2
3
4
5
BIODATA
Alamat : Labuatan
HP : 082389052984
E-mail : ratihkomalasandy@ymail.com
6
My Best Friend
Dian, Rinta, Aldo, Desmi, Mira. Banyak moment kebersamaan yang lucu,
hayat..@_@
8
Ayu, Elin, Habibi, Deti” yang seperjuangan, Buat guru-guru MTsN Batu
Tebal, khususnya buat Ibuk Leni Ferti yang telah banyak memberikan
ANIKE PUTRI
12 105 037
ABSTRAK
Anike Putri, NIM. 12 105 037, Judul Skripsi “Analisis Prestasi Belajar
Matematika Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep
Diri Siswa Kelas VIII MTsN Sungai Jambu”, Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Batusangkar 2016.
Penelitian ini didasari oleh rendahnya prestasi belajar matematika siswa
yang diduga dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri siswa, dimana kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri siswa
tersebut memiliki hubungan yang kompleks. Hal ini, peneliti temukan di kelas
VIII MTsN Sungai Jambu. Untuk memecahkan masalah tersebut, dilakukan
penelitian dengan mencari signifikansi dan besarnya pengaruh kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika secara
partial dan simultan.
Jenis penelitian ini adalah metode analisis asosiatif. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu yang berjumlah 20
orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
yang terdiri dari 4 butir soal essay, pengisian angket konsep diri yang terdiri dari
26 pernyataan berupa 14 butir pernyataan positif dan 12 butir pernyataan negatif.
Data diolah dengan analisis jalur secara manual, hipotesis yang diajukan diuji
dengan menggunkan uji-t satu arah untuk pengaruh partial dan uji-F satu arah
untuk pengaruh secara simultan.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar
matematika dengan thitung lebih besar daripada ttabel (1,84 >1,7396), terdapat
pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap prestasi belajar matematika dengan
thitung lebih besar daripada ttabel (1,99 >1,7396),terdapat pengaruh yang signifikan
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara simultan terhadap
prestasi belajar matematika dengan Fhitung lebih besar daripada Ftabel (8,46 > 3,59),
terdapat pengaruh langsung kemampuan pemecahan masalah terhadap prestasi
belajar matematikadengan kategori sedang, terdapat pengaruh yang signifikan
konsep diri terhadap prestasi belajar matematikadengan kategori sedang, terdapat
pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri secara simultan
terhadap prestasi belajar matematika dengan kategori kuat dan besar pengaruh
tidak langsung kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri terhadap prestasi
belajar matematika sebesar 8,98%.
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Konsep Diri Siswa Kelas VIII MTsN Sungai
Jambu”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar.
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan,
dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan
peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Kasmuri Selamat, M.A. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar.
2. Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
3. Ibu Lely Kurnia, S.Pd. M.Si selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika dan
dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan dan pemahaman
serta masukkan.
4. Ibu Nola Nari, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukkan.
5. Ibu Dr. Elda Herlina, M.Pd selaku dosen penguji I yang telah banyak
memberikan arahannya.
6. Ibu Dina Fitria, S.Pd, M.Siselaku dosen penguji II yang telah banyak
memberikan arahannya.
7. Ibu Ika Metiza Maris, M.Si selaku Penasehat Akademik dan validator
instrumen penelitian yang telah memberikan arahan dan saran.
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Surat Pernyataan Keaslian
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan Tim Penguji
Biodata
Halaman Persembahan
Abstrak .............................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iv
Daftar Tabel .....................................................................................................vi
Daftar Gambar ................................................................................................vii
Daftar Lampiran .............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Batasan Masalah ............................................................................7
C. Rumusan Masalah ..........................................................................7
D. Asumsi Penelitian ..........................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................8
F. Manfaat Penelitian .........................................................................8
G. Defenisi Operasional .....................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar Matematika ..........................................................10
1. Pengertian Prestasi ...................................................................10
2. Pengertian Belajar ....................................................................11
3. Pengertian Prestasi Belajar Matematika ..................................13
B. Kemampuan Pemecahan Masalah .................................................16
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah .........................16
2. Karakteristik Kemampuan Pemecahan Masalah .....................18
C. Konsep Diri .....................................................................................23
1. Pengertian Konsep Diri............................................................23
2. Karakteristik Konsep Diri ...................................................... 32 24
D. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan 29
Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................
E. Hubungan Prestasi Belajar Matematika dengan Konsep 30
Diri ..................................................................................................
F. Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan 32
Konsep Diri .....................................................................................
G. PenelitianRelevan ............................................................................34
H. KerangkaKonseptual .......................................................................35
I. Hipotesis ........................................................................................ 47 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian .........................................38
B. Tempat Penelitian ..........................................................................38
C. Rancangan Penelitian.....................................................................39
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang banyak.
Ada sumber daya manusia yang hebat di dalam penduduk tersebut. Namun,
sumber daya manusia itu belum tergali secara tepat dan maksimal. Sumber
daya manusia yang baik dapat menciptakan prestasi yang gemilang seperti
menjuarai lomba bertaraf nasional maupun internasional.
Prestasi juga bisa dicerminkan dengan melahirkan ilmuan-ilmuan
ternama di dunia yang berasal dari Indonesia. Mewujudkan prestasi yang
demikian siswa-siswi Indonesia diberikan pengajaran yang lebih baik,
mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal, berusaha dan giat
belajar. Prestasi belajar merupakan gambaran keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah melalui
proses yang panjang dalam kegiatan belajar untuk penguasaan ilmu dan
keterampilan.
Nana Sudjana mengatakan bahwa prestasi belajar adalah tentang apa
yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga
yang menyebutnya dengan hasil belajar.1 Sama halnya dengan belajar
matematika harus ada pencapaian dari proses belajar salah satunya dengan
meraih nilai terbaik pada ujian dan bisa mencapai prestasi yang tinggi.
Adapun prestasi belajar matematika yaitu berkaitan dengan
keberhasilan dan kesuksesan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika. Prestasi belajar matematika merupakan hasil belajar matematika
yang diperoleh setelah menempuh proses belajar matematika dan melakukan
beberapa tes yang diberikan guru. Namun realitanya, prestasi belajar
matematika siswa masih rendah. Terbukti, dari nilai akhir yang diperoleh
siswa yang masih standar dan belum melihatkan pencapaian yang tinggi.
1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2006), h. 151
1
2
Padahal, untuk kualitas pendidikan atau prestasi yang baik mengacu kepada
suatu proses pemikiran dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di
masa yang akan datang.
Prestasi yang baik berkaitan dengan adanya kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki siswa. Untuk kemampuan pemecahan masalah siswa
masih terlihat rendah karena faktanya di lapangan banyak siswa yang tidak
bisa menyelesaikan soal cerita matematika dan tidak bisa menjadikan soal
cerita ke model matematika. Kebiasaan siswa yang cenderung menghafal
konsep matematika dan mencatat apa yang diberikan guru, padahal mereka
tidak paham apa yang mereka hafal dan catat sehingga sewaktu siswa
diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk
menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hafal. Sehingga siswa
kesulitan dalam memecahkan soal tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas terlihat kemampuan pemecahan
masalah siswa masih rendah. Padahal dalam belajar matematika diperlukan
kemampuan pemecahan masalah agar bisa menyelesaikan soal-soal pada
pelajaran matematika. Karena dalam pengajaran matematika pemecahan
masalah adalah serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.2 Pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditempuh siswa dalam
menyelesaiakan masalah matematika dengan menggunakan berbagai konsep,
prinsip, dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajari.
Menurut NCTM indikator yang menunjukkan indikator kemampuan
pemecahan masalah adalah:3
a. Menerapkan dan mengadaptasi berbagai pendekatan dan strategi
untuk menyelesaikan masalah
b. Menyelesaikan masalah yang muncul di dalam matematika atau di
dalam konteks lain yang melibatkan matematika
2
Tombokan Runtukahu, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzza Media, 2014), h. 192
3
Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru
Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Tersedia: http://core.ac.uk/ Prosidding
Pdf, 18 April 2016
3
4
Fadhilah Syafwar, Remaja dan Perkembangannya, (Batusangkar: STAIN Batusangkar
Press, 2011), h. 163
5
5
M. Nur Ghufron , Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 13-14
6
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 185
6
skor angket konsep diri, serta prestasi belajar matematika siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu sehingga dapat menjawab rumusan masalah
yang telah dirumuskan.
2. Prestasi Belajar Matematika adalah nilai rapor matematika siswa dalam
bentuk angka yang menjadi tolak ukur dalam menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi
pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar dan suatu tes
serta mencangkup aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor. Adapun
nilai rapor yang diambil adalah nilai rapor semester genap siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu tahun pelajaran 2015/2016.
3. Kemampuan pemecahan masalah adalah skor yang diperoleh dari
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin yang
meliputi memahami masalah, memilih strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah dengan benar dan
sistematis, dan memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatkannya.
4. Konsep diri adalah suatu ide tentang diri sendiri yang meliputi
pandangan/ persepsi, keyakinan dan penilaian terhadap diri sendiri.
