, menentukan
skor rerata menentukan simpang baku dan variannya .
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :

1. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik
terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan
apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di
kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu
berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan
penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk
kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
4. Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat
penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai
dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5. Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
6. Karakteristik acuan norma dan acuan kreteria
No. Acuan Norma Acuan Kreteria
Membandingkan seseorang dengan Membandingkan kemampuan
1
kemampuan dalam kelompok, bersifat seseorang dengan sesuatu
relatif tingkatakn atau kreteria khusus,
bersifat mutlak.
Agar interpretasinya bermanfaat, Agar interpretasinya bermanfaat
2
diperlukan suatu acuan kelompok maka diperlukan definis
yang relevan pengetahaun atau materi secara
hati-hati
Biasanya mencakup pengetahuan yang Biasanya menggunakan materi
3
lebih luas yang sempit dan terbatas
Memuat lebih sedikit butir tes untuk Memuat banyak butir tes dalam
4
mengukur setiap tujuan tes mengukur
Butir tes dipilih dari kesulitan Butir soal tes mencangkup materi,
5
menengah. Butir soal yang mudah dan tingkat kesulitan disesuaikan
sulit dihilangkan dengan materi
Contoh: peringkat persentil. Suatu Contoh: persentasi skor jawaban
6
peringkat persentil 80 menunjukkan benar. Persentasi jawaban benar
bahwa kelompok ada 80% peserta tes 80 menunjukkan bahwa peserta
lainnya yang memiliki kemampuan tes berhasil menjawab secara
kurang atau sama dengan kemampuan benar 80% dari butir tes yang
peserta tes tersebut diajukan
7. (Dikutip dari Kusaeri dan Suprananto, 2012:48)

Anda mungkin juga menyukai