Kelas : 1BD
Soal !
Vaselin 25 gr (HLB = 8)
Cetylalcohol 20 gr (HLB = 15)
Emulgator 2 gr
Aqua ad 100 gr
Emulgator yang dipakai Tween 60 (HLB = 15) dan Span 60 (HLB = 5) Tentukan :
a. HLB campuran untuk krim
Untuk mencari HLB campuran, dicari parsial masing-masing terlebih dahulu dengan rumus :
𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒏
𝑯𝑳𝑩 𝒑𝒂𝒓𝒔𝒊𝒂𝒍 𝒌𝒆 − 𝒏 = 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 × 𝑯𝑳𝑩𝒏
Jawab :
25
𝐻𝐿𝐵 𝑣𝑎𝑠𝑒𝑙𝑖𝑛 = × 8 = 4,4
40
20
𝐻𝐿𝐵 𝑐𝑒𝑡𝑦𝑙𝑎𝑙𝑐𝑜ℎ𝑜𝑙 = × 15 = 6,6
45
HLB camp
Dimana Em A = Tween 60, Em B = Span 60 dan selisih HLB campuran dan HLB Em harus berbentuk
harga muthlak (bernilai positif)
Jawab :
15 6
11
5 4
𝐸𝑚 𝐴 ∶ 𝐸𝑚 𝐵 = 6 ∶ 4
Jawab :
𝑔𝑟
𝐵𝑀 𝑁𝑎𝐶𝑙 68,5 𝐿 𝑚𝐸𝑞
𝐵𝐸 𝑁𝑎+ = = = 5,32
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑎 𝐸𝑞 𝐿
11 𝐿
b. Diketahui plasma manusia berisi 5 mEq/L ion kalsium. Berapa mg CaCl2.2H2O (BM 147) yang
ditimbang untuk membuat 750 mL larutan, yang sama konsentrasi ion kalsiumnya dengan
plasma mnusia ?
Jawab :
𝑚𝐸𝑞
5 𝐿 𝑥
= → 3,75 𝑚𝐸𝑞 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 750 𝑚𝐿
1𝐿 0,75 𝐿
𝑚𝑜𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙 =
𝐵𝑀
𝑔𝑟𝑎𝑚
3,75 = → 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑎𝐶𝑙2 = 551,25 𝑔 = 5,5125 𝑚𝑔
147
3. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan injeksi vitamin C 500 mg dalam kemasan vial 10
mL. Sebagai seorang farmasis, Saudara harus menentukan dulu nilai tonisitas dari larutan vitamin
C yang dibuat.
a. Tentukan berapa PTB NaCl 1%
Catatan:
Untuk menghitung tonisitas larutan yang dibuat, salah satunya digunakan metode penurunan titik
beku (PTB). Sebagai acuan, digunakan PTB NaCl 0,9 % yaitu sebesar 0,52 ⁰C dan ini sesuai
dengan PTB cairan darah. Itulah sebabnya, NaCl 0,9 % disebut juga dengan larutan fisiologis.
Jawab:
1,52
𝑥= = 0, 577℃
0,59
Catatan:
Tentukan dulu kadar (%) Vitamin C 500 mg dalam volume 10 mL. Kemudian baru tentukan
berapa PTB yang diperoleh pada kadar tersebut. Diketahui PTB 1 % Vitamin C adalah 0,1
Jawab:
0,5
𝑥= = 0,5
1
Jadi, PTB Vit C 500 mg dalam 10 mL adalah 0,5
c. Apakah nilai PTB yang diperoleh di atas atau di bawah 0,52. Jika di atas 0,52, maka larutan disebut
hipertonis, sehingga tidak perlu penambahan NaCl. Jika di bawah 0,52, maka larutan disebut
hipotonis, dan harus ditambah NaCl sebagai pengisotonis. Tentukan berapa selisih nilai PTB ini
(rumus: 0,52 – PTB zat)
Jawab:
Selisih nilai PTB = 0,52 − 0, 50 = 0,02
Jadi, selisih nilai PTB adalah 0,02
1. Industri obat tradisional sedang mengembangkan ekstrak asam kandis. Sebanyak 800 g sampel
kering kulit batang asam kandis diekstrasksi dengan metode maserasi hingga didapatkan 106,8 g
ekstrak etanol kental. Dari ekstrak yang diperoleh, ditimbang 1,0045 g untuk uji susut pengeringan
dan 1,0018 g untuk uji kadar abu. Hasil uji susut pengeringan diperoleh berak ekstrak 0,8388 g dan
uji kadar abu didapat berat abu 0,0134 g. Tentukan nilai (%) rendemen, susut pengeringan dan
kadar abu dari ekstrak tersebut
Jawab:
b. Kadar abu
0,0134
1,0018
x 100 % = 1,337 %
c. rendemen
106,8
800
x 100 % = 13,35 %
2. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan herbal terstandar dengan bahan aktif kuersetin.
