Anda di halaman 1dari 167

1

2
3
4
5

BIODATA

Nama : Anike Putri

Ttl : Simabur, 27 September 1993

Alamat : Labuatan

HP : 082389052984

E-mail : ratihkomalasandy@ymail.com
6

“Sesungguhanya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S Al Insyrirah: 6)


Usaha, doa, kesabaran, keikhlasan dan pantang menyerah adalah kunci
kesuksesan.
Bismillahirrahmanirrahim sebagai awal setiap memulai pekerjaanku.
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan kasih sayang. Tetes peluh yang membasahi asa,
ketakutan yang memberatkan langkah dan kekecewaan yang pernah menghiasi
hari-hari. Kini menjadi tangisan penuh kesyukuran dan kebahagiaan yang tumpah
dalam sujud panjang.
Alhamdulillah Maha Besar Allah, sembah sujud sedalam qalbu atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan dalam setiap langkahku, satu cita-
cita telah ku gapai. Namun, itu bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari
satu perjuangan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW. Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga
hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat,
namun manisnya hidup justru akan terasa apabila semuanya terlalui dengan baik,
meski harus memerlukan pengorbanan. Bagi masa depan yang penuh harapan,
kesuksesan terpangku dipundak Sebagai janji kepada mereka Ayah dan Bunda.
7

My Father and Mather


Kupersembahkan tulisan ini untuk kedua orang tuaku yang senantiasa
ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah
tak berdaya, yang selalu memanjatkan doa kepada putri Mu tercinta
dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya. Hanya sebuah
kado kecil yang dapat ku berikan dari bangku kuliahku yang memiliki
sejuta makna, sejuta cerita, sejuta kenangan, pengorbanan dan
perjalanan untuk dapatkan masa depan yang ku inginkan atas restu
dan dukungan yang kalian berikan.
My Brother’s and Sister
Untuk kakak-kakakku, tiada yang paling mengharukan saat
kumpul bersama kalian, tempat mengadu baik suka maupun duka,
menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa
dan bantuannya selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat kakak
persembahkan. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk
kalian semua. ^_^

My Best Friend

Makasih buat teman-teman Tadris Matematika B


angkatan 2012, telah mengisi hari-hari ku selama 4 tahun
ini, tak terasa waktu tlah berlalu begitu cepat. Hmm..
banyak kenangan bersama teman-teman semua. kangen
banget ntar deh sama canda tawa anak lokal ni, sama
suasana kuliah yang serius & kadang-kadang heboh juga,,pa
lagi law gk da dosen. Teristimewa buat teman dekat ku
Ane, Rani, Eva, Voni, Nadia, Nensi. Trimaksih atas
supportnya slama ini. Teman yang selalu ada saat suka
maupun duka, senang, susah kita lalui bersama. Canda tawa
bersama tak kan bisa dilupakan.

Makasih buat teman-teman KKN “ Hafiza, Mela, Ketua (Zikri), Eka,

Dian, Rinta, Aldo, Desmi, Mira. Banyak moment kebersamaan yang lucu,

bahagia & sedih di Soriak, Payakumbuh yang akan terkenang sepanjang

hayat..@_@
8

Makasih atas kerjasamanya buat teman-teman PL “Wia, Mirna,

Ayu, Elin, Habibi, Deti” yang seperjuangan, Buat guru-guru MTsN Batu

Tebal, khususnya buat Ibuk Leni Ferti yang telah banyak memberikan

pelajaran dan pengalaman berharga untuk menjadi seorang ‘’Guru

Profesional. Tak lupa murid-muridku tersayang, makasih buat

kerjasamanya saat di kelas & makasih juga doanya.

Dosen Pembimbing dan Penguji


Tugas Akhirku
Makasih buat ibuk Lely dan ibuk Nola, ibuk Elda
dan ibuk Dina yang telah sabar membimbing Nike
sampai tugas akhir ini selasai. Hmm teringat waktu
pertama kali bimbingan banyak banget
coretannya,,hehe ternyata menulis itu susah &
banyak aturannya.

September 14 ,Batusangkar 2016

ANIKE PUTRI
12 105 037
ABSTRAK

Anike Putri, NIM. 12 105 037, Judul Skripsi “Analisis Prestasi Belajar
Matematika Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep
Diri Siswa Kelas VIII MTsN Sungai Jambu”, Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Batusangkar 2016.
Penelitian ini didasari oleh rendahnya prestasi belajar matematika siswa
yang diduga dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri siswa, dimana kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri siswa
tersebut memiliki hubungan yang kompleks. Hal ini, peneliti temukan di kelas
VIII MTsN Sungai Jambu. Untuk memecahkan masalah tersebut, dilakukan
penelitian dengan mencari signifikansi dan besarnya pengaruh kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika secara
partial dan simultan.
Jenis penelitian ini adalah metode analisis asosiatif. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu yang berjumlah 20
orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
yang terdiri dari 4 butir soal essay, pengisian angket konsep diri yang terdiri dari
26 pernyataan berupa 14 butir pernyataan positif dan 12 butir pernyataan negatif.
Data diolah dengan analisis jalur secara manual, hipotesis yang diajukan diuji
dengan menggunkan uji-t satu arah untuk pengaruh partial dan uji-F satu arah
untuk pengaruh secara simultan.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar
matematika dengan thitung lebih besar daripada ttabel (1,84 >1,7396), terdapat
pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika dengan
thitung lebih besar daripada ttabel (1,99 >1,7396),terdapat pengaruh yang signifikan
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara simultan terhadap
prestasi belajar matematika dengan Fhitung lebih besar daripada Ftabel (8,46 > 3,59),
terdapat pengaruh langsung kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi
belajar matematikadengan kategori sedang, terdapat pengaruh yang signifikan
konsep diri terhadap prestasi belajar matematikadengan kategori sedang, terdapat
pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara simultan
terhadap prestasi belajar matematika dengan kategori kuat dan besar pengaruh
tidak langsung kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi
belajar matematika sebesar 8,98%.

i
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Konsep Diri Siswa Kelas VIII MTsN Sungai
Jambu”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar.
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan,
dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan
peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Kasmuri Selamat, M.A. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar.
2. Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
3. Ibu Lely Kurnia, S.Pd. M.Si selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika dan
dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan dan pemahaman
serta masukkan.
4. Ibu Nola Nari, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukkan.
5. Ibu Dr. Elda Herlina, M.Pd selaku dosen penguji I yang telah banyak
memberikan arahannya.
6. Ibu Dina Fitria, S.Pd, M.Siselaku dosen penguji II yang telah banyak
memberikan arahannya.
7. Ibu Ika Metiza Maris, M.Si selaku Penasehat Akademik dan validator
instrumen penelitian yang telah memberikan arahan dan saran.
iii
iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Surat Pernyataan Keaslian
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan Tim Penguji
Biodata
Halaman Persembahan
Abstrak .............................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iv
Daftar Tabel .....................................................................................................vi
Daftar Gambar ................................................................................................vii
Daftar Lampiran .............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Batasan Masalah ............................................................................7
C. Rumusan Masalah ..........................................................................7
D. Asumsi Penelitian ..........................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................8
F. Manfaat Penelitian .........................................................................8
G. Defenisi Operasional .....................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar Matematika ..........................................................10
1. Pengertian Prestasi ...................................................................10
2. Pengertian Belajar ....................................................................11
3. Pengertian Prestasi Belajar Matematika ..................................13
B. Kemampuan Pemecahan Masalah .................................................16
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah .........................16
2. Karakteristik Kemampuan Pemecahan Masalah .....................18
C. Konsep Diri .....................................................................................23
1. Pengertian Konsep Diri............................................................23
2. Karakteristik Konsep Diri ...................................................... 32 24
D. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan 29
Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................
E. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan Konsep 30
Diri ..................................................................................................
F. Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan 32
Konsep Diri .....................................................................................
G. PenelitianRelevan ............................................................................34
H. KerangkaKonseptual .......................................................................35
I. Hipotesis ........................................................................................ 47 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian .........................................38
B. Tempat Penelitian ..........................................................................38
C. Rancangan Penelitian.....................................................................39
v

D. Subjek Penelitian ...........................................................................39


E. Data dan Sumber Data ...................................................................39
F. Variabel..........................................................................................40
G. Instrumen Penelitian ......................................................................40
H. Prosedur Penelitian ........................................................................54
I. Teknik Analisis Data .....................................................................55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................................61
B. Analisis Data ..................................................................................64
C. Signifikansi Tes .............................................................................68
D. Pembahasan ...................................................................................76
E. Kendala dan Solusi ........................................................................82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................84
B. Saran ..............................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase Nilai Ujian Tengah Semester Genap Matematika 4


Kelas VIII MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 ........... 33
Tabel 2. Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 22
Matematika ..........................................................................................
Tabel 3. Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah .................. 23
Tabel 4. Soal Sebelum dan Sesudah Validasi .................................................... 43
Tabel 5. Kriteria Reliabilitas Tes ....................................................................... 44
Tabel 6. Hasil Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Pemecahan 46
Masalah setelah Dilakukan Uji Coba ...................................................
Tabel 7. Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................... 47
Tabel 8. Hasil Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemecahan 47
Masalah setelah Dilakukan Uji Coba ...................................................
Tabel 9. Klasifikasi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan 48
Masalah ................................................................................................
Tabel 10. Skala Likert Angket Konsep Diri......................................................... 49
Tabel 11. Angket Sebelum dan Sesudah Validasi ............................................... 51
Tabel 12. Klasifikasi Skor Konsep Diri Siswa .................................................... 54
Tabel 13. Klasifikasi Prestasi Belajar .................................................................. 54
Tabel 14. Interpretasi Koefesien Korelasi ............................................................ 55
Tabel 15. Interpretasi Koefisien Jalur (Path Analysis) ........................................ 56
Tabel 16. Interpretasi Koefisien Determinasi ...................................................... 60
Tabel 17. Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah .............................. 62
Tabel 18. Deskripisi Data Konsep Diri ................................................................ 63
Tabel 19. Deskripisi Data Prestasi Belajar Matematika....................................... 63
Tabel 20. Matriks Korelasi Antar Variabel .......................................................... 65
Tabel 21. Korelasi Antar Variabel Eksogenus ..................................................... 65
Tabel 22. Signifikansi dan Besarnya Pengaruh Langsung, Pengaruh 75
Tidak Langsung dan Pengaruh Total Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Konsep Diri terhadap Prestasi
Belajar Matematka ..............................................................................
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Jalur Ketiga Variabel ........................................................


36
Gambar 2. Skema Rancangan Penelitian ...........................................................
39
Gambar 3. Diagram Hasil Jalur Penelitian ........................................................
67
viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan 85


Masalah Matematis..............................................................................................
Lampiran II Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah 86
Matematis
Lampiran III Rubrik Penilaian Tes Uji Coba Kemampuan 88
Pemecahan Masalah ............................................................................................
Lampiran IV Hasil Validasi Soal Tes Uji Coba ........................................................................
92
Lampiran V Soal Sebelum dan Sesudah validasi ...................................................................
98
Lampiran VI Distribusi Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan 99
Pemecahan Masalah ............................................................................................
Lampiran VII Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Kemampuan 100
Pemecahan Masalah ...........................................................................................
Lampiran VIII Perhitungan Indeks Pembeda Soal Uji Coba Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah 101
Lampiran IX Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes 103
Kemampuan Pemecahan Masalah setelah Dilakukan
Uji Coba ..............................................................................................................
Lampiran X Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah 105
Matematis ............................................................................................................
Lampiran XI Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..............................................
106
Lampiran XII Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan 108
Masalah ...............................................................................................................
Lampiran XIII Kisi-Kisi Angket Uji Coba Konsep Diri .............................................................
112
Lampiran XIV Angket Uji Coba Konsep diri ..............................................................................
113
Lampiran XV Hasil Validasi Soal Tes Uji Coba ........................................................................
116
Lampiran XVI Angket Sebelum dan Sesudah Validasi 122
Lampiran XVII Proporsi Angket Uji Coba Konsep Diri Siwa kelas 125
VIIIB MTsN Sungai Jambu 2015/2016...............................................................
Lampiran XVIII Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Angket 126
Konsep Diri .........................................................................................................
Lampiran XIX Critical Value of The r Product Moment.............................................................
129
Lampiran XX Kisi-Kisi Angket Konsep Diri .............................................................................
130
Lampiran XXI Angket Konsep Diri.............................................................................................
131
Lampiran XXII Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
Angket Konsep Diri Siswa ..................................................................................
133
Lampiran XXIII Distribusi Skor Hasil Tes Kemampuan 135
Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran
2015/2016 ............................................................................................................
Lampiran XXIV Distribusi Skor Angket Konsep Diri Siswa 136
Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun
Pelajaran 2015/2016 ............................................................................................
Lampiran XXV Nilai Rapor Siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai 137
Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 ....................................................................
ix

Lampiran XXVI Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel 138


Kemampuan Pemecahan Masalah, Konsep
Diri dan Prestasi Belajar Matematika ..................................................................
Lampiran XXVII Nilai Rapor, Tes Kemampuan Pemecahan 139
Masalah dan Analisis Konsep Diri Siswa
Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun
Pelajaran 2015/2016 ............................................................................................
Lampiran Critical Value of the Distribution........................................................................
140
XXVIII
Lampiran XXIX Critical of Value F...............................................................................................
141
Lampiran XXX Korelasi untuk X1, X2 dan Y melalui Program SPSS 142
18.0
Lampiran Surat Izin Penelitian ........................................................................................
144
XXXI
Lampiran Surat Rekomendasi Penelitian ........................................................................
145
XXXII
Lampiran Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..............................................
146
XXXIII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang banyak.
Ada sumber daya manusia yang hebat di dalam penduduk tersebut. Namun,
sumber daya manusia itu belum tergali secara tepat dan maksimal. Sumber
daya manusia yang baik dapat menciptakan prestasi yang gemilang seperti
menjuarai lomba bertaraf nasional maupun internasional.
Prestasi juga bisa dicerminkan dengan melahirkan ilmuan-ilmuan
ternama di dunia yang berasal dari Indonesia. Mewujudkan prestasi yang
demikian siswa-siswi Indonesia diberikan pengajaran yang lebih baik,
mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal, berusaha dan giat
belajar. Prestasi belajar merupakan gambaran keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah melalui
proses yang panjang dalam kegiatan belajar untuk penguasaan ilmu dan
keterampilan.
Nana Sudjana mengatakan bahwa prestasi belajar adalah tentang apa
yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga
yang menyebutnya dengan hasil belajar.1 Sama halnya dengan belajar
matematika harus ada pencapaian dari proses belajar salah satunya dengan
meraih nilai terbaik pada ujian dan bisa mencapai prestasi yang tinggi.
Adapun prestasi belajar matematika yaitu berkaitan dengan
keberhasilan dan kesuksesan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika. Prestasi belajar matematika merupakan hasil belajar matematika
yang diperoleh setelah menempuh proses belajar matematika dan melakukan
beberapa tes yang diberikan guru. Namun realitanya, prestasi belajar
matematika siswa masih rendah. Terbukti, dari nilai akhir yang diperoleh
siswa yang masih standar dan belum melihatkan pencapaian yang tinggi.

1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2006), h. 151

1
2

Padahal, untuk kualitas pendidikan atau prestasi yang baik mengacu kepada
suatu proses pemikiran dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di
masa yang akan datang.
Prestasi yang baik berkaitan dengan adanya kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki siswa. Untuk kemampuan pemecahan masalah siswa
masih terlihat rendah karena faktanya di lapangan banyak siswa yang tidak
bisa menyelesaikan soal cerita matematika dan tidak bisa menjadikan soal
cerita ke model matematika. Kebiasaan siswa yang cenderung menghafal
konsep matematika dan mencatat apa yang diberikan guru, padahal mereka
tidak paham apa yang mereka hafal dan catat sehingga sewaktu siswa
diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk
menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hafal. Sehingga siswa
kesulitan dalam memecahkan soal tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas terlihat kemampuan pemecahan
masalah siswa masih rendah. Padahal dalam belajar matematika diperlukan
kemampuan pemecahan masalah agar bisa menyelesaikan soal-soal pada
pelajaran matematika. Karena dalam pengajaran matematika pemecahan
masalah adalah serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.2 Pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditempuh siswa dalam
menyelesaiakan masalah matematika dengan menggunakan berbagai konsep,
prinsip, dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajari.
Menurut NCTM indikator yang menunjukkan indikator kemampuan
pemecahan masalah adalah:3
a. Menerapkan dan mengadaptasi berbagai pendekatan dan strategi
untuk menyelesaikan masalah
b. Menyelesaikan masalah yang muncul di dalam matematika atau di
dalam konteks lain yang melibatkan matematika

2
Tombokan Runtukahu, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzza Media, 2014), h. 192
3
Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru
Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Tersedia: http://core.ac.uk/ Prosidding
Pdf, 18 April 2016
3

c. Membangun pengetahuan matematis yang baru lewat pemecahan


masalah
d. Memonitor dan merefleksi pada proses pemecahan masalah
matematis
Kemampuan pemecahan masalah meminta siswa untuk mengaitkan
semua pengetahuan matematika mereka tentang konsep, prosedur, penalaran
dan keterampilan representasi/ komunikasi. Dalam upaya meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya guru berusaha
melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam
kegiatan pembelajaran. Karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika dan siswa dapat membangkitkan semangat untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, siswa menjadi terampil
dalam memilih, mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan dengan
soal, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan
mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki siswa.
Berdasarkan wawancara penulis dengan guru matematika MTsN
Sungai Jambu bahwasanya prestasi belajar matematika siswa kelas VIII masih
rendah. Itu dapat dilihat dari hasil ujian siswa yang nilainya banyak dibawah
nilai KKM. Terbukti dari nilai ujian tengah semester yang diperoleh siswa
pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Persentase Nilai Ujian Tengah Semester Genap
Matematika Kelas VIII MTsN Sungai Jambu Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Persentase Ketuntasan Siswa
Jumlah
No Kelas Persentase tuntas Persentase tidak tuntas
Siswa
(%) (%)
1 VIIIA 20 35,0 65,0
2 VIIIB 19 15,8 84,2
(Sumber : Guru mata pelajaran matematika MTsN Sungai Jambu)

Berdasarkan Tabel 1 dapat diinformasikan bahwa, pembelajaran


matematika masih belum dikuasai oleh siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai
siswa yang belum mencapai KKM. Hanya 35% yang tuntas dari kelas VIIIA
dari jumlah siswa 20 orang dan 15,8% yang tuntas dari VIIIB dari jumlah
siswa 19 orang. Subjek yang peneliti ambil seluruh siswa kelas VIIIA MTsN
4

Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 orang dengan


pertimbangan bahwa keadaan kelas tersebut cukup heterogen baik dalam
tingkat prestasi belajar matematika, bidang kemampuan pemecahan masalah
dan konsep diri yang dimiliki siswa.
Tanggal 8 Oktober 2015 penulis melakukan observasi ada beberapa
hal yang dapat penulis lihat di lapangan yaitu faktor yang mempengaruhi
rendahnya nilai adalah siswa tidak bisa memecahkan soal dengan tepat, siswa
malas membuat latihan yang berkaitan dengan materi pelajaran padahal itu
bisa mengasah kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
dengan ujian, siswa kurang mempersiapkan diri dirumah untuk menghadapi
ujian. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru juga memaparkan
kesulitan yang dihadapi siswa adalah siswa sulit menyelesaikan soal cerita
yang diberikan guru. Mereka tidak bisa menyelesaikan soal yang diberikan
karena belum terlatih dalam mengikuti prosedur menyelesaikan soal tersebut.
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal seperti contoh soal yang diberikan
guru, jika soal yang diberikan guru berbeda maka siswa kewalahan dalam
memecahkan soal tersebut. Makanya kemampuan pemecahan masalah siswa
masih rendah.
Daya tangkap yang dimiliki siswa secara keseluruhan masih merata,
siswa harus diberikan informasi secara jelas dengan merinci langkah-langkah
dalam menyelesaikan soal. Siswa hanya mampu menerima apa yang diberikan
guru, kurang mempersiapkan diri di rumah materi apa yang akan dipelajari
besoknya. Waktu belajar siswa terfokus mendengarkan penjelasan guru, tidak
ada umpan balik yang datang dari siswa. Guru berusaha memamparkan materi
sejelas-jelasnya, agar siswa paham dengan pelajaran yang diberikan. Dari
masalah tersebut terlihat konsep diri siswa masih terlihat rendah. Padahal
konsep diri yang positif memiliki karakteristik yaitu memiliki keyakinan pada
kemampuannya untuk mengatasi persoalan.4 Dengan konsep diri yang positif

4
Fadhilah Syafwar, Remaja dan Perkembangannya, (Batusangkar: STAIN Batusangkar
Press, 2011), h. 163
5

maka siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan


persoalan matematika.
Faktor yang mendukung terwujudnya prestasi belajar siswa yaitu
faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah konsep diri.
Menurut Burn konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara
keseluruhan yang mencangkup pendapatnya terhadap diri sendiri dimata orang
lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai.5 Sedangkan menurut
Wasty Soemanto konsep diri adalah pikiran atau persepsi tentang dirinya
sendiri, merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkah
laku.6 Jadi konsep diri adalah suatu ide tentang diri sendiri yang meliputi
pandangan/ persepsi, keyakinan dan penilaian terhadap diri sendiri.
Faktanya, siswa yang masih dalam tingkatan remaja memiliki konsep
diri yang belum matang, karena masa remaja adalah perubahan atau peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Ditambah lagi dengan
banyaknya perubahan yang harus dihadapi remaja baik secara fisik, pola
emosi, minat, sosial, moral dan kepribadian. Pada masa inilah banyak terjadi
penyesuaian diri dengan lingkungan, mencari identitas diri, cara bergaul dan
ingin mencari pengetahuan seluas-luasnya. Maka dengan banyaknya
perubahan yang dihadapi siswa akan mempengaruhi prilaku siswa
kedepannya, menentukan kegiatan pembelajaran di sekolah dan akan
menemukan hambatan-hambatan dalam belajar nantinya.
Jika siswa tidak memiliki konsep diri yang baik maka siswa tersebut
tidak memiliki prestasi yang baik di sekolahnya karena mereka tidak memiliki
pedoman dalam mencapai prestasi, seperti siswa banyak bermain-main dalam
belajar, tidak memperhatikan gurunya ketika menerangkan pelajaran. Ketika
disuruh mengerjakan suatu soal mereka tidak mampu memecahkan masalah
tersebut. Siswa terpaku pada satu jalan yang diterangkan guru saja, tidak
mencari bagaimana pemecahan masalah lainnya. Sehingga mereka menyerah
pada kondisi yang ada, tidak berusaha mencari jawaban tersebut. Mereka

5
M. Nur Ghufron , Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 13-14
6
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 185
6

bermalas-malasan mengerjakan tugas yang diberikan guru karena tidak


mampu memecahkan masalah yang diberikan. Maka kebiasaan buruk yang
selalu dikerjakan siswa tersebut, akan terbawa pada saat mereka ujian,
akibatnya siswa mencotek pekerjaan temannya. Perbuatan siswa tersebut
berdampak negatif terhadap prestasi belajar siswa karena siswa akan
mendapatkan nilai ujian dibawah rata-rata. Siswa yang memandang dirinya
negatif ini, pada gilirannya menganggap keberhasilan yang dicapai bukan
karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan lebih mereka kebetulan atau
karena faktor keberuntungan saja.7
Konsep diri yang tinggi akan memudahkan siswa belajar secara teratur
dan terarah. Mereka berusaha mengarahkan dirinya untuk melakukan hal-hal
yang bermanfaat untuk mendukung terwujudnya prestasi belajar yang tinggi.
Siswa yang konsep dirinya tinggi akan menggunakan segala potensi dan
kemampuan seoptimal mungkin dengan mengikuti proses belajar dengan baik,
mengadakan hubungan baik dengan teman sekelas yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar siswa itu. Pada saat belajar siswa akan menyimak apa-apa
yang diterangkan oleh guru. Bagaimana menyelesaikan suatu soal matematika,
menyimak cara penyelesaian soal itu menurut langkah-langkahnya. Sehingga
saat ujian ia akan mampu menyelesaikan soalnya sendiri dan akan mampu
mencapai nilai yang baik dan prestasinya juga baik.
Yuan Andinny dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Konsep
Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”. Hasil
penelitian Yuan Andinny yang menyimpulkan koefisien determinasi adalah
sebesar 28,09%, maka dapat diartikan terdapat pengaruh konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika sebesar 28,09% dan sisanya dipengaruhi faktor
lain.8
Berpedoman pada permasalahan yang terjadi di kelas VIIIA MTsN
Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 dan tentang faktor-faktor yang
7
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 172
8
Yuan Andinny, Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, (Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 3(2): 126-135 ISSN: 2088-
351X), di akses 4 Juni 2016
7

mempengaruhi prestasi belajar matematika dan hasil penelitian di atas, penulis


tertarik untuk mencari signifikansi, pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi
belajar matematika siswa baik secara sendiri-sendiri (partial) maupun secara
bersama-sama (simultan) dengan judul “Analisis Prestasi Belajar
Matematika Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep
Diri Siswa Kelas VIII MTsN Sungai Jambu.”
B. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan pada latar belakang keterbatasan
waktu, tenaga serta pikiran maka penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas pada dua faktor yang diduga mempengaruhi prestasi belajar
matematika siswa yaitu:
1. Kemampuan pemecahan masalah
2. Konsep diri
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung yang signifikan kemampuan
pemecahan masalah yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar
matematika?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung yang signifikan konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi
belajar matematika?
4. Seberapa besar pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan masalah
dan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika?
D. Asumsi Penelitian
Landasan pemikiran yang dijadikan asumsi dasar dalam penelitian ini
adalah:
1. Kemampuan pemecahan masalah berkorelasi dengan konsep diri
8

2. Hubungan kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri dengan


prestasi belajar matematika linear dan aditif.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan:
1. Mengetahui pengaruh langsung yang signifikan kemampuan pemecahan
masalah terhadap prestasi belajar matematika.
2. Mengetahui pengaruh langsung yang signifikan konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika.
3. Mengetahui pengaruh yang signifikan kemampuan pemecahan masalah
dan konsep diri secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar
matematika.
4. Mengetahui berapa besar pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan
mutu pembelajaran matematika di masa yang akan datang.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai daya penggerak
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri,
sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk
membangkitkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
dan konsep diri, sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik.
G. Defenisi Operasional
Judul penelitian ini adalah “Analisis Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep Diri Siswa
Kelas VIII MTsN Sungai Jambu”. Untuk menghindari kesalahan persepsi
dalam penulisan skripsi ini penulis memberikan definisi operasional sebagai
berikut.
1. Analisis jalur adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang
didapatkan dari lapangan berupa skor kemampuan pemecahan masalah,
9

skor angket konsep diri, serta prestasi belajar matematika siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu sehingga dapat menjawab rumusan masalah
yang telah dirumuskan.
2. Prestasi Belajar Matematika adalah nilai rapor matematika siswa dalam
bentuk angka yang menjadi tolak ukur dalam menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi
pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar dan suatu tes
serta mencangkup aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor. Adapun
nilai rapor yang diambil adalah nilai rapor semester genap siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu tahun pelajaran 2015/2016.
3. Kemampuan pemecahan masalah adalah skor yang diperoleh dari
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin yang
meliputi memahami masalah, memilih strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah dengan benar dan
sistematis, dan memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatkannya.
4. Konsep diri adalah suatu ide tentang diri sendiri yang meliputi
pandangan/ persepsi, keyakinan dan penilaian terhadap diri sendiri.
5. Pengaruh langsung adalah besarnya keterkaitan variabel 𝑋1 dan 𝑋2 ke
variabel Y secara langsung.
6. Pengaruh tidak langsung adalah besarnya keterkaitan antara variabel 𝑋1
ke variabel Y melalui variabel 𝑋2 atau 𝑋2 ke variabel Y melalui variabel
𝑋1.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Prestasi Belajar Matematika


1. Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan salah satu bentuk hasil usaha yang dilakukan
seseorang. Prestasi juga merupakan gambaran tingkatan kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam belajar. Maka prestasi bisa dikatakan suatu
bentuk kesuksesan dan suatu bentuk pencapaian yang diinginkan diawali
dengan perencanaan, pelaksanaan atau proses dan mengikuti penilaian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “prestasi” berarti
“hasil yang telah dicapai”.9 Maka bisa dinyatakan istilah prestasi
merupakan suatu gambaran tentang hasil yang telah dicapai. Menurut
Sulastri prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan
menggunakan daya atau kekuatan. Prestasi belajar umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan.10 Berdasarkan pendapat ahli tersebut dan
KBBI istilah prestasi bisa diartikan menjadi suatu hasil yang telah dicapai
siswa dalam proses pembelajaran secara maksimal dan memuaskan yang
dinyatakan dengan angka atau kata-kata.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan penyebab atau dorongan
yang muncul dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan penyebab atau dorongan
yang muncul dari luar diri siswa seperti faktor lingkungan. Selain faktor
kemampuan, ada faktor internal lain yang berkontribusi terhadap prestasi
belajar antara lain tingkat kecerdasan (kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual), motivasi belajar, minat, sikap, konsep

9
Meity Taqdir Qadratilah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 427
10
Uly Ulya, Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012, (STAIN: Salatiga), Tersedia di
http://eprints.iainsalatiga.ac.id/ Pdf diakses tanggal 21 Mei 2015

10
11

diri, kebiasaan belajar, ketekunan, kesehatan baik fisik maupun psikis.