5. Pengaruh langsung adalah besarnya keterkaitan variabel 𝑋1 dan 𝑋2 ke
variabel Y secara langsung.
6. Pengaruh tidak langsung adalah besarnya keterkaitan antara variabel 𝑋1
ke variabel Y melalui variabel 𝑋2 atau 𝑋2 ke variabel Y melalui variabel
𝑋1.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
9
Meity Taqdir Qadratilah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 427
10
Uly Ulya, Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012, (STAIN: Salatiga), Tersedia di
http://eprints.iainsalatiga.ac.id/ Pdf diakses tanggal 21 Mei 2015
10
11
11
Meity Taqdir Qadratilah, Op.cit., h. 8
12
Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), h. 224
13
Ibid., h. 225-226
12
b. Arthur J. Gateslah
Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan
latihan.
c. LD. Crow dan A. Crow
Belajar adalah suatu proses aktif yang perlu diransang dan
dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan.
d. Melvin H. Marx
Belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi
dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari
suatu tingkah laku sebelummnya.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 90
15
Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana,
2004), h. 210-211
13
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individual, yaitu faktor kematangan/ pertumbuhan,
kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada diluar individual yang disebut sosial antara
lain keadaan keluarga, guru dan cara mengajarkannya, alat-alat
yang dipergunakan dalam mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang
ada dalam diri organisme dan faktor yang ada diluar individual. Belajar
akan tercipta dengan baik jika faktor yang dua tersebut dapat berjalan
dengan maksimal.
3. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai setelah melalui
proses yang panjang dalam kegiatan belajar untuk penguasaan ilmu dan
keterampilan. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. 17 Nana
Sudjana mengatakan bahwa prestasi belajar adalah tentang apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang
menyebutnya dengan hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil
belajar siswa merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga aspek itu tidak dapat bisa berdiri sendiri, tetapi
merupakan satu kesatuan. Sehingga aspek-aspek itu harus menjadi
16
Ibid., h. 224-225
17
Meity Taqdir Qadratilah, Op.cit., h. 427
14
indikator prestasi belajar.18 Menurut Sudjana ada tiga tipe prestasi belajar
yaitu:19
a. Tipe prestasi belajar bidang kognitif
Tipe prestasi belajar bidang kognitif ini terbagi menjadi
6 yaitu:
1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge),
merupakan tingkatan tipe prestasi belajar yang paling rendah.
2) Tipe prestasi belajar pemahaman, lebih tinggi satu tingkat dari
tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan.
3) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) merupakan
kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep,
ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
4) Tipe prestasi belajar analisis merupakan kesanggupan
memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti.
5) Tipe prestasi belajar sintesis, yang merupakan lawan dari
analisis.
6) Tipe prestasi belajar evaluasi, merupakan kesanggupan
memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan
judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya.
b. Tipe prestasi belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
Tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar
mencangkup:
1) Receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima
ransangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik
dalam bentuk masalah situasi, gejala.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan
seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan penilaian dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
4) Organisasi yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan
nilai laindan kemantapan, prioritas nilai yang dimilikinya.
5) Karakteristik dan internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan prilakunya.
c. Tipe prestasi belajar bidang psikomotor
Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam
bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
seseorang. Adapun tingkatan keterampilan itu meliputi:
18
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2006),
h. 151
19
Ibid., h. 151-155
15
dan suatu tes serta mencangkup aspek kognitif, aspek afektif dan
psikomotor.
B. Kemampuan Pemecahan Masalah
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Setiap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tidak
dapat sepenuhnya dikatakan suatu masalah. Menurut Beli suatu situasi
dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi
tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak
dengan segera dapat menemukan pemecahannya. Hayes mendukung juga
pendapat Beli bahwa suatu masalah adalah merupakan kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan kita tidak
mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan Hudoyo berpendapat bahwa masalah adalah prosedur yang
digunakan seseorang untuk menyelesaikannya berdasarkan kapasitas
kemampuan yang dimilikinya.20 Berdasarkan beberapa pengertian masalah
menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masalah
merupakan suatu situasi tertentu yang menjadi kendala seseorang untuk
mencapai tujuannya sehingga membutuhkan alternatif pemecahan masalah
tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan matematika
pemecahan masalah merupakan pendekatan pembelajaran untuk
memecahkan masalah matematika yang dapat dibedakan dengan masalah
rutin atau non rutin. Makanya siswa yang belajar matematika harus
memiliki kemampuan pemecahan masalah agar bisa memecahkan soal
yang diberikan. Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan
yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai.21 Menurut Holmes
pemecahan masalah dalam matematika adalah proses menemukan jawaban
dari suatu pertanyaan yang terdapat dalam suatu cerita, teks, tugas-tugas,
20
Nanang Priatna, Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran
Matematika, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2003), h. 29
21
Ibid., h. 31
17
22
Ahmad Fauzan, Modul PPG Asesmen Berbasis Kelas dalam Pembelajaran
Matematika, Jurusan Matematika FMIPA UNP tahun 2010, h. 9
23
Kumpulan Makalah, Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya
24
Tombokan Runtukahu , Op.cit.,h. 192
18
25
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), h. 94-95
26
Susi Herawati, Disain Pembelajaran (Kajian Teoritis dan Praktis), (Batusangkar:
STAIN Batusangkar Press, 2012), h.21
19
27
Nanang Priatna, Op.cit., h. 34-35
20
28
Kumpulan Makalah, Op.cit., h. 127-128
29
Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Tersedia:
http://core.ac.uk, 18 April 2016
21
30
Loc.cit.,
31
Nanang Priatna, Op.cit., h. 96-97
23
C. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan faktor yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang. Konsep diri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya
sendiri, baik mengenai apa yang dirasakan, diketahui, dan penilaiannya
secara utuh untuk dirinya sendiri. Menurut Calhoun dan Acocella konsep
diri sebagai gambaran mental diri seseorang. Sedangkan Hurlock, konsep
diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan
gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan
prestasi yang mereka capai. Sementara menurut Burn konsep diri sebagai
kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencangkup
pendapatnya terhadap diri sendiri dimata orang lain, dan pendapatnya
tentang hal-hal yang dicapai.33 Menurut Branden konsep diri sebagai
pikiran, keyakinan, dan kesan seseorang tentang sifat dan karakteristik
dirinya, keterbatasan dan kapabilitasnya serta kewajiban dan aset-aset yang
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 249
33
M. Nur Ghufron, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 13-14
24
dimilikinya.34 Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah suatu ide
tentang diri sendiri yang meliputi pandangan/ persepsi, keyakinan dan
penilaian terhadap diri sendiri.
2. Karakteristik Konsep Diri
Widjajiyanti mengemukakan beberapa aspek dalam konsep diri
sesuai dengan teori kebutuhan Moskow yang meliputi:35
a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terdapat segala sesuatu
yang dimilikinya, seperti kondisi tubuh, penampilan fisik,
keahlian dan pakaian.
b. Aspek kognitif, meliputi gambar yang menyangkut daya ingat,
kemampuan mengolah data, kemampuan matematika, verbal
dan akademik secara umum.
c. Aspek emosi, meliputi keterampilan individu terhadap
pengelolaan implus dan irama perbuahan emosional.
d. Aspek sosial, kemampuan dalam berhubungan di luar dirinya,
perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial
dengan orang lain secara umum.
e. Aspek moral etik, nilai dan prinsip yang memberi arti serta
arah bagi kehidupan seseorang, hubungan dengan tuhan,
perasaan menjadi orang baik atau berdosa.
f. Aspek seksual, pikiran dan perasaan individu terhadap prilaku
dan perasaannya dalam hal seksualitas.
g. Aspek diri, secara keseluruhan, pikiran, perasaan, dan sikap
yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
Dari uraian di atas aspek konsep diri yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah aspek kognitif, yang berhubungan dengan gambar
yang menyangkut daya ingat, kemampuan mengolah data, kemampuan
matematika, verbal dan akademik secara umum.