Untuk itu, kuersetin ini akan diuji aktivitasnya menggunakan mencrit. Caranya, dibuat dulu
suspensi induk kuersetin dengan meninmbang 1 g kuersetin dan disuspensikan dengan NA CMC
dan medium air ad dan diadkan hingga 5 mL. Tentukan volume administrasi obat (VAO) yang akan
diberikan ke mencrit dari suspense uji ini, agar dosis yang diterimanya adalah 100 mg/kgBB.
DIketahui berat mencrit adalah 30 gram.
Jawab:
1 g kuersetin = 1000 mg
1000mg 20 mg
= 20 mg/mL -> konsentrasi = = 4 mg/mL
50 mL 5 ml
3. Industri farmasi sedang mengembangkan emulsi minyak ikan dengan emulgator gom. Menurut
kajian pustaka, metode pembuatan emulsi dengan emulgator gom, biasanya menggunakan metode
gom kering atau metode continental dan metode gom basah atau metode Inggris. Kedua metode ini
menggunakan kombinasi4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian gom sehingga lazim disebut
metode 4:2:1. Berapa masing – masing bahan ditimbang, jilka minyak ikan yng diemulsikan adalah
2 gram
Jawab:
- Air
2
= 7 x 3,5 = 1 gram
- Gom
1
= 7 x 3,5 = 0,5 gram
4. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan dipersi padat furosemide – PVP dengan berbagai
perbandingan ekimol. DIketahui BM furosemide adalah sekitar 330 dan BM PVP adalah sekitar
50.000. DIrencanakan, dalam skala lab akan dibuat 1 kg disperse padat. Tentukan berapa gram
masing – masing zat ditimbang, jika perbandingan furosemide- PVP yang dibuat masing – masing
adalah :
Jawab:
a. 1:1
1
Furosemide = 330 x 1000 = 3,03 gram
1
PVP = 50.000 x 1000 = 0,02 gram
b. 1:3
1
Furosemide = 330 x 1000 = 3,03 gram
3
PVP = 50.000 x 1000 = 0,06 gram
5. Bagian QC industri farmasi sedang memeriksa mutu sediaan injeksi steroid posfat. Untuk itu,
sebanyak 5 ml sampel dari sedian injeksi tersebut diencerkan lagi 10 ml ad 100 ml. dari pengukuran
menggunakanUV ditemukan kadar steroidnya 2,49 𝜇g/ml. tentukan konsentrasi steroid sebenarnya
dalam sediaan injeksi tersebut (dalam % b/v dan mg/mL)
Jawab :
𝑉1 𝑀1= 𝑉2 𝑀2
249 = 10. 𝑀2
𝑀2 = 24,9 𝜇g⁄mL
𝑉1 𝑀1= 𝑉2 𝑀2
2490 = 10. 𝑀2
𝑀2 = 249 𝜇g⁄mL
𝑉2 𝑀2= 𝑉1 𝑀1
24900 = 5. 𝑀1
6. Industri Farmasi sedang mengembangkan sediaan tetes mata. Menurut kajian pustaka, pengisotonis
sediaan ini selain NaCl juga bisa menggunakan larutan asam borat isotonis. Berapa kadar asam
borat yang diperlukan untuk membuat 300 ml larutan asam borat isotonis? Diketahui bahwa
penurunan titik beku (PTB) air yang disebabkan oleh 1 % b/v asam borat adalah 0,288.
Jawab :
Rumus
18,6 𝑥
0,288 = 186
53,568 = 18,6x
53,568
x= = 2,88mg
18,6
1 2,88
→ 1% 𝑏⁄𝑣 = 100 = 𝑣
, v = 288 ml
7. Industri farmasi sedang merancang formula sediaan obat tetes mata atropine sulfat 5% b/v dalam
kemasan 10mL.
a. Agar isotonis, dalam formula ditamabah pengisotonis berupa NaCl 0,9 %. DIketahui nilai
kesetaraan ( E NaCl) dari atropine sulfas ini adalah 0,14. Artinya, tiap 1 gram atropine sulfat setara
dengan 0,14 gram NaCl. Tentukan berapa NaCl yang dibutuhkan untuk volume 10 mL ini.
