BAB V
A. Hasil Penelitian
tidur dan fungsi kognitif pada pasien penyakit paru obstruksi kronik
dilakukan pengolahan dan analisis data, maka hasil penelitian dapat disajikan
1. Karakteristik responden
Tabel 2
Karakteristik Responden PPOK Di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Makassar
Tahun 2018
Karakteristik responden n %
Umur:
Dewasa akhir (36 - 45 tahun) 7 13,5
Lanjut usia awal (46 - 55 tahun) 10 19,2
Lanjut usia akhir (56 - 65 tahun) 15 28,8
Manula (> 65 Tahun) 20 38,5
Jenis kelamin:
Laki – laki 41 78,8
Perempuan 11 21,2
Pendidikan:
Tidak sekolah 9 17,3
SD 24 46,2
SMP 4 7,7
SMA 8 15,4
Perguruan Tinggi 7 13,5
Pekerjaan:
Tidak bekerja 4 7,7
Petani 16 30,8
Nelayan 7 13,5
IRT 7 13,5
Pensiunan 2 3,8
PNS 5 9,6
Buruh 5 9,6
Wiraswasta 6 11,5
Lama sakit
Lama ≥ 2 tahun 40 76,9
Baru < 2 tahun 12 23,1
Jumlah 52 100,0
Sumber : Data primer 2018
tahun) sebanyak 20 orang (38,2%). Dan kelompok umur paling sedikit yaitu
41
pada kelompok umur dewasa akhir (36 – 45 tahun) sebanyak 7 orang (13,5%).
SMP sebanyak 4 orang (7,7%). Dan pada pekerjaan responden terbanyak pada
pekerjaan petani sebanyak 16 orang (30,8%) dan yang paling sediki yaitu
pensiunan sebanyak 2 orang 9 (3,8%). Dan pasien PPOK yang lama sakit ≥ 2
tahun sebanyak 40 orang (76,9%) dan yang baru menderita PPOK < 2 tahun
2. Analisis univariat
Tabel 3
Karakteristik kualitas tidur dan fungsi kognitif pada pasien PPOK Di Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
Tahun 2018
Variabel penelitian n %
Kualitas tidur
Buruk 35 67,3
Baik 17 32,7
Fungsi kognitif
Gangguan kognitif 29 55,8
Kognitif normal 23 44,2
Jumlah 52 100,0
Sumber : Data primer 2018
mempunyai kualitas tidur yang baik. Dan pada fungsi kognifitif dari 52
42
Tabel 4
Nilai rata – rata kualitas tidur dan fungsi kognitif pada pasien PPOK
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat di lihat skor rata – rata kualitas tidur
pasien PPOK berdasarkan kuesioner PSQI yaitu 6,92 (0 -21) dimana skor ≥ 5
kualitas tidur buruk dan pada fungsi kognitif skor rata – rata pasien PPOK
Tabel 5
Distribusi antara kualitas tidur dan fungsi kognitif dengan usia responden
Kualitas tidur
Jumlah
Karakteristik responden Buruk lahBaik
n % n % n %
Umur
Dewasa akhir (36 – 45 tahun) 5 71,4 2 28,6 7 100,0
Lanjut usia awal (46 - 55 tahun) 7 70,0 3 30,0 10 100,0
Lanjut usia akhir (56 - 65 tahun) 7 46,7 8 53,3 15 100,0
Manula ( > 65 Ttahun) 16 80,0 4 20,0 20 100,0
Jenis kelamin
Laki – laki 28 68,3 13 31,7 41 100,0
Perempuan 7 63,6 4 36,4 11 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah 8 88,9 1 11,1 9 100,0
SD 16 66,7 8 33,3 24 100,0
SMP 2 50,0 2 50,0 4 100,0
SMA 5 62,5 3 37,5 8 100,0
Perguruan tinggi 4 57,1 3 42,9 7 100,0
Pekerjaan
Tidak bekerja 2 50,0 2 50,0 4 100,0
Petani 11 68,8 5 31,2 16 100,0
Nelayan 6 85,7 1 14,3 7 100,0
IRT 5 71,4 2 28,6 7 100,0
Pensiunan 2 100, 0 0 2 100,0
PNS 2 40,0 3 60,0 5 100,0
Buruh 3 60,0 2 40,0 5 100,0
Wiraswasta 4 66,7 2 33,3 6 100,0
Lama sakit
Lama ≥ 2 tahun 29 72,5 11 27,5 40 100,0
Baru < 2 tahun 6 50,0 6 50,0 12 100,0
Jumlah 35 67,3 17 32,7 52 100,0
Sumber : Data primer 2018
mengalami kualitas tidur yang buruk, paling banyak terjadi pada usia Manula
(67,3%) responden yang mengalami kualitas tidur buruk paling banyak terjadi
44
pada jenis kelamin laki - laki sebanyak 28 orang (63,3%). Berdasarkan tabel 7,
Dan dari 29 orang (55,8%) yang mengalami gangguan kognitif paling banyak
(72,5%) mengalami kualitas tidur yang buruk dan dari 12 orang yang baru
menderita PPOK, 6 orang (50,0%) mengalami kualitas tidur yang buruk dan 6
Tabel 6
Fungsi kognitif berdasarkan karakteristik responden PPOK
Fungsi kognitif
Gangguan Kognitif Jumlah
Karakteristik responden kognitif normal
n % n % n %
Umur
Dewasa akhir (36 – 45 tahun) 2 28,6 5 71,4 7 100,0
Lanjut usia awal (46 - 55 tahun) 1 10,0 9 90,0 10 100,0
Lanjut usia akhir (56 - 65 tahun) 9 60,0 6 40,0 15 100,0
Manula ( > 65 Ttahun) 17 85,0 3 15,0 20 100,0
Jenis kelamin
Laki – laki 23 56,1 18 43,9 41 100,0
Perempuan 6 54,5 5 45,5 11 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah 7 77,8 2 22,2 9 100,0
SD 18 75,0 6 25,0 24 100,0
SMP 2 50,0 2 50,0 4 100,0
SMA 2 25,0 6 75,0 8 100,0
Perguruan tinggi 0 0 7 100, 7 100,0
Pekerjaan
Tidak bekerja 3 75,0 1 25,0 4 100,0
Petani 13 81,2 3 18,8 16 100,0
Nelayan 5 71,4 2 28,6 7 100,0
IRT 4 57,1 3 42,9 7 100,0
Pensiunan 0 0 2 100, 2 100,0
PNS 0 0 5 100, 5 100,0
Buruh 3 60,0 2 40,0 5 100,0
Wiraswasta 1 16,7 5 83,3 6 100,0
Lama sakit
Lama ≥ 2 tahun 24 60,0 16 40,0 40 100,0
Baru < 2 tahun 5 41,7 7 58,3 12 100,0
Jumlah 29 55,8 23 44,2 52 100,0
Sumber : Data primer 2018
banyak terjadi pada usia Manula ( > 65 tahun ) sebanyak 17 orang (85,0 %).
(67,3%) di antaranya mengalami kualitas tidur buruk dan paling banyak terjadi
pada jenis pekerjaan petani sebanyak 11 orang (68,8%). Dan dari 40 orang
gangguan kognitif dan dari 12 orang yang baru menderita PPOK, 5 orang
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden
Kelompok umur dalam penelitian ini terbagi 4 yaitu, dewasa akhir (36 –
45) tahun, lanjut usia wal (46 - 55 Tahun), lanjut usia akhir (56 - 65 aahun)
semakin besar risiko menderita PPOK ini dikarenakan di usia lanjut kondisi
tubuh mulai menurun. Dan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
kelamin laki - laki dari pada jenis kelamin perempuan yaitu laki – laki
Ikawati Zullies (2016) laki - laki lebih berisiko terkena PPOK dari pada
wanita, mungkin hal ini terkait dengan kebiasaan merokok pada pria. Namun
memiliki risiko yang tinggi dalam prevalensi kejadian PPOK diseluruh dunia.
Dan gambaran penderita penyakit paru obstruksi kronik pada poli klinik
terjadinya PPOK yaitu sebanyak 24 orang (46,2%) dari 52 responden, hal ini
yaitu sebanyak 16 orang (30,8%). Pada teori Ikawati Zullies (2016), pekerjaan
yang paling bersisiko terkena PPOK adalah pekerjaan tambang emas atau
batu bara, industri gelas dan keramik yang terpapar debu silika, atau pekerja
yang terpapar debu katun dan debu gandum, toluene diisosianat, dan abses,
yang mempunyai risiko lebih besar terkena PPOK para pekerja dibandingkan
PPOK merupakan penyakit kronik yang di derita dalam waktu yang cukup
lama, namun dalam penenlitian ini lama menderita PPOK terbagi dalam dua
kategori yaitu yang lama menderita ≥ 2 tahun dan yang baru menderita < 2
tahun. Hasil penelitian menunjukkan dapat dilihat rata – rata pasien PPOK
Nieniek (2017) tentang rata – rata lama menderita pasien PPOK didapatkan
2. Analisa univariat
responden
antaranya mengalami gangguan kualitas tidur dan paling banyak terjadi pada
usia > 65 tahun sebanyak 16 orang (80,0%). Hasil ini mendukung teori
Sutanto dan Fitriena, (2017) mengatakan usia merupakan salah satu faktor
49
semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan. Dan
hubungan usia dengan kualitas tidur. Dan didapat bahwa “ada hubungan yang
signifikan antara Tingkat umur dengan kualitas tidur pada lansia” dengan
gangguan kualitas tidur 28 orang (68,3%) berjenis kelamin laki – laki. Hasil
yang blerjudul Perbedaan jenis kelamin dalam tidur yang diukur secara
signifikan antara kualitas tidur pria dan wanita, Pria dengan PPOK
pekerjaan mulai dari Tidak bekerja, petani, nelayan, IRT, pensiunan, PNS,
buruh dan wiraswasta. Yang memiliki kualitas tidur yang buruk paling banyak
pada pekerja petani sebanyak 11 orang (68,8%), belum ada penelitian yang
50
dengan pekerjaan atau pengaruh dari pengkerjaan dengan kualitas tidur yang
tidur yang buruk. Lebih banyak terjadi pada tingkat pendidikan SD sebanyak
16 orang (66,7%). Secara teori dan penelitian belum ada yang mampu
namun dalam penelitian ini berdasarkan realitas yang terjadi dari 52 responden
menderita PPOK selama dua tahun atau lebih. Dan dari 40 orang yang lama
kualitas tidur, kualitas tidur yang buruk pada klien dengan PPOK disebabkan
karena sesak napas, batuk dan produksi sekret yang berlebihan. Tidur yang
terjadi pada usia > 65 tahun sebanyak 17 orang (85,0%). Hasil tersebut sesuai
otak muncul lebih cepat sebanyak 1,18 % per tahun pada orang dewasa
dengan usia lebih dari 50 tahun, dan pada usia lebih dari 70 tahun sebanyak
1,85 % (Bherer et al. 2013). Selain itu rata - rata responden yang mengalami
perubahan fungsi kognitif berusia > 60 tahun, yang mana hal tersebut
kondisi aliran darah ke otak (Chen et al. 2011). Maka pasien yang lebih
fungsi kognitif cenderung pada usia lebih dari 65 tahun, senada dengan
(56,1%) di antaranya adalah laki – laki. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
52
yang menyatakan penyakit PPOK yang lebih banyak ditemukan pada pria
degeneratif pada otak lebih tinggi frekuensinya pada laki - laki namun pada
petani, hal tersebut terbagi atas dua kategori yakni pasien petani yang
normal 3 orang (18,8%). Belum ada penelitian yang pasti yang mampu
Namun di korea ada study yang di lakukan Min et al (2015) yang meneliti
gambaran dari dampak pekerjaan terhadap fungsi kognitif dan fisik pada
dibandingkan dengan pekerja aktif, pada pria dengan durasi kerja yang lama
berkontribusi lebih baik pada fungsi kognitif maupun fisik akan tetapi pada
wanita dengan durasi kerja yang lama berdampak hanya pada kapasitas fisik.
penelitian yang aktif yakni pekerja kasar lalu dengan perbandingan pria -
wanita, pekerja manual - non manual, dan pekerja aktif – pekerja pasif.