Menurut Pudjijogyanti dimensi-dimensi konsep diri, adalah
sebagai berikut:36
a. Dimensi kognitif (cognitive dimension) dimensi ini berisi
seperangkat pengetahuan kita tentang diri sendiri (deskripsi
tentang diri), terlepas dari benar atau salah, yang didasarkan
pada bukti-bukti objektif. Misalnya yang berhubungan dengan
penampilan fisik, seperti usia, jenis kelamin, warna kulit. Berat
34
Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2013), h. 62
35
Fadhilah Syafwar, Remaja dan Perkembangannya, (Batusangkar: STAIN Batusangkar
Press, 2011), h. 166
36
Ibid., h. 168-169
25
37
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 185-186
26
38
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 32
39
Loc.cit.,
40
M. Nur Ghufron , Op.cit., h. 17-18
27
41
Erman Suherman, Op.cit., h.90
30
sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri
yang tinggi, serta hubungan menunjukkan antarpribadi yang positif pula.”42
Mereka merancang target yang akan dicapainya dalam belajar, seperti
mendapakan nilai 8,00 ke atas dalam mata pelajaran matematika pada waktu
naik kelas. Dengan belajar dengan tekun, dengan menanamkan keyakinan
dalam dirinya bahwa dia harus mencapai target yang dibuatnya,
menghilangkan perasaan cemas dan memperlihatkan kemandirian belajar,
sehingga tidak bergantung pada guru. Untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dan prestasi belajar Fink:
“Melakukan penelitian dengan melibatkan sejumlah siswa laki-
laki dan perempuan yang dipasangkan berdasakan tingkat intelegensi
mereka. Disamping itu, mereka digolongkan berdasarkan prestasi
belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan
kelompok berprestasi kurang (underachievers). Hal penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan siwa yang tergolong
overachievers dan underachiever. Siswa yang tergolong overachievers
menunjukkan konsep diri yang lebih positif, dan hubungan yang erat
antara konsep diri dan prestasi belajar terlihat jelas pada siswa laki-
laki”.43
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fink bahwasanya ada
perbedaan antara kelompok siswa yang berprestasi lebih dengan kelompok
siswa berprestasi kurang. Kelompok siswa yang berprestasi lebih memiliki
konsep diri yang positif, sebaliknya kelompok siswa yang berprestasi rendah
memiliki konsep diri yang negatif.
Penelitian Walsh, juga menunjukkan bahwa siswa-siswa yang
tergolong underachiever mempunyai konsep diri yang negatif, serta
memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian: 1) mempunyai perasaan
dikritik, ditolak dan diisolir, 2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan
cara menghindar dan bahkan bersikap menentang, 3) tidak mampu
mengekspresikan perasaan dan prilakunya.44
42
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012),h. 171
43
Loc.cit.,
44
Loc.cit.,
32
45
Fadhilah Syafwar, Op.cit., h.163
33
Beberapa tanda orang yang memiliki konsep diri positif, maka salah
satunya adalah siswa yakin akan kemampuannya dalam mengatasi suatu
masalah. Sedangkan indikator untuk mengukur kemampuan pemecahan
masalah yaitu siswa harus mampu memahami masalah. Berdasarkan tanda
orang yang memiliki konsep diri positif dan indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu sama-sama membahas mengenai usaha siswa mengatasi suatu
masalah. Makanya, dapat dikatakan kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri memiliki hubungan.
Sementara itu D. E Hamachek menyebutkan sebelas karakteristik
konsep diri yang positif, yaitu:46
1. Ia meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta
bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat
kelompok yang kuat.
2. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa
bersalahyang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya.
3. Ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan
apa yang akan terjadi besok, waktu lalu dan apa yang terjadi waktu
sekarang.
4. Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi
persoalan.
5. Ia merasa sama dengan orang lain.
6. Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan
bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih
sebagi sahabatnya.
7. Ia menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima
penghargaan tanpa mersa bersalah.
8. Ia cendrung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu
merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah
sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang
mendalam sampai kepuaasan yang mendalam pula.
10. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan
yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri kreatif, dan
persahabatan.
11. Ia peka terhadap kebutuhan orang lain, dalam sosial ia terima dan
persahabatan.
46
Ibid., h.163-164
34
47
Elsa Comala, Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa Sekolah Menengah
Pertama, Tersedia: http:// repository.upi.edu, 5 April 2016
35
48
Yuan Andinny, Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, (Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 3(2): 126-135 ISSN: 2088-
351X), di akses 4 Juni 2016
49
Napis Markawi, Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan
Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika, (Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), Jurnal
Formatif 3(1): 11-25 ISSN: 2088-351X ), di akses 4 Agustus 2016
36
Keterangan:
X1 = Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah
X2 = Variabel Konsep Diri
Y = Variabel Prestasi Belajar Matematika
𝜀 = Variabel residu 𝜀 (kesalahan dalam perhitungan)
𝑟𝑥1 𝑥2 = Koefisien korelasi variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
dengan konsep diri (X2), menggambarkan intensitas keeratan
hubungan antara variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
dengan konsep diri (X2).
𝜌𝑦𝑥1 = Koefisien jalur variabel kemampuan pemecahan masalah (X1)
terhadap prestasi belajar matematika (Y), menggambarkan
besarnya pengaruh langsung variabel kemampuan pemecahan
masalah (X1) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
𝜌𝑦𝑥2 = Koefisien jalur variabel konsep diri (X2) terhadap presatsi belajar
matematika (Y), menggambarkan besarnya pengaruh langsung
variabel konsep diri (X2) terhadap presasti belajar matematika
(Y).
𝑅 2 𝑦(𝑥1 ,𝑥2) = Koefisien determinasi total kemampuan pemecahan masalah (X1)
dan konsep diri (X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y).
37
50
Muhidin dan M.Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 221
38
39
C. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
statistik satu kelompok. Pada satu kelompok subjek dilakukan pengukuran
terhadap variabel terkait.
Rancangan penelitian digambarkan dalam skema berikut:
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 61
52
Loc.cit.,
41
53
Asnelly Ilyas, Evaluasi Pendidikan (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2006),
h.60
54
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2,( Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 82
42
Lembar hasil validasi soal uji coba tes oleh validator dapat
dilihat pada Lampiran IV dan perubahan soal sebelum validasi
dan sesudah validasi ada pada Lampiran V.
55
Asnely Ilyas, Evaluasi Pendidikan, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2006), h.
67
56
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 122-123
57
Ibid., h. 89
45
X 2
t = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi
X 2
r = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah
n = 27% N
N = Banyak peserta tes
58
Pratiknyo Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal Bidang Studi
Matematis, (Jakarta: Dirjen Dikti P2I. PTK, 1985), h.10-11
59
Ibid., h. 11
46
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 209
61
Pratikyo Prawironegoro, Op.cit., h. 14
47
Keterangan:
𝐼𝑘 = indeks kesukaran soal
Dt = jumlah skor kelompok tinggi
Dr= jumlah skor kelompok rendah
m = skor setiap soal jika benar
n = 27% x N
Kriteria indeks kesukaran:
Tabel 7. Kriteria Indeks Kesukaran Soal62
𝐼𝑘 Interpretasi
𝐼𝑘 < 27% Sukar
27%≤ 𝐼𝑘 ≤ 73% Sedang
𝐼𝑘 >73 Mudah
Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa butir soal 1.a, 1.b, 1.c,
dan 2.b tergolong kategori mudah, butir soal 1.d, 2.a, 2.c, 3.a, 3.b,
4.a, dan 4.d tergolong ketegori sedang. Perhitungan indeks
kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran IX.
62
Ibid., h. 14-15
48
6) Klasifikasi soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks pembeda (Ip) dan
indeks kesukaran soal (Ik) maka ditentukan soal yang akan
digunakan. Klasifikasi soal uraian adalah:63
a) Item tetap dipakai jika Ip signifikan 0% < 𝐼𝑘 < 100%
b) Item diperbaiki jika:
Ip signifikan dan Ik = 0% atau Ik = 100%
Ip tidak signifikan dan 0% < 𝐼𝑘 < 100%
c) Item diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 0% atau Ik
= 100%
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda dan indeks
kesukaran, soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 9. Klasifikasi Soal Tes Uji Coba Kemampuan
Pemecahan Masalah
No
Ip Keterangan Ik Keterangan Klasifikasi
Soal
1.a 3,08 Signifikan 80 Soal Mudah Dipakai
1.b 2,45 Signifikan 77,5 Soal Mudah Dipakai
1.c 3,64 Signifikan 75 Soal Mudah Dipakai
1.d 3,67 Signifikan 70 Soal Sedang Dipakai
0,89 Tidak 70 Soal Sedang Tidak
2.a
Signifikan Dipakai
2.b 2,54 Signifikan 77,5 Soal Mudah Dipakai
2.c 2,98 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai
3.a 3,43 Signifikan 50 Soal Sedang Dipakai
3.b 2,69 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai
4.a 9 Signifikan 55 Soal Sedang Dipakai
4.b 4 Signifikan 60 Soal Sedang Dipakai
63
Ibid., h. 16
49
dalam angket antara lain dapat disusun dalam bentuk Skala Likert yang
terdiri dari serangkaian pertanyaan positif dan negatif berkenaan dengan
aspek konsep diri yang diukur, dengan pilihan dan bobot seperti tabel
berikut:
Tabel 10. Skala Likert Angket Konsep Diri64
Skor untuk setiap pertanyaan
No. Jawaban siswa
Positif Negatif
1 Selalu(SL) 5 1
2 Sering (S) 4 2
3 Kadang-Kadang (KK) 3 3
4 Jarang (J) 2 4
5 Tidak Pernah (TP) 1 5
64
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 87
50
65
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal 14
66
Muhidin dan M.Abdurrahman, Op.cit.,hal 31
52
dimana:
𝑁 = jumlah responden
𝑋 = skor variabel (jawaban responden)
𝑌 = skor total variabel untuk responden n
e) Membuat keputusan, suatu instrumen penelitian
dikatakan valid, bila:
(1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi
0,3.