Jawaban :
5𝑔 𝑥
Diketahui: Atropin Sulfat = 5 % b/v = 100 𝑚𝐿 = 10 𝑚𝑙
Volume x = 10 mL
NaCl = 0,9 %
b. Penggunaan obat tetes mata harus memperhatikan kapasitas mata dalam menampung cairan.
Diketahui bahwa pada mata yang tidak berkedip dapat memuat paling banyak 30 uL cairan
sedangkan mata yang berkedip dapat memuat paling banyak 10 uL. Jika 1 mL cairan setara dengan
20 tetes, dan 1 tetes setara dengan 50 uL, tentukan berapa cairan tetes obat mata ini dapat diberikan?
Jawaban :
DIketahui : 1 ml = 20 tetes
1 tetes = 50 uL
30 𝑢𝐿 𝑥 1 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 10 𝑢𝐿 𝑥 1 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
x= 50 𝑢𝐿
x= 50 𝑢𝐿
8. Industri Farmasi sedang merancang sediaan aerosol yang mengandung kombinasi propelan Freon
11 dan Freon 12 dengan rasio 3:2. DIketahui tekanan uap murni pada 25°𝐶 dari Freon 11 dan
Freon 12 masing- masing adalah 15 dan 85 lbs/inc². Dari data diperoleh bahwa aerosol dapat
dikemas dengan aman dalam wadah gelas yang dilindungi dengan pelapis plastic jika tekanan
dalam tidak melebihi 35 lbs/inc ² pada temperature ruang. Dapatkan wadah seperti ini digunakan
untuk sediaan aerosol diatas?
Catatan:
Tentukan dulu tekanan uap parsial masing – masing propelan, kemudian baru dihitung tekanan uap
total campuran
Jawaban
3 : 2
BM propelon 12 = 120, 93
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11 3
Mol P11 = 𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11
= 137,8 = 0,0218
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12 2
Mol P12 = 𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12
= 120,93 = 0,0165
0,0218
= 0,0383 × 15
𝑛 12 0,0165
𝑃12 = (𝑛11+𝑛12). P = 0,0218+0,0165 × 85
0,0165
= 0,0383 × 85
= 45,156 lbs/inci2
= 45,088 psi
Jadi, aerosol tersebut tidak dapat dikemas dengan aman karena melebihi 35 lbs/inci2
9. Bagian QC industri farmasi sedang melakukan uji disolusi terhadap tablet amitripthyline 25mg,
dengan prosedur sebagai berikut :
a) Larutan baku
Timbang seksama ±20 mg amitripthyline HCl BPFI, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
encerkan dengan HCl 0,1 sampai tanda batas. Pipet 2 ml larutan kedalam labu ukur 50 ml, encerkan
dengan HCl 0,1 sampai tanda batas.
b) Larutan uji
Masukkan 900 ml media disolusi ke tiap wadah, panaskan hingga suhu 36,5 – 37,5 ◦C. masukkan
1 tablet ke tiap keranjang dan masukkan ke dalam media. Jalankan alat dengan 100 rpm, 45 menit.
Saring 25 ml larutan uji, buang 5 ml filtrate pertama. Pipet 3,0 filtrat ke dalam labu ukur 10 ml,
encerkan dengan media disolusi sampai tanda batas dan ukur serapannya pada spektrofotometer
uv-vis.
NO. Chamber Absorban uji (Au) Absorban baku (As) Bobot baku (Ws) Faktor kesetaraan
(mg) baku (fs)
1 0,363 0,355
2 0,368 0,355
3 0,359 0,355
4 0,357 0,355 20,3 0,9902
5 0,357 0,355
6 0,357 0,355
Tentukan persen obat terdisolusi dan apakah obat memenuhi syarat uji disolusi menurut farmakope
Indonesia ?
Catatan : untuk bahan obat berupa baku pembanding (BPFI) yang memiliki tingkat kemurnian, dinyatakan
dengan istilah faktor kesetaraan baku (fs), sehingga hubungan antara konsentrasi (C) dengan serapan (A)
dapat dirumuskan oleh :
Cu = Au
Cs X fs As
Jawab
Cu/ Cs = Au x fs/ As
Cu = Au x fs/As x Cs
Wu = Au x fs x Vu x Ws / As x Vs
Wu = 0,360 X 0,9902 X 900 X 20,3 /0,355 X 100
Wu = 183,46
B 4 2
Jadi perbandingan antara kedua surfaktan (A:B) yang digunakan adalah 4:2
b. Jika surfaktan A dan B masing-masing mempunyai nilai HLB 15 dan 5, berapakah nilai HLB
campuran yang dihasilkan jika 2 bagian surfaktan A ditambahkan ke dalam 3 bagian surfaktan B?