(75%) mengalami perubahan fungsi kognitif dan terdapat 1 orang (25%) yang
normal. Dan dari 12 orang yang baru menderita PPOk < 2 tahun sebanyak 5
normal.
ini peneliti tidak mampu menggambarkan lama sakit dengan penurunan fungsi
kognitif pada pasien PPOK. Tetapi berdasarkan realitas yang terjadi pada
penelitian rata – rata pasien yang paling banyak mengalami perubahan fungsi
c. Gambaran kualitas tidur dan fungsi kognitif pada pasien PPOK berdasarkan
Variabel penelitian
1) Kualitas tidur
orang (67,3%) mengalami kualitas tidur yang buruk dan 17 orang (32,7%)
mempunyai kualitas tidur yang baik dengan nilai rata – rata 6,92 (0 -21)
dimana skor ≥ 5 kualitas tidur buruk. Penelitian ini sesuai teori Tarwoto dan
waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
faktor psikologis dengan kualitas tidur pasien penyakit paru dan di dapatkan
penilaian rata - rata kualitas tidur pasien penyakit paru yang menjadi
responden 66,1% memiliki kualitas tidur yang buruk, dan sebanyak 33,9%
responden yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penilaian dalam penelitian
yang banyak dialami oleh pasien penyakit PPOK dalam penelitian ini adalah
karena terbangun pada malam hari, keringat pada malam hari, menggigil,
batuk dan tidak dapat bernapas dengan nyaman. Hasil tersebut sesuai dengan
tidur yang buruk pada pasien dan penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari
60% dari pasien dengan gejala batuk di malam hari. Sifat keluhan ini cukup
kelelahan siang hari, dan batuk (Rachel et al, 2016). Kualitas tidur yang baik
56
bukan masalah lama durasi tidur yang dilakakukan, tetapi tidur yang dijalani
Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur,
2) Fungsi kognitif
fungsi kognitif yang dilakukan pada pasien PPOK dengan total responden 52
nilai rata – rata 22,77 dimana skor < 24 mengalami gangguan fungsi kognitif.
dengan cara pengukuran fungsi paru, dimana terlihat rendahnya kadar oksigen
atau (PaO2). Kadar PaO2 hanya dapat di lihat melalui pengukuran analisa gas
darah melalui cara pengambilan darah arteri perifer. Rendahnya kadar oksigen
utama terjadinya gangguan kognitif pada penderita PPOK (Li dan Guang
2013).
Dan pada review yang dilakukan oleg Irene et al (2015) tentang gangguan
kognitif pada PPOK, dimana review dilakukan selama 10 tahun terakhir pada
478 artikel yang mengatakan ada hubungan gangguan kognitif dengan PPOK.
57
Dan pada review terbaru yang dilakukan oleh Irene et al (2015) pada 15 artikel
ketersediaan oksigen sebagai hasil dari disfungsi paru - paru. Dari sudut
memiliki hampir kebutuhan oksigen tertinggi dari setiap organ dalam tubuh
manusia sangat sensitif terkena kerusakan iskemik. Jika suplai oksigen tidak
mekanik paru - paru atau fungsi pernafasan tidak memadai pada pasien
COPD. Oleh karena itu, hipoksia arteri tampaknya menjadi kontributor utama
penurunan kognitif dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan oksigen
Berdarakan hasil penelitian dan teori diatas dapat di gambarkan bahwa terjadi
C. Keterbatasan penelitian
58
1. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang kurang lama, sehingga sampel
berdasarkan jenisnya.
3. Responden yang ada pada saat penelitian merupakan pasien berulang yang
sehingga waktu penelitian satu bulan tidak cukup untuk mendapatkan sampel
yang banyak.
59
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian tentang gambaran kualitas tidur dan fungsi kognitif pada pasien
berikut :
1. PPOK dominan terjadi pada usia > 65 tahun sebanyak 20 orang (38,5%) dan
lebih banyak pada jenis kelamin laki – laki 41 orang (78,8%) dari pada
terdapat pada berbagai jenis pekerjaan namun lebih banyak terjadi pada
pekerjaan petani. Dan rata – rata pasien PPOk menderita PPOK ≥ 2 tahun.
tidur yang buruk sebanyak 35 orang (67,3%) dari 52 responden dengan nilai
rata – rata 22,77 dimana skor < 24 mengalami gangguan fungsi kognitif.
B. Saran
1. Dengan diketahuinya gambaran bahwa PPOK lebih berisiko terjadi pada umur
lansia, dan lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki – laki dan memiliki
risiko tinggi pada pekerjaan tertentu yang memiliki risiko tinggi paparan debu.
60
Untuk itu masyarakat yang masuk kategori lansia dan berjenis kelamin laki –
tidur yang buruk untuk menghindari faktor risiko yang dapat menimbulkan
gejala sesak dan batuk pada malam hari sehingga kualitas tidur dapa tetap
terjaga.
PPOK.