(2) Jika koefisien korelasi product moment >
rtabel (𝛼; 𝑛 − 2), n = jumlah sampel
dengan:
( x) 2
x2
t2 = N
N
Keterangan:
r11 = Reliabilitas soal
∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 = Varians total
𝑛 = Jumlah butir soal
67
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 122-123
68
Syaifuddin Azwar, Penyusun Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hal.109
54
1. Tahap Persiapan
a. Meninjau sekolah tempat penelitian diadakan
b. Mengajukan surat permohonan penelitian
c. Konsultasi dengan guru bidang studi yang bersangkutan
d. Menyusun soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika
e. Menyusun angket konsep diri siswa
f. Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam tahap pelaksaaan penelitian adalah
sebagai berikut:
69
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 35
55
Y = 𝜌𝑦𝑥1 X1 +𝜌𝑦𝑥2 X2 + 𝜀
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel
𝑋1 𝑋2 Y
1 𝑟𝑥1 𝑥2 𝑟𝑥1 𝑦
𝑅 =[0 1 𝑟𝑥2 𝑦 ]
0 0 1
Koefisien korelasi dicari dengan menggunakan product moment
coefficient dari Karl Person. Formulanya sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ]. [𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑌)2 ]
70
Muhidin dan M.Abdurrahman, Op.cit., hal 225
56
N
o
1 0,05 – 0,09 Lemah
1
2 0,10 – 0,29 Sedang
2
3 0,30 – ke atas Kuat
71
Putri Krisna, Pengaruh Kualitas Layanan Sistem Informasi, Kualitas Sistem Informasi
terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi, (Universitas Widyatama, 2009).
57
Keterangan:
60
72
Kismantoni, Objek dan Metodologi Penelitian, (Bab III, 2009), h. 60 tersedia di
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/435/jbptunikompp-gdl-kismantoni-21712-13-babiii.doc akses
tanggal 18 Agustus 2016
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data dari penilitian terdiri dari dua variabel bebas (independent) dan
satu variabel terikat (dependent). Variabel bebas terdiri dari kemampuan
pemecahan masalah (X1) dan konsep diri (X2), sedangkan variabel terikatnya
adalah prestasi belajar matematika siswa (Y). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah,
angket konsep diri dan nilai rapor siswa kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Data yang peneliti sajikan adalah data berupa skor tes kemampuan
pemecahan masalah, skor angket konsep diri dan nilai rapor untuk prestasi
belajar matematika siswa. Skor tes kemampuan pemecahan masalah dan skor
angket konsep diri tersebut nantinya digunakan sebagai bahan analisis untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri secara partial, simultan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ketiga data ini dianalisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berikut
ini peneliti uraikan secara rinci mengenai variabel-variabel tersebut.
1. Hasil Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa
kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu tentang materi kubus dan balok diketahui
melalui tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan
masalah yang digunakan berbentuk soal essay yang terdiri dari 4 butir soal.
Tes dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli2016. Adapun proporsi
nilai tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran
XXIII.
Berdasarkan data descriptive statistics pada Lampiran XXVI
dapat dinyatakan untuk variabel kemampuan pemecahan masalah dengan
jumlah siswa sebanyak 20 orang, diperoleh skor terendah siswa sebesar
61
62
masalah siswa sebesar 75,58, dan nilai simpangan baku atau rata-rata
penyimpangan data dari harga rata-ratanya sebesar 9,98 serta varian
sebesar 99,69. Berikut tabel deskripsi data konsep diri siswa.
Tabel 18. Deskripisi Data Konsep Diri
No Rentang Skor Frekuensi Persentase Klasifikasi
1 95 ≤ Skor tes 11 55 Tinggi
2 61 ≤ Skor tes < 95 9 45 Sedang
3 Skor tes < 61 0 0 Rendah
B. Analisis Data
Analisis data diperoleh melalui pengolahan terhadap data secara
manual, sehingga:
1. Bentuk persamaan struktural dari diagram jalur pada penelitian ini adalah
Y = 𝜌𝑦𝑥1 X1 + 𝜌𝑦𝑥2 X2 + 𝜀
Y = 0,384 X1 + 0,414 X2 + 0,708
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa terjadi
hubungan sebab akibat, dimana variabel kemampuan pemecahan masalah
(X1) dan konsep diri (X2) mempengaruhi prestasi belajar matematika (Y).
Koefsien jalur menyatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa
sebesar 0,708 tanpa dipengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan
konsep diri. Koefisen jalur 0,384 menyatakan bahwa setiap penambahan
satu satuan kemampuan pemecahan masalah, akan meningkatkan prestasi
belajar matematika sebesar 0,384 dan koefisen jalur 0,414 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu satuan konsep diri, akan meningkatkan
prestasi belajar matematika sebesar 0,414.
2. Menentukan matriks korelasi antar variabel
Menentukan matriks korelasi antar variabel dengan perhitungan
terhadap koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan Product
Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien
dari Karl Pearson adalah variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya
memiliki skala pengukuran interval.
65
X2 0,565 1
𝑋1 𝑋2
1,468 −0,829
R-1 = [ ]
−0,829 1,468
5. Menentukan koefisien jalur :
𝜌𝑦𝑥 1,468 −0,829 0,618
[𝜌 1 ] = [ ][ ]
𝑦𝑥2 −0,829 1,468 0,631
0.907 − 0,523 0,384
=[ ]=[ ]
−0,512 + 0,926 0,414
6. Menentukan koefisien jalur variabel residu (𝜀) ke prestasi belajar
matematika (Y) yaitu
𝑟
(𝜌𝑦𝑥1 𝜌𝑦𝑥2 ) [ 𝑦𝑥1 ]
𝑟𝑦𝑥2
0,618
= (0,384 0,414) [ ] = 0,499
0,631
Berdasarkan tabel di atas maka di dapatkan R2 y(x1, x2) = 0,499
sehingga dapat disubstitusikan pada rumus untuk mendapatkan koefisien
residu, berikut:
X1
𝜌𝑦𝑥1 = 0,384
𝜌𝑦𝑥2 = 0,414
X2
Lampiran XXVIII. Berdasarkan nilai thitung dan nilai ttabel (1,84 >
1,7396). Sehinggga nilai thitung terletak pada daerah tolak H0.
Berarti uji statistik terhadap 20 orang siswa kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu diperoleh keterangan objektif bahwa ada jalur
dari X1 dan Y, yang menyebutkan bahwa hipotesis: “Tidak terdapat
pengaruh langsung kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap
prestasi belajar matematika (Y)”, ditolak. Dengan kata lain
hipotesis yang menyatakan: ”Terdapat pengaruh langsung
kemampuan pemecahan masalah (X1) terhadap prestasi belajar
matematika (Y)”, seutuhnya dapat diterima. Hal ini menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh langsung yang
signifikan (berarti) terhadap prestasi belajar matematika.
b. Untuk menguji signifikansi pengaruh konsep diri (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y) dengan cara manual yaitu:
ρyx 0,414 0,414
1
t = = =
(1− 0,499)(1,468) (0,501)(1,468)
(1−R2 C √ √
√ y(x1, x2 ) 11 20−2−1 17
n−k−1
(17)(0,499) 8,483
= = 1,002 = 8,46
2( 0,501)
0,618
= (0,384 0,414) [ ] = 0,499
0,631
Persentasenya = 0,499 x 100% = 49,9%
75
memiliki pengaruh yang signifikan dengan thitung lebih besar daripada ttabel
yaitu sebesar (1,84 > 1,7396). Kemampuan pemecahan masalah memiliki
pengaruh yang sedang terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian,
terlihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang
baik tentang materi kubus dan balok, juga memiliki prestasi belajar
matematika yang baik tentang materi secara keseluruhan.
Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat The National
Assesment of Educational Progress (NAEP) menyatakan siswa kelas tiga
memperoleh prestasi baik dalam soal setting yang dikenal siswa untuk soal
pemecahan masalah. Namun siswa memiliki prestasi rendah jika diberikan
setting soal yang beragam.73 Secara umum, seorang siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah, akan terbiasa dalam menghadapi dan
menyelesaikan beragam soal pada pembelajaran matematika. Jika siswa
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik maka ia bisa
menyelesaikan soal dengan berbagai setting soal yang diberikan sehingga
berprestasi tinggi. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah
memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Berdasarkan penelitian Napis Markawi yang menyimpulkan besar
pengaruh pemecahan masalah terhadap hasil belajar fisika adalah 8,29%.
Pengaruh signifikan pemecahan masalah terhadap hasil belajar fisikayaitu
dengan thitung sebesar 2,977 dan ttabel 1,985 berarti koefisien jalurnya
signifikan. Dengan demikian, pengaruh kemampuan pemecahan masalah
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.74 Berdasarkan hasil
penelitian Markawi menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar matematika.