Faktor eksternal berkaitan dengan faktor penyebab yang datang dari luar
diri siswa yang meliputi kualitas pembelajaran, kurikulum sekolah, sarana
prasarana, keadaan ekonomi keluarga atau lingkungan sosial budaya. Jadi
prestasi adalah suatu bentuk hasil usaha yang telah dilakukan dengan
menggunakan daya atau kekuatan.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah salah satu unsur utama dalam proses pendidikan
formal di sekolah. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dekat
dengan apa yang disebut belajar. Seseorang yang telah belajar mengalami
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap, sehingga
dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Belajar adalah usaha
untuk mencari ilmu sehingga tercipta prestasi yang gemilang. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh ilmu.11
Sedangan Kamus Besar Bahasa Inggris belajar mempunyai arti
memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai melalui
pengalaman, dan mendapat informasi atau menemukan.12 Jadi ada dua
unsur pokok yang terkandung dalam arti belajar yaitu kegiatan dan
penguasaan. Kegiatan merupakan suatu proses belajar melalui berbagai
cara dan strategi tertentu untuk mendapatkan ilmu. Sedangkan penguasaan
diartikan, dari belajar seseorang akan mendapatkan kepandaian seperti
memiliki ilmu, dapat melaksanakan/ memahami suatu ilmu sehingga bisa
meraih suatu prestasi.
Ada beberapa ahli berpendapat tentang pengertian belajar:13
a. H.C Witherington
Belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian ditandai
adanya pola sambutan baru yang dapat berupa suatu
pengertian.

11
Meity Taqdir Qadratilah, Op.cit., h. 8
12
Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), h. 224
13
Ibid., h. 225-226
12

b. Arthur J. Gateslah
Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan
latihan.
c. LD. Crow dan A. Crow
Belajar adalah suatu proses aktif yang perlu diransang dan
dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan.
d. Melvin H. Marx
Belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi
dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari
suatu tingkah laku sebelummnya.

Menurut Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau


penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 14 Jadi dari
beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses
penguasaan sesuatu ilmu/ pengetahuan yang dipelajari. Penguasaan itu
dapat berupa pemahaman/ mengerti apa yang telah dipelajari, merasakan
dan dapat melakukan sesuatu ketika diberi latihan/ tugas dan ujian.
Sebagai hasil belajar didapatkan suatu ilmu pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai.
Adapun ciri-ciri belajar antara lain:15
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu selalu relatif
mantap.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun
psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah/ berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun
sikap.
e. Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan.
f. Belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang
relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
g. Belajar merupakan proses yang secara umum menetap, ada
kemampuan bereaksi, adanya suatu yang diperkuat dan
dilakukan dalam bentuk praktek atau latihan.

14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 90
15
Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana,
2004), h. 210-211
13

Berdasarkan uraian di atas maka ciri-ciri dari belajar yaitu suatu


perubahan yang didapat setelah mendapat pengalaman atau latihan
sehingga memperoleh pengetahuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:16

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individual, yaitu faktor kematangan/ pertumbuhan,
kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada diluar individual yang disebut sosial antara
lain keadaan keluarga, guru dan cara mengajarkannya, alat-alat
yang dipergunakan dalam mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang
ada dalam diri organisme dan faktor yang ada diluar individual. Belajar
akan tercipta dengan baik jika faktor yang dua tersebut dapat berjalan
dengan maksimal.
3. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai setelah melalui
proses yang panjang dalam kegiatan belajar untuk penguasaan ilmu dan
keterampilan. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. 17 Nana
Sudjana mengatakan bahwa prestasi belajar adalah tentang apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang
menyebutnya dengan hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil
belajar siswa merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga aspek itu tidak dapat bisa berdiri sendiri, tetapi
merupakan satu kesatuan. Sehingga aspek-aspek itu harus menjadi

16
Ibid., h. 224-225
17
Meity Taqdir Qadratilah, Op.cit., h. 427
14

indikator prestasi belajar.18 Menurut Sudjana ada tiga tipe prestasi belajar
yaitu:19
a. Tipe prestasi belajar bidang kognitif
Tipe prestasi belajar bidang kognitif ini terbagi menjadi
6 yaitu:
1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge),
merupakan tingkatan tipe prestasi belajar yang paling rendah.
2) Tipe prestasi belajar pemahaman, lebih tinggi satu tingkat dari
tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan.
3) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) merupakan
kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep,
ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
4) Tipe prestasi belajar analisis merupakan kesanggupan
memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti.
5) Tipe prestasi belajar sintesis, yang merupakan lawan dari
analisis.
6) Tipe prestasi belajar evaluasi, merupakan kesanggupan
memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan
judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya.
b. Tipe prestasi belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
Tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar
mencangkup:
1) Receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima
ransangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik
dalam bentuk masalah situasi, gejala.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan
seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan penilaian dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
4) Organisasi yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan
nilai laindan kemantapan, prioritas nilai yang dimilikinya.
5) Karakteristik dan internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan prilakunya.
c. Tipe prestasi belajar bidang psikomotor
Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam
bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
seseorang. Adapun tingkatan keterampilan itu meliputi:

18
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2006),
h. 151
19
Ibid., h. 151-155
15

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak


disadari karena sudah merupakan kebiasaan).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kamampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
5) Gerakan-gerakan yang berkaitan skill, mulai dari keterampilan
sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekspretif dan interpretatif.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa tipe prestasi belajar
diantaranya pertama, prestasi bidang kognitif yang mencangkup aspek
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Kedua tipe prestasi bidang afektif yang mencangkup aspek kepekaan
terhadap ransangan, jawaban, penilaian, organisasi, karakteristik. Ketiga,
tipe prestasi bidang psikomotor yang mencangkup aspek gerakan refleks,
keterampilan, kemampuan. Begitu juga untuk prestasi belajar matematika
harus merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Prestasi belajar matematika merupakan bukti keberhasilan usaha/
pencapaian perubahan pengetahuan, sikap, kecakapan, atau prilaku
akademik yang dinilai oleh guru dengan tes yang dibakukan atau tes
buatan guru. Prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar matematika dapat diartikan sebagai hasil belajar
matematika yang diperoleh setelah menempuh proses belajar matematika
yang dilambangkan dengan nilai hasil belajar.
Tingkat prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat dari nilai
rapor matematika, karena di dalam nilai rapor sudah mencangkup ketiga
aspek yang dibutuhkan sebagai indikator prestasi belajar matematika. Jadi
dapat disimpulkan prestasi belajar matematika adalah nilai rapor
matematika siswa dalam bentuk angka yang menjadi tolak ukur dalam
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami
suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar
16

dan suatu tes serta mencangkup aspek kognitif, aspek afektif dan
psikomotor.
B. Kemampuan Pemecahan Masalah
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Setiap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tidak
dapat sepenuhnya dikatakan suatu masalah. Menurut Beli suatu situasi
dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi
tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak
dengan segera dapat menemukan pemecahannya. Hayes mendukung juga
pendapat Beli bahwa suatu masalah adalah merupakan kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan kita tidak
mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan Hudoyo berpendapat bahwa masalah adalah prosedur yang
digunakan seseorang untuk menyelesaikannya berdasarkan kapasitas
kemampuan yang dimilikinya.20 Berdasarkan beberapa pengertian masalah
menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masalah
merupakan suatu situasi tertentu yang menjadi kendala seseorang untuk
mencapai tujuannya sehingga membutuhkan alternatif pemecahan masalah
tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan matematika
pemecahan masalah merupakan pendekatan pembelajaran untuk
memecahkan masalah matematika yang dapat dibedakan dengan masalah
rutin atau non rutin. Makanya siswa yang belajar matematika harus
memiliki kemampuan pemecahan masalah agar bisa memecahkan soal
yang diberikan. Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan
yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai.21 Menurut Holmes
pemecahan masalah dalam matematika adalah proses menemukan jawaban
dari suatu pertanyaan yang terdapat dalam suatu cerita, teks, tugas-tugas,
20
Nanang Priatna, Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran
Matematika, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2003), h. 29
21
Ibid., h. 31
17

dan situasi-situasi dalam kehidupan sehari-hari.22 Jadi pemecahan masalah


adalah suatu cara mencari solusi dari suatu permasalahan yang ditemukan
agar dapat diselesaikan dengan tepat. Sedangkan kemampuan pemecahan
masalah merupakan hasil utama dari suatu proses pembelajaran
matematika.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu komponen
dari kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran
matematika atau kompetensi esensial dalam mempelajari matematika, yang
wajib untuk dilatihkan serta dimunculkan sejak anak belajar matematika
dari Sekolah Dasar sampai seterusnya. Kemampuan pemecahan masalah
merupakan salah satu dari lima kemampuan standar yang harus dimiliki
siswa dalam belajar matematika yang ditetapkan dalam NCTM yaitu
kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran
(reasoning), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan
membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi
(representation).23 Di antara lima rekomendasi yang dikeluarkan oleh
NCTM untuk pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan
rekomendasi pada urutan pertama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
kegiatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang
menuntut siswa mampu menyelesaikan persoalan yang diberikan dengan
beberapa tahap penyelesaian yang harus dikerjakan sehingga bisa
mendapatkan hasil yang tepat. Dalam pengajaran matematika pemecahan
masalah adalah serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.24 Jadi kemampuan pemecahan
masalah adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tidak
rutin yang meliputi memahami masalah, memilih strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah dengan benar dan

22
Ahmad Fauzan, Modul PPG Asesmen Berbasis Kelas dalam Pembelajaran
Matematika, Jurusan Matematika FMIPA UNP tahun 2010, h. 9
23
Kumpulan Makalah, Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya
24
Tombokan Runtukahu , Op.cit.,h. 192
18

sistematis, dan memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan


kebenaran penyelesaian masalah yang didapatkannya.
2. Karakteristik Kemampuan Pemecahan Masalah
Dalam dunia pendidikan, pemecahan masalah dihubungkan dengan
jenis-jenis tugas yang diberikan kepada siswa. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang strategi pemecahanan masalah, berikut ini ada
beberapa strategi pemecahan masalah yang diperkenalkan kepada siswa:25
a. Strategi Act It Out, strategi ini dapat membantu siswa dalam
proses visualisasi masalah yang tercakup dalam soal yang
dihadapi
b. Membuat gambar atau diagram
c. Menemukan pola
d. Membuat tabel
e. Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik
f. Tebak atau periksa
g. Strategi kerja mundur
h. Menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan
informasi yang diperlukan
i. Menggunakan kalimat terbuka
j. Menyelesaikan masalah yang mirip atau masalah yang lebih
mudah
k. Mengubah sudut pandang

Menurut Depdiknas indikator yang menunjukkan pemecahan


masalah adalah:26
a. Menunjukkan pemahaman masalah
b. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah
c. Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk
d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara
tepat
e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah
f. Membuat dan memanfaatkan model matematika dari suatu
masalah
g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin

25
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), h. 94-95
26
Susi Herawati, Disain Pembelajaran (Kajian Teoritis dan Praktis), (Batusangkar:
STAIN Batusangkar Press, 2012), h.21
19

Menurut Polya strategi pada pembelajaran dengan pemecahan


masalah terdiri empat langkah yaitu:27
a. Pemahaman masalah, hal ini meliputi:
1) Apa data yang tidak diketahui, data yang diketahui, kondisi
soal
2) Mungkinkah kondisi ditanyakan dalam bentuk persamaan
atau hubungan lainnya
3) Apakah kondisi yang diberikan cukup untuk mencari apa
yang ditanyakan
4) Apakah kondisi tersebut tidak cukup, apakah kondisi itu
berlebihan atau itu saling bertentangan
5) Buatlah kondisi itu berlebihan atau itu saling sesuai.
b. Perencanaan penyelesaian, langkah ini menyangkut beberapa
aspek penting sebagai berikut:
1) Pernahkah anda menemukan soal seperti ini sebelumnya,
pernahkah ada soal yang serupa dalam bentuk lain
2) Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini
3) Perhatikan apa yang ditanyakan atau coba pikirkan soal
yang pernah dikenal dengan pertanyaan yang sama atau
yang serupa dalam bentuk lain
4) Gunakan metode yang telah digunakan sebelumnya untuk
menyelesaiakan soal yang berbeda
5) Apakah harus dicari unsur lain agar dapat memanfaatkan
soal semula, mengulang soal tadi atau menyatakan dalam
bentuk lain, kembalilah pada defenisi
6) Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan
soal serupa dan selesaikan, bagaimana bentuk soal tersebut
7) Bagaimana bentuk soal yang lebih khusus
8) Misalkan sebagian kondisi dibuang, sejauh mana yang
ditanyakan dalam soal dapat dicari, manfaat apa yang
ditanyakan, data atau keduanya diubah sehingga semua data
dan kondisi sudah digunakan, sudah diperhitungan ide-ide
penting yang ada dalam soal tersebut
c. Pelaksanaan, langkah ini menekankan pada pelaksanaan
rencana penyelesaian:
1) Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum
2) Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih
sudah benar
d. Pemeriksaan kembali proses dan hasil, bagaimana memeriksa
kebenaran jawaban yang telah diperoleh dengan cara:
1) Dapatkah diperiksa sanggahannya
2) Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain
3) Dapatkah anda melihatnya secara sekilas

27
Nanang Priatna, Op.cit., h. 34-35
20

4) Dapatkah cara atau jawaban tersebut digunakan untuk soal-


soal yang lain.
Menurut Utari Sumarno pemecahan masalah matematika
mempunyai dua makna yaitu:28
a. Sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran, yang digunakan
untuk menemukan kembali (reinvention) dan mamahami
materi/konsep/prinsip matematika. Pembelajaran diawali
dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual
kemudian secara induksi siswa menemukan konsep/prinsip
matematika.
b. Sebagai tujuan atau kemampuan pemecahan masalah yang
harus dicapai, yang dirinci dalam indikator sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan
masalah seperti data yang diketahui, yang ditanyakan dan
kelengkapan data lainnya.
2) Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah
sehari-hari dan menyelesaikannya. Dari masalah yang ada
siswa mampu merubah soal tersebut ke model
matematikanya dan mampu memecahkan soal tersebut
dengan tepat.
3) Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan
masalah matematika dan atau diluar matematika. Pada
indikator ini siswa mampu menyelesaikan masalah
matematika sesuai dengan konsep-konsep matematika atau
diluar matematika misalnya pada konsep fisika atau bidang
lainnya.
4) Menjelaskan atau menginterprestasikan hasil sesuai
permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau
jawaban. Menyesuaikan hasil yang dibuat dengan
permasalahan yang ada pada soal dan memeriksa jawaban.
5) Menerapkan matematika secara bermakna. Pada indikator
ini siswa bisa memanfaatkan pelajaran matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut NCTM indikator yang menunjukkan indikator
kemampuan pemecahan masalah adalah:29
e. Menerapkan dan mengadaptasi berbagai pendekatan dan
strategi untuk menyelesaikan masalah,

28
Kumpulan Makalah, Op.cit., h. 127-128
29
Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Tersedia:
http://core.ac.uk, 18 April 2016
21

f. Menyelesaikan masalah yang muncul di dalam matematika


atau di dalam konteks lain yang melibatkan matematika,
g. Membangun pengetahuan matematis yang baru lewat
pemecahan masalah,
h. Memonitor dan merefleksi pada proses pemecahan masalah
matematis.
Terkait dengan indikator pertama, yaitu mampu menerapkan dan
mengadaptasi berbagai pendekatan dan strategi untuk menyelesaikan
masalah ini sangat penting bagi siswa untuk menyelesaikan soal
pemecahan masalah matematika yang ada. Siswa bisa menggunakan
strategi yang berbeda dengan siswa lainnya dalam memecahkan soal
pemecahan masalah sehingga jawabannya benar dan sama, walaupun
langkah-langkah yang digunakan berbeda. Kedua, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang muncul di dalam matematika atau di dalam
konteks lain yang melibatkan matematika, penting bagi seorang siswa agar
iamempunyai cukup keterampilan yang akan digunakannya dalam
kehidupan sehari-hari jika dikaitkan dengan masalah atau persoalan sehari-
hari yang ada hubungannya dengan matematika. Siswa bisa memecahkan
masalah tersebut dengan kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dimilikinya.
Indikator ketiga, yaitu mampu membangun pengetahuan matematis
yang baru lewat pemecahan masalah, siswa mampu memilih dan
mengembangkan masalah dan penyelesaiannya sehingga siswa memiliki
keterampilan matematis dan bisa membangun gagasan-gagasan matematis.
Indikator yang terakhir adalah memonitor dan merefleksi pada proses
pemecahan masalah matematis, bermakna bahwa untuk menjadi seorang
pemecah masalah yang baik, seorang siswa haruslah mampu secara kritis
meninjau sendiri apa strategi penyelesaian yang sudah dipilihnya.
Bransford menyatakan bahwa para pemecah masalah yang baik menyadari
apa yang sedang mereka lakukan dan seringkali memonitor, atau meninjau
22

sendiri, kemajuan diri mereka sendiri, atau menyesuaikan strategi-strategi


mereka saat menghadapi dan memecahkan permasalahan.30
Berdasarkan pendapat di atas indikator untuk mengukur
kemampuan pemecahan masalah atau siswa dikatakan telah mempunyai
kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik jika telah mampu:
a. Memahami masalah
b. Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
c. Menyelesaikan masalah dengan benar dan sistematis, dan
d. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan kebenaran
penyelesaian masalah yang didapatkannya

Tabel 2. Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika31
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal atau masalah Skor
Memahami Tidak memahami masalah/soal atau tidak ada jawaban 0
masalah/ soal Tidak mengindahkan syarat-syarat soal/ cara 1
interprestasi soal kurang tepat
Memahami soal dengan baik 2
Memilih strategi Tidak ada rencana strategi penyelesaian 0
yang tepat untuk Strategi yang dijalankan kurang relevan 1
menyelesaikan Menggunakan satu strategi tertentu tetapi tidak dapat 2
masalah/ soal dilanjutkan/ salah langkah
Menggunakan satu strategi tertentu tetapi mengarah 3
pada jawaban yang salah
Menggunakan beberapa strategi yang benar dan 4
mengearah pada jawaban yang benar pula
Menyelesaikan Tidak ada penyelesaian sama sekali 0
masalah dengan Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1
benar dan Menggunakan satu prosedur tertentu yang mengarah 2
sistematis kepada jawaban yang benar
Menggunakan satu prosedur tertentu yang benar tetapi 3
salah dalam menghitung
Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan hasil 4
benar
Memeriksa sendiri Tidak diadakan pengecekan jawaban 0
ketepatan strategi Pengecekan hanya pada jawaban (perhitungan) 1
yang dipilihnya Pengecekan hanya pada prosesnya 2
dan kebenaran Pengecekan terhadap proses dan jawaban 3
penyelesaian
masalah yang
didapatkannya

30
Loc.cit.,
31
Nanang Priatna, Op.cit., h. 96-97
23

Untuk kriteria kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian


ini digunakan skor tertinggi untuk tiap soal pemecahan masalah sesuai
dengan pedoman penskoran kemampuan pemecahan masalah di atas.
Selanjutnya skor yang diperoleh siswa di konversikan ke dalam nilai
dengan skala nilai (1-100). Adapun kriteria skor tes menurut Suharsimi
Arikunto yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel. 3 Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah32
Rentang Skor Kriteria
80 < Skor tes ≤ 100 Baik Sekali
65 < Skor tes≤ 80 Baik
55 < Skor tes ≤ 65 Cukup
40 < Skor tes≤ 55 Kurang
30 < Skor tes ≤ 40 Gagal

C. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan faktor yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang. Konsep diri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya
sendiri, baik mengenai apa yang dirasakan, diketahui, dan penilaiannya
secara utuh untuk dirinya sendiri. Menurut Calhoun dan Acocella konsep
diri sebagai gambaran mental diri seseorang. Sedangkan Hurlock, konsep
diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan
gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan
prestasi yang mereka capai. Sementara menurut Burn konsep diri sebagai
kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencangkup
pendapatnya terhadap diri sendiri dimata orang lain, dan pendapatnya
tentang hal-hal yang dicapai.33 Menurut Branden konsep diri sebagai
pikiran, keyakinan, dan kesan seseorang tentang sifat dan karakteristik
dirinya, keterbatasan dan kapabilitasnya serta kewajiban dan aset-aset yang

32
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 249
33
M. Nur Ghufron, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 13-14
24

dimilikinya.34 Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah suatu ide
tentang diri sendiri yang meliputi pandangan/ persepsi, keyakinan dan
penilaian terhadap diri sendiri.
2. Karakteristik Konsep Diri
Widjajiyanti mengemukakan beberapa aspek dalam konsep diri
sesuai dengan teori kebutuhan Moskow yang meliputi:35
a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terdapat segala sesuatu
yang dimilikinya, seperti kondisi tubuh, penampilan fisik,
keahlian dan pakaian.
b. Aspek kognitif, meliputi gambar yang menyangkut daya ingat,
kemampuan mengolah data, kemampuan matematika, verbal
dan akademik secara umum.
c. Aspek emosi, meliputi keterampilan individu terhadap
pengelolaan implus dan irama perbuahan emosional.
d. Aspek sosial, kemampuan dalam berhubungan di luar dirinya,
perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial
dengan orang lain secara umum.
e. Aspek moral etik, nilai dan prinsip yang memberi arti serta
arah bagi kehidupan seseorang, hubungan dengan tuhan,
perasaan menjadi orang baik atau berdosa.
f. Aspek seksual, pikiran dan perasaan individu terhadap prilaku
dan perasaannya dalam hal seksualitas.
g. Aspek diri, secara keseluruhan, pikiran, perasaan, dan sikap
yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
Dari uraian di atas aspek konsep diri yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah aspek kognitif, yang berhubungan dengan gambar
yang menyangkut daya ingat, kemampuan mengolah data, kemampuan
matematika, verbal dan akademik secara umum.
Menurut Pudjijogyanti dimensi-dimensi konsep diri, adalah
sebagai berikut:36
a. Dimensi kognitif (cognitive dimension) dimensi ini berisi
seperangkat pengetahuan kita tentang diri sendiri (deskripsi
tentang diri), terlepas dari benar atau salah, yang didasarkan
pada bukti-bukti objektif. Misalnya yang berhubungan dengan
penampilan fisik, seperti usia, jenis kelamin, warna kulit. Berat

34
Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2013), h. 62
35
Fadhilah Syafwar, Remaja dan Perkembangannya, (Batusangkar: STAIN Batusangkar
Press, 2011), h. 166
36
Ibid., h. 168-169
25

badan, tinggi badan, kemampuan fisik, kondisi alat indra dan


sebagainya. Pengetahuan yang berhubungan dengan diri psikis
sepeti karakter, kecerdasan, bakat, prestasi, motivasi, minat,
kebahagiaan, kecemasan, dan sebagainya, pengetahuan tentang
diri sosial seperti hubungan individu dengan teman-temannya,
apakah ia merasa dibenci atau disenangi, ditolak dalam
pergaulan.
b. Dimensi persepsi atau cara pandang bagaimana individu
tentang fisiknya dan hal berhubungan dengan psikisnya.
Demikian bagaimana pula individu memandang dirinya dalam
kaitannya dengan relasinya dengan orang lain.
c. Dimensi penilaian bagaimana individu menilai penampilan
fisiknya, apakah iamenerima dirinya ata menolak. Apakah ia
memandang dirinya cantik atau jelek, penilaian yang
berhubungan psikis seperti bagaimana individu menilai
karakternya, kemampuan intelektualnya, bakat-bakatnya,
prestasi akademiknya, motivasinya, minatnya dan sebaginya.
Penilaian yang berhubungan dengan diri sosial seperti apakah
individu merasa memiliki citra diri atau tidak, memiliki harga
diri atau tidak, merasa diterima orang lain atau tidak, merasa
disukai orang lain atau ditolak, merasa disukai orang lain atau
dibenci dan sebagainya.
d. Dimensi harapan (expextation dimention) apakah individu
mempunyai cita-cita atau tidak bagi masa depannya, akan jadi
apa individu itu nantinya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dimensi-
dimensi konsep diri yaitu pertama, dimensi kognitif yaitu seperangkat
pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri baik yang berhubungan
dengan penampilan fisik, psikis dan sosial. Kedua, dimensi persepsi atau
cara pandang yaitu dimensi yang berkaitan dengan cara memandang
fisiknya, dan hal-hal yang berhubungan dengan psikisnya, termasuk cara
individu memandang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan interaksi
dengan orang lain. Ketiga, dimensi penilaian yaitu cara individu menilai
penampilan fisiknya, psikis dan sosial. Keempat, dimensi harapan yaitu
keinginan untuk kedepanya.

Untuk mengetahui konsep diri siswa maka ada beberapa ciri-ciri


konsep diri diantaranya:37

37
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 185-186
26

a. Terorganisikan, seorang individu mengumpulkan banyak


informasi yang dipakai untuk membentuk persepsi tentang
dirinya sendiri
b. Multifaset, individu mengkategorikan persepsi diri itu kedalam
beberapa wilayah (area) misalnya: social acceptance, physical
attractiveness, atheletic ability and academic ability
c. Stabil
d. Tersusun secara hierarkis
e. Berkembang, konsep diri akan berkembang sesuai dengan
umur dan pengaruh lingkungannya
f. Evaluatif, individu memberikan penilaian terhadap dirinya
sendiri
Berdasarkan ciri-ciri di atas yang mempengaruhi terbentuknya
konsep diri siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya
konsep diri yaitu kemampuan, perasaan mempunyai arti bagi orang lain,
kebajikan dan kekuatan.38 Sehingga sebagai seorang siswa yang baik
memiliki konsep diri dengan gambaran sebagai berikut:39
a. Pandangan siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya
(penilaian terhadap dirinya) dalam belajar sehingga mencapai
tujuan pendidikan.
b. Perasaan siswa tentang pentingnya dia belajar sehingga
mencapai harapan yang dinginkannya.
c. Perasaan siswa terhadap kebajikan yang ada dalam dirinya
yang perlu dikembangkan dan dibina.
d. Pandangan siswa terhadap kekuatan atau usaha yang
dihubungkan dengan prestasi yang dicapainya khususnya
dalam belajar matematika.
e. Pandangan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika.
Calhoun dan Acocella mengatakan konsep diri terdiri dari tiga
dimensi atau aspek yaitu: dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan,
dimensi penilaian.40
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang siswa ketahui tentang dirinya.
Siswa bisa menggambarkan dirinya, kelengkapan atau kekurangan
fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama dan lain-

38
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 32
39
Loc.cit.,
40
M. Nur Ghufron , Op.cit., h. 17-18
27

lain. Apa peran siswa dalam kehidupannya sehingga mengetahui apa


yang harus dipikirkan sehingga bisa bertindak dengan tepat dan benar
dan dapat mewujudkan citra diri yang baik dilingkungannya.
b. Harapan
Siswa mempunyai harapan bagi dirinya sendiri untuk menjadi
diri yang ideal yaitu memiliki keinginan untuk berprestasi sesuai
kemampuan yang dimilikinya dengan usaha yang dilakukan dan
memiliki cita-cita dimasa depan, sehingga mendapat gambaran menjadi
siapa dia untuk masa yang akan datang. Adanya keinginan dan cita-cita
maka individu menjalankan aktivitasnya dengan baik untuk mencapai
semua harapan yang telah direncanakan.
c. Penilaian
Siswa berkedudukan sebagai penilai tentang dirinya sendiri.
Apakah bertentangan dengan “siapakah saya”, pengharapan bagi
individu “seharusnya saya menjadi apa”, standar bagi individu.
Semakin tidak sesuai antara harapan dan standar diri maka akan
semakin rendah harga diri seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa ada tiga
dimensi konsep diri, yaitu pengetahuan, harapan dan penilaian. Dari uraian
mengenai dimensi dalam konsep diri maka penulis menggunakan beberapa
indikator dalam penelitian untuk mengukur konsep diri siswa yaitu:
a. Mengetahui kesiapan diri,
Dalam proses belajar matematika harus ada persiapan yang
dilakukan siswa, seperti menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
untuk belajar, membaca materi yang dipelajari dirumah dan
menyiapkan mental untuk siap memulai pelajaran.
b. Mengetahui citra diri,
Siswa mengetahui apa yang menjadi karakterisitik dirinya,
bagaimana cara belajar yang baik menurut dirinya sendiri sehingga
pelajaran dapat dipahami dengan baik.
28

c. Konsep-konsep dalam mempelajari matematika


Konsep matematika merupakan hal utama yang harus dipahami
dalam mempelajari matematika. Konsep yang benar dan tepat mampu
membuat siswa memahami materi yang berkaitan selanjutnya.
d. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika dan
pembelajaran matematika.
Dengan adanya pemahaman konsep siswa maka siswa mampu
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi matematika.
e. Menetapkan nilai yang akan dicapai,
Dalam belajar harus ada target penilaian, menginginkan nilai
yang bagus sehingga mencapai prestasi yang tinggi.
f. Merencanakan kegiatan untuk menggapai cita-cita,
Adanya cita-cita siswa termotivasi untuk belajar sehingga siswa
bisa membuat beberapa rencana dalam menggapai cita-cita.
g. Berusaha mencapai cita-cita,
Menetapkan target maupun usaha yang akan dilakukan untuk
mewujudkan cita-cita.
h. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya,
Siswa berusaha dengan optimal untuk mengerjakan setiap
kegiatan secara maksimal.
i. Mengadakan penilaian terhadap diri,
Setelah melakukan berbagai kegiatan, siswa hendaknya mampu
menilai kekurangan maupun kelebihan yang dimilikinya.
j. Mengadakan perbaikan diri.
Dengan adanya penilaian terhadap diri sendiri membuat siswa
mampu melakukan perbaikan terhadap berbagai hal yang belum
dimengerti oleh dirinya.
Jadi konsep diri merupakan suatu ide tentang diri sendiri yang
meliputi pandangan/ persepsi, keyakinan dan penilaian terhadap diri
sendiri dengan indikator untuk mengukur konsep diri yaitu mengetahui
kesiapan diri, mengetahui citra diri, konsep-konsep dalam mempelajari
29

matematika, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika


dan pembelajaran matematika, menetapkan nilai yang akan dicapai,
merencanakan kegiatan untuk menggapai cita-cita, berusaha mencapai
cita-cita, melakukan kegiatan sebaik-baiknya, mengadakan penilaian
terhadap diri, mengadakan perbaikan diri.
D. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan Kemampuan Pemecahan
Masalah
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam belajar
matematika, karena kemampuan pemecahan masalah sering kali digunakan
untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru baik soal cerita, essay
maupun objektif. Siswa mampu memecahkan soal matematika yang diberikan
jika memiliki kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan pendukung dalam
mewujudkan prestasi belajar matematika. Jika siswa memiliki kemampuan
pemecahan masalah dalam memecahkan persoalan yang diberikan sehingga
menghasilkan nilai yang baik dan berdampak positif terhadap prestasi belajar
matematika anak.
“Hasil penelitian yang dilakukan The National Assessment of
Educational Progress (NAEP) menunjukkkan bahwa siswa kelas tiga
memperoleh prestasi yang baik dalam soal setting yang dikenal siswa.
Sekitar 90% siswa berhasil dengan baik menyelesaikan soal
pemecahan masalah yang memuat penjumlahan bilangan bulat dengan
satu langkah penyelesaian, dan 70% dari mereka berhasil dengan baik
menyelesaikan soal yang memuat pengurangan dengan satu langkah
penyelesaian. Dalam soal pemecahan masalah dengan dua langkah
penyelesaian, prestasi mereka kurang begitu baik. Sekitar 30% siswa
kelas tiga berhasil dengan baik menyelesaikan soal pemecahan
masalah yang memuat penjumlahan/ pengurangan dengan dua langkah
penyelesaian, sedangkan 77% siswa kelas tujuh dapat menyelesaikan
dengan baik jenis soal yang sama. Tingkat keberhasilan siswa dalam
menyelesaiakan soal pemecahan masalah menurun drastis manakala
setting (konteks) permasalahannya diganti dengan hal yang tidak
dikenal mereka. Padahal permasalahan matematikanya tetap sama.”41
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa soal
dengan redaksi berbeda membuat siswa kebingungan dalam menyelesaikan
masalahnya dan siswa kurang mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah

41
Erman Suherman, Op.cit., h.90
30

yang memuat beberapa langkah penyelesaian seperti penjumlahan,


pengurangan. Sehingga untuk soal pemecahan masalah dengan satu langkah
penyelesaian mereka berhasil dengan baik. Namun, untuk soal pemecahan
masalah dengan dua langkah penyelesaian mereka mendapatkan nilaiyang
rendah. Jika siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik maka
ia bisa menyelesaiakan soal dengan berbagai setting soal yang diberikan
sehingga berprestasi tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Jika
siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik maka memperoleh
nilai yang baik sehingga berprestasi baik, sebaliknya jika siswa memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang kurang maka prestasinya menurun.
E. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan Konsep Diri
Konsep diri merupakan gambaran, penilaian dan harapan seseorang
tentang kualitas dirinya, baik kemampuan maupun kelemahannya yang
meliputi aspek fisiologis, aspek psikologis dan aspek sosial. Dalam
pembelajaran matematika, siswa dengan konsep diri yang rendah atau
cenderung negatif akan terlihat pesimis terhadap kemampuannya dalam
menghadapi masalah matematika, meyakini dan memandang bahwa dirinya
tidak mungkin mendapat nilai atau prestasi belajar yang tinggi dalam pelajaran
matematika, mudah menyerah dalam menghadapi masalah-masalah
matematika atau mengerjakan soal-soal matematika dan juga selalu ingin
menghindari pelajaran matematika.
Tentu saja sikap-sikap tersebut membuat prestasi belajar matematika
siswa tidak maksimal. Sebaliknya siswa dengan konsep diri yang tinggi atau
cenderung positif terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, punya motivasi
serta selalu bersikap positif dalam proses pembelajaran matematika membuat
prestasi belajar matematika siswa ini lebih tinggi dibanding siswa dengan
konsep diri negatif.
Beberapa ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa konsep diri
dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Menurut Nylor, “Siswa
yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di
31

sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri
yang tinggi, serta hubungan menunjukkan antarpribadi yang positif pula.”42
Mereka merancang target yang akan dicapainya dalam belajar, seperti
mendapakan nilai 8,00 ke atas dalam mata pelajaran matematika pada waktu
naik kelas. Dengan belajar dengan tekun, dengan menanamkan keyakinan
dalam dirinya bahwa dia harus mencapai target yang dibuatnya,
menghilangkan perasaan cemas dan memperlihatkan kemandirian belajar,
sehingga tidak bergantung pada guru. Untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dan prestasi belajar Fink:
“Melakukan penelitian dengan melibatkan sejumlah siswa laki-
laki dan perempuan yang dipasangkan berdasakan tingkat intelegensi
mereka. Disamping itu, mereka digolongkan berdasarkan prestasi
belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan
kelompok berprestasi kurang (underachievers). Hal penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan siwa yang tergolong
overachievers dan underachiever. Siswa yang tergolong overachievers
menunjukkan konsep diri yang lebih positif, dan hubungan yang erat
antara konsep diri dan prestasi belajar terlihat jelas pada siswa laki-
laki”.43
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fink bahwasanya ada
perbedaan antara kelompok siswa yang berprestasi lebih dengan kelompok
siswa berprestasi kurang. Kelompok siswa yang berprestasi lebih memiliki
konsep diri yang positif, sebaliknya kelompok siswa yang berprestasi rendah
memiliki konsep diri yang negatif.
Penelitian Walsh, juga menunjukkan bahwa siswa-siswa yang
tergolong underachiever mempunyai konsep diri yang negatif, serta
memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian: 1) mempunyai perasaan
dikritik, ditolak dan diisolir, 2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan
cara menghindar dan bahkan bersikap menentang, 3) tidak mampu
mengekspresikan perasaan dan prilakunya.44

42
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012),h. 171
43
Loc.cit.,
44
Loc.cit.,
32

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa


konsep diri dan prestasi belajar siswa di sekolah memiliki hubungan yang erat.
Siswa yang berprestasi tinggi memiliki konsep diri yang berbeda dengan siswa
yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah akan menilai dirinya
tidak dapat diterima oleh orang lain karena kurang menyesuaikan diri dengan
orang lain. Siswa yang memandang dirinya negatif merasa semua yang telah
dicapai sebagai suatu keberhasilan yang ada pada dirinya dianggap sebagai
faktor kebetulan saja dan keberuntungan. Lain halnya dengan siswa yang
beranggapan positif terhadap dirinya sendiri yang memiliki keyakinan bahwa
keberhasilan yang dicapai sebagai suatu bentuk kerja keras yang telah
dilakukannya. Jadi dapat disimpulkan siswa yang memiliki konsep diri yang
positif menciptakan prestasi yang baik, sebaliknya siswa yang memiliki
prestasi yang negatif cenderung berprestasi rendah.
F. Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Konsep Diri
Kemampuan pemecahan masalah matematis menitikberatkan
hubungan antara sasaran dan aturan-aturan. Indikator yang perlu dilakukan
siswa untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami
masalah, memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah,
menyelesaikan masalah dengan benar dan sistematis, dan memeriksa sendiri
ketepatan strategi yang dipilihnya dan kebenaran penyelesaian masalah yang
didapatkannya.
Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert, mengemukakan
bahwa ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri yang positif, yaitu: 45
1. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
2. Ia merasa setara dengan orang lain
3. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
4. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan, keinginan
dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat
5. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubahnya.

45
Fadhilah Syafwar, Op.cit., h.163
33

Beberapa tanda orang yang memiliki konsep diri positif, maka salah
satunya adalah siswa yakin akan kemampuannya dalam mengatasi suatu
masalah. Sedangkan indikator untuk mengukur kemampuan pemecahan
masalah yaitu siswa harus mampu memahami masalah. Berdasarkan tanda
orang yang memiliki konsep diri positif dan indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu sama-sama membahas mengenai usaha siswa mengatasi suatu
masalah. Makanya, dapat dikatakan kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri memiliki hubungan.
Sementara itu D. E Hamachek menyebutkan sebelas karakteristik
konsep diri yang positif, yaitu:46
1. Ia meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta
bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat
kelompok yang kuat.
2. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa
bersalahyang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya.
3. Ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan
apa yang akan terjadi besok, waktu lalu dan apa yang terjadi waktu
sekarang.
4. Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi
persoalan.
5. Ia merasa sama dengan orang lain.
6. Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan
bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih
sebagi sahabatnya.
7. Ia menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima
penghargaan tanpa mersa bersalah.
8. Ia cendrung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu
merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah
sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang
mendalam sampai kepuaasan yang mendalam pula.
10. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan
yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri kreatif, dan
persahabatan.
11. Ia peka terhadap kebutuhan orang lain, dalam sosial ia terima dan
persahabatan.

46
Ibid., h.163-164
34

Berdasarkan karakteristik yang dikemukakan oleh D.E Hamacheck


yang keempat yaitu ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk
mengatasi persoalan. Jika siswa diberikan soal pemecahan masalah dan
memiliki konsep diri yang positif. Maka siswa bisa menyelesaikan soal
pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan kemampuan pemecahan
masalah yang ia miliki. Jadi karakteristik ini bisa dikaitkan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Sehingga bisa disimpulkan ada
hubungan positif konsep diri dengan kemampuan pemecahan masalah. Dari
kedua teori yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara konsep diri dengan kemampuan pemecahan masalah. Jika
seseorang memiliki konsep diri yang positif maka orang tersebut memiliki
kemampuan pemecahan masalah dalam dirinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elsa Komala dengan judul
“Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa Sekolah
Menengah Pertama” yang menyimpukan ada hubungan positif yang
signifikan, antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan self concept
siswa dengan kualifikasi sedang. Sehingga kemampuan pemecahan masalah
matematis dan self concept siswa mempunyai hubungan positif dalam proses
pembelajaran matematika.47 Jadi dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara kemampuan pemecahan masalah
matematis dengan konsep diri.
G. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dalam peneitian ini adalah “Pengaruh Konsep
Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”. Hasil
penelitian Yuan Andinny yang menyimpulkan koefisien determinasi adalah
sebesar 28,09% maka dapat diartikan terdapat pengaruh konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika sebesar 28,09% dan sisanya dipengaruhi faktor

47
Elsa Comala, Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa Sekolah Menengah
Pertama, Tersedia: http:// repository.upi.edu, 5 April 2016
35

lain.48 Berdasarkan penelitian Andinny menunjukkan bahwa terdapat pengaruh


yang positif konsep diri terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Untuk penelitian relevan selanjutnya dalam penelitian ini adalah
penelitian Napis Markawi dengan judul “Pengaruh Keterampilan Proses Sains,
Penalaran, dan Pemecahan Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika”. Hasil
penelitiannnya menunjukkan besar pengaruh pemecahan masalah terhadap
hasil belajar fisika adalah 8,29%. Pengaruh signifikan pemecahan masalah
terhadap hasil belajar fisika yaitu dengan thitung sebesar 2,977 dan ttabel 1,985
berarti koefisien jalurnya signifikan. Dengan demikian, pengaruh kemampuan
pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar fisika.49
Berbeda dengan masalah yang peneliti lakukan, yaitu penelitian ini
melihat pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total kemampuan
pemecahan masalah, konsep diri terhadap prestasi belajar matematika siswa.
H. Kerangka Konseptual
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan beberapa
faktor diantaranya faktor yang berasal dari dalam diri yaitu pertama,
intelektual yang didalamnya ada kemampuan belajar siswa, dimana di dalam
belajar matematika diperlukan kemampuan pemecahan masalah dan kedua
non intelektual diantaranya terdapat konsep diri.
Kerangka Konseptual dalam penelitian ini adalah:
X1: Kemampuan pemecahan masalah sebagai variabel bebas
X2: Konsep diri sebagai variabel bebas
Y : Prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat
Pengaruh langsung X1 terhadap Y, pengaruh X2 terhadap Y dan
pengaruh X1, X2 terhadap Y dan pengaruh tidak langsung X2 melalui X1
terhadap Y. Hubungan ketiga variabel tersebut digambarkan dalam diagram
jalur berikut:

48
Yuan Andinny, Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, (Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 3(2): 126-135 ISSN: 2088-
351X), di akses 4 Juni 2016
49
Napis Markawi, Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan
Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika, (Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), Jurnal
Formatif 3(1): 11-25 ISSN: 2088-351X ), di akses 4 Agustus 2016
36

Gambar 1. Diagram jalur hubungan ketiga variabel

Keterangan:
X1 = Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah
X2 = Variabel Konsep Diri
Y = Variabel Prestasi Belajar Matematika
𝜀 = Variabel residu 𝜀 (kesalahan dalam perhitungan)
𝑟𝑥1 𝑥2 = Koefisien korelasi variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
dengan konsep diri (X2), menggambarkan intensitas keeratan
hubungan antara variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
dengan konsep diri (X2).
𝜌𝑦𝑥1 = Koefisien jalur variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
terhadap prestasi belajar matematika (Y), menggambarkan
besarnya pengaruh langsung variabel kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
𝜌𝑦𝑥2 = Koefisien jalur variabel konsep diri (X2) terhadap presatsi belajar
matematika (Y), menggambarkan besarnya pengaruh langsung
variabel konsep diri (X2) terhadap presasti belajar matematika
(Y).
𝑅 2 𝑦(𝑥1 ,𝑥2) = Koefisien determinasi total kemampuan pemecahan masalah (X1)
dan konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
37

𝜌𝑦𝜀 = Koefisien jalur variabel residu (𝜀) terhadap prestasi belajar


matematika (Y), menggambarkan besarnya pengaruh langsung
variabel residu (𝜀) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
I. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar matematika.
2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan konsep diri yang dimiliki
siswa terhadap prestasi belajar matematika.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar
matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Pada
dasarnya penelitian ini merupakan penelitian assosiatif yang menggunakan
analisis jalur. Menurut Sewall Wright analisis jalur digunakan apabila secara
teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat.50
Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mencari pengaruh langsung,
pengaruh tidak langsung, pengaruh total variabel kemampuan pemecahan
masalah, konsep diri terhadap prestasi belajar matematika baik secara sendiri-
sendiri (partial) maupun secara bersama-sama (simultan), dimana kedua
variabel tersebut memiliki korelasi yang kuat atau memiliki hubungan yang
kompleks.
Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian expost facto dengan
pendekatan kuantitatif. Dikatakan expost facto karena di dalam penelitian ini
tidak dibuat perlakuan pada objek penelitian melainkan hanya
mengungkapkan fakta pada diri responden. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data
penelitian diwujudkan dalam bentuk angka yang dianalisis dengan statistik
dan hasilnya dideskripsikan.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sungai
Jambu yang terletak di Nagari Sungai Jambu Kecamatan Pariangan
Kabupaten Tanah Datar.

50
Muhidin dan M.Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 221

38
39

C. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
statistik satu kelompok. Pada satu kelompok subjek dilakukan pengukuran
terhadap variabel terkait.
Rancangan penelitian digambarkan dalam skema berikut:

Penentuan sampel penelitian

Tes kemampuan Pengisian angket Nilai rapor


pemecahan masalah konsep diri (prestasi belajar matematika)

Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung kemampuan


pemecahan masalah, konsep diri secara partial dan pengaruh
secara simultan terhadap prestasi belajar matematika

Gambar 2. Skema rancangan penelitian


D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIIIA MTsN Sungai
Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 orang dengan
pertimbangan bahwa keadaan kelas tersebut cukup heterogen baik dalam
tingkat prestasi belajar matematika, bidang kemampuan pemecahan masalah
dan konsep diri yang dimiliki siswa. Pelaksanaan penelitian juga diharapkan
tidak menganggu program-program sekolah tersebut.
E. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari kelas sampel yaitu
terdiri dari skor nilai dari tes kemampuan pemecahan masalah, data
angket konsep diri.
b. Data sekunder ialah data yang tidak langsung yang diperoleh dari
orang lain, berupa nilai rapor matematika siswa dari guru bidang studi
40

untuk melihat tingkat prestasi belajar matematika siswa kelas VIII


MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
F. Variabel
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.51 Pada
penelitian ini variabel bebasnya ada dua yaitu kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam Bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat.52 Pada
penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika, karena
bergantung pada variabel lain baik atau buruk hasilnya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen (alat pengumpul data) untuk penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah, angket konsep diri, dan nilai rapor
matematika siswa untuk melihat prestasi belajar matematika.
1. Tes kemampuan pemecahan masalah
Untuk melakukan tes kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam pembelajaran matematika maka diperlukan langkah-langkah
berikut:
a. Menyusun tes
Langkah-langkah menyusun tes adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mendapatkan skor
tes kemampuan pemecahan masalah.

