Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
3. Penetapan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode fajans.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Volume I II x
Larutan NaCl 10 ml 10 ml 10 ml
Volume I II x
Volume I II x
Sampel garam 25 ml 25 ml 25 ml
Volume I II x
Volume I II x
Sampel garam 25 ml 25 ml 25 ml
4.2 PERHITUNGAN
Pembuatan larutan standar AgNO3 0,1 N
4.3 REAKSI
Metode Mohr
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
putih
Metode Fajans
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
putih
4.4 PEMBAHASAN
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dan analit.
Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana Ag+ dari titran akan bereaksi
dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode mohr dengan indikator
K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan
hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi
merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen. Pada percobaan ini, larutan AgNO3 yang
digunakan dibuat dengan melarutkan 8,49 gram AgNO3 dengan aquadest hingga volumenya 500 ml ke
dalam labu ukur. Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,0980 N dengan rata-rata volume titrasi 10,2 ml.
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kadar Cl dalam sampel garam dapur dan air laut. Titrasi
yang digunakan adalah argentometri dengan metode mohr dan fajans. Hal pertama yang dilakukan adalah
membuat larutan sampel. Untuk sampel garam dapur ditimbang 0,6 gram yang dilarutkan dengan
aquadest ke dalam labu ukur 100 ml. sedangkan untuk sampel air laut ditimbang 10 gram dan dilarutkan
dengan aquadest ke dalam labu ukur 100 ml.
Pada metode mohr, sampel garam dan air laut dititrasi dengan larutan AgNO3 standar dan larutan
K2CrO4 sebagai indikator. Dari larutan garam dan air laut yang telah dibuat, masing-masing dipipet 25 ml
untuk dititrasi. Pada awal penambahan, ion Cl- dari NaCl yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan ion
Ag+ yang ditambah sehingga membentuk endapan putih AgCl. Sedangkan larutan pada awalnya berwarna
kuning karena penambahan indikator K2CrO4 5%. Saat terjadi titik ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat habis
bereaksi dengan ion Ag+, penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi
dengan ion CrO42- dari indikator membentuk endapan putih dengan warna larutan merah bata. Dari
percobaan yang dilakukan didapatkan kadar Cl sebesar 1,82 % untuk air laut, sedangkan kadar Cl pada
garam dapur sebesar 55,78 %.
Pada metode fajans, penentuan kadar Cl dalam garam dan air laut menggunakan indikator adsorpsi
yaitu indikator flouresein, dari larutan garam dapur dan air laut, masing-masing dipipet 25 ml ke dalam
Erlenmeyer. Ditambahkan indikator flouresein akan membuat larutan menjadi warna kuning kemudian
dititrasi dengan larutan AgNO3 standar dimana titik akhir titrasi dicapai saat larutan membentuk endapan
merah muda. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kadar Cl dalam garam dapur sebesar 78,62
%, sedangkan kadar Cl dalam air laut sebesar 1,88 %.
Dari percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa air laut dan garam dapur mengandung ion Cl-. Hal ini
terlihat dari terbentuknya endapan putih yang menunjukkan jika ion Ag+ telah bereaksi terlebih dahulu
dengan ion Cl- membentuk AgCl.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Standarisai larutan AgNO3 dilakukan dengan metode mohr; larutan standar primer yang digunakan adalah
NaCl 0,1 N dan larutan K2CrO4 sebagai indikator. Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,0980 N.
2. Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode mohr menggunakan larutan peniter
AgNO3standar dan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata.
Kadar Cl dalam air laut sebesar 1,82 % dan garam dapur 55,78 %.
3. Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode fajans menggunakan indikator
adsorpsi yaitu indikator flouresein. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya endapan merah muda.
Kadar Cl dalam air laut sebesar 1,88 % dan garam dapur 78,62 %.
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran : EGC. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Day, RA. Jr dan Al Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Erlangga. Jakarta.