73
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), h. 90
74
Napis Markawi, Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan
Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika, (Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA)), Jurnal
Formatif 3(1): 11-25 ISSN: 2088-351X di akses 4 Agustus 2016
78
75
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 171
76
Yuan Andinny, Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, (Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 3(2): 126-135 ISSN: 2088-
351X), di akses 4 Juni 2016
81
terbiasa menghadapi dan menyelesaikan berbagai jenis soal yang ada pada
pelajaran matematika, karena konsep diri merupakan salah satu faktor yang
ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.
7. Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah dan Konsep Diri Secara
Simultan terhadap Prestasi Belajar Matematika
Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri
terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan kategori kuat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kemampuan
pemecahan masalah dan konsep diri secara bersamaan terhadap prestasi
belajar matematika adalah 49,9% dan antara kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri secara bersamaan terhadap prestasi belajar
matematika memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai Fhitung lebih
besar daripada nilai Ftabel (8,46 > 3,59). Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri yang dimiliki siswa kelas
VIIIA MTsN Sungai Jambu 2015/2016 secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Dalam kaitannya dengan pernyataan hasil penelitian ini, prestasi
belajar matematika siswa dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan
masalah dan konsep diri secara bersamaan. Artinya dengan adanya
kemampuan pemecahan masalah terhadap persoalan matematika dan
konsep diri yang positif terhadap pembelajaran matematika maka dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian,
kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri bisa berpengaruh secara
sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Makanya, prestasi belajar matematika siswa ditentukan
oleh kemampuan pemecahan masalah dan konsep diri yang dimiliki siswa.
E. Kendala dan Solusi
1. Peneliti mengalami kesulitan dalam mengatur waktu pada saat penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahun ajaran baru, siswa kelas VIIIA
yang peneliti teliti sudah duduk dibangku kelas IX, sehingga siswa tersebut
tidak berada pada kelas yang sama. Maka peneliti menyesuaikan lembar
83
jawaban dan angket siswa berdasarkan kelas siswa pada kelas VIII melalui
data nilai rapor siswa kelas VIIIA. MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran
2015/2016.
2. Pada saat penelitian, peneliti mengalami sedikit kendala dalam pengisian
angket konsep diri. Ada beberapa siswa kurang memahami maksud dari
tatacara pengisian angket dan pernyataan yang ada pada angket. Peneliti
menjelaskan tatacara pengisian angket dan maksud dari pernyataan yang
ada di angket.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas VIIIA MTsN
Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
84
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana.
Meity Taqdir Qadratilah. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Muhidin dan M.Abdurrahman. 2008. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
85
Purwa Atmaja. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Uly Ulya STAIN Salatiga. Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada
MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun
Ajaran 2011/2012 Tersedia: http://eprints.iainsalatiga.ac.id diakses tanggal
21 Mei 2015.
Yuan Andinny. Pengaruh Konsep Diri dan Berpikir Positif terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa. Universitas Indraprasta PGRI. Jurnal Formatif
3(2): 126-135 ISSN: 2088-351X di akses 4 Juni 2016.
85
LAMPIRAN I
Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
SK 5 : Memahami Sifat-Sifat Kubus, Balok, Prisma, Limas, dan Bagian-Bagiannya, serta Menentukan
Ukurannya
LAMPIRAN II
SOAL
1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika selisih panjang kedua rusuk kubus
adalah 3 dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Tentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal di atas!
c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar dan
tepat!
2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak mempunyai rasioatau perbandingan 6
: 5 : 4, dan luas permukaan 33.300 cm2, maka berapakah panjang, lebar dan
tinggi kotak itu
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
87
c. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar dan
tepat dengan memasukkan panjang, lebar dan tinggi yang anda peroleh
apakah sama dengan volume pada soal!
3. Sebuah akuarium dengan alas berukuran 40 cm x 80 cm dan tinggi 60 cm.
Akuarium tersebut setengahnya diisi air. Jika ke dalam akuarium dimasukkan 6
hiasan yang sama, tinggi air naik 3 cm. Tentukan volume tiap hiasan tersebut.
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
4. Sebuah kardus mempunyai ukuran 15 cm × 10 cm × 5 cm, jika ke dalam kardus
tersebut akan dimasukkan kubus yang berukuran 5 cm, maka banyaknya kubus
yang dapat ditampung oleh kardus tersebut
c. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
d. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
LAMPIRAN III
88
No Jawaban Skor
1. a. Memahami masalah 2
Diket: Misalkan panjang rusuk satu adalah s1, dan
panjang rusuk kubus kedua adalah s2 maka s1 – s2
= 3 dm
Luas sisi kubus satu, misalkan L1 dan luas sisi kubus 2,
misalkan L2 maka L1 – L2 = 234 dm2
Ditanya: Berapa selisih volume kedua kubus, misalkan
V1 – V2?
b. Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/ 4
soal
Cara 1
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2 )2 – 6s22 = 234 dm2
Cara 2
Misalkan s1 – s2 = 3dm, maka s2 = s1 – 3
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 – 6s22 = 234 dm2
6s12 – 6(s1 – 3 )2 = 234 dm2
Cari nilai s1 dan s2 sehingga setelah dapat panjang kubus satu
dan kubus dua maka bisa dicari volume kubus masing-
masingnya. Cari selisih V1 – V2
c. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234 dm2
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234 dm2
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234 dm2
54 + 36s2 = 234 dm2
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = 36 = 5 dm
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm
89
V = 5 × 5 × 5 = 125 cm3
Untuk mencari banyak kubus yang muat dalam kardus maka:
volume balok
Banyak kubus =
volume kubus
750
Banyak kubus = = 6 buah kardus
125
Jadi bayaknya kubus yang muat dalam kardus adalah 6 buah
kubus.
Skor maksimal 34
Lampiran IV
92
93
94
95
96
97
98
LAMPIRAN V
Soal sebelum di validasi Soal sesudah di validasi
1. Selisih panjang rusuk 1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika
dua buah kubus adalah selisih panjang kedua rusuk kubus adalah 3
3 dm. Jika selisih luas dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
sisi kubus itu 234 dm2 a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
selisih volume kedua diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
kubus adalah ....dm3 data yang diperlukan!
2. Jika panjang, lebar dan b. Tentukan strategi yang tepat untuk
tinggi sebuah kotak menyelesaikan soal di atas!
mempunyai rasio atau c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
perbandingan 6 : 5 : 4, dan sistematis!
dan luas permukaan d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban
33.300 cm2, maka yang anda peroleh sudah benar dan tepat!
panjang, lebar dan 2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak
tinggi kotak itu adalah mempunyai rasio atau perbandingan 6 : 5 : 4,
... (dalam cm) dan luas permukaan 33.300 cm2, maka
3. Sebuah akuarium berapakah panjang, lebar dan tinggi kotak itu
dengan alas berukuran a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
40 cm x 80 cm dan diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
tinggi 60 cm. Akuarium data yang diperlukan!
tersebut setengahnya b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
diisi air. Jika ke dalam dan sistematis!
akuarium dimasukkan 6 c. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban
hiasan yang sama, yang anda peroleh sudah benar dan tepat
tinggi air naik 3 cm. dengan memasukkan panjang, lebar dan
Tentukan volume tiap tinggi yang anda peroleh apakah sama
hiasan tersebut yang dengan volume pada soal!
hilang adalah … liter 3. Sebuah akuarium dengan alas berukuran 40 cm
4. Sebuah kardus x 80 cm dan tinggi 60 cm. Akuarium tersebut
mempunyai ukuran 12,5 setengahnya diisi air. Jika ke dalam akuarium
cm × 10 cm × 8 cm, jika dimasukkan 6 hiasan yang sama, tinggi air naik
ke dalam kardus 3 cm. Tentukan volume tiap hiasan tersebut.
tersebut akan a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
dimasukkan kubus yang diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
berukuran 5 cm, maka data yang diperlukan!
banyaknya kubus yang b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
dapat ditampung oleh dan sistematis!
kardus tersebut 4. Sebuah kardus mempunyai ukuran 15 cm × 10
adalah…buah cm × 5 cm, jika ke dalam kardus tersebut akan
dimasukkan kubus yang berukuran 5 cm, maka
banyaknya kubus yang dapat ditampung oleh
kardus tersebut
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang
diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
data yang diperlukan!
b. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar
dan sistematis!