51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 61
52
Loc.cit.,
41

2) Membuat batasan terhadap bahan pelajaran yang diujikan. Materi


yang diujikan untuk tes kemampuan pemecahan masalah
matematika adalah kubus dan balok.
3) Menyusun kisi-kisi tes uji coba kemampuan pemecahan masalah
dengan indikator kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut:
a) Memahami masalah
b) Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
c) Menyelesaikan masalah dengan benar dan sistematis, dan
d) Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatkannya.
Kisi-kisi tes tersebut dapat dilihat pada Lampiran I.
4) Menulis butir-butir soal yang diujikan dan menuliskan jawabannya.
Soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran II dan jawabannya pada
Lampiran III.
5) Soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan
masalah siswa adalah soal essay. Dengan tingkatan ranah kognitif
pemahaman (C1), dan penerapan (C3).
b. Analisis Butir Soal
Sebelum soal diujikan kepada siswa, maka dilakukan terlebih
dahulu hal-hal sebagai berikut:
1) Validitas Tes
Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan cara tepat,
benar, dan sahih dapat mengukur apa sebenarnya diukur.53
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi
dan validitas muka. Karena validitas isi mengandung arti validitas
kurikulum karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum
dan mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
atau isi pelajaran yang diberikan.54 Validitas isi tes tersebut harus

53
Asnelly Ilyas, Evaluasi Pendidikan (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2006),
h.60
54
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2,( Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 82
42

sesuai dengan kurikulum yang berlaku disekolah, sesuai dengan


materi yang diajarkan dan soal mampu mengukur kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Validitas muka diperlukan untuk menentukan ketetapan
butir soal ditinjau dari susunan kalimat/bahasa. Suatu butir soal
yang memenuhi kriteria struktur bahasa yang dapat dipahami siswa
apabila:
a) Pokok soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia;
b) Pokok soal menggunakan bahasa yang komunikatif.
Penilaian validitas isi dan validitas muka diberikan oleh 2
orang dosen Matematika IAIN Batusangkar yaitu Ibu Ika Metiza
Maris, M.Si dan Ibu Kurnia Rahmi Y, M.Sc serta salah seorang
guru mata pelajaran Matematika Kelas VIII MTsN Sungai Jambu
yaitu Ibu Eka Sriwahyudi, S.Pd. Kepada validator, diberikan
lembaran penilaian dengan skala penilaian adalah Skala Likert
yang terdiri dari 5 kategori, yaitu sangat valid (SV), valid (V),
cukup valid (CK), kurang valid (KV), tidak valid (TV).
Secara umum setelah dilakukan validitas isi dan validitas
muka, maka validator menilai bahwa soal tes kemampuan
pemecahan masalah matematis dapat digunakan dengan revisi
sedikit. Revisi yang dilakukan sesuai saran validator adalah
perbaiki redaksi pertanyaan dan kesederhanaan bahasa soal yang
digunakan disesuaikan dengan siswa SMP/MTs serta perubahan
soal pada Tabel 4.
43

Tabel 4. Soal Sebelum dan Sesudah Validasi


Soal sebelum validasi Soal setelah validasi
Sebuah kardus mempunyai Sebuah kardus mempunyai
ukuran 12,5 cm × 10 cm × 8 ukuran 15 cm × 10 cm × 5 cm,
cm, jika ke dalam kardus jika ke dalam kardus tersebut
tersebut akan dimasukkan kubus akan dimasukkan kubus yang
yang berukuran 5 cm, maka berukuran 5 cm, maka
banyaknya kubus yang dapat banyaknya kubus yang dapat
ditampung oleh kardus tersebut ditampung oleh kardus tersebut
adalah…buah a. Dari ilustrasi soal di atas
buatlah apa yang diketahui
dan ditanyakan serta
kecukupan data yang
diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut
dengan benar dan sistematis!

Lembar hasil validasi soal uji coba tes oleh validator dapat
dilihat pada Lampiran IV dan perubahan soal sebelum validasi
dan sesudah validasi ada pada Lampiran V.

2) Melakukan uji coba tes


Soal yang telah disusun diujicobakan kepada siswa kelas
VIIIB MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 untuk
mengukur tingkat kemampuan pemecahan siswa dalam
menyelesaikan soal tersebut. Soal ini akan diujicobakan di kelas
VIIIB MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016. Peneliti
mengambil kelas VIIIB MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran
2015/2016 sebagai tempat uji coba soal, karena pada kelas tersebut
pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diujikan sejalan
dengan pengetahuan siswa pada kelas yang menjadi subjek
penelitian. Hasil tes uji coba tercantum dalam proporsi jawaban
soal uji coba tes kemampuan pemecahan masalah pada Lampiran
VI.
3) Reliabilitas tes
Reliabel adalah keadaan suatu tes jika tes tersebut diteskan
kembali maka dapat menghasilkan informasi yang konsisten, tetap
44

dan andal.55 Makanya suatu tes dikatakan reliabel apabila tes


tersebut memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang
kali. Jadi reliabilitas tes adalah suatu ukuran apakah tes tersebut
dapat dipercaya. Menentukan reliabilitas tes uraian dipakai rumus
alpha yaitu:56
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡
dengan:
( x) 2
 x2 
t2 = N
N
Keterangan:
r11 = Reliabilitas soal
2
∑ 𝜎𝑖 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
2
𝜎𝑡 = Varians total
𝑛 = Jumlah butir soal
Tabel 5. Kriteria Reliabilitas Tes57
0,80 < r11≤1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

Harga rhitung yang diperoleh adalah 0,82 yang berada pada


interval 0,80 < r11 ≤ 1,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal
tes uji coba memiliki reliabel sangat tinggi. Perhitungan reliabilitas
dapat dilihat pada Lampiran VII.
4) Daya pembeda soal
Daya pembeda soal ditentukan dengan mencari indeks
pembeda soal. Indeks pembeda soal adalah angka yang
menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dan kelompok rendah

55
Asnely Ilyas, Evaluasi Pendidikan, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2006), h.
67
56
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 122-123
57
Ibid., h. 89
45

untuk menghitung indeks pembeda soal dapat dilakukan dengan


cara sebagai berikut:58
a) Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai
terendah.
b) Kemudian diambil 27% dari kelompok yang mendapat
nilai tinggi dan 27% dari kelompok yang mendapat
nilai rendah.
c) Menentukan daya pembeda soal yang berarti
(significan) atau tidak, dicari dulu “degress of freedom”
(df) dengan rumus:
𝑓 = (𝑛𝑡 − 1) + (𝑛𝑟 − 1)
𝑛𝑡 = 𝑛𝑟 = 27% 𝑥 𝑁 = 𝑛
d) Cari indeks pembeda soal dengan rumus:
(𝑀𝑡 −𝑀𝑟 )
𝐼𝑝 =
∑ 𝑋 2 + ∑ 𝑋𝑟2
√ 𝑡
𝑛(𝑛 − 1)
Keterangan:
Ip = Indeks pembeda soal

Mt = Rata-rata skor kelompok tinggi

Mr = Rata-rata skor kelompok rendah

X 2
t = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi

X 2
r = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah

n = 27%  N
N = Banyak peserta tes

Menurut Prawironegoro, ”Suatu soal mempunyai daya


pembeda soal yang berarti (signifikan) jika 𝐼𝑝 hitung  𝐼𝑝 tabel pada df
yang telah ditentukan”.59 Setelah dilakukan analisis data
diperolehlah koefisien daya pembeda tiap butir soal.

Setelah dilakukan uji coba didapat daya pembeda soal


sebagai berikut:

58
Pratiknyo Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal Bidang Studi
Matematis, (Jakarta: Dirjen Dikti P2I. PTK, 1985), h.10-11
59
Ibid., h. 11
46

Tabel 6. Hasil Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan


Pemecahan Masalah Setelah Dilakukan Uji
Coba
Jumlah Jumlah
skor skor Ip Ip
No Kriteria
kelompok kelompok hitung tabel
tinggi rendah
1.a 10 6 3,08 2,31 Signifikan
1.b 20 11 2,45 2,31 Signifikan
1.c 20 10 3,64 2,31 Signifikan
1.d 15 6 3,67 2,31 Signifikan
2.a 8 6 0,89 2,31 Tidak
Signifikan
2.b 19 12 2,54 2,31 Signifikan
2.c 14 4 2,98 2,31 Signifikan
3.a 8 2 3,43 2,31 Signifikan
3.b 18 6 2,69 2,31 Signifikan
4.a 10 1 9 2,31 Signifikan
4.b 20 4 4 2,31 Signifikan

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa butir soal 2.a


memiliki daya pembeda yang tidak signifikan, butir soal 1.a, 1.b,
1.c, 1.d, 2.b, 2.c, 3.a, 3.b, 4.a, dan 4.b memiliki daya pembeda yang
signifikan. Hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada
Lampiran VIII.
5) Taraf kesukaran soal
Butir-butir soal tes kemampuan pemecahan masalah dapat
dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila soalnya tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.60 Soal yang terlalu mudah
dan terlalu sukar harus direvisi atau diganti.
Untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk essay atau
uraian dapat digunakan rumus:61
(𝐷𝑡 + 𝐷𝑟 )
𝐼𝑘 = × 100 %
2𝑚𝑛

60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 209
61
Pratikyo Prawironegoro, Op.cit., h. 14
47

Keterangan:
𝐼𝑘 = indeks kesukaran soal
Dt = jumlah skor kelompok tinggi
Dr= jumlah skor kelompok rendah
m = skor setiap soal jika benar
n = 27% x N
Kriteria indeks kesukaran:
Tabel 7. Kriteria Indeks Kesukaran Soal62
𝐼𝑘 Interpretasi
𝐼𝑘 < 27% Sukar
27%≤ 𝐼𝑘 ≤ 73% Sedang
𝐼𝑘 >73 Mudah

Setelah dilakukan uji coba didapat indeks kesukaran soal


sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah setelah Dilakukan Uji
Coba
Jumlah skor Jumlah skor
Ik
No kelompok kelompok Kriteria
(%)
tinggi rendah
1.a 10 6 80 Soal Mudah
1.b 20 11 77,5 Soal Mudah
1.c 20 10 75 Soal Mudah
1.d 15 6 70 Soal Sedang
2.a 8 6 70 Soal Sedang
2.b 19 12 77,5 Soal Mudah
2.c 14 4 60 Soal Sedang
3.a 8 2 50 Soal Sedang
3.b 18 6 60 Soal Sedang
4.a 10 1 55 Soal Sedang
4.b 20 4 60 Soal Sedang

Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa butir soal 1.a, 1.b, 1.c,
dan 2.b tergolong kategori mudah, butir soal 1.d, 2.a, 2.c, 3.a, 3.b,
4.a, dan 4.d tergolong ketegori sedang. Perhitungan indeks
kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran IX.

62
Ibid., h. 14-15
48

6) Klasifikasi soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks pembeda (Ip) dan
indeks kesukaran soal (Ik) maka ditentukan soal yang akan
digunakan. Klasifikasi soal uraian adalah:63
a) Item tetap dipakai jika Ip signifikan 0% < 𝐼𝑘 < 100%
b) Item diperbaiki jika:
Ip signifikan dan Ik = 0% atau Ik = 100%
Ip tidak signifikan dan 0% < 𝐼𝑘 < 100%
c) Item diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 0% atau Ik
= 100%
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda dan indeks
kesukaran, soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 9. Klasifikasi Soal Tes Uji Coba Kemampuan
Pemecahan Masalah
No
Ip Keterangan Ik Keterangan Klasifikasi
Soal
1.a 3,08 Signifikan 80 Soal Mudah Dipakai
1.b 2,45 Signifikan 77,5 Soal Mudah Dipakai
1.c 3,64 Signifikan 75 Soal Mudah Dipakai
1.d 3,67 Signifikan 70 Soal Sedang Dipakai
0,89 Tidak 70 Soal Sedang Tidak
2.a
Signifikan Dipakai
2.b 2,54 Signifikan 77,5 Soal Mudah Dipakai
2.c 2,98 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai
3.a 3,43 Signifikan 50 Soal Sedang Dipakai
3.b 2,69 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai
4.a 9 Signifikan 55 Soal Sedang Dipakai
4.b 4 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa butir soal no 2.a tidak


dipakai. Adapun kisi-kisi soal yang dipakai dapat dilihat pada
Lampiran X, butir soal dapat dilihat pada Lampiran XI, kunci
jawaban soal dapat dilihat pada Lampiran XII.
2. Angket konsep diri
Angket konsep diri digunakan untuk mendapatkan skor angket
tentang konsep diri siswa dalam belajar. Angket memuat pertanyaan yang
disertai dengan pilihan jawabannya. Skala konsep diri yang digunakan

63
Ibid., h. 16
49

dalam angket antara lain dapat disusun dalam bentuk Skala Likert yang
terdiri dari serangkaian pertanyaan positif dan negatif berkenaan dengan
aspek konsep diri yang diukur, dengan pilihan dan bobot seperti tabel
berikut:
Tabel 10. Skala Likert Angket Konsep Diri64
Skor untuk setiap pertanyaan
No. Jawaban siswa
Positif Negatif
1 Selalu(SL) 5 1
2 Sering (S) 4 2
3 Kadang-Kadang (KK) 3 3
4 Jarang (J) 2 4
5 Tidak Pernah (TP) 1 5

Angket yang peneliti berikan berupa pernyataan-pernyataan dengan


kategori jawaban selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki dua bentuk, yaitu pernyataan
yang berbentuk positif dan berbentuk negatif.

Peneliti menetapkan skor dari pernyataan yang berbentuk positif


dengan kategori jawaban selalu skornya lima, untuk kategori sering
skornya empat, untuk kategori jarang skornya tiga, untuk kategori kadang-
kadang dua dan untuk kategori tidak pernah skornya satu. Pernyataan yang
berbentuk negatif dengan kategori jawaban selalu skornya satu, untuk
kategori sering skornya dua, untuk kategori jarang skornya tiga, untuk
kategori kadang-kadang empat dan untuk kategori tidak pernah skornya
lima.
Hal–hal yang dilakukan untuk memperoleh hasil angket konsep
diri adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Angket
Langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan mengadakan pengisian angket yaitu untuk
mendapatkan skor konsep diri siswa.

64
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 87
50

2) Menetapkan indikator yang dinilai untuk melihat konsep diri siswa.


Adapun indikator konsep diri yang akan digunakan adalah:
a. Mengetahui kesiapan diri,
b. Mengetahui citra diri,
c. Konsep-konsep dalam mempelajari matematika,
d. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika dan
pembelajaran matematika,
e. Menetapkan nilai yang akan dicapai,
f. Merencanakan kegiatan untuk menggapai cita-cita,
g. Berusaha mencapai cita-cita,
h. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya,
i. Mengadakan penilaian terhadap diri,
j. Mengadakan perbaikan diri.
3) Menyusun kisi-kisi instrumen angket uji coba berdasarkan
indikator-indikator konsep diri yang akan diukur dan selanjutnya
menentukan jumlah dan nomor item instrumen tersebut. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XIII.
4) Menyusun butir-butir angket uji coba konsep diri berdasarkan kisi-
kisi yang telah disusun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran XIV.
b. Analisis butir angket
Langkah-langkah menganalisis butir angket adalah
sebagai berikut:
1) Validitas Angket
Setelah angket selesai disusun, supaya diperoleh hasil yang
valid dan dipercaya, maka sebelum instrumen angket tersebut
diberikan kepada responden atau siswa, maka perlu diuji
validitasnya terlebih dahulu. Dimana validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur.
Validitas isi dan validitas muka dilakukan terlebih dahulu
oleh para pakar atau dosen Matematika dan dosen Bimbingan
51

Konseling IAIN Batusangkar. Penilaian dengan memberikan


lembar validasi angket. Hasil penilaian validator dapat dilihat pada
Lampiran XV. Setelah penilaian validasi oleh validator, angket
diperbaiki sesuai dengan redaksi dan bahasa pernyataan angket
serta perubahan angket seperti berikut:
Tabel 11. Angket Sebelum dan Sesudah Validasi
Angket sebelum validasi Angket sesudah validasi
1. Saya adalah siswa yang 1. Saya menyiapkan buku
dapat membuat rencana matematika, alat tulis dan alat
belajar yang baik bantu untuk belajar
matematika
2. Saya kurang memahami 3. Saya kurang memahami
materi kubus dan balok pelajaran matematika

Perubahan angket sebelum validasi dan sesudah validasi


dapat dilihat pada Lampiran XVI. Angket yang sudah di validasi
diberikan kepada siswa kelas uji coba kemudian dilakukan
validitas konstruk. Validitas konstruk adalah validitas yang
berkaitan dengan kesanggupan suatu alat penilaianuntuk mengukur
pengertian–pengertian yang terkandung dalam materi yang
diukurnya.65
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam menguji
validitas angket uji coba konsep diri:66
a) Menjumlahkan skor jawaban.
b) Uji validitas setiap butir pertanyaan dengan cara
setiap butir pertanyaan dinyatakan menjadi variabel
X dan total jawaban menjadi variabel Y
c) Menghitung nilai rtabel (𝛼; 𝑛 − 2), n = jumlah
sampel, pada tabel product moment
d) Menghitung nilai rhitung , langkah-langkahnya
adalah:
(1) Membuat tabel penolong
(2) Menghitung nilai rhitung . Rumus yang bisa
digunakan untuk uji validitas adalah

65
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal 14
66
Muhidin dan M.Abdurrahman, Op.cit.,hal 31
52

menggunakan teknik korelasi product moment


sebagai berikut:

𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


r=
√[𝑁(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 ][𝑁(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ]

dimana:
𝑁 = jumlah responden
𝑋 = skor variabel (jawaban responden)
𝑌 = skor total variabel untuk responden n
e) Membuat keputusan, suatu instrumen penelitian
dikatakan valid, bila:
(1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi
0,3.
(2) Jika koefisien korelasi product moment >
rtabel (𝛼; 𝑛 − 2), n = jumlah sampel

Berdasarkan penjelasan langkah-langkah di atas, dalam


penelitian ini, untuk langkah e) membuat keputusan, suatu
instrument penelitian dikatakan valid, bila dipakai dua cara yaitu
cara (1) jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 atau
cara (2) Jika koefisien korelasi product moment > rtabel (𝛼; 𝑛 −
2).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara kedua.
Berdasarkan validitas uji coba angket konsep diri yang dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi product moment ini diperoleh
hasil yaitu dari 40 butir pertanyaan pada angket, terdapat 26 butir
valid. Jadi dalam penelitian ini, butir yang valid dipakai.
Perhitungan proporsi dan validitas angket dapat dilihat pada
Lampiran XVII dan Lampiran XVIII. Adapun kisi-kisi angket
konsep diri setelah validitas tersebut dapat dilihat pada Lampiran
XX dan butir angket konsep diri dapat dilihat pada Lampiran
XXI.
2) Reliabilitas Angket
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat
yang memberikan hasil yang tetap sama (relatif sama) jika
53

pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun


dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan
tempat yang berbeda pula. Setelah angket uji coba diberikan
kepada kelas uji coba, kemudian dilakukan uji reabilitas angket.
Uji reliabilitas angket uji coba konsep diri dipakai rumus alpha
yaitu:67
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡

dengan:
( x) 2
 x2 
t2 = N
N
Keterangan:
r11 = Reliabilitas soal
∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 = Varians total
𝑛 = Jumlah butir soal

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh harga


𝑟11 adalah 0,91 yang berada pada interval 0,80 < r11 ≤ 1,00.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa angket uji coba
konsep diri memiliki reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan
reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran XXII.
Jumlah item pada angket adalah 26 item dengan nilai terendah 1
dan nilai tertinggi 5. Rentang maksimum dan minimum adalah 130 dan 26,
sehingga luas jarak sebenarnya adalah 130 – 26 = 104. Dengan demikian
setiap satuan deviasi standarnya bernilai 𝜎 = 104/ 6 = 17 (dibulatkan), dan
mean teoretisnya adalah 𝜇 = 26×3 = 78. Penggolongan subjek ke dalam 3
kategori diagnosis tingkat konsep diri maka keenam satuan deviasi standar
dibagi kedalam 3 bagian, sehingga diperoleh data pada tabel 10.68

67
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 122-123
68
Syaifuddin Azwar, Penyusun Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hal.109
54

Tabel 12. Klasifikasi Skor Konsep Diri Siswa


No Rentang Skor Klasifikasi
1 Skor tes < 61 Rendah
2 61 ≤ Skor tes < 95 Sedang
3 95 ≤ Skor tes Tinggi

3. Prestasi Belajar Matematika


Data prestasi belajar matematika diperoleh melalui nilai rapor
siswa kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
Setelah diperoleh nilai rapor prestasi belajar matematika tersebut, lalu
dilakukan pengklasifikasian terhadap nilai rapor tersebut, berdasarkan
tabel berikut:
Tabel 13. Klasifikasi Prestasi Belajar69
No Interval Kriteria
1 80 < Skor tes ≤ 100 Baik Sekali
2 60 < Skor tes ≤ 80 Baik
3 40 < Skor tes ≤ 60 Cukup
4 21 < Skor tes ≤ 40 Kurang
5 Skor tes ≤ 21 Kurang Sekali
H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan
a. Meninjau sekolah tempat penelitian diadakan
b. Mengajukan surat permohonan penelitian
c. Konsultasi dengan guru bidang studi yang bersangkutan
d. Menyusun soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika
e. Menyusun angket konsep diri siswa
f. Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam tahap pelaksaaan penelitian adalah
sebagai berikut:

69
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 35
55

a. Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan setelah siswa


selesai mengikuti pembelajaran matematika pada materi kubus dan
balok.
b. Pengisian angket konsep diri dilaksanakan setelah siswa melaksanakan
tes kemampuan pemecahan masalah.
c. Meminta data nilai rapor semester genap siswa kelas VIIIA MTsN
Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis jalur (path analysis), dengan langkah kerja sebagai berikut:70
1. Menggambarkan dengan jelas diagram jalur dan persamaan struktural dari
diagram jalur yang telah dirancang. Diagram jalur dari penelitian ini telah
dijelaskan pada kerangka konseptual. Sedangkan persamaan struktural
untuk diagram jalur tersebut adalah:

Y = 𝜌𝑦𝑥1 X1 +𝜌𝑦𝑥2 X2 + 𝜀
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel
𝑋1 𝑋2 Y
1 𝑟𝑥1 𝑥2 𝑟𝑥1 𝑦
𝑅 =[0 1 𝑟𝑥2 𝑦 ]
0 0 1
Koefisien korelasi dicari dengan menggunakan product moment
coefficient dari Karl Person. Formulanya sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ]. [𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑌)2 ]

Tabel 14. Interpretasi Koefesien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,000 Sangat Kuat
0,600 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,800 Kuat
0,400 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,600 Cukup Kuat
0,200 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,400 Rendah
0,000 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,200 Sangat Rendah
(Sumber: Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan)

70
Muhidin dan M.Abdurrahman, Op.cit., hal 225
56

3. Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang


menyusunpersamaan struktural
𝑋1 𝑋2
1 𝑟𝑥1 𝑥2
R= [ ]
0 1
4. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogenus dengan rumus:
𝑋1 𝑋2
𝐶11 𝐶12
𝑅1−1 = [ ]
0 𝐶22
5. Menghitung semua koefisien jalur dengan rumus:
𝜌𝑦𝑥 𝐶 𝐶12 𝑟𝑥1 𝑦
[𝜌 1 ] = [ 11 ][ ]
𝑦𝑥2 0 𝐶22 𝑟𝑥2 𝑦
Tabel 15. Interpretasi Koefisien Jalur(Path Analysis)71
NoNoNO Nilai Koefisien Path Daya/pengaruh

N
o
1 0,05 – 0,09 Lemah

1
2 0,10 – 0,29 Sedang

2
3 0,30 – ke atas Kuat

6. Menghitung semua koefisien residu (𝜀) dengan rumus:


𝜌𝑦𝜀 = √1 − 𝑅 2 𝑦(𝑥1 , 𝑥2 )
7. Mensubstitusikan nilai koefisien jalur dan koefisien residu kedalam
persamaan struktural.
8. Menguji signifikansi (test of significance) setiap koefisien jalur yang
telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri (partial) maupun secara
bersama-sama (simultan), dapat dilakukan dengan langkah kerja
berikut:

71
Putri Krisna, Pengaruh Kualitas Layanan Sistem Informasi, Kualitas Sistem Informasi
terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi, (Universitas Widyatama, 2009).
57

a. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional yang akan diuji).