Jawab
Dik : - HLB A = 15
- HLB B = 5
(2+3) X = (2A+3B)
X = (2x15 + 3x5) : 5
X = (30+15) : 5
X = 45 : 5
X =9
11. Seorang pasien memperoleh rese berupa racikan. Salah satu isi resep, terdapat CTM sebanyak 10
mg yang harus ditimbang untuk dibuat menjadi serbuk terbagi. Diketahui bahwa agar dapat
ditimbang, CTM harus dibuat dulu pengenceran misalnya1:10 dengan SL. Caranya, ditimbang 50
mg CTM dan diencerkan dengan SL. Berapa SL yang harus ditimbang dan berapa mg campuran
CTM-SL tadi harus ditimbang agar di dalamnya terdapat 10 mg CTM yang diminta sesuai resep.
Jawab
Diket :
- CTM 10 mg
- CTM diencerkan dengan SL 1:10
Dit :
Jawab:
1/10=50/x
X=500 mg
Jadi jika yg ditimbang adalah 50 mg CTM dan diencerkan dengan SL maka SL yang harus
ditimbang adalah
500 – 50 mg = 450 mg
Hasil pengenceran = takaran obat dalam resep (mg) x jumlah hasil pemicikan
50 mg
= 10 mg/ 50 mg x 500 mg
= 100 mg
Jadi CTM-SL yang harus ditimbang agar didalamnya terdapat 10 mg CTM adalah sebanyak 100
mg.
12. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan losion tipe M/A dengan formula sebagai berikut
:
Lanolin 2 g ( HLB = 10 )
Emulgator 5g
60 g
Tentukan berapa gram masing –masing emulgator yang diperlukan untuk sediaan ini. Diketahui
emulhator yang tersedia adalah sebagai berikut :
Jawab :
( g × HLB ) + ( g × HLB ) = ( g × HLB )
( 31 × 12 ) + ( 2 × 10 ) + ( 2 × 15 ) = 35 × HLB
372+20+30
HLB = 25
422
= 35
= 12,057
37,785
a = 11,5
= 3,286
( b ) = 1,714
( a ) = 3,286
13. Seorang dokter di Rumah Sakit ingin mengetahui kandungan elektrolit dari larutan infus yang
tersedia, yang komposisinya sebagai berikut :
Jawab :
𝑚𝑔 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
mEq =
𝐵𝑀
𝑚𝐸𝑞
𝐿
× BM = mg
𝑚𝑔 × 𝐿 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
mEq = 𝐵𝑀
1,7 × 1000 × 1
58,5
= 29,06 mEq/L
2,24 × 1000 × 1
74,5
= 30,07 mEq/L
5,44 × 1000 × 1
112
= 48,57 mEq/L
14,5 × 1000 × 1
= 73,23 mEq/L
198
14. Industri farmasi sedang melakukan pemeriksaan QC terhadap tablet parasetamol yang diproduksi.
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah Uji penetapan kadar. Caranya sebagai berikut :
a. Larutan Uji
Timbang seksama 10 tablet, gerus sampai halus. Timbangh seksama masa tablet yang
mengandung 50 mg parasetamol, masukkan ke dalam labu 10 mL. Tambahkan NaOH 0,1 N
sampai tanda batas, kocok hingga larut. Pipet 2 mL larutan, masukkan kedalam labu ukur 100
mL, tambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda batas, kocok homogen. Ukur serapan pada panjang
gelombang 257 nm.
b. Larutan bku
Timbang dengan seksama 50 mg parasetamol BPFI, pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL.
Tambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda batas, kocok hingga larut. Pipet 2 mL larutan, masukkan
ke dalam labu 100 mL. Tambahkan dengan NaOH 0,1 N sampai dengan tanda batas, kocok
homogeny. Ukur serapan pada panjang gelombang 257 nm.
Diketahui :
Massa tablet yang ditimbang setara 50 mg = 64,5 mg ( cari tau, kenapa bisa dapat angka ini? )
Jawab :
50
× 641 = 64,1 mg merupakan yang ditimbang.
500
Dari 64,1 mg, 50 mg-nya pct dan sisanya adalah bahan tambahan
Berapa kadarnya ?
Menggunakan perbandingan
99,86 % ×
=
0,712 0,688
0,668 ×99,86 %
X = 0,712
X = 96,4%