99
LAMPIRAN VI
Distribusi Skor Hasil Uji Coba
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Nama Siswa Nomor Soal Skor
Total
1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 3a 3b 4a 4b
2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
1 Miftahul Fadhila 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
2 Resti Gustina 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 34
3 M. Zaki Gidion 2 4 4 3 1 4 3 1 4 2 4 32
4 Khairul Fajri 2 4 4 3 2 4 2 2 2 2 4 31
5 Ardian Putra 2 4 4 3 1 3 3 1 4 2 4 31
6 Meci Junita Nensih 1 4 4 3 1 4 3 0 4 1 4 29
7 Aure Febiola 2 4 4 1 2 4 3 2 0 2 4 28
8 Nur Afni Oktavia 2 4 4 3 2 4 0 1 2 1 4 27
9 Iswandi 2 4 4 2 2 4 0 2 4 0 0 24
10 Miska Wahida 2 4 4 3 2 3 0 1 1 1 2 23
11 M. Abdul Hamid 1 4 4 1 1 4 3 1 2 0 0 21
12 Ronaldo Becaqno 1 4 4 1 1 4 3 1 2 0 0 21
13 Irfan 2 4 4 1 2 2 0 2 1 2 1 21
15 M. Syaifullah 2 4 4 1 2 2 0 2 1 2 0 20
16 Siska Dea Melia 2 4 2 3 2 3 1 1 0 0 0 18
14 Alfa Arianto 1 4 4 1 1 4 3 0 0 0 0 18
18 Sepri Marpindo 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 4 16
17 Nadiatul Hasanah 2 1 1 0 2 2 0 0 2 0 0 10
19 Dhio Fernando 1 1 2 1 0 2 0 0 0 0 0 7
∑X 32 67 66 37 29 62 30 22 41 20 39 445
∑𝑋 2 58 259 250 93 51 220 86 36 135 36 149
100
LAMPIRAN VII
x 2
n i
2
x N
2
r = 1 dengan; i 2
11
n 1 2
t N
1. Soal nomor 1a
(∑ 𝑋)2 (32)2
∑ 𝑋2 − 58 − 19
𝜎1𝑎 2 = 𝑁 = = 0,22
𝑁 19
2. Soal nomor 1b 𝜎1𝑏 2 = 1,19
3. Soal nomor 1c 𝜎1𝑐 2 = 1, 09
4. Soal nomor 1d 𝜎1𝑑 2 = 1,1
5. Soal nomor 2a 𝜎2𝑎 2 = 0,35
6. Soal nomor 2b 𝜎2𝑏 2 = 0,93
7. Soal nomor 2c 𝜎2𝑐 2 = 2,03
8. Soal nomor 3a 𝜎3𝑎 2 = 0,55
9. Soal nomor 3b 𝜎3𝑏 2 = 2,45
10. Soal nomor 4a 𝜎4𝑎 2 = 0,79
11. Soal nomor 4b 𝜎4𝑏 2 = 3,63
∑𝜎𝑖 2 = 0,22 + 1,19 + 1,09 + 1,1 + 0,35 + 0,93 + 2,03 + 0,55 + 2,4 + 0,79
+ 3,63 = 14,33
(∑ 𝑋)2 (445)2
∑ 𝑋2 − 11493 − 19
𝜎𝑡 2 = 𝑁 = = 56,35
𝑁 19
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2 11 14.33
𝑟11 = ( ) (1 − 2
) = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 10 56,35
= (1,1)(0,7457) = 0,82
0,80 rhitung 1,00 berarti reliabilitas soal uji coba berkriteria sangat tinggi.
Maka dapat disimpulkan soal tes tersebut reliabilitas atau dapat dipercaya.
101
LAMPIRAN VIII
Skor
X - 𝑴𝒕 Skor Kelompok X - 𝑴𝒓
No Kelompok (𝑿𝒕 )𝟐 (𝑿𝒓 )𝟐
(𝑿𝒕 ) Rendah (𝑿𝒓 )
Tertinggi
1 2 0 0 2 0,8 0,64
2 2 0 0 1 -0,2 0,04
3 2 0 0 1 -0,2 0,04
4 2 0 0 2 0,8 0,64
5 2 0 0 1 -0,2 0,04
∑ 𝐷𝑡 = 10 0 𝐷𝑟 = 6 1,4
𝑀𝑡 −𝑀𝑟 2−1,2 0,8 0,8
𝐼𝑝 = = = = 0,26 = 3,08
∑ 2 2 0+1,4
√5(5−1) √0,07
√ 𝑋𝑡 + ∑𝑋𝑟
𝑛(𝑛−1)
102
2. Daya pembeda untuk soal nomor 1b dengan 𝐼𝑝 = 2,2 maka soal tersebut
signifikan.
3. Daya pembeda untuk soal nomor 1c dengan 𝐼𝑝 = 3,64 maka soal tersebut
signifikan.
4. Daya pembeda untuk soal nomor 1d dengan 𝐼𝑝 = 3,67 maka soal tersebut
signifikan.
5. Daya pembeda untuk soal nomor 2a dengan 𝐼𝑝 = 0,89 karena 𝐼𝑝 hitung ≤
𝐼𝑝 tabel maka soal tersebut tidak signifikan.
6. Daya pembeda untuk soal nomor 2b dengan 𝐼𝑝 = 2,4 maka soal tersebut
signifikan.
7. Daya pembeda untuk soal nomor 2c dengan 𝐼𝑝 = 2,98 maka soal tersebut
signifikan.
8. Daya pembeda untuk soal nomor 3a dengan 𝐼𝑝 = 3,43 maka soal tersebut
signifikan.
9. Daya pembeda untuk soal nomor 3b dengan 𝐼𝑝 = 2,69 maka soal tersebut
signifikan.
10. Daya pembeda untuk soal nomor 4a dengan 𝐼𝑝 = 9 maka soal tersebut
signifikan.
11. Daya pembeda untuk soal nomor 4b dengan 𝐼𝑝 = 4 maka soal tersebut
signifikan.
103
LAMPIRAN IX
LAMPIRAN X
Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Satuan Pendidikan : MTsN Sungai Jambu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II
Materi Pokok : Bangun Ruang
Alokasi/ Waktu : 45 Menit
Tahun Ajaran : 2015/2016
SK 5 : Memahami Sifat-Sifat Kubus, Balok, Prisma, Limas, dan Bagian-Bagiannya, serta Menentukan
Ukurannya
No Kompetensi Indikator Soal Indikator Kemampuan Aspek Nomor Soal
Dasar Pemecahan Masalah Kognitif
1 5.3 Menghitung a. Siswa mengemukakan berbagai rencana 1. Memahami masalah C1 1a, 3a, 4a
luas untuk menyelesaikan masalah luas 2. Memilih strategi yang tepat C3 1b
permukaan permukaan kubus dan balok dengan untuk menyelesaikan
dan volume menggunakan langkah-langkah masalah
kubus dan pemecahan masalah serta sistematis 3. Menyelesaikan masalah C3 1c, 2a, 3b, 4b
balok dalam berpikir. dengan benar dan sistematis
b. Siswa mengemukakan berbagai rencana 4. Memeriksa sendiri ketepatan C3 1d, 2b
untuk menyelesaikan masalah volume strategi yang dipilihnya dan
kubus dan balok dengan menggunakan kebenaran penyelesaian
langkah-langkah pemecahan masalah masalah yang didapatkannya
serta sistematis dalam berpikir.
106
LAMPIRAN XI
SOAL
1. Carilah selisih volume kedua kubus, jika selisih panjang kedua rusuk kubus
adalah 3 dm. Dan selisih luas sisi kubus itu 234 dm2
a. Dari ilustrasi soal di atas buatlah apa yang diketahui dan ditanyakan serta
kecukupan data yang diperlukan!
b. Tentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal di atas!
c. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
d. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar
dan tepat!
2. Jika panjang, lebar dan tinggi sebuah kotak mempunyai rasio atau
perbandingan 6 : 5 : 4, dan luas permukaan 33.300 cm2, maka berapakah
panjang, lebar dan tinggi kotak itu
a. Selesaikanlah soal tersebut dengan benar dan sistematis!
b. Cek dan ujilah kembali apakah jawaban yang anda peroleh sudah benar
dan tepat dengan memasukkan panjang, lebar dan tinggi yang anda
peroleh apakah sama dengan volume pada soal!
107
LAMPIRAN XII
No Jawaban Skor
1. a. Memahami masalah 2
Diket: Misalkan panjang rusuk satu adalah s1, dan panjang
rusuk kubus kedua adalah s2 maka s1 – s2 = 3 dm
Luas sisi kubus satu, misalkan L1 dan luas sisi kubus 2,
misalkan L2 maka L1 – L2 = 234 dm2
Ditanya: Berapa selisih volume kedua kubus, misalkan
V1 – V2?
b. Memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/ 4
soal
Cara 1
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2 )2 – 6s22 = 234 dm2
Cara 2
Misalkan s1 – s2 = 3dm, maka s2 = s1 – 3
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 – 6s22 = 234 dm2
6s12 – 6(s1 – 3 )2 = 234 dm2
Cari nilai s1 dan s2 sehingga setelah dapat panjang kubus satu
dan kubus dua maka bisa dicari volume kubus masing-
masingnya. Cari selisih V1 – V2
c. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga:
6s12 − 6s22 = 234 dm2
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234 dm2
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234 dm2
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234 dm2
54 + 36s2 = 234 dm2
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = 36 = 5 dm
109
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm
Cari volume kubus
V1 = s13 = 8 × 8 × 8 = 512 dm3
V2 = s23 = 5 × 5 × 5 = 125 dm3
Maka V1 – V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387dm3
Jadi selisih volume kedua kubus adalah 387dm3.
d. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Misalkan s1 – s2 = 3 dm, maka s1 = 3 + s2,
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234 dm2 (benar)
Volume kubus dengan sisi s1 dan s2.