1) Untuk variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
H0: 𝜌𝑦𝑥1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh langsung
kemampuan pemecahan masalah (X1)
terhadap prestasi belajar matematika (Y).
H1:ρyx1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh langsung kemampuan
pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi
belajar matematika (Y).
2) Untuk variabel konsep diri (X2)
H0: 𝜌𝑦𝑥2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh langsung konsep
diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika
(Y).
H1: ρyx2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh langsung konsep diri
(X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
3) Untuk variabel kemampuan pemecahan masalah (X1) dan
konsep diri (X2) secara simultan
H0: tidak terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah
(X1) dan konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y).
H1: terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1)
dan konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika
(Y).
b. Gunakan uji statistik yang tepat, yaitu:
1) Untuk menguji signifikansi (signifikan) pengaruh langsung
variabel kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap
variabel prestasi belajar matematika (Y).
𝜌𝑦𝑥1
𝑡=
2
√(1 − 𝑅 𝑦(𝑥1 𝑥2 ) 𝐶11
𝑛−𝑘−1
58

Nilai thitung untuk menguji signifikansi kemampuan


pemecahan masalah terhadap prestasi belajar matematika
adalah 1,84.
2) Untuk menguji signifikansi pengaruh langsung variabel konsep
diri (X2) terhadap variabel prestasibelajar matematika (Y)
𝜌𝑦𝑥2
𝑡=
2
√(1 − 𝑅 𝑦(𝑥1 𝑥2 ) 𝐶22
𝑛−𝑘−1
Nilai thitung untuk menguji signifikansi konsep diri
terhadap prestasi belajar matematika adalah 1,99.
3) Untuk menguji signifikansi pengaruh variabel kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan variabel konsep diri (X2) secara
simultan terhadap variabel prestasi belajar matematika.
(𝑛 − 𝑘 − 1)(𝑅 2 𝑦(𝑥1 𝑥2 ) )
𝐹=
𝑘(1 − 𝑅 2 𝑦(𝑥1 𝑥2 ) )
Keterangan:
k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang
sedang diuji
n = Jumlah sampel yang diteliti
t = mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n– k−1
Kriteria pengujian: H0 ditolak jika nilai thitung lebih besar dari
nilai ttabel (t0 > ttabel (n-k-1))

F = mengikuti tabel distribusi F Snedecor, dengan derajat bebas


=n–k–1
Kriteria pengujian: H0 ditolak jika nilai Fhitung lebih besar dari
nilai Ftabel (F0 > Ftabel(n-k-1))
Nilai Fhitung untuk menguji signifikansi kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi belajar
matematika adalah 8,46.
9. Menghitung besarnya pengaruh variabel eksogenus terhadap variabel
endogenus secara sendiri-sendiri (partial) dan secara bersama-sama
(simultan).
59

a. Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung variabel eksogenus


terhadap variabel endogenus secara partial dapat dihitung seperti
berikut:
1) Untuk jalur 𝑋1 (kemampuan pemecahan masalah) terhadap
𝑌 (prestasi belajar matematika):
a) Besarnya pengaruh langsung variabel 𝑋1 terhadap variabel Y
adalah 𝜌𝑦𝑥1 x 𝜌𝑦𝑥1
b) Besarnya pengaruh tidak langsung variabel 𝑋1 terhadap
variabel Y melalui hubungannya dengan variabel X2 adalah
𝜌𝑦𝑥1 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥2
c) Besarnya pengaruh total (pengaruh langsung dan pengaruh
tidak langsung) variabel X1 terhadap Y adalah (𝜌𝑦𝑥1 x 𝜌𝑦𝑥1 )
+ (𝜌𝑦𝑥1 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥2 )
2) Untuk jalur 𝑋2 (konsep diri) terhadap 𝑌 (prestasi belajar
matematika):
a) Besarnya pengaruh langsung variabel X2 terhadap variabel
Y adalah 𝜌𝑦𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥2
b) Besarnya pengaruh tidak langsung variabel X2 terhadap
variabel Y melalui hubungannya dengan variabel
X1 adalah 𝜌𝑦𝑥2 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥1
c) Besarnya pengaruh total (pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung) variabel X2 terhadap Y adalah (𝜌𝑦𝑥2
x 𝜌𝑦𝑥2 ) + (𝜌𝑦𝑥2 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥1 )
3) Untuk jalur X1 (kemampuan pemecahan masalah) dan X2 (konsep
diri) cara simultan terhadap prestasi belajar matematika (Y) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
𝑟𝑥 𝑦
𝑅 2 𝑦(𝑥1, 𝑥2 ) = [𝜌𝑦𝑥1 𝜌𝑦𝑥2 ] [𝑟 1 ]
𝑥2 𝑦

Keterangan:
60

a) 𝑅 2 𝑦(𝑥1 𝑥2 ) adalah koefisien determinasi total X1 dan X2


terhadap Y atau besarnya pengaruh variabel kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri secara bersama-sama
terhadap variabel prestasi belajar matematika.

Tabel 16. Interpretasi Koefisien Determinasi72


No Pernyataan Keterangan
1 Skor < 4% Pengaruh Rendah Sekali
2 4% ≤ Skor < 17% Pengaruh Rendah Tapi Pasti
3 17% ≤ Skor < 50% Pengaruh Cukup Berarti
4 50% ≤ Skor < 80% Pengaruh Tinggi atau Kuat
5 Skor ≥80% Pengaruh Tinggi Sekali

b) [𝜌𝑦𝑥1 𝜌𝑦𝑥2 ] adalah koefisien jalur variabel kemampuan


pemecahan masalah dan konsep diri terhadap variabel prestasi
belajar matematika.
𝑟𝑥 𝑦
c) [𝑟 1 ] adalah koefisien korelasi variabel kemampuan
𝑥2 𝑦

pemecahan masalah dan konsep diri dengan variabel prestasi


belajar matematika.

72
Kismantoni, Objek dan Metodologi Penelitian, (Bab III, 2009), h. 60 tersedia di
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/435/jbptunikompp-gdl-kismantoni-21712-13-babiii.doc akses
tanggal 18 Agustus 2016
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data dari penilitian terdiri dari dua variabel bebas (independent) dan
satu variabel terikat (dependent). Variabel bebas terdiri dari kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2), sedangkan variabel terikatnya
adalah prestasi belajar matematika siswa (Y). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah,
angket konsep diri dan nilai rapor siswa kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Data yang peneliti sajikan adalah data berupa skor tes kemampuan
pemecahan masalah, skor angket konsep diri dan nilai rapor untuk prestasi
belajar matematika siswa. Skor tes kemampuan pemecahan masalah dan skor
angket konsep diri tersebut nantinya digunakan sebagai bahan analisis untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri secara partial, simultan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ketiga data ini dianalisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berikut
ini peneliti uraikan secara rinci mengenai variabel-variabel tersebut.
1. Hasil Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa
kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu tentang materi kubus dan balok diketahui
melalui tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan
masalah yang digunakan berbentuk soal essay yang terdiri dari 4 butir soal.
Tes dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli2016. Adapun proporsi
nilai tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran
XXIII.
Berdasarkan data descriptive statistics pada Lampiran XXVI
dapat dinyatakan untuk variabel kemampuan pemecahan masalah dengan
jumlah siswa sebanyak 20 orang, diperoleh skor terendah siswa sebesar

61
62

46,88, skor tertinggi sebesar 100,00, dengan nilai rata-rata kemampuan


pemecahan masalah siswa sebesar 72,97, dan nilai simpangan baku atau
rata-rata penyimpangan data dari harga rata-ratanya sebesar 14,59 serta
varian 213,071. Berikut tabel deskripsi data kemampuan pemecahan
masalah siswa.
Tabel 17. Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Rentang Skor Frekuensi Persentase Kriteria
80 < Skor tes ≤ 100 6 30 Baik Sekali
65< Skor tes ≤ 80 5 25 Baik
55< Skor tes ≤ 65 8 40 Cukup
40 < Skor tes ≤ 55 1 5 Kurang
30 < Skor tes ≤ 40 0 0 Gagal

Berdasarkan Tabel 17 menyatakan bahwa siswa memiliki


kemampuan pemecahan masalah yang beragam. Siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang baik sekali ada 6 orang, yang
memiliki kemampuan pemecahan masalah baik ada 5 orang, 8 orang yang
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang cukup dan 1 orang yang
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kurang.
2. Hasil Analisis Data Konsep Diri
Pengungkapan konsep diri yang dimiliki siswa dilakukan melalui
pengisian angket konsep diri yang terdiri dari 40 pernyataan dikurangkan
14 pernyataan yang tidak valid sehingga terdapat 26 pernyataan setelah
divalidasi dengan 14 pernyatan yang positif dan 12 pernyataan yang
negatif dengan 5 butir alternatif jawaban berdasarkan Skala Likert, yaitu
selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KK), jarang (J) dan tidak pernah
(TP). Pengisian angket ini dilaksanakan juga pada tanggal 26 Juli 2016
setelah siswa menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah. Adapun
proporsi angket konsep diri dapat dilihat pada Lampiran XXIV halaman.
Berdasarkan data descriptive statistics pada Lampiran XXVI
dapat dinyatakan bahwa untuk variabel konsep diri dengan jumlah siswa
sebanyak 20 orang, diperoleh skor terendah siswa sebesar 61,54, skor
tertinggi sebesar 94,61, dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan
63

masalah siswa sebesar 75,58, dan nilai simpangan baku atau rata-rata
penyimpangan data dari harga rata-ratanya sebesar 9,98 serta varian
sebesar 99,69. Berikut tabel deskripsi data konsep diri siswa.
Tabel 18. Deskripisi Data Konsep Diri
No Rentang Skor Frekuensi Persentase Klasifikasi
1 95 ≤ Skor tes 11 55 Tinggi
2 61 ≤ Skor tes < 95 9 45 Sedang
3 Skor tes < 61 0 0 Rendah

Berdasarkan Tabel 18, menyatakan bahwa lebih sebagian dari siswa


kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu memiliki konsep diri yang tinggi, 9 orang
yang memiliki konsep diri sedang dan tidak ada yang memiliki konsep diri
yang rendah.
3. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Matematika
Pengungkapan prestasi belajar matematika yang dimiliki siswa
kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu berupa nilai rapor Semester Genap Tahun
Pelajaran 2015/2016. Nilai rapor tersebut memiliki nilai rentangan nilai (1-
100). Pengambilan rapor tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal
26 Juli 2016. Adapun nilai rapor dapat dilihat pada Lampiran XXV.
Berdasarkan data descriptive statistics Lampiran XXVI dapat
dinyatakan bahwa untuk variabel prestasi belajar matematika dengan
jumlah siswa sebanyak 20 orang, diperoleh skor terendah siswa sebesar
65,00, skor tertinggi sebesar 95,00, dengan nilai rata-rata kemampuan
pemecahan masalah siswa sebesar 80,05, serta nilai simpangan baku atau
rata-rata penyimpangan data dari harga rata-ratanya sebesar 6,59 dan
varian sebesar 43,418. Berikut deskripsi data prestasi belajar matematika
siswa.
Tabel 19. Deskripisi Data Prestasi Belajar Matematika
No Interval Frek Persentase Kriteria
1 80 < Skor tes ≤ 100 7 35 Baik Sekali
2 60 < Skor tes ≤ 80 13 65 Baik
3 40 < Skor tes ≤ 60 0 0 Cukup
4 21 < Skor tes ≤ 40 0 0 Kurang
5 Skor tes ≤ 21 0 0 Kurang Sekali
64

Berdasarkan Tabel 19, menyatakan bahwa siswa kelas VIIIA MTsN


Sungai Jambu memiliki prestasi belajar matematika baik sekalisebesar 35%
dan baik 65%. Sedangkan tidak ada siswa yang memiliki prestasi belajar
matematika yang cukup, kurang dan kurang sekali. Untuk nilai rapor, tes
kemampuan pemecahan masalahan dan analisis angket konsep diri siswa
kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat
pada Lampiran XXVII.

B. Analisis Data
Analisis data diperoleh melalui pengolahan terhadap data secara
manual, sehingga:
1. Bentuk persamaan struktural dari diagram jalur pada penelitian ini adalah
Y = 𝜌𝑦𝑥1 X1 + 𝜌𝑦𝑥2 X2 + 𝜀
Y = 0,384 X1 + 0,414 X2 + 0,708
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa terjadi
hubungan sebab akibat, dimana variabel kemampuan pemecahan masalah
(X1) dan konsep diri (X2) mempengaruhi prestasi belajar matematika (Y).
Koefsien jalur menyatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa
sebesar 0,708 tanpa dipengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri. Koefisen jalur 0,384 menyatakan bahwa setiap penambahan
satu satuan kemampuan pemecahan masalah, akan meningkatkan prestasi
belajar matematika sebesar 0,384 dan koefisen jalur 0,414 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu satuan konsep diri, akan meningkatkan
prestasi belajar matematika sebesar 0,414.
2. Menentukan matriks korelasi antar variabel
Menentukan matriks korelasi antar variabel dengan perhitungan
terhadap koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan Product
Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien
dari Karl Pearson adalah variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya
memiliki skala pengukuran interval.
65

Tabel 20. Matriks korelasi antar variabel


X1 X2 Y
X1 1 0,565 0,618
X2 0,565 1 0,631
Y 0,618 0,631 1

Berdasarkan Tabel 20, sehingga didapatkan matriks korelasi antar


variabel sebagai berikut:
𝑋1 𝑋2 𝑌 X1 X2 Y
1 𝑟𝑥1 𝑥2 𝑟𝑥1 𝑦 1 0,565 0,618
𝑅 =[0 1 𝑟𝑥2 𝑦 ] = [0 1 0,631]
0 0 1 0 0 1
3. Menentukan korelasi antar variabel eksogenus
Tabel 21. Korelasi antar variabel eksogenus
X1 X2
X1 1 0,565

X2 0,565 1

Berdasarkan Tabel 21, maka di dapatkan matriks korelasi antar


variabel eksogenus ialah:
𝑋1 𝑋2 𝑋1 𝑋2
1 𝑟𝑥1 𝑥2 1 0,565
R= [ ]=[ ]
0 1 0 1
4. Menentukan matriks invers korelasi antar variabel eksogenus
𝑎 𝑏 1 𝑑 −𝑏
[ ]= [ ]
𝑐 𝑑 𝑎𝑑−𝑏𝑐 2 −𝑐 𝑎
1 0,565 1 1 −0,565
[ ] = 1−0,5652 [ ]
0,565 1 −0,565 1
1 1 −0,565
= 1−0,319 [ ]
−0,565 1
1 1 −0,565 1,468 −0,829
= [ ]=[ ]
0,681 −0,565 1 −0,829 1,468
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka matriks invers
korelasi variabel eksogenus ialah:
66

𝑋1 𝑋2
1,468 −0,829
R-1 = [ ]
−0,829 1,468
5. Menentukan koefisien jalur :
𝜌𝑦𝑥 1,468 −0,829 0,618
[𝜌 1 ] = [ ][ ]
𝑦𝑥2 −0,829 1,468 0,631
0.907 − 0,523 0,384
=[ ]=[ ]
−0,512 + 0,926 0,414
6. Menentukan koefisien jalur variabel residu (𝜀) ke prestasi belajar
matematika (Y) yaitu

ρyε = √1 − R2 y(x1, x2 ) dimana, 𝑅 2 𝑦(𝑥1 ,𝑥2 ) =

𝑟
(𝜌𝑦𝑥1 𝜌𝑦𝑥2 ) [ 𝑦𝑥1 ]
𝑟𝑦𝑥2
0,618
= (0,384 0,414) [ ] = 0,499
0,631
Berdasarkan tabel di atas maka di dapatkan R2 y(x1, x2) = 0,499
sehingga dapat disubstitusikan pada rumus untuk mendapatkan koefisien
residu, berikut:

ρyε = √1 − R2 y(x1, x2 ) = √1 − 0,499 = √0,501 = 0,708

7. Menggambarkan dengan jelas diagram jalur dan persamaan struktural dari


diagram jalur yang telah dirancang.
Berdasarkan data di atas maka bentuk diagram jalur pengaruh
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu sebagai berikut:
67

X1
𝜌𝑦𝑥1 = 0,384

R2 y(x1, x2 ) = Y 𝜌𝑦𝜀 = 0,708


𝑟𝑥1 𝑥2 =0,565 0,565
0,499
9

𝜌𝑦𝑥2 = 0,414
X2

Gambar 3. Diagram Jalur Hasil Penelitian


Berdasarkan diagram jalur hasil penelitian di atas dapat disimpulkan:
a. Koefisien korelasi kemampuan pemecahan masalah (X1) dan konsep
diri (X2) yaitu 𝑟𝑥1𝑥2 sebesar 0,565. Artinya terdapat pengaruh
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri yang cukup kuat. Jika
kemampuan pemecahan masalah yang baik akan diikuti dengan konsep
diri yang baik, begitu juga sebaliknya konsep diri yang baik akan
diikuti oleh kemampuan pemecahan masalah yang baik.
b. Koefisien jalur kemampuan pemecahan masalah (X1) dan prestasi
belajar matematika (Y) yaitu 𝜌𝑦𝑥1 sebesar 0,384. Terdapat pengaruh
yang kuat kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi
belajar matematika (Y) yang dimiliki siswa kelas VIIIA MTsN Sungai
Jambu. Artinya kemampuan pemecahan masalah yang baik
menghasilkan prestasi belajar matematika yang baik.
c. Koefisien jalur konsep diri (X2) dan prestasi belajar matematika (Y)
yaitu 𝜌𝑦𝑥2 sebesar 0,414. Terdapat pengaruh yang kuat konsep diri (X2)
terhadap prestasi belajar matematika (Y) yang dimiliki siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu. Artinya konsep diri yang baik
menghasilkan prestasi belajar matematika yang baik.
d. Koefisien determinasi total kemampuan pemecahan masalah (X1) dan
konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y) yaitu sebesar
68

0,499. Artinya kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri


terhadap prestasi belajar matematika memiliki pengaruh yang kuat.
e. Koefisien jalur variabel residu (𝜀) ke prestasi belajar matematika (Y)
yaitu 𝜌𝑦𝜀 sebesar 0,708. Artinya sumbangan yang diberikan oleh
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar matematika lebih kecil dari sumbangan yang
diberikan faktor–faktor lain terhadap prestasi belajar matematika.
C. Signifikansi Tes
Menguji signifikansi setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik
secara sendiri-sendiri (partial) maupun secara bersama-sama (simultan),
sebagai berikut:
1. Menyatakan Hipotesis Statistik (hipotesis operasional yang akan
diuji)
a. Pengujian koefisien jalur kemampuan pemecahan masalah (X1)
terhadap prestasi belajar matematika (Y)
Pengujian koefisien jalur kemampuan pemecahan masalah
(X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y) diawali dengan
menetapkan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang diuji,
yaitu:
H0: 𝜌𝑦𝑥1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh langsung kemampuan
pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar
matematika (Y).
H1: 𝜌𝑦𝑥1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh langsung kemampuan
pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar
matematika (Y)
b. Pengujian koefisien jalur konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y)
Pengujian koefisien jalur konsep diri (X2) terhadap prestasi
belajar matematika (Y) diawali dengan menetapkan hipotesis
statistik (hipotesis operasional) yang diuji, yaitu:
69

H0: 𝜌𝑦𝑥2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh langsung konsep diri


(X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
H1: 𝜌𝑦𝑥2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh langsung konsep diri
terhadap prestasi belajar matematika (Y).
c. Pengujian pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1) dan
konsep diri (X2) secara simultan terhadap prestasi belajar
matematika (Y).
Pengujian pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1)
dan konsep diri (X2) secara simultan terhadap prestasi belajar
matematika (Y) diawali dengan menyatakan hipotesis statistik
(hipotesis operasional) yang diuji, yaitu:
H0: 𝑅 2 𝑦(𝑥1, 𝑥2) = 0, artinya tidak terdapat pengaruh kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2)
terhadap prestasi belajar matematika (Y).
H1: 𝑅 2 𝑦(𝑥1, 𝑥2) ≠ 0, artinya terdapat pengaruh kemampuan

pemecahan masalah (X1) dan konsep diri


(X2) terhadap prestasi belajar matematika
(Y).
2. Menggunakan Uji Statistik
a. Untuk menguji signifikansi pengaruh variabel kemampuan
pemecahan masalah masalah (X1) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) dengan cara manual yaitu:
ρyx 0,384 0,384
1
t = = (1− 0,499)(1,468)
= (0,501)(1,468)
(1−R2 C11 √ √
√ y(x1, x2 ) 20−2−1 17
n−k−1

0,384 0,384 0,384


= = = = 1,84

0,7355 √0,0433 0,208
17

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai thitung sebesar 1,84


sedangkan nilai ttabel pada derajat bebas (db) = n-k-1 = 20-2-1= 17
dengan α = 0,05 adalah 1,7396. Untuk nilai ttabel dapat dilihat pada
70

Lampiran XXVIII. Berdasarkan nilai thitung dan nilai ttabel (1,84 >
1,7396). Sehinggga nilai thitung terletak pada daerah tolak H0.
Berarti uji statistik terhadap 20 orang siswa kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu diperoleh keterangan objektif bahwa ada jalur
dari X1 dan Y, yang menyebutkan bahwa hipotesis: “Tidak terdapat
pengaruh langsung kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap
prestasi belajar matematika (Y)”, ditolak. Dengan kata lain
hipotesis yang menyatakan: ”Terdapat pengaruh langsung
kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar
matematika (Y)”, seutuhnya dapat diterima. Hal ini menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh langsung yang
signifikan (berarti) terhadap prestasi belajar matematika.
b. Untuk menguji signifikansi pengaruh konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y) dengan cara manual yaitu:
ρyx 0,414 0,414
1
t = = =
(1− 0,499)(1,468) (0,501)(1,468)
(1−R2 C √ √
√ y(x1, x2 ) 11 20−2−1 17
n−k−1

0,414 0,414 0,414


= = = = 1,99
0,7355 √ 0,0433 0,208

17

Berdasarkan perhitungan di atas nilai thitung sebesar 1,99


sedangkan nilai ttabel pada derajat bebas (db) = n-k-1 = 20-2-1= 17
dengan α = 0,05 adalah 1,7396. Berdasarkan nilai thitung dan nilai
ttabel (1,99 > 1,7396). Sehingga nilai thitung terletak pada daerah tolak
H0.
Berarti uji statistik terhadap 20 orang siswa kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu diperoleh keterangan objektif bahwa ada jalur
dari X2 dan Y, yang menyebutkan bahwa hipotesis: “Tidak terdapat
pengaruh langsung konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y)”, ditolak. Dengan kata lain hipotesis yang
menyatakan: ”Terdapat pengaruh langsung konsep diri (X2)
terhadap prestasi belajar matematika (Y)”, seutuhnya dapat
diterima. Hal ini menunjukkan konsep diri memiliki pengaruh
71

langsung yang signifikan (berarti) terhadap prestasi belajar


matematika.
c. Untuk menguji signifikansi pengaruh kemampuan pemecahan
masalah (X1) dan konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) secara manual yaitu:
(n−k−1)(R2 y(x x ) ) (20−2−1)(0,499)
1, 2
F = =
k(1−R2 y(x x ) ) 2(1− 0,499)
1, 2

(17)(0,499) 8,483
= = 1,002 = 8,46
2( 0,501)

Berdasarkan nilai Fhitung yang dicari secara manual sebesar


8,46 sedangkan nilai Ftabel pada derajat bebas (db1) dan derajat
bebas (db2) = n – k – 1 = 20 – 2 – 1 = 17 dengan tingkat
kepercayaan (𝛼 = 0,05) adalah 3,59. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran XXIX. Berdasarkan nilai Fhitung dan nilai
Ftabel, tampak bahwa nilai Fhitung lebih besar nilai Ftabel (8,46 > 3,59).
Sehingga nilai Fhitung terletak pada daerah penolakan H0. Untuk
pembuktian kebenaran perhitungan secara manual analisis jalur di
atas digunakan program SPSS 18.0 sebagai penguat data yang
dianalisis terdapat pada Lampiran XXX.
Berarti uji statistik terhadap 20 orang siswa VIIIA MTsN
Sungai Jambu diperoleh keterangan secara objektif bahwa ada jalur
dari kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara
bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar matematika,
yang menyatakan bahwa hipotesis: “Tidak terdapat pengaruh
kemampuan pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y)”, ditolak. Dengan kata lain
hipotesis yang menyatakan: “Terdapat pengaruh kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2) terhadap prestasi
belajar matematika (Y)”, seutuhnya dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan konsep
diri secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar matematika.
72

3. Besarnya Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah (X1) dan


Konsep Diri (X2) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

a. Besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung kemampuan


pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2) terhadap prestasi
belajar matematika (Y) secara partial untuk jalur kemampuan
pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y)

1) Besarnya pengaruh langsung kemampuan pemecahan masalah


(X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y)
Besarnya pengaruh langsung kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y) adalah
𝜌𝑦𝑥1 x 𝜌𝑦𝑥1 = 0,384 x 0,384 = 0,1474
Persentasenya = 0,1474 x 100% = 14,74%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya pengaruh
langsung kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi
belajar matematika (Y) yaitu sebesar 14,74%. Artinya secara
langsung kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh
yang sedang terhadap prestasi belajar matematika.
2) Besarnya pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y) melalui
konsep diri (X2)
Besarnya pengaruh tidak langsung kemampuan
pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika
(Y) melalui konsep diri (X2) adalah
𝜌𝑦𝑥1 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥2 = 0,384 x 0,565 x 0,414= 0,0898
Persentasenya = 0,0898 x 100% = 8,98%
Berdasarkan perhitungan di atas, besarnya pengaruh
tidak langsung kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap
prestasi belajar matematika (Y) melalui konsep diri (X2) adalah
sebesar 8,98%.
73

3) Pengaruh total kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap


prestasi belajar matematika (Y) adalah:
( 𝜌𝑦𝑥1 x𝜌𝑦𝑥1 ) + ( 𝜌𝑦𝑥1 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x𝜌𝑦𝑥2 ) = (0,384 x 0,384) +
(0,384 x 0,565 x 0,414) = 0,147456 + 0,0898 = 0,2372
Persentasenya = 0,2372 x 100% = 23,72%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya
pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1) secara langsung
dan tidak langsung terhadap prestasi belajar matematika (Y)
adalah sebesar 23,72%. Artinya secara langsung dan tidak
langsung kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar matematika.
b. Besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2) terhadap
prestasibelajar matematika (Y) secara partial untuk jalur konsep
diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y)
1) Besarnya pengaruh langsung konsep diri (X2) terhadap prestasi
belajar matematika (Y)
Besarnya pengaruh langsung konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y) adalah
𝜌𝑦𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥2 = 0,414 x 0,414 = 0,1714
Persentasenya = 0,1714 x 100% = 17,14%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya
pengaruh langsung konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) yaitu sebesar 17,14%. Artinya secara langsung
konsep diri memiliki pengaruh yang sedang terhadap prestasi
belajar matematika.
2) Besarnya pengaruh tidak langsung konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y) melalui kemampuan pemecahan
masalah (X1)
74

