Ada beberapa proses-proses pada perlakuan pada Heat Treatment yaitu sebagai berikut:
1. Quenching ( pengerasan )
Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam
sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini
maka audtenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja
tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin
yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja.Ini mencegah proses suhu rendah,
seperti transformasi fase, dari terjadi hanya menyediakan jendela sempit waktu di mana
reaksi ini menguntungkan kedua termodinamika dan kinetis diakses, dapat mengurangi
kristalinitas dan dengan demikian meningkatkan ketangguhan dari kedua paduan dan
plastik (dihasilkan melalui polimerisasi).
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi
ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut
dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu
terjadi fase lalu yang mertensit, imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada
keadaan karbon.
2. Anneling
Proses anneling atau melunakkan baja adalah proses pemanasan baja di atas
temperature kritis (723 °C) selanjutnya dibiarkan beberapa lama sampai temperature
merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperature bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga diperoleh struktur yang
diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
Tujuan proses anneling :
1. Melunakkan material logam
2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
3. Memperbaiki butir-butir logam.
3. Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase
austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara.
Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya jauh lebih mulus dari
anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada
baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh
baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
4. Tempering
Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah
temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan
sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika
kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula. Dalamhal ini keuletan dan
ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang
lebih lemah. Proses ini berbeda dengan anneling karena dengan proses ini belum tentu
memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung oleh kadar
karbon.
nitrogen sehingga dapat dimanfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang
tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.
3. Cyaniding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen
yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan. Proses ini tidak sembarang
dilakukan dengan sembarang .Penggunaan closedpot dan hood ventilasi diperlukan
untuk cyaniding karena uap sianida yang terbentuk sangat beracun.
4. Nitriding
Adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai ± 510°c dalam
lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu. Metode pengerasan kasus ini
menguntungkan karena fakta bahwa kasus sulit diperoleh dari pada karburasi. Banyak
bagian-bagian mesin seperti silinder barrel and gear dapat dikerjakan dengan cara ini.
Proses ini melibatkan theexposing dari bagian untuk gas amonia atau bahan
nitrogen lainnya selama 20 sampai 100 jam pada 950 ° F. The inwhich kontainer
pekerjaan dan gas Amoniak dibawa dalam kontak harus kedap udara dan mampu
mempertahankan suhu sirkulasi andeven.
Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan cairan kurang,
sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya lebih besar dibandingkan
dengan media pendingin lainnya seperti air,solar,oli,udara, sehingga kecepatan
media pndingin besar dan makin cepat laju pendinginannya.
b. Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam,
kekentalannya rendah sama dengan air garam. Laju pendinginannya lebih lambat
dari air garam.
c. Oli
Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan
dengan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju
pendinginannya lambat.
d. Udara
Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa jeni sehingga
laju pendinginannya sangat lambat.
e. Solar
Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa
jenisnya lebih rendah dibandingkan air sehingga laju pendinginannya lebih
lambat.
Besi cor yang berada pada suhu outektoid yaitu pada suhu 1148 °C rata-rata
mengandung 2,5% - 4% kadar karbon yang kaya besi mengandung 2,1% berat atau 9%
atom. Atom-atom karbon ini larut secara intertisi dalam besi KPS.
Baja yang mengandung 1,2% karbon dapat mempunyai fasa tunggal pada proses
penempaan atau proses pengerjaan panas lainnya yaitu sekitar 1100°C – 1250°C pada
daerah yang kaya besi 99% Fe dan 1% C diagram Fe-Fe3C berada dengan diagram
lainnya.Perbedaan ini karena besi adalah paimorf pada daerah 700°C – 900°C. Daerah
karbon 0% - 1%. Pada diagram ini struktur mikro baja dapat diatur.
3. Koefisien Perpindahan panas
Semakin tinggi koefisien perpindahan panas yang terjadi, maka panas yang
mengalir dari benda kerja akan semakin besar pula, sehingga kecepatan pendinginan
lebih besar.
4. Perubahan Suhu
Semakin kecil suhu media pendingin (udara, air, oli, garam, dll) maka kecepatan
pendinginan semakin cepat karena panas pada specimen akan lebih cepat mengalir ke
suhu media pendingin yang lebih kecil.
Kesimpulan
Table 2.1 nilai kekerasan specimen yang diuji dengan mesin Rock Well Skala C
Keterangan Kekerasan
Spesimen rata-rata
No Jenis Perlakuan Temperatur Holding
Uji 1 2 3 HRC
Panas Pemanasan Time (s)
1 AISI 1045 Annealing 850oC 900 23 25 26 24,6
o
2 AISI 1045 Normalizing 850 C 900 9 15 9 11
3 AISI 1045 Quenching (oli) 850oC 900 26 27 28 30,3
4 AISI 1045 Quenching (air) 850oC 900 54 48 49 50,3
ToC
Keterangan :
Quenching Oli
Normalizing
Annealing
26.5
26
25.5
25
24.5
Nilai HRC
24
23.5
23
22.5
22
21.5
1 2 3
Pengujian ke
16
14
12
10
Nilai HRC
0
1 2 3
Pengujian ke
28.5
28
27.5
Nilai HRC
27
26.5
26
25.5
25
1 2 3
Pengujian ke
55
54
53
52
51
Nilai HRC
50
49
48
47
46
45
1 2 3
Pengujian ke
2.7 KESIMPULAN
1. Waktu pendinginan/lamanya waktu pendinginan mempengaruhi
kekerasan specimen.
2. Semakin cepat laju pendinginan, maka kekerasannya semakin tinggi.
3. Semakin lama laju pendinginan, maka kekerasannya semakin rendah.
4. Oli dan air sangat baik digunakan untuk proses pendinginan
5. Semakin tinggi densitas suatu media pendingin, maka semakin cepat
proses pendinginan oleh media pendingin tersebut.