Cari selisih V1 −V2 (benar)
2) Memeriksa kebenaran penyelesaian masalah
s1 = 3 + s 2
L1 – L2 = 234 dm2 sehingga: 6s12 − 6s22 = 234
6(3 + s2)2 − 6(s2)2 = 234
6 (9 + 6s2 + s22) – 6s22 = 234
54 + 36 s2 + 6s22 – 6s22 = 234
54 + 36s2 = 234
36s2 = 234 – 54
36s2 = 180
180
s2 = = 5 dm (benar)
36
s1 = 3 + s1 = 3 + 5 dm = 8 dm (benar)
V1 = s13 = 8× 8 × 8 = 512 dm3 (benar)
V2 = s23 = 5× 5 × 5 = 125 dm3 (benar)
Maka V1– V2 = 512 dm3 – 125 dm3 = 387 dm3 (benar)
2. a. Menyelesaiakan masalah dengan benar dan sistematis 4
L = 2 (p× l) + 2(p × t) + (l × t)
Panjang = 6n, lebar = 5n, dan tinggi = 4n
L = 2(6n × 5n) + 2(6n × 4n) + (5n × 4n)
L = 2 (30n2) + 2 (24n2) +2 (20n2)
L = 60n2 + 48n2 + 40n2
L = 148 n2, karena Luas permukaan balok = 33.300 cm2, maka
33.300 = 148n2
33.300
n2 = 148 = 225, untuk n = 15 cm
karena n = 15 cm maka
panjang = 6 × 15 = 90 cm
lebar = 5 × 15 = 75 cm
tinggi = 4 × 15 = 60 cm
b. Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang dipilihnya dan 3
kebenaran penyelesaian masalah yang didapatnya
1) Memeriksa ketepatan strategi
Luas permukaan balok adalah L = 2 (p× l) + 2(p × t) +
(l × t) (benar)
110
LAMPIRAN XIII
LAMPIRAN XIV
Petunjuk
Jawaban
Pernyataan
SL S KK J TP
1. Saya menyiapkan buku matematika, alat
tulis, dan alat bantu untuk belajar
matematika
2. Saya adalah siswa yang bisa menyelesaikan
tugas dengan rapi dan tepat waktu
3. Saya belum membaca pelajaran matematika
sebelum diajarkan oleh guru saya di sekolah
4. Saya kurang semangat dalam belajar
matematika
5. Saya percaya bahwa saya lebih baik dalam
belajar matematika dari teman-teman
sekelas saya
6. Saya merasa yakin bisa mengerjakan soal
ujian seperti halnya kebanyakan teman-
teman di kelas maupun di luar kelas
7. Saya berusaha untuk menghindari tugas-
tugas yang sukar di sekolah
8. Saya cemas belajar dengan teman yang
pintar
9. Saya mampu menerapakan konsep-konsep
114
sebelum dikumpulkan
31. Pembelajaran matematika sangat abstrak
sehingga sulit bagi saya untuk tetap
mempertahankan perhatian saya
32. Setiap ujian matematika, saya tidak pernah
belajar sebelumnya
33. Saya adalah orang yang mudah melupakan
rasa gembira saat mendapat nilai bagus pada
ulangan matematika
34. Saya malu jika mendapatkan nilai rendah
saat ujian
35. Saya gugup mengahadapi tes matematika
36. Saya tidak yakin bahwa saya akan berhasil
dalam belajar matematika
37. Saya dapat menahan diri saat merasa
jawaban saya dalam mengerjakan soal
matematika kurang dapat diterima oleh
teman
38. Saya mengintropeksi diri dalam belajar
matematika dan perolehan nilai ujian
39. Saya tidak terima kritikan dari teman saya
40. Jika saya mengikuti remedial matematika
saya enggan mengulang pelajarannya
kembali
116
LAMPIRAN XV
117
118
119
120
121
122
LAMPIRAN XVI
34 Saya malu jika mendapatkan nilai Saya malu jika mendapatkan nilai
rendah saat ujian rendah saat ujian
35 Saya gugup mengahadapi tes Saya gugup mengahadapi tes
matematika matematika
36 Saya tidak yakin bahwa saya akan Saya tidak yakin bahwa saya akan
berhasil dalam belajar matematika berhasil dalam belajar matematika
37 Saya dapat menahan diri saat kalah Saya dapat menahan diri saat merasa
dalam berpendapat atau merasa jawaban saya dalam mengerjakan soal
jawaban saya dalam mengerjakan soal matematika kurang dapat diterima oleh
matematika kurang dapat diterima teman
oleh teman
38 Saya mengintropeksi diri dalam Saya mengintropeksi diri dalam belajar
belajar matematika dan perolehan nilai matematika dan perolehan nilai ujian
ujian
39 Saya tidak terima kritikan dari teman Saya tidak terima kritikan dari teman
saya saya
40 Saya merasa tidak ada peningkatan Jika saya mengikuti remedial
dalam belajar matematika matematika saya enggan mengulang
pelajarannya kembali
125
LAMPIRAN XVII
126
LAMPIRAN XVIII
N= n = 19, 𝛼 = 0.05 ,
Jadi rtabel (𝛼; 𝑛 − 2) = rtabel (0.05; 19 − 2)= rtabel (0.05; 17) = 𝟎. 𝟒𝟓𝟔.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran XIX halaman 129.
2. Menghitung nilai r hitung
Soal nomor 1
Tabel penolong butir pertanyaan No. 1
No X Y XY 𝑋2 𝑌2
1 4 160 640 16 25600
2 2 132 264 4 17424
3 4 147 588 16 21609
4 4 163 652 16 26569
5 5 169 845 25 28561
6 5 194 970 25 37636
7 4 170 680 16 28900
8 4 166 664 16 27556
9 3 159 477 9 25281
10 3 177 531 9 31329
11 5 183 915 25 33489
12 4 173 692 16 29929
13 5 161 805 25 25921
14 2 134 268 4 17956
15 4 189 756 16 35721
16 5 157 785 25 24649
17 4 178 712 16 31684
18 2 123 246 4 15129
19 3 148 444 9 21904
72 3083 11934 292 506847
127
19(11934) − (72)(3083)
𝑟=
√[19(292) − (72)2 ][19(506847) − (3083)2 ]
226746 − 221976
𝑟=
√[5548 − 5184][9630093 − 9504889]
4770 4770
𝑟= = = 0.7
√[364][125204] 6750.87
Berdasarkan analisis di atas, didapatkan r hitung > rtabel atau 0.7 >
0.456. Berarti dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1 valid. Untuk soal
nomor 2 sampai 40 dengan langkah yang sama diperoleh r hitung sebagai
berikut:
Soal nomor 2 r hitung = 0.24 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 3 r hitung = 0.5 berarti soalnya valid
Soal nomor 4 r hitung = 0.39 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 5 r hitung = 0.53 berarti soalnya valid
Soal nomor 6 r hitung = 0.48 berarti soalnya valid
Soal nomor 7 r hitung = 0.51 berarti soalnya valid
Soal nomor 8 r hitung = 0.23 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 9 r hitung = 0.49 berarti soalnya valid
Soal nomor 10 r hitung = 0.64 berarti soalnya valid
Soal nomor 11 r hitung = 0.36 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 12 r hitung = 0.58 berarti soalnya valid
Soal nomor 13 r hitung = 0.66 berarti soalnya valid
Soal nomor 14 r hitung = 0.64 berarti soalnya valid
Soal nomor 15 r hitung = 0.73 berarti soalnya valid
Soal nomor 16 r hitung = 0.40 berarti soalnya tidak valid
Soal nomor 17 r hitung = 0.61 berarti soalnya valid
Soal nomor 18 r hitung = 0.73 berarti soalnya valid
128
LAMPIRAN XIX
LAMPIRAN XX
LAMPIRAN XXI
Petunjuk
Jawaban
Pernyataan
SL S KK J TP
1. Saya menyiapkan buku matematika, alat
tulis, dan alat bantu untuk belajar
matematika
2. Saya belum membaca pelajaran matematika
sebelum diajarkan oleh guru saya di sekolah
3. Saya percaya bahwa saya lebih baik dalam
belajar matematika dari teman-teman
sekelas saya
4. Saya merasa yakin bisa mengerjakan soal
ujian seperti halnya kebanyakan teman-
teman di kelas maupun di luar kelas
5. Saya berusaha untuk menghindari tugas-
tugas yang sukar di sekolah
6. Saya mampu menerapakan konsep-konsep
pada pelajaran matematika untuk
memecahkan soal matematika
7. Saya senang menghapal rumus matematika
8. Saya enggan bertanya kepada guru
mengenai materi matematika yang tidak
132
saya pahami
9. Saya menanyakan kepada teman atau guru
jika tidak bisa mengerjakan soal matematika
10. Saya mampu menyelesaikan soal
matematika jika soal itu mirip dengan soal
yang pernah dijelaskan guru
11. Saya kesulitan mengerjakan soal pemecahan
masalah matematika
12. Saya berusaha mendapatkan nilai yang lebih
baik dari orang lain
13. Saya membuat target nilai pada setiap ujian
14. Jika dalam ulangan harian saya
mendapatkan nilai dibawah KKM, saya
tidak merasa sedih karena ada remedial
15. Saya mengutamakan kepentingan untuk
belajar matematika
16. Dalam proses belajar mengajar matematika,
saya cenderung ribut dan tidak
memperdulikan guru menjelaskan
17. Saya malas mengerjakan soal-soal latihan
18. Saya berusaha mencapai kesuksesan dalam
pembelajaran
19. Selagi saya belajar dengan keras, saya
percaya bahwa saya dapat mempelajari
materi matematika dengan baik
20. Saya sering mencontek PR matematika pada
teman saya
21. Setiap ujian matematika, saya tidak pernah
belajar sebelumnya
22. Saya malu jika mendapatkan nilai rendah
saat ujian
23. Saya gugup mengahadapi tes matematika
24. Saya mengintropeksi diri dalam belajar
matematika dan perolehan nilai ujian
25. Saya tidak terima kritikan dari teman saya
26. Jika saya mengikuti remedial matematika
saya enggan mengulang pelajarannya
kembali
133
LAMPIRAN XXII
(∑ 𝑋)2
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2 ∑ 𝑋2−
2 𝑁
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − ) Dengan: 𝜎𝑡 =
𝜎𝑡 2 𝑁
Soal nomor 1
(∑ 𝑋)2 (72)2
∑ 𝑋2 − 292 −
σ1 2 = 𝑁 = 19 = 292 − 272.84 = 19.16 = 1.008
𝑁 19 19 19
Dengan langkah yang sama dengan soal nomor 1, untuk soal nomor 2
sampai dengan 40 diperoleh hasil sebagai berikut:
Soal nomor 2 σ2 2 = 0.79
Soal nomor 3 σ3 2 = 1.25
Soal nomor 4 σ4 2 = 0.61
Soal nomor 5 σ5 2 = 1.56
Soal nomor 6 σ6 2 = 0.74
Soal nomor 7 σ7 2 = 0.62
Soal nomor 8 σ8 2 = 0.34
Soal nomor 9 σ9 2 = 0.84
Soal nomor 10 σ10 2 = 0.79
Soal nomor 11 σ11 2 = 0.74
Soal nomor 12 σ12 2 = 0.66
Soal nomor 13 σ13 2 = 0.77
Soal nomor 14 σ14 2 = 0.43
Soal nomor 15 σ15 2 = 0.88
Soal nomor 16 σ16 2 = 1.008
Soal nomor 17 σ17 2 = 0.66
Soal nomor 18 σ18 2 = 1.07
Soal nomor 19 σ19 2 = 2.26
Soal nomor 20 σ20 2 = 0.73
Soal nomor 21 σ21 2 = 0.5
134
∑ 𝜎𝑖 2 = 𝜎1 2 + 𝜎2 2 + … + 𝜎40 2 = 38.236
(∑ Xt )2 (3083)2
∑ Xt 2 − 506847 −
σt 2 = N = 19 = 6589.69 = 346.82
N 19 19
𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 2
40 38.236 40
=( ) (1 − ) = ( ) (0.89) = 0.91
40 − 1 346.82 39
Berdasarkan kriteria reliabilitas di atas, nilai reliabilitas berada pada selang
0.80 ≤ 𝑟11 < 1.00, maka dapat disimpulkan tes tersebut mempunyai Reliabilitas
Sangat Tinggi.
135
LAMPIRAN XXIII
Distibusi Skor Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA
MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016
Nomor Soal Skor
Total Nilai
No Nama Siswa 1a 1b 1c 1d 2a 2b 3a 3b 4a 4b Total
2 4 4 3 4 3 2 4 2 4 32
1 Anita Zahara 2 4 4 0 3 0 0 4 0 4 21 65.625
2 Ahmad Rifki 0 4 4 0 4 2 0 4 1 2 21 65.625
3 Afdi Rahmad Danil 1 4 4 0 4 3 1 2 1 1 21 65.625
4 Amrizal 1 4 4 0 2 0 1 2 0 1 15 46.875
5 Amni Satil Khaira 2 4 4 0 4 1 2 1 0 0 18 56.25
6 Fadli Rahmadanur 2 4 3 2 4 3 0 3 0 0 21 65.625
7 Fajri Gusrinaldi 0 2 2 0 3 3 1 3 2 4 20 62.5
8 Fajariadi Azami 1 4 4 0 4 0 1 4 2 4 24 75
9 Fivi Yuli Yanti 2 4 3 3 3 0 2 4 2 0 23 71.875
10 Jihan Suhaida 2 4 4 0 4 2 2 0 2 3 23 71.875
11 Julia Fitri 2 4 4 3 4 3 2 3 2 4 31 96.875
12 Khairunnisa 2 4 4 3 4 3 2 4 2 4 32 100
13 M. Bintang 2 4 3 3 4 0 0 4 0 2 22 68.75
14 M. Ainul Razaq 2 4 4 3 4 3 1 4 1 4 30 93.75
15 M. Fajrul 2 4 4 3 3 0 2 3 2 4 27 84.375
16 M. Refika Pratama 1 4 4 0 3 3 1 2 0 1 19 59.375
17 Indra Cahyadi Adha 1 4 4 0 4 0 0 4 0 2 19 59.375
18 Nurul Huda 1 4 4 2 4 3 0 4 0 4 26 81.25
19 Nadya Nur Hasanah 2 4 4 2 3 3 2 4 2 4 30 93.75
20 Sri Yulia Ningsih 2 4 3 0 3 0 2 4 2 4 24 75
1459,38
30 78 74 24 71 32 22 63 21 52 467
136
LAMPIRAN XXIV
Distribusi Skor Angket Konsep Diri Siswa Kelas VIIIA MTsN Sungai Jambu Tahun Pelajaran 2015/2016
137
LAMPIRAN XXV
LAMPIRAN XXVI
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
X1 20 46.88 100.00 1459.38 72.9688 14.59694 213.071
X2 20 61.54 94.61 1511.54 75.5770 9.98445 99.689
Y 20 65.00 95.00 1601.00 80.0500 6.58927 43.418
Valid N 20
(listwise)
139
LAMPIRAN XXVII
No Nama Y X1 X2
1 Anita Zahara 76 65.625 69.23
2 Ahmad Rifki 65 65.625 66.15
3 Afdi Rahmad Danil 80 65.625 73.08
4 Amrizal 76 46.875 61.54
5 Amni Satil Khaira 78 56.25 73.08
6 Fadli Rahmadanur 78 65.625 71.54
7 Fajri Gusrinaldi 78 62.5 94.61
8 Fajariadi Azami 88 75 81.54
9 Fivi Yuli Yanti 78 71.875 67.69
10 Jihan Suhaida 79 71.875 76.92
11 Julia Fitri 95 96.875 90
12 Khairunnisa 88 100 90.77
13 M. Bintang 80 68.75 73.85
14 M. Ainul Razaq 93 93.75 86.15
15 M. Fajrul 80 84.375 82.31
16 M. Refika Pratama 78 59.375 72.31
17 Indra Cahyadi Adha 78 59.375 63.08
18 Nurul Huda 78 81.25 86.15
19 Nadya Nur Hasanah 76 93.75 67.69
20 Sri Yulia Ningsih 79 75 63.85
1511.54
Jumlah 1601 1459.38
140
LAMPIRAN XXVIII
Critical Value of the Distribution
LAMPIRAN XXIX
142
LAMPIRAN XXX
Correlations
Y X1 X2
Y Pearson Correlation 1 .618** .631**
Sig. (2-tailed) .004 .003
N 20 20 20
Bootstrapa Bias 0 -.003 .003
Std. Error 0 .152 .132
95% Confidence Low 1 .254 .355
Interval er
Uppe 1 .849 .864
r
X1 Pearson Correlation .618** 1 .565**
Sig. (2-tailed) .004 .009
N 20 20 20
Bootstrapa Bias -.003 0 .002
Std. Error .152 0 .208
95% Confidence Low .254 1 .114
Interval er
Uppe .849 1 .901
r
X2 Pearson Correlation .631** .565** 1
Sig. (2-tailed) .003 .009
N 20 20 20
Bootstrapa Bias .003 .002 0
Std. Error .132 .208 0
95% Confidence Low .355 .114 1
Interval er
Uppe .864 .901 1
r
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples
143
Tabel 𝝆𝒚𝒙𝟏 , 𝝆𝒚𝒙𝟐 , thitung untuk X1 dan thitung untuk X2 melalui Program SPSS 18.0
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 46.741 8.689 5.379 .000
X1 .174 .094 .384 1.847 .082
X2 .273 .137 .414 1.989 .063
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
d .706a .499 .440 4.93047
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
1 Regression 411.688 2 205.844 8.468 .003a
Residual 413.262 17 24.310
Total 824.950 19
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
144
LAMPIRAN XXXI
145
LAMPIRAN XXXII
146
LAMPIRAN XXXIII
1