Besarnya pengaruh tidak langsung konsep diri (X2)


terhadap prestasi belajar matematika (Y) melalui kemampuan
pemecahan masalah (X1) adalah
𝜌𝑦𝑥2 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x 𝜌𝑦𝑥1 = 0,414 x 0,565 x 0,384= 0,0898
Persentasenya = 0,0898 x 100% = 8,98%
Berdasarkan perhitungan di atas, besarnya pengaruh
tidak langsung konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) melalui kemampuan pemecahan masalah (X1)
adalah sebesar 8,98%. Artinya secara tidak langsung konsep diri
memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar matematika melalui
kemampuan pemecahan masalah.
3) Pengaruh total konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) adalah:
(𝜌𝑦𝑥2 x𝜌𝑦𝑥2 ) + (𝜌𝑦𝑥2 x 𝑟𝑥1 𝑥2 x𝜌𝑦𝑥1 ) = (0,414 x 0,414) +
(0,414x 0,565 x 0,384) = 0,1714 + 0,0898 = 0,2612
Persentasenya = 0,2612 x 100% = 26,12%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya
pengaruh konsep diri (X2) secara langsung dan tidak langsung
terhadap prestasi belajar matematika (Y) adalah sebesar
26,12%. Artinya secara langsung dan tidak langsung konsep diri
memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
c. Besarnya pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1) dan
konsep diri (X2) secara simultan terhadap prestasi belajar
matematika (Y).
Besar pengaruh kemampuan pemecahan masalah (X1) dan konsep
diri (X2) secara simultan terhadap prestasi belajar matematika (Y)
dapat dihitung dengan menggunakan:
𝑟𝑦𝑥
𝑅 2 𝑦(𝑥1 ,𝑥2) = (𝜌𝑦𝑥1 𝜌𝑦𝑥2 ) [𝑟 1 ]
𝑦𝑥2

0,618
= (0,384 0,414) [ ] = 0,499
0,631
Persentasenya = 0,499 x 100% = 49,9%
75

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya pengaruh


kemampuan pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2) secara
simultan terhadap prestasi belajar matematika (Y) adalah 49,9%.
Artinya secara simultan kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri memiliki pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar
matematika. Sisanya ditentukan oleh faktor lain yang tidak diamati
peneliti. Hasil pengujian seluruh hipotesis dan besar pengaruh antar
variabel di atas, dapat diringkas pada tabel berikut ini:
Tabel 22. Signifikansi dan Besarnya Pengaruh Langsung,
Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep Diri
terhadap Prestasi Belajar Matematika
Besar
Besar Besar
No Pengaruh
Jalur Pengaruh Pengaruh Keterangan
Tidak
Langsung Total
Langsung
1
X1 ke Y 14,74% 8,98% 23,72% Signifikan
2
X2 ke Y 17,14% 8,98% 26,12% Signifikan
3 X1 dan X2
49,9% 0% 49,9% Signifikan
ke Y

Berdasarkan Tabel 22 dapat dinyatakan prestasi belajar


matematika siswa dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan masalah
secara langsung sebesar 14,74 %, pengaruh tidak langsung sebesar
8,98 % dan pengaruh total sebesar 23,72 %, artinya untuk mencapai
prestasi belajar matematika yang maksimal dibutuhkan pengaruh
kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar
matematika baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun
pengaruh tidak langsung yang ditimbulkan oleh kemampuan
pemecahan masalah terhadap prestasi belajar matematika melalui
variabel perantara yaitu konsep diri masih rendah, namun hal tersebut
tetap memberikan kontribusi agar pengaruh total yang dihasilkan oleh
kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar
matematika memberikan hasil yang maksimal.
76

Begitu pula pada variabel konsep diri ke prestasi belajar


matematika, prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh konsep diri
secara langsung sebesar 17,14%, pengaruh tidak langsung sebesar
8,98% dan pengaruh total 26,12%, artinya untuk mencapai prestasi
belajar matematika yang maksimal dibutuhkan pengaruh konsep diri
terhadap prestasi belajar matematika baik secara langsung maupun
tidak langsung. Meskipun pengaruh tidak langsung yang ditimbulkan
oleh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika melalui variabel
perantara yaitu kemampuan pemecahan masalah masih rendah,
namun hal tersebut tetap memberikan kontribusi agar pengaruh total
yang dihasilkan oleh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika
memberikan hasil yang maksimal.
Selain itu, prestasi belajar matematika juga dipengaruhi oleh
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri berupa pengaruh
secara simultan sebesar 49,9%. Sebesar 50,1% prestasi belajar
matematika siswa dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati
berupa lingkungan belajar siswa, metode/ strategi guru dalam
melaksanakan pembelajaran, dan faktor lain yang tidak terdefenisi
oleh teori. Dengan demikian, besarnya pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung yang diterima oleh prestasi belajar
matematika (Y) dari kemampuan pemecahan masalah (X1) dan
konsep diri (X2) dan dari semua variabel diluar X1 dan X2 adalah
49,9% + 50,1% = 100%.
D. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Analisis Data Pengaruh Langsung Kemampuan
Pemecahan Masalah terhadap Prestasi Belajar Matematika
Terdapat pengaruh langsung antara kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y) adalah 14,74% serta
antara kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar matematika
77

memiliki pengaruh yang signifikan dengan thitung lebih besar daripada ttabel
yaitu sebesar (1,84 > 1,7396). Kemampuan pemecahan masalah memiliki
pengaruh yang sedang terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian,
terlihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang
baik tentang materi kubus dan balok, juga memiliki prestasi belajar
matematika yang baik tentang materi secara keseluruhan.
Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat The National
Assesment of Educational Progress (NAEP) menyatakan siswa kelas tiga
memperoleh prestasi baik dalam soal setting yang dikenal siswa untuk soal
pemecahan masalah. Namun siswa memiliki prestasi rendah jika diberikan
setting soal yang beragam.73 Secara umum, seorang siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah, akan terbiasa dalam menghadapi dan
menyelesaikan beragam soal pada pembelajaran matematika. Jika siswa
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik maka ia bisa
menyelesaikan soal dengan berbagai setting soal yang diberikan sehingga
berprestasi tinggi. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah
memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Berdasarkan penelitian Napis Markawi yang menyimpulkan besar
pengaruh pemecahan masalah terhadap hasil belajar fisika adalah 8,29%.
Pengaruh signifikan pemecahan masalah terhadap hasil belajar fisikayaitu
dengan thitung sebesar 2,977 dan ttabel 1,985 berarti koefisien jalurnya
signifikan. Dengan demikian, pengaruh kemampuan pemecahan masalah
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.74 Berdasarkan hasil
penelitian Markawi menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar matematika.

73
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), h. 90
74
Napis Markawi, Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan
Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika, (Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA)), Jurnal
Formatif 3(1): 11-25 ISSN: 2088-351X di akses 4 Agustus 2016
78

Berdasarkan hasil penelitian peneliti dan pendapat ahli di atas serta


penelitian Markawi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Semakin baik kemampuan pemecahan masalah yang
dimiliki siswa maka prestasi belajar matematika siswa akan meningkat.
2. Pembahasan Hasil Analisis Data Besarnya Pengaruh Tidak Langsung
Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap Prestasi Belajar
Matematika melalui Konsep Diri
Terdapat pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan masalah
terhadap prestasi belajar matematika melalui konsep diri siswa. Besarnya
pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi
belajar matematika melalui konsep diri adalah 8,98%. Berdasarkan hal
tersebut, kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu berpengaruh terhadap prestasi belajar matematikanya
melalui konsep diri, walaupun memiliki pengaruh yang sedikit terhadap
prestasi belajarnya.
Hal demikian terjadi dikarenakan, kemampuan pemecahan masalah
terhadap prestasi belajar matematika melalui konsep diri lebih rendah
dibandingkan pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi
belajar matematika secara langsung. Sehingga, pengaruh tidak langsung
kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar matematika tidak
memberikan andil yang penting, sehingga konsep diri sebagai variabel
perantara tidak terlalu bermakna. Tanpa adanya konsep diri, kemampuan
pemecahan masalah dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika
dengan baik. Jadi, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai prestasi belajar yang baik tetap dibutuhkan variabel antara untuk
mencapai prestasi belajar matematika yang maksimal.
79

3. Pembahasan Hasil Analisis Data Besarnya Pengaruh Total


Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap Prestasi Belajar
Matematika
Pada penelitian ini besar pengaruh total kemampuan pemecahan
masalah terhadap prestasi belajar matematika sebesar 23,72%. Artinya
sebesar 23,72% prestasi belajar matematika ditentukan oleh pengaruh
langsung dan tidak langsung dari kemampuan pemecahan masalah.
Seseorang siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik akan
memberikan dampak yang baik pula terhadap prestasi belajar
matematikanya. Seorang siswa yang memiliki kemampuan pemecahan
masalah, maka ia akan terbiasa menghadapi dan menyelesaikan berbagai
jenis soal yang ada pada pelajaran matematika, karena kemampuan
pemecahan masalah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
keberhasilan belajar siswa.
4. Pembahasan Hasil Analisis Data Pengaruh Langsung Konsep Diri
terhadap Prestasi Belajar Matematika
Terdapat pengaruh langsung antara konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh langsung konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) adalah 17,14% serta antara konsep diri dan prestasi belajar
matematika memiliki pengaruh yang signifikan dengan thitung lebih besar
daripada ttabel yaitu sebesar (1,99 > 1,7396). Konsep diri memiliki pengaruh
yang sedang terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIA MTsN
Sungai Jambu. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa, siswa yang
melakukan tes belajar matematika memiliki konsep diri yang bagus,
mampu meraih skor prestasi belajar matematika yang tinggi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konsep diri yang dimiliki
siswa menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan berusaha menyelesaikan
soal-soal dengan baik sehingga mendapat nilai yang bagus dengan rencana
yang dibuatnya.
80

Hasil penilitian di atas sesuai dengan pendapat Nylor, “Siswa yang


memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah,
atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang
tinggi, serta menunjukkan hubungan antarpribadi yang positif pula.”75 Oleh
karena itu siswa harus memiliki konsep diri positif untuk mendapatkan
prestasi belajar matematika yang tinggi.
Konsep diri merupakan gambaran, penilaian, dan harapan seseorang
mengenai kualitas dirinya yang berupa kemampuan dan kekurangan baik
dari segi fisik, psikologis maupun sosial. Dalam pembelajaran matematika,
siswa dengan konsep diri yang tinggi atau cenderung positif akan
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuannya dalam
menyelesaikan masalah-masalah matematika, sedangkan siswa dengan
konsep diri yang rendah atau cenderung negatif akan terlihat lebih pesimis
terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah
matematika yang dapat menyebabkan siswa malas mengikuti proses belajar
matematika.
Berdasarkan penelitian Yuan Andinny yang menyimpulkan
koefisien determinasi adalah sebesar 28,09% maka dapat diartikan terdapat
pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika sebesar 28,09%
dan sisanya dipengaruhi faktor lain.76 Berdasarkan penelitian Andinny
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan penelitian peneliti, pendapat ahli di atas dan penelitian
Andinny maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif antara
konsep diri terhadap prestasi belajar matematika siswa. Siswa yang
memiliki konsep yang positif dalam dirinya maka prestasi belajar
matematikanya akan baik.

75
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 171
76
Yuan Andinny, Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, (Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 3(2): 126-135 ISSN: 2088-
351X), di akses 4 Juni 2016
81

5. Besarnya Pengaruh Tidak Langsung Konsep Diri terhadap Prestasi


Belajar Matematika melalui Kemampuan Pemecahan Masalah
Terdapat pengaruh tidak langsung konsep diri terhadap prestasi
belajar matematika melalui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Besarnya pengaruh tidak langsung konsep diri terhadap prestasi belajar
matematika melalui kemampuan pemecahanadalah 8,98%. Berdasarkan hal
tersebut, konsep diri yang dimiliki siswa kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematikanya melalui kemampuan
pemecahan masalah, walaupun memiliki pengaruh yang sedikit terhadap
prestasi belajarnya.

Hal demikian terjadi dikarenakan, besarnya pengaruh tidak


langsung konsep diri terhadap prestasi belajar matematika melalui
kemampuan pemecahan masalah lebih rendah dibandingkan pengaruh
konsep diri terhadap prestasi belajar matematika secara langsung.
Sehingga, pengaruh tidak langsung konsep diri terhadap prestasi belajar
matematika tidak memberikan andil yang penting, sehingga kemampuan
pemecahan masalah sebagai variabel perantara tidak terlalu bermakna.
Tanpa adanya kemampuan pemecahan masalah, konsep diri dapat
mempengaruhi prestasi belajar matematika dengan baik. Jadi, pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai prestasi belajar
yang baik tetap dibutuhkan variabel antara untuk mencapai prestasi belajar
matematika yang maksimal.

6. Pembahasan Hasil Analisis Data Besarnya Pengaruh Total Konsep


Diri terhadap Prestasi Belajar Matematika
Pada penelitian ini besar pengaruh total konsep diri terhadap
prestasi belajar matematika sebesar 26,12%. Artinya sebesar 26,12%
prestasi belajar matematika ditentukan oleh pengaruh langsung dan tidak
langsung dari konsep diri. Seseorang siswa memiliki konsep diri yang
positif akan memberikan dampak yang baik pula terhadap prestasi belajar
matematikanya. Seorang siswa yang memiliki konsep diri, maka ia akan
82

terbiasa menghadapi dan menyelesaikan berbagai jenis soal yang ada pada
pelajaran matematika, karena konsep diri merupakan salah satu faktor yang
ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.
7. Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep Diri Secara
Simultan terhadap Prestasi Belajar Matematika
Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri
terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan kategori kuat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri secara bersamaan terhadap prestasi
belajar matematika adalah 49,9% dan antara kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri secara bersamaan terhadap prestasi belajar
matematika memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai Fhitung lebih
besar daripada nilai Ftabel (8,46 > 3,59). Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri yang dimiliki siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu 2015/2016 secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Dalam kaitannya dengan pernyataan hasil penelitian ini, prestasi
belajar matematika siswa dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri secara bersamaan. Artinya dengan adanya
kemampuan pemecahan masalah terhadap persoalan matematika dan
konsep diri yang positif terhadap pembelajaran matematika maka dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian,
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri bisa berpengaruh secara
sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Makanya, prestasi belajar matematika siswa ditentukan
oleh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri yang dimiliki siswa.
E. Kendala dan Solusi
1. Peneliti mengalami kesulitan dalam mengatur waktu pada saat penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahun ajaran baru, siswa kelas VIIIA
yang peneliti teliti sudah duduk dibangku kelas IX, sehingga siswa tersebut
tidak berada pada kelas yang sama. Maka peneliti menyesuaikan lembar
83

jawaban dan angket siswa berdasarkan kelas siswa pada kelas VIII melalui
data nilai rapor siswa kelas VIIIA. MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran
2015/2016.
2. Pada saat penelitian, peneliti mengalami sedikit kendala dalam pengisian
angket konsep diri. Ada beberapa siswa kurang memahami maksud dari
tatacara pengisian angket dan pernyataan yang ada pada angket. Peneliti
menjelaskan tatacara pengisian angket dan maksud dari pernyataan yang
ada di angket.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas VIIIA MTsN
Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh langsung yang


signifikan terhadap prestasi belajar matematika dengan kategori sedang.
2. Konsep diri memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap prestasi
belajar matematika dengan kategori sedang.
3. Kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap prestasi belajar matematika.
4. Besar pengaruh tidak langsung kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri terhadap prestasi belajar matematika adalah sebesar 8,98%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa
saran, antara lain:
1. Bagi siswa, agar memahami dan selalu melatih kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat
meningkatan prestasi belajar matematika.
2. Bagi guru matematika, agar menerapkan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri siswa
sehingga siswa memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi
3. Bagi peneliti selanjutnya, yang ingin menerapkan strategi pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa hendaklah memakai
strategi yang memperhatikan kemampuan pemecahan masalah dan konsep
diri siswa.

84
84

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana.

Agus Abdul. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Ahmad Fauzan. Modul PPG Asesmen Berbasis Kelas dalam Pembelajaran


Matematika. Jurusan Matematika FMIPA UNP tahun 2010.

Asnely Ilyas. 2006. Evaluasi Pendidikan. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Elsa Comala. Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa
Sekolah Menengah Pertama. Tersedia: http://repository.upi.edu. 5 April
2016.

Fadhilah Syafwar. 2011. Remaja dan Perkembangannya. Batusangkar: STAIN


Batusangkar Press.

Kismantoni, Objek dan Metodologi Penelitian, (Bab III, 2009), h. 60 tersedia di


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/435/jbptunikompp-gdl-kismantoni-
21712-13-babiii.doc akses tanggal 18 Agustus 2016

Kumpulan Makalah. Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya.

M. Nur Ghufron. 2011. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Meity Taqdir Qadratilah. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Muhidin dan M.Abdurrahman. 2008. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
85

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Nanang Priatna. 2003. Problem Possing dan Problem Solving dalam


Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Napis Markawi. Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan


Pemecahan Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika. Universitas
Indraprasta PGRI (UNINDRA). Jurnal Formatif 3(1): 11-25 ISSN: 2088-
351X. di akses 4 Agustus 2016.

Praktikyo Prawironegoro. 1985. Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal


Bidang Studi Matematika. Jakarta: Dirjen Dikt P21. PTK.

Prosidding Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana
Mengembangkannya. tersedia: core.ac.uk. 18 April 2016.

Purwa Atmaja. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Putri Krisna Nurhapsari. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan Sistem Informasi,


Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem
Informasi. Skripsi Sarjana Universitas Widyatama. Tersedia
http:http://repository.widyatama.ac.id di akses tanggal 19 Agustus 2016

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 1992. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi


Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta:


Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2009. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis


Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Susi Herawati. 2012. Disain Pembelajaran (Kajian Teoritis dan Praktis).


Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Syaifuddin Azwar. 2010. Penyusun Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.


86

Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada.

Tombokan Runtukahu. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak


Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzza Media.

Uly Ulya STAIN Salatiga. Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada
MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun
Ajaran 2011/2012 Tersedia: http://eprints.iainsalatiga.ac.id diakses tanggal
21 Mei 2015.

Wasty Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Yuan Andinny. Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa. Universitas Indraprasta PGRI. Jurnal Formatif
3(2): 126-135 ISSN: 2088-351X di akses 4 Juni 2016.
85

LAMPIRAN I
Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
SK 5 : Memahami Sifat-Sifat Kubus, Balok, Prisma, Limas, dan Bagian-Bagiannya, serta Menentukan
Ukurannya

No Kompetensi Indikator Soal Indikator Kemampuan Aspek Nomor Soal


Dasar Pemecahan Masalah Kognitif
1 5.3 Menghitung a. Siswa mengemukakan berbagai rencana 1. Memahami masalah C1 1a, 2a, 3a, 4a
luas untuk menyelesaikan masalah luas
permukaan 2. Memilih strategi yang tepat C3 1b
permukaan kubus dan balok dengan
dan volume untuk menyelesaikan
menggunakan langkah-langkah
kubus dan masalah
pemecahan masalah serta sistematis
balok dalam berpikir. 3. Menyelesaikan masalah C3 1c, 2b, 3b, 4b
b. Siswa mengemukakan berbagai rencana dengan benar dan sistematis
untuk menyelesaikan masalah volume
kubus dan balok dengan menggunakan 4. Memeriksa sendiri ketepatan C3 1d, 2c
langkah-langkah pemecahan masalah strategi yang dipilihnya dan
serta sistematis dalam berpikir. kebenaran penyelesaian
masalah yang didapatkannya
86

LAMPIRAN II

Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
Petunjuk:

1. Tulis nama lengkap pada tempat yang telah disediakan


2. Baca setiap soal dengan teliti dan tulis jawaban pada lembar jawaban
yang telah disediakan
3. Jika jawaban anda salah dan akan membetulkannya, coret jawaban
yang salah kemudian tulis jawaban yang benar
4. Kumpulkan jawaban anda beserta kertas buramnya

SOAL
1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika selisih panjang kedua rusuk kubus
adalah 3 dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Tentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal di atas!
c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar dan
tepat!
2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak mempunyai rasioatau perbandingan 6
: 5 : 4, dan luas permukaan 33.300 cm2, maka berapakah panjang, lebar dan
tinggi kotak itu
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
87

c. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar dan
tepat dengan memasukkan panjang, lebar dan tinggi yang anda peroleh
apakah sama dengan volume pada soal!
3. Sebuah akuarium dengan alas berukuran 40 cm x 80 cm dan tinggi 60 cm.
Akuarium tersebut setengahnya diisi air. Jika ke dalam akuarium dimasukkan 6
hiasan yang sama, tinggi air naik 3 cm. Tentukan volume tiap hiasan tersebut.
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
4. Sebuah kardus mempunyai ukuran 15 cm × 10 cm × 5 cm, jika ke dalam kardus
tersebut akan dimasukkan kubus yang berukuran 5 cm, maka banyaknya kubus
yang dapat ditampung oleh kardus tersebut
c. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
d. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!

LAMPIRAN III
88

Rubrik Penilaian Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah


Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016

No Jawaban Skor

1. a. Memahami masalah 2
Diket: Misalkan panjang rusuk satu adalah s1, dan
panjang rusuk kubus kedua adalah s2 maka s1 – s2
= 3 dm
Luas sisi kubus satu, misalkan L1 dan luas sisi kubus 2,
misalkan L2 maka L1 – L2 = 234 dm2
Ditanya: Berapa selisih volume kedua kubus, misalkan
V1 – V2?
b. Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/ 4
soal
Cara 1
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2 )2 – 6s22 = 234 dm2
Cara 2
Misalkan s1 – s2 = 3dm, maka s2 = s1 – 3
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 – 6s22 = 234 dm2
6s12 – 6(s1 – 3 )2 = 234 dm2
Cari nilai s1 dan s2 sehingga setelah dapat panjang kubus satu
dan kubus dua maka bisa dicari volume kubus masing-
masingnya. Cari selisih V1 – V2
c. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234 dm2
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234 dm2
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234 dm2
54 + 36s2 = 234 dm2
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = 36 = 5 dm
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm
89

Cari volume kubus


V1 = s13 = 8 × 8 × 8 = 512 dm3
V2 = s23 = 5 × 5 × 5 = 125 dm3
Maka V1 – V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387dm3
Jadi selisih volume kedua kubus adalah 387dm3.
d. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2,
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234 dm2 (benar)
Volume kubus dengan sisi s1 dan s2.
Cari selisih V1 −V2 (benar)
2) Memeriksa kebenaran penyelesaian masalah
s 1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234
54 + 36s2 = 234
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = 36 = 5 dm (benar)
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm (benar)
V1 = s13 = 8× 8 × 8 = 512 dm3 (benar)
V2 = s23 = 5× 5 × 5 = 125 dm3 (benar)
Maka V1– V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387 dm3 (benar)
2. a. Memahami masalah 2
Diket: Perbandingan dari panjang, lebar dan tinggi
sebuah kotak berbentuk balok adalah 6 : 5: 4
Luas dari permukaan balok adalah 33.300 cm2
Ditanya: Berapakah panjang, lebar dan tinggi balok
tersebut?
b. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
L = 2 (p× l) + 2(p × t) + (l × t)
Panjang = 6n, lebar = 5n, dan tinggi = 4n
L = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n)
L = 2 (30n2) + 2 (24n2) +2 (20n2)
L = 60n2 + 48n2 + 40n2
L = 148 n2, karena luas permukaan balok = 33.300 cm2,
maka 33.300 = 148n2
33.300
n2 = 148 = 225, untuk n = 15 cm
karena n = 15 cm maka
panjang = 6 × 15 cm = 90 cm
lebar = 5 × 15 cm = 75 cm
tinggi = 4 × 15 cm = 60 cm
90

c. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3


kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Luas permukaan balok adalah L = 2 (p × l) + 2(p × t) +
(l × t) (benar)
Memisalkan persamaan luas permukaan balok dengan
rasio panjang = 6n, lebar = 5n dan tinggi = 4n
L = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n) (benar)
2) Memeriksa kebenaran penyelesaian masalah
148 = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n)
Sehingga n= 15 cm, lalu panjang = 6 × 15 cm = 90 cm
lebar = 5 × 15 cm = 75 cm, tinggi = 4 × 15 cm = 60 cm
(benar)
Siswa menguji kebenaran jawabannya:
L = 2(p× l) + 2(p × t) + (l × t)
L = 2(90 cm × 75 cm) + 2(90cm × 60 cm) +
(75cm × 60cm)
L = 2 (6.750) cm2 + 2 (5.400) cm2 + 2(4.500) cm2
L = 13.500 cm2 + 10.800 cm2 + 9.000 cm2
L = 33.300 cm2 (benar)
3. a. Memahami masalah 2
Diket: Sebuah akuarium dengan luas alas = 40 cm × 80 cm
dan tinggi air 60 cm.
Akuarium diisi air setengahnya, lalu dimasukkan buah
hiasan yang sama persis, sehingga tinggi air naik 3 cm.
Ditanya: Tentukan volume tiap hiasan tersebut?
b. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
V akuarium = a × l × t maka V = 40 × 80 × 60 = 192.000 cm3
𝑉 𝑎𝑘𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
Volume air pertama pada akuarium = 2
192.000
Vair pertama = = 96.000 cm3
2
𝑉 𝑎𝑖𝑟
Tinggi air = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑘𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
96.000 96.000
Tinggi air = 40×80 = 3.200 = 30 𝑐𝑚
Karena tinggi air naik 3 cm setelah dimasukkan perhiasan maka
tinggi air menjadi 30 cm + 3 cm = 33 cm
Untuk volume air secara keseluruhan adalah
Vair = a × l × t maka V = 40 × 80 × 33 = 105.600 cm3
Untuk volume hiasan secara keseluruhan maka
V keseluruhan hiasan = Vakuarium – Vair
V keseluruhan hiasan = 192.000 cm3 – 105.600 cm3= 86.400 cm3
V keseluruhan hiasan
Jadi untuk satu buah Vhiasan = 6
86.4000
Vhiasan = = 14.400 cm3
6
4. a. Memahami masalah 2
Diket: Kardus yang berbentuk balok mempunyai ukuran
91

15 cm × 10 cm × 5 cm, akan diisi dengan kubus


dengan panjang rusuk 5 cm
Ditanya: Berapakah banyak kubus yang bisa ditampung
dalam kardus?
b. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4

Volume kardus yang berbentuk balok: V = a × l × t

V = 15 cm × 10cm × 5cm = 750 cm3


Volume kubus: V = s3

V = 5 × 5 × 5 = 125 cm3
Untuk mencari banyak kubus yang muat dalam kardus maka:
volume balok
Banyak kubus =
volume kubus
750
Banyak kubus = = 6 buah kardus
125
Jadi bayaknya kubus yang muat dalam kardus adalah 6 buah
kubus.

Skor maksimal 34

Lampiran IV
92
93
94
95
96
97
98

LAMPIRAN V
Soal sebelum di validasi Soal sesudah di validasi
1. Selisih panjang rusuk 1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika
dua buah kubus adalah selisih panjang kedua rusuk kubus adalah 3
3 dm. Jika selisih luas dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
sisi kubus itu 234 dm2 a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
selisih volume kedua diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
kubus adalah ....dm3 data yang diperlukan!
2. Jika panjang, lebar dan b. Tentukan strategi yang tepat untuk
tinggi sebuah kotak menyelesaikan soal di atas!
mempunyai rasio atau c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
perbandingan 6 : 5 : 4, dan sistematis!
dan luas permukaan d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban
33.300 cm2, maka yang anda peroleh sudah benar dan tepat!
panjang, lebar dan 2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak
tinggi kotak itu adalah mempunyai rasio atau perbandingan 6 : 5 : 4,
... (dalam cm) dan luas permukaan 33.300 cm2, maka
3. Sebuah akuarium berapakah panjang, lebar dan tinggi kotak itu
dengan alas berukuran a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
40 cm x 80 cm dan diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
tinggi 60 cm. Akuarium data yang diperlukan!
tersebut setengahnya b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
diisi air. Jika ke dalam dan sistematis!
akuarium dimasukkan 6 c. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban
hiasan yang sama, yang anda peroleh sudah benar dan tepat
tinggi air naik 3 cm. dengan memasukkan panjang, lebar dan
Tentukan volume tiap tinggi yang anda peroleh apakah sama
hiasan tersebut yang dengan volume pada soal!
hilang adalah … liter 3. Sebuah akuarium dengan alas berukuran 40 cm
4. Sebuah kardus x 80 cm dan tinggi 60 cm. Akuarium tersebut
mempunyai ukuran 12,5 setengahnya diisi air. Jika ke dalam akuarium
cm × 10 cm × 8 cm, jika dimasukkan 6 hiasan yang sama, tinggi air naik
ke dalam kardus 3 cm. Tentukan volume tiap hiasan tersebut.
tersebut akan a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
dimasukkan kubus yang diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
berukuran 5 cm, maka data yang diperlukan!
banyaknya kubus yang b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
dapat ditampung oleh dan sistematis!
kardus tersebut 4. Sebuah kardus mempunyai ukuran 15 cm × 10
adalah…buah cm × 5 cm, jika ke dalam kardus tersebut akan
dimasukkan kubus yang berukuran 5 cm, maka
banyaknya kubus yang dapat ditampung oleh
kardus tersebut
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
dan sistematis!
99

LAMPIRAN VI
Distribusi Skor Hasil Uji Coba
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Nama Siswa Nomor Soal Skor
Total
1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 3a 3b 4a 4b
2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
1 Miftahul Fadhila 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
2 Resti Gustina 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
3 M. Zaki Gidion 2 4 4 3 1 4 3 1 4 2 4 32
4 Khairul Fajri 2 4 4 3 2 4 2 2 2 2 4 31
5 Ardian Putra 2 4 4 3 1 3 3 1 4 2 4 31
6 Meci Junita Nensih 1 4 4 3 1 4 3 0 4 1 4 29
7 Aure Febiola 2 4 4 1 2 4 3 2 0 2 4 28
8 Nur Afni Oktavia 2 4 4 3 2 4 0 1 2 1 4 27
9 Iswandi 2 4 4 2 2 4 0 2 4 0 0 24
10 Miska Wahida 2 4 4 3 2 3 0 1 1 1 2 23
11 M. Abdul Hamid 1 4 4 1 1 4 3 1 2 0 0 21
12 Ronaldo Becaqno 1 4 4 1 1 4 3 1 2 0 0 21
13 Irfan 2 4 4 1 2 2 0 2 1 2 1 21
15 M. Syaifullah 2 4 4 1 2 2 0 2 1 2 0 20
16 Siska Dea Melia 2 4 2 3 2 3 1 1 0 0 0 18
14 Alfa Arianto 1 4 4 1 1 4 3 0 0 0 0 18
18 Sepri Marpindo 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 4 16
17 Nadiatul Hasanah 2 1 1 0 2 2 0 0 2 0 0 10
19 Dhio Fernando 1 1 2 1 0 2 0 0 0 0 0 7
∑X 32 67 66 37 29 62 30 22 41 20 39 445
∑𝑋 2 58 259 250 93 51 220 86 36 135 36 149
100

LAMPIRAN VII

Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah

 x  2

 n    i 
2
x  N
2

r =  1   dengan;  i 2 
11
 n 1    2
t  N

1. Soal nomor 1a
(∑ 𝑋)2 (32)2
∑ 𝑋2 − 58 − 19
𝜎1𝑎 2 = 𝑁 = = 0,22
𝑁 19
2. Soal nomor 1b 𝜎1𝑏 2 = 1,19
3. Soal nomor 1c 𝜎1𝑐 2 = 1, 09
4. Soal nomor 1d 𝜎1𝑑 2 = 1,1
5. Soal nomor 2a 𝜎2𝑎 2 = 0,35
6. Soal nomor 2b 𝜎2𝑏 2 = 0,93
7. Soal nomor 2c 𝜎2𝑐 2 = 2,03
8. Soal nomor 3a 𝜎3𝑎 2 = 0,55
9. Soal nomor 3b 𝜎3𝑏 2 = 2,45
10. Soal nomor 4a 𝜎4𝑎 2 = 0,79
11. Soal nomor 4b 𝜎4𝑏 2 = 3,63
∑𝜎𝑖 2 = 0,22 + 1,19 + 1,09 + 1,1 + 0,35 + 0,93 + 2,03 + 0,55 + 2,4 + 0,79
+ 3,63 = 14,33
(∑ 𝑋)2 (445)2
∑ 𝑋2 − 11493 − 19
𝜎𝑡 2 = 𝑁 = = 56,35
𝑁 19
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2 11 14.33
𝑟11 = ( ) (1 − 2
) = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 10 56,35
= (1,1)(0,7457) = 0,82

Berdasarkan tabel kriteria reliabilitas, rhitung = 0,82 berada pada selang

0,80  rhitung  1,00 berarti reliabilitas soal uji coba berkriteria sangat tinggi.
Maka dapat disimpulkan soal tes tersebut reliabilitas atau dapat dipercaya.
101

LAMPIRAN VIII

Perhitungan Indeks Pembeda Soal Uji Coba


Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Jumlah skor Jumlah skor
Ip
No kelompok kelompok Ip hitung Kriteria
tabel
tinggi rendah
1.a 10 6 3,08 2,31 Signifikan
1.b 20 11 2,45 2,31 Signifikan
1.c 20 10 3,64 2,31 Signifikan
1.d 15 6 3,67 2,31 Signifikan
2.a 8 6 0,89 2,31 Tidak Signifikan
2.b 19 12 2,54 2,31 Signifikan
2.c 14 4 2,98 2,31 Signifikan
3.a 8 2 3,43 2,31 Signifikan
3.b 18 6 2,69 2,31 Signifikan
4.a 10 1 9 2,31 Signifikan
4.b 20 4 4 2,31 Signifikan
𝑛 = 27% × 𝑁 𝑑𝑓= (nt – 1) + (nr - 1)
= 27% × 19 = (5 – 1) + (5 - 1)
= 5,13  5 = 4 + 4 =8
1. Daya pembeda untuk soal nomor 1a
𝐷𝑡 10 𝐷𝑟 6
𝑀𝑡 = = =2 𝑀𝑟 = = 5 = 1,2
𝑛 5 𝑛

Skor
X - 𝑴𝒕 Skor Kelompok X - 𝑴𝒓
No Kelompok (𝑿𝒕 )𝟐 (𝑿𝒓 )𝟐
(𝑿𝒕 ) Rendah (𝑿𝒓 )
Tertinggi
1 2 0 0 2 0,8 0,64
2 2 0 0 1 -0,2 0,04
3 2 0 0 1 -0,2 0,04
4 2 0 0 2 0,8 0,64
5 2 0 0 1 -0,2 0,04
∑ 𝐷𝑡 = 10 0 𝐷𝑟 = 6 1,4
𝑀𝑡 −𝑀𝑟 2−1,2 0,8 0,8
𝐼𝑝 = = = = 0,26 = 3,08
∑ 2 2 0+1,4
√5(5−1) √0,07
√ 𝑋𝑡 + ∑𝑋𝑟
𝑛(𝑛−1)
102

Pada 𝑑𝑓 = 8 diperoleh 𝐼𝑝𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,31, jika 𝑰𝒑 hitung ≥ 𝑰𝒑 tabel, maka


soal signifikan, jadi soal nomor 1a signifikan. Dengan langkah yang sama soal
2-11 maka diperoleh nilai sebagai berikut.

2. Daya pembeda untuk soal nomor 1b dengan 𝐼𝑝 = 2,2 maka soal tersebut
signifikan.
3. Daya pembeda untuk soal nomor 1c dengan 𝐼𝑝 = 3,64 maka soal tersebut
signifikan.
4. Daya pembeda untuk soal nomor 1d dengan 𝐼𝑝 = 3,67 maka soal tersebut
signifikan.
5. Daya pembeda untuk soal nomor 2a dengan 𝐼𝑝 = 0,89 karena 𝐼𝑝 hitung ≤
𝐼𝑝 tabel maka soal tersebut tidak signifikan.
6. Daya pembeda untuk soal nomor 2b dengan 𝐼𝑝 = 2,4 maka soal tersebut
signifikan.
7. Daya pembeda untuk soal nomor 2c dengan 𝐼𝑝 = 2,98 maka soal tersebut
signifikan.
8. Daya pembeda untuk soal nomor 3a dengan 𝐼𝑝 = 3,43 maka soal tersebut
signifikan.
9. Daya pembeda untuk soal nomor 3b dengan 𝐼𝑝 = 2,69 maka soal tersebut
signifikan.
10. Daya pembeda untuk soal nomor 4a dengan 𝐼𝑝 = 9 maka soal tersebut
signifikan.
11. Daya pembeda untuk soal nomor 4b dengan 𝐼𝑝 = 4 maka soal tersebut
signifikan.
103

LAMPIRAN IX

Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Uji Coba


Kemampuan Pemecahan Masalah
Jumlah skor Jumlah skor
No kelompok kelompok Ik (%) Kriteria
tinggi rendah
1.a 10 6 80 Soal Mudah
1.b 20 11 77,5 Soal Mudah
1.c 20 10 75 Soal Mudah
1.d 15 6 70 Soal Sedang
2.a 8 6 70 Soal Sedang
2.b 19 12 77,5 Soal Mudah
2.c 14 4 60 Soal Sedang
3.a 8 2 50 Soal Sedang
3.b 18 6 60 Soal Sedang
4.a 10 1 55 Soal Sedang
4.b 20 4 60 Soal Sedang
1. Soal nomor 1a
Dari data sebelumnya diperoleh:
𝐷𝑡 =10 𝐷𝑟 =6 𝑛 = 5𝑚 = 2
𝐷𝑡 + 𝐷𝑟 10 + 6
𝐼𝑘 = × 100% = × 100% = 80%
2𝑚𝑛 2(2)(5)
Kriteria:
Ik< 27% Soal Sulit
27%  Ik  73% Soal Sedang
Ik> 73 % Soal mudah
Berarti soal nomor 1a memiliki tingkat kesukaran mudah. Dengan langkah
yang sama soal 2-11 maka diperoleh nilai sebagai berikut.
2. Soal nomor 1b 𝐼𝑘 = 77,5% dengan tingkat kesukaran mudah.
3. Soal nomor 1c Ik = 75% dengan tingkat kesukaran mudah.
4. Soal nomor 1d Ik = 70% dengan tingkat kesukaran mudah.
5. Soal nomor 2a 𝐼𝑘 = 70% dengan tingkat kesukaran mudah.
6. Soal nomor 2b 𝐼𝑘 = 77,5% dengan tingkat kesukaran mudah.
7. Soal nomor 2c 𝐼𝑘 = 60% dengan tingkat kesukaran sedang.
104

8. Soal nomor 3a 𝐼𝑘 = 50% dengan tingakat kesukaran sedang.


9. Soal nomor 3b 𝐼𝑘 = 60% dengan tingkat kesukaran sedang.
10. Soal nomor 4a 𝐼𝑘 = 55% dengan tingkat kesukaran sedang.
11. Soal nomor 4b 𝐼𝑘 = 60% dengan tingkat kesukaran sedang.
105

LAMPIRAN X
Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
SK 5 : Memahami Sifat-Sifat Kubus, Balok, Prisma, Limas, dan Bagian-Bagiannya, serta Menentukan
Ukurannya
No Kompetensi Indikator Soal Indikator Kemampuan Aspek Nomor Soal
Dasar Pemecahan Masalah Kognitif
1 5.3 Menghitung a. Siswa mengemukakan berbagai rencana 1. Memahami masalah C1 1a, 3a, 4a
luas untuk menyelesaikan masalah luas 2. Memilih strategi yang tepat C3 1b
permukaan permukaan kubus dan balok dengan untuk menyelesaikan
dan volume menggunakan langkah-langkah masalah
kubus dan pemecahan masalah serta sistematis 3. Menyelesaikan masalah C3 1c, 2a, 3b, 4b
balok dalam berpikir. dengan benar dan sistematis
b. Siswa mengemukakan berbagai rencana 4. Memeriksa sendiri ketepatan C3 1d, 2b
untuk menyelesaikan masalah volume strategi yang dipilihnya dan
kubus dan balok dengan menggunakan kebenaran penyelesaian
langkah-langkah pemecahan masalah masalah yang didapatkannya
serta sistematis dalam berpikir.
106

LAMPIRAN XI

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
Petunjuk:

1. Tulis nama lengkap pada tempat yang telah disediakan


2. Baca setiap soal dengan teliti dan tulis jawaban pada lembar
jawaban yang telah disediakan
3. Jika jawaban anda salah dan akan membetulkannya, coret jawaban
yang salah kemudian tulis jawaban yang benar
4. Kumpulkan jawaban anda beserta kertas buramnya

SOAL
1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika selisih panjang kedua rusuk kubus
adalah 3 dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Tentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal di atas!
c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar
dan tepat!
2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak mempunyai rasio atau
perbandingan 6 : 5 : 4, dan luas permukaan 33.300 cm2, maka berapakah
panjang, lebar dan tinggi kotak itu
a. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
b. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar
dan tepat dengan memasukkan panjang, lebar dan tinggi yang anda
peroleh apakah sama dengan volume pada soal!
107

3. Sebuah akuarium dengan alas berukuran 40 cm x 80 cm dan tinggi 60 cm.


Akuarium tersebut setengahnya diisi air. Jika ke dalam akuarium dimasukkan
6 hiasan yang sama, tinggi air naik 3 cm. Tentukan volume tiap hiasan
tersebut.
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
4. Sebuah kardus mempunyai ukuran 15 cm × 10 cm × 5 cm, jika ke dalam
kardus tersebut akan dimasukkan kubus yang berukuran 5 cm, maka
banyaknya kubus yang dapat ditampung oleh kardus tersebut
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
108

LAMPIRAN XII

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016

No Jawaban Skor

1. a. Memahami masalah 2
Diket: Misalkan panjang rusuk satu adalah s1, dan panjang
rusuk kubus kedua adalah s2 maka s1 – s2 = 3 dm
Luas sisi kubus satu, misalkan L1 dan luas sisi kubus 2,
misalkan L2 maka L1 – L2 = 234 dm2
Ditanya: Berapa selisih volume kedua kubus, misalkan
V1 – V2?
b. Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/ 4
soal
Cara 1
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2 )2 – 6s22 = 234 dm2
Cara 2
Misalkan s1 – s2 = 3dm, maka s2 = s1 – 3
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 – 6s22 = 234 dm2
6s12 – 6(s1 – 3 )2 = 234 dm2
Cari nilai s1 dan s2 sehingga setelah dapat panjang kubus satu
dan kubus dua maka bisa dicari volume kubus masing-
masingnya. Cari selisih V1 – V2
c. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234 dm2
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234 dm2
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234 dm2
54 + 36s2 = 234 dm2
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = 36 = 5 dm
109

s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm
Cari volume kubus
V1 = s13 = 8 × 8 × 8 = 512 dm3
V2 = s23 = 5 × 5 × 5 = 125 dm3
Maka V1 – V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387dm3
Jadi selisih volume kedua kubus adalah 387dm3.
d. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2,
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234 dm2 (benar)
Volume kubus dengan sisi s1 dan s2.
Cari selisih V1 −V2 (benar)
2) Memeriksa kebenaran penyelesaian masalah
s1 = 3 + s 2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234
54 + 36s2 = 234
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = = 5 dm (benar)
36
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm (benar)
V1 = s13 = 8× 8 × 8 = 512 dm3 (benar)
V2 = s23 = 5× 5 × 5 = 125 dm3 (benar)
Maka V1– V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387 dm3 (benar)
2. a. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
L = 2 (p× l) + 2(p × t) + (l × t)
Panjang = 6n, lebar = 5n, dan tinggi = 4n
L = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n)
L = 2 (30n2) + 2 (24n2) +2 (20n2)
L = 60n2 + 48n2 + 40n2
L = 148 n2, karena Luas permukaan balok = 33.300 cm2, maka
33.300 = 148n2
33.300
n2 = 148 = 225, untuk n = 15 cm
karena n = 15 cm maka
panjang = 6 × 15 = 90 cm
lebar = 5 × 15 = 75 cm
tinggi = 4 × 15 = 60 cm
b. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Luas permukaan balok adalah L = 2 (p× l) + 2(p × t) +
(l × t) (benar)
110

Memisalkan persamaan luas permukaan balok dengan rasio


panjang = 6n, lebar = 5n dan tinggi = 4n
L = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n) (benar)
2) Memeriksa kebenaran penyelesaian masalah
148 = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n)
Sehingga n = 15 cm, lalu panjang = 6 × 15 = 90 cm
lebar = 5 × 15 = 75 cm, tinggi = 4 × 15 = 60 cm (benar)
Siswa menguji kebenaran jawabannya:
L = 2(p× l) + 2(p × t) + (l × t)
L = 2(90 cm × 75 cm) + 2(90cm × 60 cm) +
(75cm × 60cm)
L = 2 (6.750) cm2 + 2 (5.400) cm2 + 2(4.500) cm2
L = 13.500 cm2 + 10.800 cm2 + 9.000 cm2
L = 33.300 cm2 (benar)
3. a. Memahami masalah 2
Diket: Sebuah akuarium dengan luas alas = 40 cm ×
80 cm dan tinggi air 60 cm.
Akuarium diisi air setengahnya, lalu dimasukkan 6 buah hiasan
yang sama persis, sehingga tinggi air naik 3 cm.
Ditanya: Tentukan volume tiap hiasan tersebut?
b. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
V akuarium = a × l × t maka V = 40 × 80 × 60 = 192.000 cm3
𝑉 𝑎𝑘𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
Volume air pertama pada akuarium =
2
192.000 3
Vair pertama = = 96.000 cm
2
𝑉 𝑎𝑖𝑟
Tinggi air = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑘𝑢𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚
96.000 96.000
Tinggi air = 40×80 = 3.200 = 30 𝑐𝑚
Karena tinggi air naik 3 cm setelah dimasukkan perhiasan maka
tinggi air menjadi 30 cm + 3 cm = 33 cm
Untuk volume air secara keseluruhan adalah
Vair = a × l × t maka V = 40 × 80 × 33 = 105.600 cm3
Untuk volume hiasan secara keseluruhan maka
V keseluruhan hiasan = Vakuarium – Vair
V keseluruhan hiasan = 192.000 cm3 – 105.600 cm3= 86.400 cm3
V keseluruhan hiasan
Jadi untuk satu buah Vhiasan =
6
86.4000
Vhiasan = = 14.400 cm3
6
4. a. Memahami masalah 2
Diket: Kardus yang berbentuk balok mempunyai ukuran 15 cm
× 10 cm × 5 cm, akan diisi dengan kubus dengan
panjang rusuk 5 cm
Ditanya: Berapakah banyak kubus yang bisa ditampung dalam
kardus?
b. Menyelesaikan masalah dengan benar dan sistematis 4
111

Volume kardus yang berbentuk balok: V = a × l × t


V = 15 cm × 10cm × 5cm = 750 cm3
Volume kubus: V = s3
V = 5 × 5 × 5 = 125 cm3
Untuk mencari banyak kubus yang muat dalam kardus maka:
volume balok
Banyak kubus =
volume kubus
750
Banyak kubus = = 6 buah kardus
125
Jadi bayaknya kubus yang muat dalam kardus adalah 6 buah
kubus.
Skor maksimal 32
112

LAMPIRAN XIII

Angket Uji Coba Konsep Diri


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIIIB MTsN Sungai Jambu / 2
Waktu : 15 menit
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Variabel Sub variabel Indikator Positif Negatif Jumlah


Konsep 1. Pengetahuan a. Mengetahui kesiapan diri 1, 2 3, 4 4
Diri b. Mengetahui citra diri 5, 6 7, 8 4
c. Konsep-konsep dalam mempelajari matematika 9, 10 11, 12 4
d. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan 13, 14 15, 16 4
matematika dan pembelajaran matematika
2. Harapan a. Menetapkan nilai yang akan dicapai 17, 18 19, 20 4
b. Merencanakan kegiatan untuk menggapai cita- 21, 22 23, 24 4
cita
c. Berusaha mencapai cita-cita 25, 26 27, 28 4
d. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya 29, 30 31, 32 4
3. Penilaian a. Mengadakan penilaian terhadap diri 33, 34 35, 36 4
b. Mengadakan perbaikan diri 37, 38 39, 40 4
113

LAMPIRAN XIV

Angket Uji Coba Konsep Diri


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIIIB MTsN Sungai Jambu
Waktu : 15 menit
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Petunjuk

Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan dengan kegiatan yang


telah kamu lakukan. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti.
Berilah tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban yang kamu pilih, dengan
ketentuan :
SL = Selalu J = Jarang
S = Sering TP = Tidak Pernah
KK = Kadang-kadang
Pernyataan

Jawaban
Pernyataan
SL S KK J TP
1. Saya menyiapkan buku matematika, alat
tulis, dan alat bantu untuk belajar
matematika
2. Saya adalah siswa yang bisa menyelesaikan
tugas dengan rapi dan tepat waktu
3. Saya belum membaca pelajaran matematika
sebelum diajarkan oleh guru saya di sekolah
4. Saya kurang semangat dalam belajar
matematika
5. Saya percaya bahwa saya lebih baik dalam
belajar matematika dari teman-teman
sekelas saya
6. Saya merasa yakin bisa mengerjakan soal
ujian seperti halnya kebanyakan teman-
teman di kelas maupun di luar kelas
7. Saya berusaha untuk menghindari tugas-
tugas yang sukar di sekolah
8. Saya cemas belajar dengan teman yang
pintar
9. Saya mampu menerapakan konsep-konsep
114

pada pelajaran matematika untuk


memecahkan soal matematika
10. Saya senang menghapal rumus matematika
11. Saya kurang memahami pelajaran
matematika
12. Saya enggan bertanya kepada guru
mengenai materi matematika yang tidak
saya pahami
13. Saya menanyakan kepada teman atau guru
jika tidak bisa mengerjakan soal matematika
14. Saya mampu menyelesaikan soal
matematika jika soal itu mirip dengan soal
yang pernah dijelaskan guru
15. Saya kesulitan mengerjakan soal pemecahan
masalah matematika
16. Setiap ada soal pemecahan masalah, saya
membutuhkan orang lain dalam
menyelesaiakannya
17. Saya berusaha mendapatkan nilai yang lebih
baik dari orang lain
18. Saya membuat target nilai pada setiap ujian
19. Saya senang telah mencapai nilai standar
dalam pembelajaran
20. Jika dalam ulangan harian saya
mendapatkan nilai dibawah KKM, saya
tidak merasa sedih karena ada remedial
21. Saya merencanakan kegiatan belajar dengan
sebaik-baiknya
22. Saya mengutamakan kepentingan untuk
belajar matematika
23. Dalam proses belajar mengajar matematika,
saya cenderung ribut dan tidak
memperdulikan guru menjelaskan
24. Saya malas mengerjakan soal-soal latihan
25. Saya berusaha mencapai kesuksesan dalam
pembelajaran
26. Selagi saya belajar dengan keras, saya
percaya bahwa saya dapat mempelajari
materi matematika dengan baik
27. Saya sering mencontek PR matematika pada
teman saya
28. Saya suka mengulur waktu dalam belajar
29. Saya aktif dalam balajar matematika
30. Saya memeriksa lembaran ujian matematika
115

sebelum dikumpulkan
31. Pembelajaran matematika sangat abstrak
sehingga sulit bagi saya untuk tetap
mempertahankan perhatian saya
32. Setiap ujian matematika, saya tidak pernah
belajar sebelumnya
33. Saya adalah orang yang mudah melupakan
rasa gembira saat mendapat nilai bagus pada
ulangan matematika
34. Saya malu jika mendapatkan nilai rendah
saat ujian
35. Saya gugup mengahadapi tes matematika
36. Saya tidak yakin bahwa saya akan berhasil
dalam belajar matematika
37. Saya dapat menahan diri saat merasa
jawaban saya dalam mengerjakan soal
matematika kurang dapat diterima oleh
teman
38. Saya mengintropeksi diri dalam belajar
matematika dan perolehan nilai ujian
39. Saya tidak terima kritikan dari teman saya
40. Jika saya mengikuti remedial matematika
saya enggan mengulang pelajarannya
kembali
116

LAMPIRAN XV
117
118
119
120
121
122

LAMPIRAN XVI

No Angket sebelum validasi Angket sesudah validasi


1 Saya adalah siswa yang dapat Saya menyiapkan buku matematika, alat
membuat rencana belajar yang baik tulis, dan alat bantu untuk belajar
matematika
2 Saya adalah tipe siswa yang selalu Saya adalah siswa yang bisa
dapat menyelesaikan tugas dengan menyelesaikan tugas dengan rapi dan
rapi dan tepat waktu tepat waktu
3 Saya belum membaca pelajaran Saya belum membaca pelajaran
matematika sebelum diajarkan oleh matematika sebelum diajarkan oleh guru
guru saya di sekolah saya di sekolah
4 Saya kurang berkosentrasi dalam Saya kurang semangat dalam belajar
belajar matematika matematika
5 Saya percaya bahwa saya lebih baik Saya percaya bahwa saya lebih baik
dari teman-teman sekelas saya dalam belajar matematika dari teman-
teman sekelas saya
6 Saya merasa yakin bisa mengerjakan Saya merasa yakin bisa mengerjakan
sesuatu seperti halnya kebanyakan soal ujian seperti halnya kebanyakan
teman-teman di kelas maupun di luar teman-teman di kelas maupun di luar
kelas kelas
7 Saya berusaha untuk menghindari Saya berusaha untuk menghindari tugas-
tugas-tugas yang sukar di sekolah tugas yang sukar di sekolah
8 Saya cemas belajar dengan teman Saya cemas belajar dengan teman yang
yang pintar pintar
9 Saya mampu menerapakan konsep- Saya mampu menerapakan konsep-
konsep pada pelajaran matematika konsep pada pelajaran matematika untuk
untuk memecahkan soal matematika memecahkan soal matematika
10 Saya senang menghapal rumus Saya senang menghapal rumus
matematika matematika
11 Saya kurang memahami materi kubus Saya kurang memahami pelajaran
dan balok matematika
12 Saya enggan bertanya kepada guru Saya enggan bertanya kepada guru
mengenai materi matematika yang mengenai materi matematika yang tidak
tidak saya pahami saya pahami
13 Saya menanyakan kepada teman atau Saya menanyakan kepada teman atau
guru jika tidak bisa mengerjakan soal guru jika tidak bisa mengerjakan soal
matematika yang diberikan guru dan matematika
yang ada di buku paket
14 Saya mampu menyelesaikan soal Saya mampu menyelesaikan soal
pemecahan masalah matematika yang matematika jika soal itu mirip dengan
diberikan guru soal yang pernah dijelaskan guru
15 Saya kesulitan mengerjakan soal Saya kesulitan mengerjakan soal
123

pemecahan masalah matematika pemecahan masalah matematika


16 Setiap ada soal pemecahan masalah, Setiap ada soal pemecahan masalah,
saya membutuhkan orang lain dalam saya membutuhkan orang lain dalam
menyelesaiakannya menyelesaiakannya
17 Saya selalu berusaha mendapatkan Saya berusaha mendapatkan nilai yang
nilai yang lebih baik dari orang lain lebih baik dari orang lain
18 Saya membuat target nilai pada setiap Saya membuat target nilai pada setiap
ujian ujian
19 Saya senang telah mencapai nilai Saya senang telah mencapai nilai
standar dalam pembelajaran standar dalam pembelajaran
20 Jika dalam ulangan harian saya Jika dalam ulangan harian saya
mendapatkan nilai dibawah KKM, mendapatkan nilai dibawah KKM, saya
saya tidak merasa sedih karena ada tidak merasa sedih karena ada remedial
remedial
21 Saya merencanakan kegiatan belajar Saya merencanakan kegiatan belajar
dengan sebaik-baiknya dengan sebaik-baiknya
22 Saya selalu mengutamakan Saya mengutamakan kepentingan untuk
kepentingan untuk belajar matematika belajar matematika
23 Dalam proses belajar mengajar Dalam proses belajar mengajar
matematika, saya cenderung ribut dan matematika, saya cenderung ribut dan
tidak memperdulikan guru tidak memperdulikan guru menjelaskan
menjelaskan
24 Saya malas mengerjakan soal-soal Saya malas mengerjakan soal-soal
latihan latihan
25 Saya selalu berusaha mencapai Saya berusaha mencapai kesuksesan
kesuksesan dalam pembelajaran dalam pembelajaran
26 Selagi saya belajar dengan keras, saya Selagi saya belajar dengan keras, saya
percaya bahwa saya dapat percaya bahwa saya dapat mempelajari
mempelajari materi ini dengan baik materi matematika dengan baik
27 Saya sering mencontek PR Saya sering mencontek PR matematika
matematika pada teman saya pada teman saya
28 Saya suka mengulur waktu dalam Saya suka mengulur waktu dalam
belajar belajar
29 Saya aktif dalam balajar matematika Saya aktif dalam balajar matematika
30 Saya selalu memeriksa lembaran ujian Saya memeriksa lembaran ujian
matematika sebelum dikumpulkan matematika sebelum dikumpulkan
31 Pembelajaran matematika sangat Pembelajaran matematika sangat abstrak
abstrak sehingga sulit bagi saya untuk sehingga sulit bagi saya untuk tetap
tetap mempertahankan perhatian saya mempertahankan perhatian saya
32 Setiap ujian matematika, saya tidak Setiap ujian matematika, saya tidak
pernah belajar sebelumnya pernah belajar sebelumnya
33 Saya adalah orang yang mudah Saya adalah orang yang mudah
melupakan rasa gembira saat melupakan rasa gembira saat mendapat
mendapat nilai bagus pada ulangan nilai bagus pada ulangan matematika
matematika
124

34 Saya malu jika mendapatkan nilai Saya malu jika mendapatkan nilai
rendah saat ujian rendah saat ujian
35 Saya gugup mengahadapi tes Saya gugup mengahadapi tes
matematika matematika
36 Saya tidak yakin bahwa saya akan Saya tidak yakin bahwa saya akan
berhasil dalam belajar matematika berhasil dalam belajar matematika
37 Saya dapat menahan diri saat kalah Saya dapat menahan diri saat merasa
dalam berpendapat atau merasa jawaban saya dalam mengerjakan soal
jawaban saya dalam mengerjakan soal matematika kurang dapat diterima oleh
matematika kurang dapat diterima teman
oleh teman
38 Saya mengintropeksi diri dalam Saya mengintropeksi diri dalam belajar
belajar matematika dan perolehan nilai matematika dan perolehan nilai ujian
ujian
39 Saya tidak terima kritikan dari teman Saya tidak terima kritikan dari teman
saya saya
40 Saya merasa tidak ada peningkatan Jika saya mengikuti remedial
dalam belajar matematika matematika saya enggan mengulang
pelajarannya kembali
125

LAMPIRAN XVII
126

LAMPIRAN XVIII

PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA


ANGKET KONSEP DIRI SISWA

1. Menghitung nilai r tabel , yaitu:

N= n = 19, 𝛼 = 0.05 ,
Jadi rtabel (𝛼; 𝑛 − 2) = rtabel (0.05; 19 − 2)= rtabel (0.05; 17) = 𝟎. 𝟒𝟓𝟔.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran XIX halaman 129.
2. Menghitung nilai r hitung

Soal nomor 1
Tabel penolong butir pertanyaan No. 1

No X Y XY 𝑋2 𝑌2
1 4 160 640 16 25600
2 2 132 264 4 17424
3 4 147 588 16 21609
4 4 163 652 16 26569
5 5 169 845 25 28561
6 5 194 970 25 37636
7 4 170 680 16 28900
8 4 166 664 16 27556
9 3 159 477 9 25281
10 3 177 531 9 31329
11 5 183 915 25 33489
12 4 173 692 16 29929
13 5 161 805 25 25921
14 2 134 268 4 17956
15 4 189 756 16 35721
16 5 157 785 25 24649
17 4 178 712 16 31684
18 2 123 246 4 15129
19 3 148 444 9 21904
72 3083 11934 292 506847
127

𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


𝑟=
√[𝑁(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 ][𝑁(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ]

19(11934) − (72)(3083)
𝑟=
√[19(292) − (72)2 ][19(506847) − (3083)2 ]
226746 − 221976
𝑟=
√[5548 − 5184][9630093 − 9504889]
4770 4770
𝑟= = = 0.7
√[364][125204] 6750.87

Berdasarkan analisis di atas, didapatkan r hitung > rtabel atau 0.7 >
0.456. Berarti dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1 valid. Untuk soal
nomor 2 sampai 40 dengan langkah yang sama diperoleh r hitung sebagai
berikut:
Soal nomor 2 r hitung = 0.24 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 3 r hitung = 0.5 berarti soalnya valid
Soal nomor 4 r hitung = 0.39 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 5 r hitung = 0.53 berarti soalnya valid
Soal nomor 6 r hitung = 0.48 berarti soalnya valid
Soal nomor 7 r hitung = 0.51 berarti soalnya valid
Soal nomor 8 r hitung = 0.23 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 9 r hitung = 0.49 berarti soalnya valid
Soal nomor 10 r hitung = 0.64 berarti soalnya valid
Soal nomor 11 r hitung = 0.36 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 12 r hitung = 0.58 berarti soalnya valid
Soal nomor 13 r hitung = 0.66 berarti soalnya valid
Soal nomor 14 r hitung = 0.64 berarti soalnya valid
Soal nomor 15 r hitung = 0.73 berarti soalnya valid
Soal nomor 16 r hitung = 0.40 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 17 r hitung = 0.61 berarti soalnya valid
Soal nomor 18 r hitung = 0.73 berarti soalnya valid
128

Soal nomor 19 r hitung = 0.33 berarti soalnya tidak valid


Soal nomor 20 r hitung = 0.68 berarti soalnya valid
Soal nomor 21 r hitung = 0.31 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 22 r hitung = 0.55 berarti soalnya valid
Soal nomor 23 r hitung = 0.51 berarti soalnya valid
Soal nomor 24 r hitung = 0.49 berarti soalnya valid
Soal nomor 25 r hitung = 0.57 berarti soalnya valid
Soal nomor 26 r hitung = 0.52 berarti soalnya valid
Soal nomor 27 r hitung = 0.5 berarti soalnya valid
Soal nomor 28 r hitung = 0.3 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 29 r hitung = 0.16 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 30 r hitung = 0.42 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 31 r hitung = 0.19 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 32 r hitung = 0.53 berarti soalnya valid
Soal nomor 33 r hitung = 0.2 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 34 r hitung = 0.69 berarti soalnya valid
Soal nomor 35 r hitung = 0.71 berarti soalnya valid
Soal nomor 36 r hitung = 0.45 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 37 r hitung = 0.32 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 38 r hitung = 0.47 berarti soalnya valid
Soal nomor 39 r hitung = 0.56 berarti soalnya valid
Soal nomor 40 r hitung = 0.57 berarti soalnya valid
129

LAMPIRAN XIX

Critical Value of The r Product Moment


Harga r pada Taraf Harga r pada Taraf
Db Signifikansi Db Signifikansi
95 % 99 % 95 % 99 %

1 0.997 1.000 24 0.388 0.496

2 0.950 0.990 25 0.381 0.487

3 0.878 0.959 26 0.374 0.478

4 0.811 0.917 27 0.367 0.470

5 0.754 0.874 28 0.361 0.463

6 0.707 0.874 29 0.355 0.456

7 0.666 0.498 30 0.349 0.449

8 0.632 0.765 35 0.325 0.418

9 0.602 0.735 40 0.304 0.393

10 0.576 0.708 45 0.288 0.372

11 0.553 0.684 50 0.273 0.354

12 0.532 0.661 60 0.250 0.325

13 0.514 0.641 70 0.232 0.302

14 0.497 0.623 80 0.217 0.283

15 0.482 0.606 90 0.205 0.267

16 0.468 0.590 100 0.195 0.254

17 0.456 0.575 125 0.174 0.228

18 0.444 0.561 150 0.159 0.208

19 0.433 0.549 200 0.138 0.181

20 0.423 0.537 300 0.113 0.148

21 0.413 0.526 400 0.098 0.128

22 0.404 0.515 500 0.088 0.115

23 0.396 0.505 1000 0.062 0.081


130

LAMPIRAN XX

KISI-KISI ANGKET KONSEP DIRI

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIIIA MTsN Sungai Jambu / 2
Waktu : 15 menit
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Variabel Sub variabel Indikator Positif Negatif Jumlah


Konsep 1. Pengetahuan a. Mengetahui kesiapan diri 1 2 2
Diri b. Mengetahui citra diri 3, 4 5 3
c. Konsep-konsep dalam 6, 7 8 3
mempelajari matematika
d. Menyelesaikan masalah yang 9, 10 11 3
berkaitan dengan matematika
dan pembelajaran matematika
2. Harapan e. Menetapkan nilai yang akan 12, 13 14 4
dicapai
f. Merencanakan kegiatan untuk 15 16, 17 3
menggapai cita-cita
g. Berusaha mencapai cita-cita 18, 19 20 3
h. Melakukan kegiatan sebaik- - 21 1
baiknya
3. Penilaian i. Mengadakan penilaian 22 23 2
terhadap diri
j. Mengadakan perbaikan diri 24 25, 26 3
131

LAMPIRAN XXI

ANGKET KONSEP DIRI

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIIIA MTsN Sungai Jambu
Waktu : 15 menit
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Petunjuk

Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan dengan kegiatan yang


telah kamu lakukan. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti.
Berilah tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban yang kamu pilih, dengan
ketentuan :
SL = Selalu J = Jarang
S = Sering TP = Tidak Pernah
KK = Kadang-kadang
Pernyataan

Jawaban
Pernyataan
SL S KK J TP
1. Saya menyiapkan buku matematika, alat
tulis, dan alat bantu untuk belajar
matematika
2. Saya belum membaca pelajaran matematika
sebelum diajarkan oleh guru saya di sekolah
3. Saya percaya bahwa saya lebih baik dalam
belajar matematika dari teman-teman
sekelas saya
4. Saya merasa yakin bisa mengerjakan soal
ujian seperti halnya kebanyakan teman-
teman di kelas maupun di luar kelas
5. Saya berusaha untuk menghindari tugas-
tugas yang sukar di sekolah
6. Saya mampu menerapakan konsep-konsep
pada pelajaran matematika untuk
memecahkan soal matematika
7. Saya senang menghapal rumus matematika
8. Saya enggan bertanya kepada guru
mengenai materi matematika yang tidak
132

saya pahami
9. Saya menanyakan kepada teman atau guru
jika tidak bisa mengerjakan soal matematika
10. Saya mampu menyelesaikan soal
matematika jika soal itu mirip dengan soal
yang pernah dijelaskan guru
11. Saya kesulitan mengerjakan soal pemecahan
masalah matematika
12. Saya berusaha mendapatkan nilai yang lebih
baik dari orang lain
13. Saya membuat target nilai pada setiap ujian
14. Jika dalam ulangan harian saya
mendapatkan nilai dibawah KKM, saya
tidak merasa sedih karena ada remedial
15. Saya mengutamakan kepentingan untuk
belajar matematika
16. Dalam proses belajar mengajar matematika,
saya cenderung ribut dan tidak
memperdulikan guru menjelaskan
17. Saya malas mengerjakan soal-soal latihan
18. Saya berusaha mencapai kesuksesan dalam
pembelajaran
19. Selagi saya belajar dengan keras, saya
percaya bahwa saya dapat mempelajari
materi matematika dengan baik
20. Saya sering mencontek PR matematika pada
teman saya
21. Setiap ujian matematika, saya tidak pernah
belajar sebelumnya
22. Saya malu jika mendapatkan nilai rendah
saat ujian
23. Saya gugup mengahadapi tes matematika
24. Saya mengintropeksi diri dalam belajar
matematika dan perolehan nilai ujian
25. Saya tidak terima kritikan dari teman saya
26. Jika saya mengikuti remedial matematika
saya enggan mengulang pelajarannya
kembali
133

LAMPIRAN XXII

PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA


ANGKET KONSEP DIRI SISWA

(∑ 𝑋)2
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2 ∑ 𝑋2−
2 𝑁
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − ) Dengan: 𝜎𝑡 =
𝜎𝑡 2 𝑁

Soal nomor 1
(∑ 𝑋)2 (72)2
∑ 𝑋2 − 292 −
σ1 2 = 𝑁 = 19 = 292 − 272.84 = 19.16 = 1.008
𝑁 19 19 19
Dengan langkah yang sama dengan soal nomor 1, untuk soal nomor 2
sampai dengan 40 diperoleh hasil sebagai berikut:
Soal nomor 2 σ2 2 = 0.79
Soal nomor 3 σ3 2 = 1.25
Soal nomor 4 σ4 2 = 0.61
Soal nomor 5 σ5 2 = 1.56
Soal nomor 6 σ6 2 = 0.74
Soal nomor 7 σ7 2 = 0.62
Soal nomor 8 σ8 2 = 0.34
Soal nomor 9 σ9 2 = 0.84
Soal nomor 10 σ10 2 = 0.79
Soal nomor 11 σ11 2 = 0.74
Soal nomor 12 σ12 2 = 0.66
Soal nomor 13 σ13 2 = 0.77
Soal nomor 14 σ14 2 = 0.43
Soal nomor 15 σ15 2 = 0.88
Soal nomor 16 σ16 2 = 1.008
Soal nomor 17 σ17 2 = 0.66
Soal nomor 18 σ18 2 = 1.07
Soal nomor 19 σ19 2 = 2.26
Soal nomor 20 σ20 2 = 0.73
Soal nomor 21 σ21 2 = 0.5
134

Soal nomor 22 σ22 2 = 1.15


Soal nomor 23 σ23 2 = 1.1
Soal nomor 24 σ24 2 = 0.56
Soal nomor 25 σ25 2 = 0.29
Soal nomor 26 σ26 2 = 0.45
Soal nomor 27 σ27 2 = 0.52
Soal nomor 28 σ28 2 = 1.21
Soal nomor 29 σ29 2 = 0.78
Soal nomor 30 σ30 2 = 0.93
Soal nomor 31 σ31 2 = 1.16
Soal nomor 32 σ32 2 = 1.58
Soal nomor 33 σ33 2 = 1.51
Soal nomor 34 σ34 2 = 1.37
Soal nomor 35 σ35 2 = 1.37
Soal nomor 36 σ36 2 = 1.37
Soal nomor 37 σ37 2 = 1.64
Soal nomor 38 σ38 2 = 0.61
Soal nomor 39 σ39 2 = 0.74
Soal nomor 40 σ40 2 = 1.64

∑ 𝜎𝑖 2 = 𝜎1 2 + 𝜎2 2 + … + 𝜎40 2 = 38.236

(∑ Xt )2 (3083)2
∑ Xt 2 − 506847 −
σt 2 = N = 19 = 6589.69 = 346.82
N 19 19
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 2
40 38.236 40
=( ) (1 − ) = ( ) (0.89) = 0.91
40 − 1 346.82 39
Berdasarkan kriteria reliabilitas di atas, nilai reliabilitas berada pada selang
0.80 ≤ 𝑟11 < 1.00, maka dapat disimpulkan tes tersebut mempunyai Reliabilitas
Sangat Tinggi.
135

LAMPIRAN XXIII
Distibusi Skor Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016
Nomor Soal Skor
Total Nilai
No Nama Siswa 1a 1b 1c 1d 2a 2b 3a 3b 4a 4b Total
2 4 4 3 4 3 2 4 2 4 32
1 Anita Zahara 2 4 4 0 3 0 0 4 0 4 21 65.625
2 Ahmad Rifki 0 4 4 0 4 2 0 4 1 2 21 65.625
3 Afdi Rahmad Danil 1 4 4 0 4 3 1 2 1 1 21 65.625
4 Amrizal 1 4 4 0 2 0 1 2 0 1 15 46.875
5 Amni Satil Khaira 2 4 4 0 4 1 2 1 0 0 18 56.25
6 Fadli Rahmadanur 2 4 3 2 4 3 0 3 0 0 21 65.625
7 Fajri Gusrinaldi 0 2 2 0 3 3 1 3 2 4 20 62.5
8 Fajariadi Azami 1 4 4 0 4 0 1 4 2 4 24 75
9 Fivi Yuli Yanti 2 4 3 3 3 0 2 4 2 0 23 71.875
10 Jihan Suhaida 2 4 4 0 4 2 2 0 2 3 23 71.875
11 Julia Fitri 2 4 4 3 4 3 2 3 2 4 31 96.875
12 Khairunnisa 2 4 4 3 4 3 2 4 2 4 32 100
13 M. Bintang 2 4 3 3 4 0 0 4 0 2 22 68.75
14 M. Ainul Razaq 2 4 4 3 4 3 1 4 1 4 30 93.75
15 M. Fajrul 2 4 4 3 3 0 2 3 2 4 27 84.375
16 M. Refika Pratama 1 4 4 0 3 3 1 2 0 1 19 59.375
17 Indra Cahyadi Adha 1 4 4 0 4 0 0 4 0 2 19 59.375
18 Nurul Huda 1 4 4 2 4 3 0 4 0 4 26 81.25
19 Nadya Nur Hasanah 2 4 4 2 3 3 2 4 2 4 30 93.75
20 Sri Yulia Ningsih 2 4 3 0 3 0 2 4 2 4 24 75
1459,38
30 78 74 24 71 32 22 63 21 52 467
136

LAMPIRAN XXIV

Distribusi Skor Angket Konsep Diri Siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016
137

LAMPIRAN XXV

Nilai Rapor Siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu


Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Nilai
1 Anita Zahara 76
2 Ahmad Rifki 65
3 Afdi Rahmad Danil 80
4 Amrizal 76
5 Amni Satil Khaira 78
6 Fadli Rahmadanur 78
7 Fajri Gusrinaldi 78
8 Fajariadi Azami 88
9 Fivi Yuli Yanti 78
10 Jihan Suhaida 79
11 Julia Fitri 95
12 Khairunnisa 88
13 M. Bintang 80
14 M. Ainul Razaq 93
15 M. Fajrul 80
16 M. Refika Pratama 78
17 Indra Cahyadi Adha 78
18 Nurul Huda 78
19 Nadya Nur Hasanah 76
20 Sri Julia Ningsih 79
138

LAMPIRAN XXVI

Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel Kemampuan Pemecahan


Masalah, Konsep Diri dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
X1 20 46.88 100.00 1459.38 72.9688 14.59694 213.071
X2 20 61.54 94.61 1511.54 75.5770 9.98445 99.689
Y 20 65.00 95.00 1601.00 80.0500 6.58927 43.418
Valid N 20
(listwise)
139

LAMPIRAN XXVII

Nilai Rapor, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Analisis Angket


Konsep Diri Siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu
Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama Y X1 X2
1 Anita Zahara 76 65.625 69.23
2 Ahmad Rifki 65 65.625 66.15
3 Afdi Rahmad Danil 80 65.625 73.08
4 Amrizal 76 46.875 61.54
5 Amni Satil Khaira 78 56.25 73.08
6 Fadli Rahmadanur 78 65.625 71.54
7 Fajri Gusrinaldi 78 62.5 94.61
8 Fajariadi Azami 88 75 81.54
9 Fivi Yuli Yanti 78 71.875 67.69
10 Jihan Suhaida 79 71.875 76.92
11 Julia Fitri 95 96.875 90
12 Khairunnisa 88 100 90.77
13 M. Bintang 80 68.75 73.85
14 M. Ainul Razaq 93 93.75 86.15
15 M. Fajrul 80 84.375 82.31
16 M. Refika Pratama 78 59.375 72.31
17 Indra Cahyadi Adha 78 59.375 63.08
18 Nurul Huda 78 81.25 86.15
19 Nadya Nur Hasanah 76 93.75 67.69
20 Sri Yulia Ningsih 79 75 63.85
1511.54
Jumlah 1601 1459.38
140

LAMPIRAN XXVIII
Critical Value of the Distribution

Degrees of UPPER-TAIL AREAS


Freedom 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831
22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771
28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
∞ 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576
141

LAMPIRAN XXIX
142

LAMPIRAN XXX

Tabel Korelasi untuk X1, X2 dan Y melalui Program SPSS 18.0

Correlations
Y X1 X2
Y Pearson Correlation 1 .618** .631**
Sig. (2-tailed) .004 .003
N 20 20 20
Bootstrapa Bias 0 -.003 .003
Std. Error 0 .152 .132
95% Confidence Low 1 .254 .355
Interval er
Uppe 1 .849 .864
r
X1 Pearson Correlation .618** 1 .565**
Sig. (2-tailed) .004 .009
N 20 20 20
Bootstrapa Bias -.003 0 .002
Std. Error .152 0 .208
95% Confidence Low .254 1 .114
Interval er
Uppe .849 1 .901
r
X2 Pearson Correlation .631** .565** 1
Sig. (2-tailed) .003 .009
N 20 20 20
Bootstrapa Bias .003 .002 0
Std. Error .132 .208 0
95% Confidence Low .355 .114 1
Interval er
Uppe .864 .901 1
r
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples
143

Tabel 𝝆𝒚𝒙𝟏 , 𝝆𝒚𝒙𝟐 , thitung untuk X1 dan thitung untuk X2 melalui Program SPSS 18.0

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 46.741 8.689 5.379 .000
X1 .174 .094 .384 1.847 .082
X2 .273 .137 .414 1.989 .063
a. Dependent Variable: Y

Tabel R2y(x1, x2) melalui Program SPSS 18.0

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
d .706a .499 .440 4.93047
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Tabel Fhitung melalui Program SPSS 18.0

ANOVAb
Model Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
1 Regression 411.688 2 205.844 8.468 .003a
Residual 413.262 17 24.310
Total 824.950 19
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
144

LAMPIRAN XXXI
145

LAMPIRAN XXXII
146

LAMPIRAN XXXIII
1

Anda mungkin juga menyukai