Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Pemberantasan Jentik Nyamuk

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia

Di UPTD Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri

Disusun oleh :

dr. Bagus Putra Dharma Khrisna

Program Dokter Internsip Indonesia

Kabupaten Kediri

2017
Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat

Laporan F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Pemberantasan Jentik Nyamuk

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia

di UPTD Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri

Disusun oleh :

dr. Bagus Putra Dharma Khrisna

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 05 Maret 2017

Oleh

Pembimbing Dokter Internsip UPTD Puskesmas Ngadiluwih,

dr. Ratnasari Tri S.

NIP. 19810310 201101 2 008


1. Kode Kegiatan: F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

2. a. Jenis Kegiatan

Pemantauan, identifikasi serta cara penghitungan jentik nyamuk demam

berdarah di Desa Branggahan Kecamatan Ngadiluwih yang merupakan salah

satu wilayah kerja dari Puskesmas Ngadiluwih.

b. Materi Kegiatan

Demam berdarah dengue merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue

dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

disertai dengan lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis

hemoragik. Penyakit ini merupakan penyakit karena virus yang diperantarai

oleh nyamuk yang sangat mudah menyebar

DBD dibedakan dari DD berdasarkan adanya peningkatan permeabilitas

vaskuler atau kebocoran plasma dan bukan dari adanya perdarahan. Pasien

dengan demam dengue (DD) dapat mengalami perdarahan berat walaupun

tidak memenuhi kriteria WHO untuk DBD.

Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes dari subgenus Stegomya.

Aedes aegypty merupakan vektor epidemik yang paling penting disamping

spesies lainnya seperti Aedes Aegepty, Aedes polynesiensis yang merupakan

vektor sekunder dan epidemi yang ditimbulkannya tidak seberat yang

diakibatkan Aedes aegypty.

Saat ini nyamuk Aedes Aegpty disebut sebagai spesies cosmopolitan

yang banyak ditemukan diberbagai belahan dunia antara 45 derajat lintang

utara dan 35 derajat lintang selatan. Nyamuk ini merupakan nyamuk

domestic yang mempunyai afinitas tinggi untuk mengigit manusia


(antropofilik) serta dapat menggigit lebih dari satu individu (multiple-bite)

untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pola hidup seperti ini menyebabkan

nyamuk tersebut menjadi vector yang sangat potensial untuk menularkan

virus dengue dari satu individu ke individu lain. Hanya nyamuk betina yang

mengigit manusia. Aedes albopictus selain dapat menularkan keempat jenis

virus dengue, juga merupakan vector untuk 22 spesies arbovirus lain.

Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di tempat penampungan air

bersih seperti bak mandi, tempayan, kaleng bekas dan lain-lain. Dari telur

hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Untuk membunuh nyamuk

demam berdarah ini ada beberapa cara, yaitu secara mekanisme biologis dan

kimia. Pemberantasan nyamuk demam berdarah akan lebih efektif jika

dilakukan pemeriksaan jentik berkala disemua desa sekaligus pemberian

abate pada penampungan air yang terdapat jentik. Keberadaan jentik Aedes

aegypti di suatu daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk

Aedes aegypti di daerah tersebut. Untuk itu perlu dilakukan upaya

pemeriksaan jentik berkala yang dilakukan oleh JUMANTIK (Juru Pemantau

Jentik) dan masyarakat sekitar. Sebelum melakukan pemeriksaan jentik,

seorang JUMANTIK seharusnya mengenali apa itu telur, jentik dan

kepompong dari nyamuk Aedes aegypti.

1. Telur

Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak

100 butir, telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran

± 0,80 mm. Telur ini di tempat yang kering dapat bertahan sampai 6
bulan. Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah

terendam air.
2. Jentik

Jentik kecil yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi besar,

panjangnya 0 – 1 cm. Jentik nyamuk Aedes aegypti akan selalu

bergerak aktif dalam air. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke

atas permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah

untuk mencari makanan dan seterusnya. Pada waktu istirahat,

posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada

di sekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari, jentik itu

akan berkembang dan berubah menjadi kepompong.


3. Kepompong

Bentuk seperti koma, gerakannya lamban dan sering berada

dipermukaan air. Setelah 1 – 2 hari kepompong akan berubah menjadi

nyamuk dewasa.

Cara Melakukan Pemeriksaan Jentik

 Periksalah bak mandi, tempayan dan tempat-tempat penampungan

air lainnya.
 Sebaiknya gunakan senter agar jentik terlihat jelas.
 Jika tidak tampak jentik, tunggu ± 0,5-1 menit, jika sudah mulai

tampak jentik, ia akan bergerak ke permukaan air untuk bernafas.


 Kemudian catat hasil pemeriksaan jentik.

Cara Mencatat Hasil Pemeriksaan Jentik

 Tulis nama desa yang akan dilakukan pemeriksaan jentik, dan

tanggal pemeriksaan.
 Tulis nama keluarga dan alamat (RT/RW) pada kolom yang

tersedia.
 Hitung jumlah container yg terdapat air, kemudian hitung jentik

dan catat pd kolom yang telah ditentukan.


 Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan

seperti: bak mandi, tempat penampungan air, dll.


 Setelah itu, hitung ABJ (Angka Bebas Jentik) untuk mengetahui

apakah wilayah tersebut sudah bebas jentik atau belum dengan

cara:

Jumlah rumah tidak ada jentik x 100%

Jumlah rumah yang diperiksa

3. Tanggal Pelaksanaan

Pemeriksaan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Kamis, 23 Februari 2017


Pukul : 09.00 WIB

Tempat : Kantor Balai Desa Branggahan Kec. Ngadiluwih

4. Catatan Pendamping & Evaluasi Kinerja Peserta

5. Usulan Perbaikan Kinerja

Tanda tangan

Pembimbing Dokter Internsip

UPTD Puskesmas Ngadiluwih,

dr. Ratnasari Tri S.

NIP. 19810310 201101 2 008

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai