Anda di halaman 1dari 89

Tugas Resume

Sistem Informasi Akuntansi

Dosen pengampu : Ewing Yuvisa Ibrani, S.E.,Ak., M.SI. CA

Dibuat oleh :

Nama : Rivaldo Jensdy Amadea Hiarie


Nim : 5552160083

Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl.Raya Jakarta Km. 4, Pakupatan, Serang, Banten Telepon : 0254-280330
2017
BAB I

SISTEM INFORMASI : PERSFEKTIF AKUNTAN

Lingkungan Informasi

 Apa yang dimaksud dengan Sistem?

Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling
berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Banyak Komponen, sebuah sistem
harus berisi lebih dari satu bagian. Berhubungan, tujuan umum dari suatu sistem adalah
menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut yang mana meskipun setiap bagian
berfungsi secara independen dari yng lainya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang
sama. Sistem versus Subsistem, sistem disebut subsistem ketika dipandang hubungannya
dengan sistem yang lebih besar di mana sistem tersebut hanya menjadi bagian dari sistem
yang lebih besar, sama halnya subsistem disebut sebagai sistem ketik menjadi fokus
perhatian. Tujuan, sistem harus mengarah ke sat u tujuan dan jika sebuah sistem tidak lagi
mengarah ke sebuah tujun, maka sistem itu harus diganti. Dekomposisi Sistem, dengan
mendekomposisi subsistem, maka dapat disajikan sistem secara keseluruhan sebagai
sebuah hierarki, dn melihat berbagai hubungan antara subsistem serta subsistem yang lebih
tingkatannya. Interpedensi Subsistem, kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya
bergantung pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara subsistemnya.

 Kerangka Kerja Untuk Sistem Informasi

Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana dta dikumpulkan,


diproses menjadi nindformasi dan didistribusikan ke para pengguna. Perbedaan anatar
subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Kerangka kerja ini akan digunakan untuk mengidentifikasi bidang SIA dan untuk
membedakannnya dari SIM. Perbedaan antara subsistem SIA dengan SIM berpusat pada
konsep transaksi. Sistem informsi menerima input yang disebut transaksi, yang akan
dikonversikan melalui berbagai proses menjadi informasi output yang akan diberikan ke
pengguna. Transaksi terbagi menjadi dua jenis: transaksi keuangan dan transaksi non
keuangan.
Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang memperngaruhi atau merupakan
kepentingan dari perusahaan serta diproses oleh sistem informasinya sebagai unit
pekerjaan. Transaksi keuangan (financial transaction) merupakan kegiatan ekonomi yang
mempengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbagai akun,
serta diukur dalam berbagai ukuran keuangan. Contoh dari transaksi keuangan yaitu
penjualan produk ke pelanggan, pembelian persediaan dari pemasok, serta pengeluaran dan
penerimaan kas. Transaksi non keuangan (nonfinancial transaction) meliputi semua
kegiatan yang diproses oleh perusahaan melalui sistem informasi tetapi yang tidak
memenuhi definisi khusus dari transaksi keuangan. Contoh dari transkasi non keuangan
yaitu menambahkan pemasok baru bahan baku ke daftar para pemasok yang valid adalah
kegiatan yang dapat diproses oleh sistem informasi perusahaan sebagai sebuah transaksi.
Transaksi keuangan dan nonkeuangan sangat dekat kaitannya dan sering kali diproses oleh
fisik yang sama. Dalam cara yang hampir sama, perubahan nama dan alamat pelanggan
harus diproses untuk memperbaharui file pelanggan. Meskipun bukan merupakan transaksi
keuangan, informasi ini sangat penting untuk memproses transaksi keuangan penjualan di
masa mendatang ke pelanggan.

 Sistem Informasi Akuntansi

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan


yang secara langfsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri atas tiga
subsistem:

1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS), yang mendukung


operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di
seluruh perusahaan
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting system-
GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, arus
kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh
hukum
3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS), yang
menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertjuan khusus
serta infomrasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran,
laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
 Sistem Informasi Manajemen

Pihak manajemen seringkali membutuhkan informasi yang jauh di luar kemampuan


SIA. Dengan berkembangnya ukuran perusahaan dan komplektisitasnya, maka akan timbul
berbagai area fungsional tertentu yang membutuhkan tambahan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian produksi, perkiraan penjualan, perencanaan gudang
persediaan, riset pasar, dan lain sebagainya. Sistem informasi manajemen mencatat
berbagai transaksi nonkeuangan yang biasanya tidak diproses oleh SIA biasa. Contoh aplikasi
SIM dalam berbagai area fungsional diantaranya Produksi (sistem pengendalian dan
perencanaan produksi, dan sistem penjadwalan pekerjaan), Keuangan (sistem manajemen
portofolio, dan sistem penganggaran modal), Pemasaran (analisis pasar, pengembangan
produk baru, dan analisis produk), Distribusi (Pengaturan dan penjadwalan gudang,
penjadwalan pengiriman, dan model pemuatan dan alokasi kendaraan), serta Personalia
(sistem manajemen sumber daya manusia : sistem penelusuran keahlian kerja, dan sistem
kompensasi karyawan).

 Perbedaan SIA dan SIM

Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen tentunya perlu


dibedakan. Perusahaan yang dimiliki publik harus memberikan laporan keuangan kepada
para pihak yang berkepentingan. Pihak manajemen, akuntan, dan auditor perusahaan
mengendalikan, dan mengaudit berbagai aplikasi SIA yang dapat berdampak pada laporan
keuangan. Pada dasarnya, aplikasi SIM juga penting bagi perusahaan, jika tidak, aplikasi
tersebut tidak akan diimplementasikan. Akan tetapi, standar hukum dan profesi yang
memberi karakter SIA dengan jelas membedakannya dari SIM. Dengan meningkatnya
integrasi sistem keuangan dan non keuangan, manajemen perusahaan, para ahli sistem, dan
akuntan mebutuhkan model konseptual yang mencerminan perbedaan yang petning ini.
 SUB SISTEM SIA

Sistem Pemerosesan Transaksi

Sistem pemroresan transaksi penting untuk keseluruhan fungsi dari sistem informasi
karena:

 Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi keuangan


 Mencatat berbagai transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar)
 Mendistribuysikan informasi keuangan yang pentingt untuk personel operasional
dalam mendukung operasi hariannya

Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan

Sistem buku besar (general ledger system-GLS) dan sistem pelaporan keuangan
(finacial reporting system-FRS) adalah dua subsistem yang erat hubungannya satu sama lain.
Akan tetapi, karena interpendensi operasional keduanya, maka keduanya secara umu
dipandang sebagai satu sistem terintegrasi-GT/FRS. Banyaknya input ke bagiuan GL dari
sistem tersebut berasal dri berbagai siklus transaksi. Ringkasan mengenai aktivitas siklus
transaksi diproses oleh GLS untuk memperbarui sistem pengendalian buku besar. Kegiatan
lainnya yang tidak rutin seperti transaksi saham, merger, dn penyelesaian tuntutan hukum,
yang tidak termasuk dalam siklus pemrosesan formal manapun juga termasuk ke GLS
melalui berbagai sumber lain. Sistem pelopran keuangan mengukur dan melaporkan kondisi
sumber daya keuangan serta berbagai perubahan aras sumber daya tersebut. FRS
mengkomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Jenis laporn ini
disebut sebagai nondiskresioner (nondiscretionary) karena perusahaan memiliki sedikit atau
tidak memiliki sama sekali pilihan dalam informasi dalam informasi yang disediakannya.
Kebanyakan dari informasi ini terdiri atas berbgai laporan keuangan tradisional,
pengembalian pajak, serta berbagai dokumen hukum lainnya.
Sistem Pelaporan Manajemen

Sistem pelaporan manajemen (managment reporting system-MRS) memberikan


informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis. Laporan yang umum
dihasilkan oleh MRS meliputi a0nggaran, laporan kinerja, analisis biaya-volume-laba (cost-
volume-prifit analysis), serta berbagai laporan yang menggunakan data biaya saat ini (bukan
yang historis). Jenis laporan seamacam ini disebut sebagai laporan diskreasioner
(discreationary) karena perusahaan dapat memilih informasi apa yang akan dilaporkan dan
cara menyelesaikannya.

Model Umum Sia

Pengguna Akhir

Penggina akhir (end user) dibagi ke dalam kelompok umum: eksternal, dan internal.
Pengguna eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham, calon investor, lembaga
pemerintahan, kantor pajak, pemasok, dan pelanggan. Pengguna internal meliputi bank,
SEC, dan IRS, yang akan menerima informasi dalam bentuk laporan keuangan, pengembalian
pajak, serta berbagai laporan lainnya yang secara hukum wajib dibuat oleh perusahan. Mitra
dagang (pelanggan dan pemasok) menrima informasi yang berkaitan dengan transaksi, yang
meliputi pesanan pembelian, tagihan, dan dokumentasi pengiriman.

 Data Versus Informasi

Data adalah berbagai fakta yang akan atau mungkin tidak diproses (diedit, diringkas,
atau diperbaiki) dan tidak memiliki pengruh langsung atas pengguna. Sebaliknya, informasi
menyebabkan pengguna pmengmbil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan.
Informasi sering kali didefinisikan hanya sebagai data yang diproses.

 Sumber Data

Sumber data (data source) adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk ke dalam
sistem informasi baik dari sumber internal maupun eksternal. Transaksi keuangan eksternal
adalah sumber data yang paling umum untuk kebanyakn perusahaan, seperti penjualan
barang dan jasa, pembelian persediaan, dan penerimaan kas. Transaksi keuangan internal
melibatkan pertukaran atau perpindahan sumber daya dalam perusahaan, sperti
perpimdaham bahan baku menjadi barang dalam proses (work in process-WIP).

 Pengumpulan Data

Pengumpulan data (data collection) adalah tahap operasional pertama dalam sistem
informasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk ke dalam sistem
valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan.

 Pemrosesan Data
Pemrosesan data berkisar dari yang sederhana hingga yang rumit. Contohnya
meliputi algoritma matematika (seperti model pemograman linear) yang digunakan untuk
aplikasi penjadwalan produksi, berbagai teknik statistik untuk penjulan, dan lain
sebagi\ainya.

Manajemen Basis Data


1. Basis data (database) perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data keuangan
dan nonkeuangan.
2. Atribut data dalah bagian mendasar dari calon data yang berguna dalam basis data.
3. Record adalah serangkaian lengkap atribut untuk satu kejadian dalam suatu kelas
entitas.
4. File-file adalah semua rangkaian record yang lengkap dari suatu kelas yang identik.
5. Pekerjaan manajemen basis data, manajemen basis data melibatkan tiga pekerjaan
dasar yaitu penyinpanan, penarikan, dan penghapusan.

Pembuatan Informasi
1. Pembuat informasi (information generation) adalah proses menyusun, mengatur,
memformat, dan menyajikan infromasi ke para pengguna.
2. Relevan, yaitu isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu
tujuan.
3. Tepat waktu, maksudnya informasi harus tidak melibihi periode waktu dari
tindakan yang didukungnya.
4. Akurasi, maksudnya informasi harus terbebas dari kesalahan yang signifikan.
5. Kelengkapan, maksudnya semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan
atau pekerjaan harus ada.
6. Ringkas, maksudnya informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Umpan Balik
Umpan balik (feedback) adalah suatu bentuk output yang dikirim kembali ke sistem
sebagai sumber data. Contohnya, laporan status persediaan memperingatkan staf
pengendali persediaan telah jatuh ke, atau di bawah, tingkat minimum yang diizinkan.
Tujuan Sistem Informasi
1. Mendukung fungsi penyediaan (stewardship) dari pihak manajemen.
2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen
3. Mendukung operasinal harian perusahaan.

Pemerolehan Sistem Informasi

Perusahaan melakukan pemerolehan sistem informasi melalui dua cara yaitu


mengembangkan sistem yang disesuaikan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem
internal dan membeli sistem komersial yang siap pakai dari para vendor peranti lunak. Tiga
jenis peranti lunak komersial yang tersedia diantaranya :

1. Sistem siap pakai (turnkey system) , yaitu sistem jadi dan teruji serta siap untuk
diimplementasikan.
2. Sistem tulang punggung (backbone system) terdiri atas struktur sistem dasar dimana
sistem akan dikembangkan.
3. Sistem yang didukung (vendor-supported system), yaitu sistem yang disesuaikan dan
yang dibeli perusahaan secara komersial sebagai ganti dikembangkan sendiri secara
internal.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan


akuntabilitas di seluruh perusahaan. Perusahaan mencapai tujuan umumnya dengan
menetapkan tujuan keuangan yang dapat diukur untuk unit operasionalnya. Pemahaman
atas pola distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas sangat penting untuk menilai
kebutuhan informasi para pengguna.

Segmen Bisnis

Perusahaan diatur menjadi beberapa segmen untuk meningkatkan efisiensi internal


melalui spesialisasi tenaga kerja dan alokasi sumber daya yang efektif dari segi biaya.
Terdapat tiga cara untuk mengatur segmentasi perusahaan, yaitu:

1. Lokasi geografis, yaitu mengatur manajemen perusahaan berdasarkan segmen


geografisnya masing-masing sebagai entitas yang setengah otonom.
2. Lini produk, yaitu dengan menciptakan berbagai divisi terpisah untuk tiap produk,
yang memungkinkan perusahaan menugaskan manajemen, tenaga kerja, dan
sumber daya ke berbagai segmen secara terpisah seolah-olah seperti perusahaan
yang terpisah.
3. Fungsi bisnis, yaitu membagi perusahaan ke dalam berbagai area tanggung jawab
khusus berdasarkan pekerjaan. Area fungsional ditentukan berdasarkan aliran
sumber daya utama di sepanjang perusahaan.

Segmentasi Fungsional

Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan yang paling umum.

Manajemen bahan baku

Tujuan dari manajemen bahan baku adalah merencanakan dan mengendalikan


persediaan bahan baku perusahaan. Sebuah perusahaan manufaktur harus memiliki
persediaan yang memadai di tangan untuk memenuhi kebutuhan produknya, tetapi dengan
tetap menghindari tingkat persediaan yang berlebihan. Manajemen bahan baku memiliki
tiga sub fungsi yaitu pembelian, penerimaan, dan penyimpanan. Pembelian adalah tanggung
jawab untuk memesan persedeiaan dari berbagai pemasok ketika tingkat persediaan jatuh
ke titik pemesanan ulang. Peneriman adalah pekerjaan menerima persediaan yang
sebelumnya dipesan oleh bagian pembelian. Penyimpanan merupakan aktivitas
penyimpanan fisik berbagai persediaan yang diterim dan pelepasan sumber daya ke dalam
proses produksi saat dibutuhkan.
Produksi

Aktivitas produksi tgerjadi dalam siklus konversi di mana bahan baku mentah, tenaga
kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk membuat produk jadi.

1. Perencanaan produksi, melibatkan penjadwalan arus bahan baku, tenaga kerja, dan
mesin untuk secara efisien memenuhi kebutuhan produksi.
2. Pengendalian kualitas, yaitu memantau proses produksi di berbagai tahap untuk
memastikan bahwa produk jadi memenuhi standar kualitas perusahaan.
3. Pemeliharaan, yaitu menjaga berbagai mesin dan fasilitas produksi linnya agar
berjlan dengan baik.

Pemasaran

Fungsi pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi,


periklnan, dan riset pasar produk.

Distribusi ,

Yaitu aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan pelanggan setelah adanya
penjualan.

Personalia

Tujuan dan fungsi dari personalia adalah untuk mengelola seacar efektif sumber
daya berupa karyawan yang kompeten dan andal.

Keuangan

Fungsi keuangan adalah mengelola sumber daya keuangan perusahaan melui


aktivitas perbankan dan perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit,
pengeluaran kas, dan peneriman kas.

Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi adalah mengelola sumber daya informasi keuangan perusahaan.


Pertama, akuntansi menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai
transaksi keuangan. Kedua, akuntansi mendistribusikan transaksi ke personel operasional
untuk menkoordinasikan banyak tugas penting mereka.

Nilai Informasi

Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan keandalannya (reliablity). Agar


hal ini dapat terjadi, informsi harus memiliki atribut tertentu-relevan, akurat, lengkap,
ringkas, dan tepat waktu. Ketika berbagai atribut ini secara konsisten ada, informasi akan
memiliki keandalan dan memiliki nilai bagi penggunanya.

Independensi Akuntansi

Akuntansi harus terpisah dan independen dari berbagai area fungsional lainnya yang
menyimpan sumber daya fisik. Contohnya, bagian akuntansi memantau dan mencatat
perpindahan bahan baku ke bahan produksi serta penjualan barang jadi kepada pelanggan.
Bagian akuntansi mendukung berbagai fungsi melalui tetapi tidak secara aktif berpartisipasi
dalam aktivitas fisiknya. Keputusan pengguna yang efektif membutuhkan informasi penting
semacam itu dipasok oleh sumber yang idependen untuk memastikan integritasnya.

Fungsi Layanan Komputer

Pemrosesan data terpusat

Dalam model pemrosesan data terpusat (centralized data processing), semua


pemrosesan data dilakukan oleh satu atau lebih komputer besar yang ditempatkan di
sebuah lokasi pusat dan melayani para pengguna di seluruh perusahaan.

Administrasi bisnis data

Perusahaan yang diatur secara terpusat memelihara sumber daya datanya dalam
satu lokasi terpusat yag digunakan bersama oleh semua pengguna akhir. Dalam penggunaan
data bersama ini, sebuah kelompok independen khusus-admisistrasi basis data-yang
dikepalai oleh administrator basis data, bertanggung jawab atas keamanan dan integritas
data.

Pemrosesan data
Kelompok pemrosesan data mengelola sumber daya komputer yang digunakan
untuk melakukan pemrosesan transaksi. Ini terdiri dari pengendali data, konversi data,
operasi komputer, dan perpustakan data. Pengendali data sebagai perantara antara
pengguna akhir dengan akhir pemrosesan data, konversi data berfungsi menyalin data
transaksi dari bentuk dokumen kertas ke dalam media magnetis yang kemudian akan
diproses oleh operasi komputer, perpustakan data adalah ruang yang bersebelahan dengan
pusat komputer dan yang menyediakan tempat penyimpanan yang aman bagi file data yang
tidak aktif.

Pengembangan dan pemeliharaan sistem

Pengembangan sistem bertanggung jawab untuk menganalisis berbagai kebutuhan


pengguna dan untuk mendesain sistem baru yang memenuhi berbagai kebutuhan.setelah
sistem yang baru selesai didesain dan diimplementasikan, kelompok pemeliharaan sistem
menerima tanggung jawab untuk mempartahankan sistem tersebut tetap sesuai dengan
kebutuhgan pengguna.

Pemrosesan Data Terdistribusi

Alternatif dari model terpusat adalah konsper pemrosesan data terdistribusi


(distributed data processing-DDP). DDP melibatkan pengaturan ulang fungsi layanan
komputer menjadi unit pemrosesan informasi (Information processing unit-IPU). Kelemahan
dari DDP diantaranya yaitu, kesalahan manajemen sumber daya keseluruhan perusahaan,
ketidaksesuaian peranti keras dan peranti lunak, pekerjaan yang redundan,
mengonsolidasikan aktivitas-aktivitas yang tidak kompatibel, serta kurangnya standar.
Adapun keuntangan DDP yaitu, adanya pengurangan biaya, peningkatan tanggung jawab
pengendalian biaya, peningkatan kepuasan pengguna, serta dukungan.

Perlunya analisis yang mendalam

DDP membawa berbagai nilai prestise sebagai pemimpin yng selama analisis atas pro
dan kontranya dapat melingkupi pertimbangan mengenai manfaat ekonomi serta
kemungkinan operasionalnya.

Evolusi Model Sistem Informasi


Model Proses Manual

Model proses manual adalah bentuk sistem akuntansi yang paling tua dan paling
tradisional. Sistem manual terdiri atasd berbagai kegiatan, sumber daya, dan personel fisik
yang merupakan ciri dari banyak proses bisnis. Ini meliputi berbagai pekerjaan seperti
pencatatan pesanan, penggudangan bahan baku, produksi barang untuk dijual, pengiriman
barang ke pelanggan, serta penempatan pesanan ke pemasok.

Model File Datar

Model file datar menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling
berhubungan dengan file lainnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki sendiri
file datanya sebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi, pemrosesan data
dilakukan oleh aplikasi yang bediri sendiri dan bukan melalui sistem terintegrasi. Adapun
masalah-mkasalah yang berkaitan dengan file datar diantaranya adalah penyimpanan data,
pembaruan data, kekinian informasi, dependensi pekerjaan data, dan file flat membatasi
intergrasi data.

Model Basis Data

Sistem manajemen basis data (database management system-DBMS) adalah peranti


lunak sistem khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana yang
penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya. Perbedaan utama antara model basis
dengan model file datar adalah pengumpulan data ke dalam sebuah basis data bersama
yang digunakan oleh semua pengguna di perusahaan. Dengan berbagi data, berbagai
masalah tradisional seperti eliminasi redudansi data, pembaruan tunggal, dan nilai terkini
mungkin dapat teratasi.

Model Rea

REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan Resources (sumber daya),
Event (kegiatan), dan Agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan hubungan
diantaranya. Elemen utama dari model REA adalah sumber daya, kegiatan, dan pelaku.
Sumber daya (resouces) ekonomi adalah berbagai aktiva perusahaan. Kegiatan (event)
ekonomi adalah fenomena yang mempengaruhi berbagai perubahan dalam sumber daya.
Pelaku (agent) adalah orang-orang dan departemen yang berpartisipasi dalam kegiatan
ekonomi.

SISTEM ERP

Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP) adalah


model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatisasikan dan
mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya. Implementasi sistem ERP dapat berupa
pengambil alihan besar-besaran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun. Beberapa
model ERP yang umum ditemui yaitu manajemen aktiva, akuntansi keuangan, sumber daya
manusia, solusi khusus industri, pemeliharaan pabrik perencanan produksi, manajemen
kualitas, penjualan dan distribusi, serta manajemen persediaan.

Peran Akuntan

Akuntan sebagai pengguna

Sebagai pengguna akhir, para akuntan harus menyediakan gambaran yang jelas
mengenai berbagai kebutuhan mereka pada para ahli yang mendesain sistem mereka.
Contohnya akuntan harus menspesifikasikan berbagai aturan dan teknik akuntansi yang
akan digunakan, persyaratan pengendalian internal, dan algoritme khusus seperti untuk
depresiasi.

Akuntan sebagai Desainer

Kini tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dan ahli komputer. Fungsi
akuntansi bertnggung jawab atas sistem konspetual dan fungsi komkputer bertanggung
jawab atas sistem fisiknya. Desain sistem konseptual melibatkan spesifikasi kriteria untuk
mengidentifikasi pelanggan yang lewat masa bayar dan informasi yang perlu dilaporkan.
Sistem fisik adalah media dan metode untuk menangkap dan menyajikan informasi
tersebut.

Akuntan sebagai auditor sistem

Audit adalah bentuk dari pembuktian independen yang dilakukan oleh ahli auditor
yang menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Audit
terdiri atas Audit Eksternal dan Audit Internal. Audit eksternal atau audit independen
dilakukan di kantor akuntan publik yang idependen dari manajemen perusahaan kliennya.
Audit eksternal mewakili berbagai kepentingan pemegang kepentingan pihak ketiga
atas perusahaan, seperti pemgeang saham, kreditur, dan badan pemerintah. Audit internal
adalah fungsi penilaian perusahaan yang berada dalam perusahaan. Auditor internal
melakukan banyak aktivitas atas nama perusahaan, termasuk melakukan audit laporan
keuangan, mempelajari kesesuaian operasional perusahaan dengan kebijakan perusahaan,
mengkaji kesesuaian perusahaan dengan kewajiban hukum, mengeveluasi efisiensi
operasional, mendeteksi dan mengejar pelaku penipuan dalam perusahaan, serta
melakukan audit IT.

BAB II

PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI

 Gambaran Umum Pemrosesan Transaksi

Aplikasi TPS memproses transaksi keuangan. Transaksi keuangan didefinisikan dalam


bab 1 sebagai berikut : “ kegiatan ekonomi yang memengaruhi aktiva dan ekuitas
perusahaan, dicerminkan dalam akun-akunnya dan diukur dalam satuan mata uang ”.

Transaksi keuangan yang paling umum adalah pertukaran ekonom dengan pihak eksternal.
Hal ini termasuk penjualan barang atau jasa, pembelian persediaan, pembebasan kewajiban
keuangan, dan penerimaan kas dari pelanggan. Transaksi keuangan juga terdiri atas
peristiwa-peristiwa internal seperti depresiasi aktiva tetap; aplikasi tenaga kerja, bahan
baku, overhead proses produksi; dan transfer persediaan dari satu departemen ke
departemen lain.

Transaksi keuangan adalah kegiatan bisnis umum yang terjadi secara rutin. Misalnya,
ribuan transaksi dari satu jenis tertentu (penjualan ke pelanggan) bisa terjadi setiap hari.
Untuk menghadapi volume yang besar tersebut secra efisien, perusahaan mengelompokkan
jenis-jenis transaksi yang sama ke dalam siklus-siklus transaksi.

Siklus Transaksi

Terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi
perusahaan, yaitu siklus pengeluaran, siklus konversi, dan siklus pendapatan. Siklus-siklus ini
ada dalam semua jenis bisnis, baik yang mencari laba maupun yang nirlaba. Misalnya setiap
bisnis (1) memunculkan pengeluaran sebagai ganti dari sumber daya (siklus pengeluaran),
(2) menyediakan nilai tambah melalui produk atau jasanya (siklus konversi), dan (3)
menerima pendapatan dari sumber luar (siklus pendapatan).

Siklus Pengeluaran

Aktivitas bisnis dimulai dengan pemrolehan bahan baku, properti, dan tenaga kerja
melalui pertukaran dengan kas.

Kebanyakan transaksi pengeluaran didasarkan pada hubungan kredit di antara mitra


dagang. Pengeluaran kas actual dilakukan pada saat yang sama dengan penerimaan barang
atau jasa. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu dapat berlalu diantara kedua peristiwa ini.
Jadi, dari perspektif sistem, transaksi ini memiliki dua bagian: komponen fisik (akuisisi
barang) dan komponen keuangan (pengeluaran kas ke pemasok). Setiap komponen diproses
oleh sebuah subsistem yang berbeda dalam siklus tersebut. Subsistem-subsistem utama dari
sistem pengeluaran adalah berikut.

Sistem pembelian/utang. Sistem ini mengenali kebutuhan untuk membeli persediaan fisik
(sperti bahan baku) dan melakukan pemesanan ke pemasok. Ketika barang diterima, sistem
pembelian mencatat peristiwa tersebut dengan menambah persediaan dan membuat akun
utang untuk dibayar pada tanggal yang ditetapkan.

Sistem pengeluaran kas. Ketika kewajiban yang dibuat oleh sistem pembelian jatuh tempo,
sistem pengeluaran kas mengotorisasi pembayaran, mengeluarkan dana ke pemasok, dan
mencatat transaksi dengan mengurangi kas dan akun utang.

Sistem penggajian. Sistem penggajian mengumpulkan data pemakaian tenaga kerja dari
setiap karyawan , menghitung gaji, dan mengeluarkan cek pembayaran kepada karyawan.
Secara konseptual, penggajian ada sistem pembelian dan pembayaran kas kasus khusus.
Karena kerumitan akuntansi yang berkaitan dengan penggajian, kebanyakan perusahaan
memiliki sistem yang terpisah untuk pemrosesan penggajian.

Sistem aktiva tetap. Sistem aktiva tetap perusahaan memproses transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan akuisisi, pemeliharaan, dan penghentian aktiva tetap. Hal ini relative
permanen dan sering kali secara kolektif mewakili investasi keuangan terbesar yang
dilakukan perusahaan. Contoh dari aktiva tetap adalah anah, gedung, perabotan, mesin,
dan kendaraan bermotor.

Siklus Konversi

Siklus konversi terdiri atas dua subsistem utama : sistem produksi dan sistem akuntansi
biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk
fisik melalui proses produksi. Sistem akuntansi biaya memantau arus informasi biaya yang
berkaitan dengan produksi.

Siklus Pendapatan

Transaksi siklus pendapatanj juga memiliki komponen fisik dan keuangan, yang diproses
secara terpisah. Subsistem utama dari siklus pendapatan adalah :

Pemrosesan pesanan penjualan. Mayoritas penjualan bisinis dilakukan secara kredit dan
melibatkan tugas-tugas seperti penyiapan pesanan pesanan penjualan, pemberian kredit,
pengiriman produk (atau pemberian jasa) kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan
pencatatan transaksi dalam akun-akun (piutang, persediaan, pengeluaran, dan penjualan).
Penerimaan kas. Untuk penjualan kredit, ada periode waktu antara penjualan dan
penerimaan kas. Pemrosesan penerimaan kas meliputi penagihan kas, penyimpanan kas di
bank, dan pencatatan peristiwa-peristiwa ini dalam akun (piutang dan kas).

Pencatatan Akuntansi

Pembahasan akan dimulai dengan pencatatan tradisional yang digunakan dalam


sistem manual (dokumen, jurnal, dan buku besar).

Dokumen

Dokumen menyediakan bukti dari kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memulai
pemrosesan transaksi. Tiga jenis dokumen, yaitu dokumen sumber, dokumen produk, dan
dokumen perputaran.

Dokumen sumber. Peristiwa ekonomi menimbulkan beberapa dokumen yang


diciptakan pada awal (sumber) transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap
dan memformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk memproses siklus transaksi.

Dokumen produk. Dokumen produk adalah hasil dari pemrosesan transaksi, bukan
dokumen yang memicu mekanisme proses. Misalnya, cek pembayaran gaji yang diberikan
kepada karyawan adalah dokumen produk dari sistem penggajian.

Dokumen perputaran. Dokumen perputaran adalah dokumen produk dari satu sistem
yang menjadi dokumen sumber dari sitem lainnya. Dokumen perputaran berisi informasi
penting tentang akun pelanggan untuk membantu sistem penerimaan kas memproses cek
tersebut. Dengan menyediakan informasi yang diperlukan sebagai produk dari sistem
penjualan, kita bisa memastikan keakuratannya ketika diterima oleh sistem penerimaan kas.

Jurnal

Jurnal adalah catatan ayat-ayat secara kronologis. Pada titik tertentu dalam proses
transaksi, ketika semua fakta yang relevan tentang transaksi diketahui, peristiwa dicatat
dalam jurnal secara kronologis. Terdapat dua jenis jurnal : jurnal khusus dan jurnal umum.

Jurnal Khusus. Jurnal khusu digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusus yang
muncul dalam volume besar. Transaksi seperti ini dapat dikelompokkan dalam jurnal khusus
atau diproses secara lebih efisien daripada yang dilakukan di jurnal umum. Kebanyakan
perusahaan menggunakan beberapa jurnal khusus, diantaranya jurnal penerimaan kas,
jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, dan jurnal penggajian.

Register. Istlah register mengacu pada jenis-jenis tertentu dari jurnal khusus.
Misalnya, jurnal penggajian sering disebut sebagai register penggajian.

Jurnal Umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi yang
jarang terjadi atau yang tidak sama. Misalnya, kita biasanya mencatat depresiasi periodic
dan ayat penutup di jurnal umum.

Buku Besar

Buku besar (ledger) adalah buku akun keuangan, yang mecerminkan pengaruh keuangan
dari transaksi setelah dibukukan dari berbagai jurnal. Jurnal menunjukkan efek kronologis
dari aktivitas bisnis, sedangkan buku besar menunjukan aktivitas per jenis akun yaitu
kenaikan, penurunan, dan saldo lancar dari setiap akun. Organisasi menggunakan informasi
keuangan ini untuk menyiapkan laporan keuangan, mendukung operasi sehari-hari, dan
menyiapkan laporan internal. Terdapat dua jenis buku besar yaitu buku besar umum dan
buku besar pembantu.

Buku Besar Umum. Buku besar umum merangkum aktivitas dari setiap akun
organisasi. Buku besar umum menyediakan nilai tunggal untuk setiap akun pengendali,
seperti utang, piutang, dan persediaan. Informasi dengan tingkat rangkuman tinggi ini
memadai untuk pelaporan keuangan, tetapi tidak berguna dalam mendukung kegiatan
operasi bisnis sehari-hari.

Buku Besar Pembantu. Buku besar pembantu disimpan dalam departemen akuntansi
perusahaan. Buku besar ini mencakup persediaan, utang, penggajian, dan piutang.
Pemisahan ini memungkinkan pengendalian dan dukungan ke operasi dengan lebih baik.

Jejak Audit

Catatan akuntansi yang dijelaskan sebelumnya menyediakan jejak audit untuk


menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke laporan keuangan. Di antara berbagai tujuan
dai jejak audit, yang paling penting bagi akuntan adalah audit akhir tahun.
Auditor eksternal secara berkala mengevaluasi laporan keuangan dari organisasi bisnis yang
terbuka atas nama pemegang sahamnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tanggung jawab auditor mencakup peninjauan akun-akun dan transaksi tertentu untuk
menentukan validitas, akurasi, dan kelengkapannya.

Sistem Berbasis Komputer

Jenis File

Catatan akuntansi dalam sistem berbasis computer disajikan dalam empat jenis file
magnetis yang berbeda: file master, file transaksi, file referensi, file arsip.

File master. File master umumnya berisi data akun. Buku besar umum dan buku
besar pembantu adalah contoh dari file master, nilai data dalam file master diperbarui dari
transaksi.

File Transaksi. File transaksi adalah file sementara yang menyimpan catatan
transaksi yang akan digunakan untuk mengubah atau memperbarui data dalam file master.
Pesanan penjualan, penerimaan persediaan, dan penerimaan kas adlah contoh-contoh dari
file transaksi.

File referensi. File referensi menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk
memproses transaksi. Misalnya, program penggajian dapat mengacu ke tabel pajak untuk
menghitung jumlah yang sebenarnya dari pajak yang ditahan umtuk transaksi penggajian.

File arsip. File arsip berisi catatan transaksi masa lalu yang dipertahankan untuk
referensi di masa depan. File arsip meliputii jurnal, informasi penggajian periode
sebelumnya, daftar nama karyawan sebelumnya, catatan tentang akun yang dihapus, dan
buku besar periode sebelumnya.

Jejak Audit Digital

Sama pada sistem manual, langkah berikutnya dalam proses ini adalah mengonversi
dokumen sumber ke bentuk digital. Hal ini dilakukan dalam tahap input data, dimana
transaksi diedit dan file transaksi pesanan penjualan dibuat. Beberapa sistem computer
tidak menggunakan dokumen sumber fisik. Melainkan, transaksi ditangkap secara langsung
di media digital. Langkah berikutnya adalah memperbarui berbagai file master dan akun
pengendali yang dipengaruhi oleh transaksi ini.

Teknik Dokumentasi

Diagram Arus Data dan Diagram Relasi Entitas

Dua teknik desain dan dokumentasi sistem yang banyak digunakan adalah diagram
relasi entitas dan diagram arus data.

Diagram Arus Data

Diagram arus data (data flow diagram – DFD) menggunakan simbol-simbol untuk
menyajikan entitas, proses, arus data, dan penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu
sistem.

Entitas dalam DFD adlah objek-objek eksternal dalam sistem yang dimodelkan. Entitas ini
mewakili sumber dan tujuan dari data. Entitas dapat berupa sistem lain atau fungsi yang
saling berinteraksi, atau berada diluar perusahaan, seperti pelanggan dan pemasok. DFD
digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat perincian dari yang sangat
umum ke yang sangat terperinci.

Diagram Relasi Entitas

Diagram relasi entitas (ER) adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk
menyajikan relasi antara entitas. Entitas adalah sumber daya fisik (mobil, kas, atau
persediaan), kegiatan (memesan persediaan, menerima kas, atau mengirim barang), pelaku
(staf penjualan, pelanggan, atau pemasok) yang akan digunakan oleh organisasi
untukmendapatkan data.

Hubungan Antara Diagram ER dan Diagram Arus Data

Diagram arus data dan diagram ER mencerminkan berbagai aspek dari sistem yang
sama, namun saling berhubungan dan bisa direkonsiliasi. DFD adalah model proses sistem
dan model diagram ER yang digunakan oleh data di dalam sistem atau dipengaruhi oleh
sistem. Kedua diagram ini saling terhubung melalui data; setiap data yang disimpan dalam
DFD mewakili entitas data dalam diagram ER.
Bagan Alir

Bagan alir adalah representasi grafis dari sisitem yang mendeskripsikan relasi fisik
di antara entitas-entitas intinya. Bagan alir dapat digunakan untuk menyajikan aktivitas
manual, aktivitas pemrosesan computer, atau keduanya.

Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen dari sistem


manual, termasuk catatan akuntansi (dokumen, jurnal, buku besar, dan file), departemen
organisasional yang terlibat dalam proses, dan aktivitas (baik yang bersifat administrative
maupun fisik) yang dilakukan dalam departemen tersebut.

Perlu diketahui bahwa pembuatan bagan alir memerlukan seni sekaligus teknik yang baik.
Akan tetapi, tujuan utamanya haruslah memberikan penjelasan yang tidak ambigu
mengenai sistem tersebut. Dengan mengingat hal ini, aturan dan konvensi tertentu perlu
diamati:

 Bagan alir harus dibuat label untk secara jelas mengidentifikasi sistem yang
diwakilinya.
 Symbol yang benar harus digunakan untuk mewakili entitas dalam sistem tersebut.
 Semua symbol dalam bagan alir harus diberi label.
 Garis-garis harus memiliki kepala panah untuk secara jelas menunjukkan arus proses
dan urutan peristiwa.
 Jika suatu proses yang rumit memerlukan penjelasan tambahan, teks penjelasan harus
dimasukkan dalam bagan alir atau diletakkan dalam dokumen yang dirujuk oleh
bagan alir tersebut.

Bagan Alir Sistem

Bagan alir sistem menggambarkan aspek-aspek computer dalam sebuah sistem.


Bagan alir sistem mengambarkan relasi antara data input (sumber), file transaksi, program
computer, file utama, dan laporan output yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Bagan alir
sistem juga mendeskripsikan jenis media yang digunakan oleh sistem tersebut, seperti pita
magnetis, cakram magnetis, dan terminal.
Diagram Tata Letak Record

Diagram tata letak record digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record
yang membentuk file atau tabel baris data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan nama,
jenis data, dan panjang setiap atribut dalam record. Informasi struktur data yang terperinci
diperlukan untuk tugas-tugas seperti identifikasi jenis-jenis tertentu kegagalan sistem,
analisis laporan kesalahan, dan desain uji logika computer untuk tujuan audit dan
debugging.

Sistem Akuntansi Berbasis Komputer

Sistem akuntansi berbasis computer dibagi menjasdi dua kelompok besar: sistem
batch, dan sistem real-time.

Perbedaan Antara Sistem Batch dan Real-Time

Jeda waktu

Sistem batch menyusun transaksi ke dalam kelompok-kelompok untuk


pemrosesan, Dalam pendekatan ini, selalu terdapat jeda waktu antara terjadinya suatu
peristiwa ekonomi dan waktu yang direfleksikan dalam akun perusahaan. Panjangnya jeda
waktu tersebut bergantung pada frekuensi pemrosesan batch. Jeda waktu dapat berkisar
antara menit hingga minggu. Contoh : pemrosesan gaji.

Sistem real-time memproses transaksi secara individual pada saat peristiwa ekonomi
muncul. Karena record tidak dikumpulkan dalam batch, tidak terdapat jeda waktu antara
munculnya peristiwa ekonomi dan pencatatannya. Contoh: sistem pemesanan tiket pesawat
terbang.

Sumber Daya

Secara umum, sistem batch memerlukan lebih sedikit sumber daya (seperti biaya
pemrograman, waktu komputer, dan pelatihan bagi pengguna) daripada sistem real-time.
misalnya, sistem batch dapat menggunakan file berurutan yang disimpan dalam pita
magnetis. Sistem real-time menggunakan file akses langsung yang memerlukan peralatan
penyimpanannya yang lebih mahal, seperti cakram magnetis.
Efisiensi Operasional

Sistem pemrosesan real-time yang menangani sejumlah besar transaksi setiap hari
dapat menciptakan ketidakefisienan operasional. Satu transaksi dapat memengaruhi
berbagai akun. Namun demikian, bebrapa dari akun ini mungkin tidak perlu diperbarui
secara real-time. Namun demikian, pemrosesan batch dari akun yang nonkritis memperbaiki
efisiensi operasional dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak diperlukan pada saat-saat
penting dalam pemrosesan.

Efisiensi Versus Efektivitas

Dalam memilih cara pemrosesan data, desainer harus mempertimbangkan masalah


efisiensi dan efektivitas. Misalnya, para pengguna sistem reservasi penerbangan tidak bisa
menunggu hingga 100 orang penumpang (ukuran batch yang efisien) sebelum transaksi
diproses. Jika akses segera ke informasi saat ini penting bagi kebutuhan pengguna, maka
pemrosesan real-time merupakan pilihan yang logis. Ketika jeda waktu dalam informasi
tidak memberikan pengaruh yang merugikan terhadap kinerja pengguna, dan efisiensi
operasional bisa dicapai melalui pemrosesan data secara batch, maka pemrosesan batch
merupakan pilihan yang lebih tepat.

Pendeketan Pemrosesan Data Alternatif

Sitem Warisan Versus Sistem Modern

Sistem warisan umumnya memiliki fitur berikut ini: memiliki aplikasi berbasis
mainframe, berorientasi pada batch, sistem warisan yang awal menggunakan file datar
untuk penyimpanan data, namun basis data hierarkis dan jaringan sering berkaitan dengan
era sistem warisan yang lebih maju. Sistem penyimpana yang sangat tidak terstruktur dan
tidak fleksibel ini mengutamakan lingkungan pengguna tunggal yang menghalangi
penyebaran informasi secara menyeluruh di dalam organisasi.

Sistem modern cenderung berbasis klien-server (jaringan) dan memprosres


transaksi secara real-time. Meskipun ini tren dibanyak organsiasi, pembaca perlu menyadari
bahwa banyak sistem modern yang berbasis mainframe dan menggunakan pemrosesan
batch. Berbeda dengan yang sebelumnya, sistem modern menyimpan transaksi dan file
utama dalam tabel basis data relasional. Keuntungan utama dari penyimpanan basis data
adalah bahwa proses bisa diintegrasikan dan data bisa saling dibagi dalam organisasi.

Pembaruan File Master dari Transaksi

Baik pemrosesan batch maupun pemrosesan real-time yang digunakan, pembaruan


record file utama mencakup perubahan nilai dari satu atau beberapa field untuk
merefleksikan pengaruh dari suatu transaksi.

Salah satu contoh prosedur pembaruan mencakup langkah-langkah berikut:

1. Record pesanan penjualan dibaca oleh sistem.


2. NOMOR AKUN digunakan untuk mencari file utama AR dan melacak record AR yang
sesuai.
3. Prosedur pembaruan AR menghitung saldo pelanggan baru dengan menambhakan
nilai yang tersimpan dalam field JUMLAH FAKTUR dari record pesanan penjualan
dengan nilai field SALDO SAAT INI dalam record utama AR.
4. Selanjutnya, NOMOR PERSEDIAAN digunakan untuk mencari record yang sesuai
dengan file utama persediaan.
5. Program pembaruan persediaan mengurangi tingkat persediaan dengan mengurangi
nilai JUMLAH YANG TEERJUAL dalam record transaksi dari nilaii field JUMLAH YANG
DIMILIKI dalam record persediaan.
6. Record pesanan penjualan yang baru dibaca dan proses di atas diulangi.

Prosedur Pembuatan Cadangan Basis Data

Setiap record dalam file basis data memiliki lokasi disket tertentu atau alamat yang
ditentukan oleh nilai kunci primernya. Karena hanya satu lokasi valid yang ada untuk setiap
record, pembaruanb record harus terjadi di tempatnya.

Dalam contoh ini, record piutang dagang dengan saldo saat ini sebesar $100
diperbarui dengan transaksi penjualan $50. Record file mater disimpan secara permanen
pada alamat disket lokasi A. program pembaruan membaca record transaksi dan record file
master dalam memori. Piutang dagang diperbarui untuk merefleksikan nilai saldo yang baru
sebesar $150 dan kemudian kembali ke lokasi A. nilai saldo awal sebesar $100 terhapus
ketika diganti dengan nilai baru sebesar $150. Teknik ini disebut pembaruan destruktif
(destructive update).

Pemrosesan Batch dengan Menggunakan Pengumpulan Data Secara Real-Time

Pendekatan pemrosesan data yang popular, khususnya untuk perusahaan besar,


adalah menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi. Dengan
mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna, kesalahan transaksi tertentu dapat
dicegah atau didteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file transaksi yang
bebas dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem warisan yang lama. File
transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai efisiensi operasional.

Ilustrasi pendekatan ini dengan sistem pesanan penjualan yang disederhanakan, yang
digunakan di pusat pertokoan memuat langkah-langkah berikut:

 Staf departemen penjualan menangkap data penjualan pelanggan yang berkaitan


dengan item yang dibeli dan akun pelanggan.
 Sistem kemudian memeriksa batas kredit pelanggan dari data dalam record pelanggan
(file pembangtu piutang dagang) dan memperbarui saldo akunnya untuk
merefleksikan jumlah penjualan.
 Selanjutnya, sistem memperbarui jumlah yang ada di record persediaan (file
pembantu persediaan) untuk merefleksikan pengurangan persediaan. Hal ini
menyediakan informasi terbaru ke staf lainnya mengenai ketersediaan persediaan.
 Record penjualan kemudian ditambahkan ke file pesanan penjualan (file transaksi),
yang diproses secara batch pada akhir hari kerja. Proses batch ini mencatat setiap
transaksi dalam jurnal penjualan dan memperbarui akun buku besar umum yang
terkait. Setiap penjualan pelanggan mempengaruhi enam record akuntansi berikut
ini:
1. Piutang dagang pelanggan (buku besar pembantu – unik)
2. Item persediaan (buku besar pembantu – hampir unik)
3. Pengendalian persediaan (buku besar umum – umum)
4. Pengendalian piutang dagang (buku besar – umum)
5. Penjualan (buku besar umum – umum)
6. Harga pokok penjualan (buku besar umum – umum)
Untuk mempertahankan integritas dari akuntansi, setelah record diakses untuk diproses,
record tersebut dikunci oleh sistem dan dibuat tidak tersedia ke pengguna lain hingga
pmerosesan selesai. Dengan menggunakan record yang terpengaruh di atas sebagai contoh,
pertimbangan implikasi peraturan penguncian data ini terhadap pengguna sistem.

Pemrosesan Real Time

Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi. Misalnya, pesanan
penjualan yang diproses oleh sistem bisa ditangkap, diisi, dan dikirim pada hari yang sama.
Sistem semacam ini memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan
produktivitas, pengurangan persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan
jeda dalam penagihan pelanggan, dan perbaikan kepuasan pelanggan. Karena informasi
transaksi di transmisikan secara elektronik, dokumen sumber fisik bisa dieliminasi atau
dikurangi.

Pemrosesan real-time sesuai dengan sistem yang memproses volume transaksi


yang rendah dan yang tidak saling berbagi record umum. Sistem ini menggunakan teknologi
local area network (LAN) dan wide area network (WAN) secara luas. Terminal pada situs
distribusi di seluruh organisasi digunakan untuk menerima, memproses, dan mengirim
informasi mengenai transaksi saat ini. Hal ini harus saling terkait dalam jaringan agar para
pengguna dapat berkomunikasi.
BAB 3

ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL

Isu Etika dalam Bisnis

Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis ?

Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang dalam
membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di berbagai situasi yang
melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis
(business ethics) melibatkan penemuan jawaban atas dua pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dalam


menjalankan bisnis mereka ?
2. Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka
bisa mencapainya ?

Berbagai isu etika dalam bisnis dapat dibagi kedalam empat area : kesetaraan, hak,
kejujuran, dan penggunaan kekuasaan perusahaan. Sementara perhatian pada etika
bisnis meningkat secara signifikan selama dekade terakhir ini, subjek tersebut telah
menjadi perhatian para sarjana dan masyarakat sejak dimulainya perekonomian
dunia Barat. Berbagai perhatian mengenai kelemahan moralitas para pelaku
lembaga keuangan, perbankan, dan investor ditemukan dalam banyak tulisan
sejarah. Bahkan, banyak debat kontemporer mengenai kelemahan moralitas bisnis
yang umurnya sudah berabad-abad.

John F. Akers, mantan ketua dewan komisaris dan CEO IBM Corporation
menyatakan: “Standar etika kami berasal dari masa lalu-diluar warisan sebagai
manusia: religius, filosofis dan bersejarah. Makin banyak kami mengetahui masa
lalu, maka makin pasti kami tidak dapat menanamkan perilaku beretika di masa
mendatang”.
Isu Etika dalam Bisnis

Kesetaraan Gaji Eksekutif


Nilai yang dapat dibandingkan
Penetapan harga produk
Hak Proses penilaian perusahaan
Pemeriksaan kesehatan karyawan
Privasi karyawan
Pelecehan seksual
Keanekaragaman
Peluang kerja yang sama
Pemberitahuan mengenai adanya
kecurangan (Whistle Blowing)
Kejujuran Konflik kepentingan pihak
manajemen dan karyawan
Keamanan data dan catatan
perusahaan
Iklan yang menyesatkan
Praktik bisnis yang meragukan
negara asing
Laporan yang akurat atas
kepentingan pemegang saham
Penggunaan kekuasan perusahaan Keamanan tempat kerja
Keamanan produk
Isu lingkungan
Divestasi kepentingan
Kontribusi politik perusahaan
Pengecilan ukuran perusahaan
dan penutupan pabrik
Bagaimana perusahaan menangani isu mengenai etika

Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran akan
etika sejak lama. Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak
manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis
yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk
mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor
ketaatan. Contohnya, Boeing menggunakan para manajer lininya untuk melakukan
sesi pelatihan etika dan membuat nomor telepon bebas pulsa untuk memungkinkan
para karyawannya melaporkan pelanggaran.

Peran pihak manajemen dalam mempertahankan iklim beretika

Para manajer perusahaan harus menciftakan dan mempertahankan atmofer beretika


yang sesuai; mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan
perilaku tidak beretika dalam perusahaan. Tidaklah cukup bagi para manajer untuk
hanya tergantung pada kesadaran tiap orang. Orang tersebut harus disadarkan
mengenai komitmen perusahaan terhadap etika diatas laba jangka pendek dan
efisiensi.

Walaupun sikap pihak manajemen puncak terhadap etika menentukan


suasana praktik bisnis, dalam banyak situasi, merupakan tanggung jawab para
manajer tingkat yang lebih rendah pula untuk menegakkan standar etika
perusahaan. Pelanggaran etika dapat terjadi di seluruh perusahaan dari ruang dewan
direksi hingga area penerimaan. Harus dikembangkan berbagai metode untuk
memasukkan para manajer tingkat yang lebih rendah dan non manajer dalam skema
etika perusahaan. Para manajer dan non manajer harus disadarkan atas kode etik
perusahaan, diberikan modal pengambilan keputusan, dan berpartisipasi dalam
berbagai program pelatihan yang membahas mengenai isu etika.
Perkembangan Etika

Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan


keluarganya, pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan
perilaku menyatakan bahwa kita semua melalui beberapa tahap evolusi moral
sebelum sampai pada tingkat berpikir secara beretika.

Membuat keputusan yang beretika

Proporsionalitas. Manfaat dari sebuah keputusan harus melebihi risikonya. Selain itu,
tidak boleh ada keputusan alternatif yang memberikan manfaat sama atau lebih
besar dengan risiko lebih sedikit.

Keadilan. Manfaat keputusan harus didistribusikan secara adil ke orang-orang yang


menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak mendapat manfaat tidak seharusnya
menanggung risiko.

Meminimalkan risiko. Bahkan jika dianggap dapat diterima oleh berbagai prinsip
diatas, keputusan harus diimplementasikan untuk meminimalkan semua risiko dan
menghindari risiko yang tidak perlu.

Tahapan evolusi mental Perilaku yang tampak


Tahap 6 Orientasi ke Prinsip yang Berdasarkan prinsip etika yang dipilih
Beretika sendiri dan yang meningkatkan harga
diri
Tahap 5 Orientasi ke Kontrak Sosial Mematuhi peraturan untuk mendapat
penghormatan dari rekan kerja dan
mempertahankan harga diri
Tahap 4 Orientasi ke Otoritas Mematuhi peraturan untuk
menghindari kecaman pihak yang
berwenang karena “tidak melakukan
kewajiban.”
Tahap 3 Orientasi ke Anak Baik Menaati berbagai standar perilaku
yang dapat diterima untuk mendapat
dukungan dari pihak lain.
Tahap 2 Orientasi ke Penghargaan Mematuhi peraturan untuk mendapat
penghargaan.
Tahap 1 Orientasi ke Hukuman Mematuhi peraturan untuk
menghindari hukuman.
Apa yang dimaksud dengan Etika Komputer ?

Etika Komputer (computer ethics) adalah “analisis mengenai sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakkan yang terkait
untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika... (meliputi) perhatian
mengenai peranti lunak serta peranti keras dan berkaitan dengan jaringan yang
menghubungkan berbagai komputer dan komputer itu sendiri.”

Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika komputer: pop, para, dan teoretis.
Etika komputer pop hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang
terdapat dalam media populer mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi
komputer. Etika komputer para melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai
kasus etika komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam
bidang tersebut. Etika komputer teoritis, merupakan perhatian berbagai peneliti
multidisiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai filosofi, sosiologi, dan psikologi
dalam ilmu komputer dengan tujuan untuk menghasilkan pemahaman baru dalam
bidang tersebut.

Masalah baru atau hanya bentuk baru dari masalah lama ?

Pertanyaan yang mendasar adalah apakah komputer menyajikan masalah etika baru
atau hanya menciftakan bentuk baru dari masalah lama. Jika pertanyaan terkahir
adalah jawabannya, maka kita perlu memahami nilai-nilai umum dari hal yang dalam
bahaya dan berbagai prinsip yang kemudian harus digunakan. Akan tetapi, banyak
kelompok yang sangat tidak setuju dengan premis bahwa komputer tidak berbeda
dengan teknologi lainnya.
Privasi

Orang berkeinginan untuk memiliki kendali penuh mengenai apa dan seberapa
banyak informasi mengenai dirinya tersedia bagi orang lain, dan bagi siapa informasi
tersebut tersedia. Ini adalah masalah privasi. Pembuatan dan pemeliharaan basis
data yang besar dan dapat digunakan bersama membuat perlindungan atas orang
dari potensi penyalahgunaan data menjadi hal yang penting.

Keamanan (Akurasi dan Kerahasiaan)

Keamanan (security) komputer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak
diinginkan seperti tidak adanya kerahasiaan dan integritas data. Sistem keamanan
mencoba untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer;
sistem ini bertindak sebagai pelindung dan juga merupakan kepentingan sah dari
berbagai konstituensi sistem tersebut. Berbagai isu etika yang melibatkan keamanan
timbul dari berkembangnya basis data terkomputerisasi yang dapat digunakan
bersama, dan yang berpotensi menyebabkan masalah yang tidak dapat diperbaiki
atas berbagai individu melalui penyebaran informasi yang tidak akurat ke para
pengguna yang memiliki otorisasi, seperti melalui laporan kredit yang salah.

Kepemilikkan Properti

Hukum hak cipta telah dimunculkan dalam usaha untuk melindungi orang-orang
yang mengembangkan pranti lunak dari penyalinan. Tidak diragukan lagi, ratusan
atau ribuan jam pengembangan program harus dilindungi dari pembajakkan. Akan
tetapi banyak yang meyakini bahwa hukum hak cipta dapat menyebabkan lebih
banyak hal negatif daripada positif.

Kesetaraan Akses

Beberapa halangan untuk akses adalah bawaan sistem teknologi informasi, tetapi
beberapa dapat dihindari melalui desain sistem yang berhati-hati. Beberapa faktor,
yang beberapa tidak hanya untuk sistem informasi, dapat membatasi akses ke
teknologi komputer. Status ekonomi seseorang atau pengaruh perusahaan akan
menentukan kekampuan untuk mendapatkan teknologi informasi. Budaya juga
membatasi akses, sebagai contoh, ketika dokumen dibuat hanya dalam satu bahasa
atau diterjemahkan secara kurang baik.

Masalah Lingkungan

Komputer dengan printer berkecapatan tinggi memungkinkan dihasilkannya


berbagai dokumen cetak lebih cepat daripada sebelumnya. Mungkin lebih mudah
untuk mencetak saja sebua dokumen daripada harus mempertimbangkan apakah
harus dicetak dan seberapa banyak salinan sesungguhnya harus dibuat. Mungkin
lebih efisien atau lebih baik memiliki dokumen tercetaknya sebagai dokumen
tambahan dari versi elektroniknya. Akan tetapi, kertas berasal dari pohon, sebuah
sumber daya yang berharga, dan berakhir di tempat pembuangan sampah jika tidak
di daur ulang dengan tepat.

Kecerdasan Buatan

Sebuah rangkaian isu sosial dan etika baru telah muncul dari popularitas sistem ahli.
Karena cara sistem ini dipasarkan, yaitu sebagai pembuat keputusan atau pengganti
ahli, beberapa orang sangat tergantung padanya. Oleh karenanya, para teknisi yang
berpengetahuan (mereka yang menulis program tersebut) dan para ahli dibidang
ilmunya (mereka yang menyediakan pengetahuan mengenai pekerjaan yang di
otomatiskan) harus memperhatikan tanggung jawab mereka atas keputusan yang
salah, dasar pengetahuan yang tidak lengkap atau tidak akurat, dan peran yang
diberikan ke komputer dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, karena
sistem ahli mencoba untuk melakukan kloning atas gaya keputusan seorang manajer,
kecurigaan seseorang dapat secara implisit atau eksplisit masuk dalam dasar
pengetahuannya.

Pengangguran dan Penggantian

Banyak pekerjaan yang telah dan sedang berubah sebagai akibat dari ketersediaan
teknologi komputer. Orang-orang yang tidak dapat atau tidak siap berubah akan
diganti.
Penyalahgunaan Komputer

Komputer dapat disalahgunakan dalam banyak cara. Menyalin peranti lunak berhak
cipta, menggunakan komputer perusahaan untuk kepentingan pribadi, dan melihat-
lihat file milik orang lain, hanyalah sedikit contoh nyata. Walaupun menyalin peranti
lunak berhak cipta (kecuali untuk membuat salinan cadangan pribadi) jelas-jelas
melanggar hukum, hal ini umum dilakukan.

Tanggung Jawab Pengendalian Internal

Sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya atau mencapai


tujuannya jika informasinya tidak andal. Oleh karenanya, para manajer harus
membuat dan mempertahankan sistem pengendalian internal yang tepat agar dapat
memastikan integritas dan keandalan data. Karena banyak dari sistem pengendalian
internal berhubungan dengan sistem pemrosesan transaksi, para ahli sistem
informasi dan akuntan berperan penting untuk memastikan kecukupan
pengendalian.

Penipuan dan Akuntan

Penipuan (fraud) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan
oleh suatu pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut
meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Berdasarkan hukum perdata,
tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini:

1. Penyajian yang salah. Ada pernyataan yang salah atau tidak diungkakannya
suatu fakta.
2. Fakta yang material. Fakta merupakan faktor yang substansial dalam
mendorong seseorang untuk bertindak.
3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang
dimiliki seseorang yang salah.
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan dalam penyajian tersebut
merupakan faktor substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.
5. Kerusakan dan kerugian. Kecurangan tersebut telah menyebabkan kerusakan
atau kerugian bagi korban penipuan.
Penipuan oleh karyawan (employee fraud) atau penipuan oleh karyawan
nonmanajemen biasanya didisain untuk secara langsung mengonversi kas atau aktiva
lainnya demi keuntungan karyawan. Tiga tahap: (1) mencuri sesuatu yang berharga
(sebuah aktiva), (2) mengonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat
digunakan (uang tunai), dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak
terdeteksi.

Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud) lebih sulit dilacak daripada
penipuan oleh karyawan sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau kerugian
yang sangat besar diderita oleh perusahaan. Biasanya, penipuan oleh pihak
manajemen tidak secara langsung melibatkan pencurian aktiva. Pihak manajemen
puncak dapat melakukan aktifitas penipuan untuk mendapatkan harga saham yang
lebih tinggi.

Biasanya terdiri atas tiga karakteristik khusus :

1. Penipuan tersebut dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat di mana


struktur pengendalian internal biasanya berhubungan.
2. Penipuan tersebut sering kali melibatkan penggunaan laporan keuangan
untuk membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan sejahtera
daripada sesungguhnya.
3. Jika penipuan tersebut melibatkan penyalahgunaan aktiva, penipuan sering
kali disebarkan dalam berbagai transaksi bisnis yang rumit, dan sering kali
melibatkan pihak ketiga.

Faktor Yang Membentuk Penipuan

Berbagai tekanan ini diklasifikasikan dalam tiga kategori umum: (1) tekanan keadaan,
(2) peluang, dan (3) karakteristik pribadi (integritas).
Kerugian Keuangan Akibat Penipuan

Baiya sesungguhnya dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan: (1) tidak
semua penipuan terdeteksi; (2) dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua
dilaporkan; (3) dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi
yang tidak lengkap; (4) informasi tidak disebarkan dengan benar ke piihak
manajemen atau ke badan penegak hukum; dan (5) sering kali, perusahaan
memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap
pelaku penipuan.

Pelaku Penipuan

Penelitian ACFE memeriksa sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan,


termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lainnya, gender, umur,
serta pendidikannya. Kerugian keuangan menengah diperhitungkan berdasarkan tiap
faktor tersebut.

 Gender. Walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria


daripada wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan,
hingga memberikan pria akses yang lebih besar ke aktiva.
 Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses
terbesar atas dana dan aktiva perusahaan.
 Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi
tingkatnya dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva
perusahaan.
 Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi
menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya
memiliki akses lebih besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan
lainnya
 Kolusi. Salah satu alasan untuk memisahkan kewajiban pekerjaan adalah
untuk menghindari adanya peluang yang dibutuhkan oleh pelaku untuk
melakukan penipuan. Ketika orang-orang dalam posisi yang penting
berkolusi, mereka menciptakan peluang untuk mengendalikan atau
mendapatkan akses ke berbagai aktiva, yang tidak mungkin terjadi jika
berkolusi.

Skema Penipuan

Skema penipuan adalah : Laporan tipuan, korupsi, dan penyalahgunaan aktiva.

Laporan Tipuan

Berbagai dasar masalah berikut masalah berikut ini adalah akar permasalahan.

1. Kurangnya Independensi Auditor


2. Kurangnya Independensi Direktur
3. Skema Kompensasi Eksekutif yang Meragukan
4. Praktik Akuntansi yang Tidak Tepat

Korupsi

Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk


kolusi dengan pihak luar.

1. Penyuapan. Penyuapan (bribery) melibatkan pemberian, penawaran,


permintaan, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk
mempengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban
utamanya. Para pejabat dapat bekerja di badan pemerintahan (atau
pembuat undang-undang) atau diperusahaan swasta. Penyuapan menipu
entitas (perusahaan atau badan pemerintahan) dari haknya atas layanan
yang jujur dan loyal dari orang-orang yang dipekerjakannya.
2. Hadiah Ilegal. Hadiah ilegal (illegal gratuity) melibatkan pemberian,
penerimaan, penawaran, atau permintaan atas sesuatu yang bernilai
karena tindakan resmi yang telah dilakukan.
3. Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan
bertindak atas nama pihak ketiga melaksanakan kewajibannya atau
memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan.
4. Pemerasan secara Ekonomi.
5. Pembebanan ke Akun Beban.
6. Gali Lubang Tutup Lubang.
7. Penipuan Transaksi.
8. Skema Penipuan Komputer. Meliputi :
 Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan
mengubah record atau file yang dapat dibaca oleh komputer.
 Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan
mengubah logika peranti lunak komputer.
 Pencurian atau penyalahgunaan secara tidak sah informasi yang dapat
dibaca oleh komputer.
 Pencurian, korupsi, penyalinan secara ilegal, atau penghancuran yang
disengaja atas peranti lunak komputer.
 Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan peranti keras komputer.
Empat tahap penipuan komputer :
1. Pengumpulan Data
2. Pemrosesan Data
 Penipuan Program (program fraud)
 Membuat program ilegal yang dapat mengakses
file data untuk mengubah, menghapus, atau
menyelipkan nilai ke dalam record akuntansi;
 Menghancurkan atau merusak logika program
menggunakan virus komputer;
 Mengubah logika program hingga menyebabkan
aplikasi memroses data dalam cara yang salah.
 Penipuan Operasi (operations fraud)
3. Manajemen Basis Data  meliputi pengubahan, penghapusan,
pengrusakan, pengahancuran, atau pencurian data perusahaan.
4. Pembuatan Informasi
Karakteristik Informasi :
 Relevan  Sesuai dengan tujuan
 Ketepatan Waktu  Umur informasi adalah faktor yang
penting dalam menentukan nilai kegunaannya
 Akurasi  Bebas dari kesalahan yang penting
 Kelengkapan  Tidak boleh hilang
 Ringkas  Sesuai dengan kebutuhan pengguna

Bentuk penipuan yang umum dalam tahap pembuatan informasi


adalah mencuri, menyesatkan, membuat output komputer yang
salah, dan menguping.

Konsep dan Prosedur Pengendalian Internal

Manajemen perusahaan diwajibkan secara hukum untuk membuat dan memelihara


sistem pengendalian internal yang memadai. Berasal dari skandal ini maka muncul
Undang-undang Praktik Korupsi Asing 1977 (Foreign Corrupt Practices Act of 1977-
FCPA). FCPA mensyaratkan perusahaan yang terdaftar di SEC untuk :

1. Menyimpan catatan yang secara adil dan wajar mencerminkan transaksi


perusahaan serta posisi keuangannya.
2. Mempertahankan sistem pengendalian internal yang menyediakan jaminan
wajar bahwa tujuan perusahaan terpenuhi.

Konsep Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai


kebijakkan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai
empat tujuan umumnya :

1. Menjaga aktiva perusahaan.


2. Memastikan akurasi dan keandalan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakkan serta prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen.

Memodifikasi Asumsi

Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan


pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab pihak
manajemen (management responsibility).
Jaminan yang Wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang
wajar (reasonable assurance) bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal
terpenuhi secara efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa biaya untuk mencapai
pengendalian yang lebih baik melebihi manfaatnya.

Metode Pemrosesan Data. (1) kemungkinan kesalahan-tidak ada sistem yang


sempurna, (2) pelanggaran-personel dapat melanggar sistem melalui kolusi atau cara
lain, (3) pelanggaran manajemen-pihak manajemen berada dalam posisi melanggar
prosedur pengendalian dengan secara pribadi menyimpangkan transaksi atau
dengan mengarahkan bawahan untuk melakukan hal tersebut, dan (4) berubahnya
kondisi-kondisi dapat berubah dengan berjalannya waktu hingga pengendalian yang
ada menjadi tidak berjalan.

Eksposur dan Risiko

Ketidakberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai eksposur (exposure).


Kelemahan dalam pengendalian internal dapat mengekspos perusahaan se satu atau
lebih jenis risiko berikut ini:

1. Pengahncuran aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi)


2. Pencurian aktiva
3. Kerusakan informasi atau sistem informasi
4. Gangguan sistem informasi

Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan-Pendeteksian-Perbaikan

Pengendalian Pencegahan. Pencegahan adalah pertahanan pertama dalam struktur


pengendalian. Pengendalian Pencegahan (preventive control) adalah teknik pasif
yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak
diinginkan.

Pengendalian pemeriksaan. Pengendalian Pemeriksaan (detective control)


membentuk lini pertahanan kedua. Ini adalah berbagai alat, teknik, dan prosedur
yang didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang
tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
Pengendalian Perbaikan. Pengendalian Perbaikan (corrective control) adalah
tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi
dalam tahap sebelumnya.

Audit dan Standar Audit

Audit didefinisikan sebagai atestasi (pembuktian) atas laporan keuangan historis


perusahaan yang menjadi klien, yang dilakukan oleh auditor independen. Produk
dari atestasi adalah laporan formal tertulis yang menyatakan pendapat mengenai
keandalan pernyataan mengenai keandalan pernnyataan yang berada dalam laporan
keuangan.

Standar audit dibagi menjadi tiga bagian : standar kualifikasi umum, standar kegiatan
lapangan, dan standar laporan.

Pernyataan Standar Audit

Pernyataan Standar Audit dianggap sebagai aturan yang paling tinggi karena setiap
anggota dari profesi tersebut harus mengikuti rekomendasinya atau harus dapat
menunjukkan mengapa SAS tidak dapat diaplikasikan dalam situasi tertentu. Beban
untuk menjustifikasi penyimpangan dari SAS berada pada tiap auditor.

Komponen Pengendalian Internal

Terdiri atas lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.
Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian (control environment) adalah dasar dari empat komponen


pengendalian lainnya. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian
adalah:

1. Integritas dan nilai etika manajemen


2. Struktur organisasi
3. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada
4. Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya
5. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas
6. Metode manajemen untuk menilai kinerja
7. Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah
8. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya

Penilaian Risiko

Perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk


mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan
dengan laporan keuangan. Risiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai
kondisi, seperti :

 Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru


atau perubahan lingkungan tekanan atas perusahaan.
 Personel baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai
atas pengendalian internal.
 Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang mempengaruhi
pemrosesan transaksi.
 Pertumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat pengendalian internal
yang ada.
 Implementasi teknologi baru kedalam proses produksi atau sistem informasi
yang berdampak pada pemrosesan transaksi.
 Pengenalan lini produk atau aktivitas baru hingga pihak manajemen hanya
memiliki sedikit pengalaman tentangnya.
 Restrukturisasi organisasional yang menghasilkan pengurangan dan/atau
relokasi personel sedemikian rupa hingga pihak operasi bisnis dan
pemrosesan transaksi terpengaruh.
 Memasuki pasar asing yang berdampak pada operasional.
 Adopsi suatu prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan
laporan keuangan.

Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi akuntansi yang efektif akan :

 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.


 Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi
dalam perincian yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan
keuangan.
 Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya
dapat dicatat dalam laporan keuangan.
 Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.

Pengawasan

Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain


pengendalian internal serta operasinya berjalan.

Aktivitas Pengendalian

Aktivitas Pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakkan dan prosedur


yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk
mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.

 Pengendalian Komputer
 Pengendalian Fisik
 Otorisasi Transaksi
 Pemisahan Tugas
 Supervisi
 Catatan Akuntansi
 Pengendalian Akses
 Verifikasi Independen
 Rekonsiliasi total batch pada titik-titik tertentu selama pemrosesan
transaksi.
 Membandingkan aktiva fisik dengan catatan.
 Rekonsiliasi berbagai akun buku pembantu dengan akun pengendalinya.
 Mengkaji laporan manajemen

Peran Penting Pengendalian Internal

Lima komponen pengendalian internal: lingkungan pengendalian, penilaian risiko,


informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian- menyediakan
auditor informasi yang penting mengenai risiko penyalahsajian yang penting dalam
laporan keuangan dan penipuan.
Bab IV

Siklus

 Transaksi dan Proses Bisnis

Siklus pendapatan adalah pertukaran langsung dari produk akhir dan jasa menjadi kas dalam
satu kali transaksi antara penjual dan pembeli. Bisa terdapat perbedaan beberapa hari atau
minggu antara saat terjadinya penjualan dengan saat penerimaan uang tunai. Jeda waktu ini
membagi transaksi pendapatan ke dalam dua tahap

1. Tahap fisik, yang mencakup pemindahan aktiva atau jasa dari penjual ke pembeli,
dan
2. Tahap keuangan, yang mencakup penerimaan kas oleh penjual dalam pembayaran
piutang dagang.

 Tinjauan umum aktivitas siklus pendapatan

Dalam menyajikan fungsi logis dari siklus pendapatan, kita akan mempelajari diagram arus
data ( Data Flow Diagram) DFD dan bagan alur dokumen yang mencerminkan lingkungan
manual.

DFD dalam bagan tersebut memberikan tinjauan umum tentang aktivitas logis yang
membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini dideskripsikan dalam
langkah-langkah sebagai berikut :

1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan.


Pelanggan bisa menghubungi perusahaan melalui telepon, surat, atau datang
langsung. Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada
pesanan penjualan. Informasi ini memicu beberapa tugas.
2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah pengesahan transaksi dengan
meminta persetujuan kredit untuk pelanggan.
3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan,
gudang, dan pengiriman.
4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang, yang harus dilakukan segera setelah
persetujuan kredit diperoleh. Jika waktu tunggu terlalu lama, pelanggan
kemungkinan akan membatalkan pesanan. Proses pengiriman merekonsiliasi barang
yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang sudah diterima.
Rekonsiliasi ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan mengirimkan
barang yang tepat ke pelanggan. Jika terjadi kesalahan, seperti kesalahan dalam
pengambilan barang atau kesalahan dalam jumlah barang, masalah tersebut pasti
sudah teridentifikasi pada saat ini. Jika semua kondisi sudah sesuai dengan pesanan,
barang akan dikemas dan dikirim ke pelanggan melalui perusahaan angkutan yang
biasa digunakan kemudian, informasi pengiriman akan diteruskan ke proses
penagihan.
5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan mengenai
transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak, dan ketentuan
potongan harga) dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudian mengirim
informasi ini ke proses piutang dagang dan proses pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam
akun pelanggan.
7. Bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian penagihan
untuk menyesuaikan record persediaan untuk menceriminkan penurunan
persediaan.
8. Secara berkala (setelah setiap batch,harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya)
proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan mengirim
rangkuman informasi ke proses buku besar umum. Hal ini termasuk total penjualan
dari penagihan, total kenaikan piutang dagang, dan total penurunan persediaan.
Berdasarkan informasi tersebut, buku besar umum memproses ke akun pengendali
yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode penjualan. Sebagai
tambahan, proses buku besar umum rekonsiliasi rangkuman yang di kompilasi secara
independen ini untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record.

 Prosedur Manual

1. Departemen penjualan. Proses penjualan dimulai dari departemen


penjualan yang menerima pesanan pelanggan yang menunjukkan jenis dan
jumlah barang yang diminta. Pada tahap ini, pesanan pelanggan tidak dalam
format yang standar dan mungkin tidak berbentuk dokumen fisik.

Pesanan penjualan mengungkapkan informasi penting seperti nama dan


alamat pelanggan; nomor akun pelanggan; nama; nomor; dan deskripsi
barang yang dijual;jumlah dan harga per unit; serta informasi keuangan
lainnya seperti pajak, potongan harga, biaya pengiriman. Beberapa salinan
pesanan penjualan digunakan untuk otorisasi kredit, slip pengepakan,
dokumen pengeluaran barang, dokumen pengiriman, faktur penjualan, dan
pencatatan ke buku besar. Satu salinan dari dokumen tersebut disimpan
dalam file pesanan pelanggan untuk referensi di masa yang akan datang dan
biasanya disusun berdasarkan urutan abjad nama pelanggan untuk
memudahkan pencarian. Berbagai macam salinan pesanan penjualan harus
diberikan nomor atau kode warna untuk menandakan tujuan dan
distribusinya.

2. Departemen Kredit, bagian ini melakukan otorisasi transaksi yang mencakup


verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Salinan persetujuan
kredit untuk pesanan penjualan akan diberikan ke departemen kredit untuk
disetujui. Salinan persetujuan kredit digunakan sebagai dasar diprosesnya
pesanan penjualan. Hasil persetujuan yang dikembalikan memicu pengiriman
salinan pesanan penjualan lainnya ke berbagai departemen. Salinan kredit
disimpan dalam file pesanan pelanggan sampai transaksi selesai.

3. Prosedur Gudang, departemen penjualan mengirim salinan surat


pengeluaran barang (Stock release disebut juga tiket pengambilan) dari
pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini mengidentifikasi barang
persediaan yang harus dicari dan diambil dari gudang. Dokumen tersebut
juga memberikan persetujuan formal bagi petugas gudang untuk
mengeluarkan barang yang dimaksud. Setelah mengambil barang, petugas
menulis inisial pada salinan surat pengeluaran barang untuk mengindikasikan
bahwa pesanan sudah lengkap dengan benar. Satu salinan dari surat
pengeluaran barang dikirim bersama barang yang dipesan ke bagian
pengiriman dan salinan yang lainnya disimpan digudang sebagai catatan
transaksi. Petugas kemudian menyesuaikan record barang untuk
menunjukkan penurunan persediaan.

4. Departemen pengiriman, sebelum menerima barang dan salinan surat


pengeluaran barang, departemen pengiriman menerima salinan slip
pengepakan dan dokumen pengiriman dari departemen penjualan. Slip
pengepakan bersama dengan barang dikirim ke pelanggan untuk
menggambarkan isi kiriman tersebut. Slip pengepakan bisa ditaruhdi dalam
kotak pengiriman atau dilekatkan di luarnya dengan kantong plastik khusus.
Petugas pengiriman menyerahkan barang, slip pengepakan, dan dua salinan
bill of lading ke perusahaan pengiriman, dan kemudian melakukan tugas
berikut :
 Mencatat pemgiriman pada log pengiriman barang
 Menyerahkan dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman
ke departemen penagihan sebagai bukti pengiriman.
 Menyimpan satu salinan bill of lading dan satu salinan dokumen
pengiriman.

5. Departemen penagihan, memainkan peran penting dalam sistem penjualan.


Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan dan
merekonsiliasi, mengasimilasi, dan mendistribusikan informasi ini ke
departemen lainnya.
Faktur penjualan adalah tagihan pelanggan, yang menujukkan barang dan
kuantitas yang dikirim, harga per unit, biaya pengiriman, dan total jumlah
tagihan ke pelanggan. Salinan buku besar dan salinan berisi informasi yang
sama untuk kepentingan internal. Pengiriman barang menandai berakhirnya
peristiwa ekonomi dan merupakan saat di mana pelanggan sudah dapat
dittagih. Ketika informasi ini sampai di departemen penagihan, staf
adiministrasi akan mencari faktur dan salinan buku besar dari file sementara
dan melakukan langkah - langkah berikut ini:
 Membandingkan barang dan jumlah yang tertera pada faktur dan salinan
buku besar dengan inormasi yang terdapat pada dokumen pengeluaran
barang dan dokumen pengiriman.
 Jika perlu, sesuaikan faktur dengan salinan buku besar untuk
menunjukkan transaksi yang sesungguhnnya.
 Tambahkan harga satuan, pajak dan biaya pengiriman pada tagihan ,
buku besar, dan salinan file .
 Tetapkan ketentuan penjualan,seperti diskon kuantitas dan diskon
pembayaran awal.
 Kirim faktur ke pelanggan.
 Kirim dokumen pengiriman ke departemen penjualan untuk menutup file
pelanggan yang terbuka.
6. Departemen pengendalian persediaann, menggunakan dokumen
pengeluaran barang untuk memperbaharui akun buku besar pembantu
persediaan. Pada sistem persediaan perpetual, setiap item dipersediaan
mempunyai record tertentu dalam buku besar yang sekurang-kurangnya
berisi data.

7. Departemen piutang dagang, Departemen ini akan membukukan salinan


buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang
(accounts receivable subsidiary ledger). Setiap pelanggan mempunyai record
masing-masing pada buku pembantu piutang dagang yang berisi informas
nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor
faktur, kredit pembayaran, retur, dan saldo.

8. Departemen buku besar umum, Pada saat penutupan periode pemrosesan,


departemen buku besar umum telah menerima voucher jurnal dari
departemen penagihan dan pengendalian persediaan, dan ikhtisar akun dari
departemen piutang dagang. tujuannyayaitu:
1. Buku besar umum menggunakan voucher jurnal untuk memproses akun
pengendali (tidak ada perinciannya) mengenai piutang dagang dan
persediaan.
2. Rangkuman akun yang secara independen disediakan oleh departemen
piutang dagang, digunakan untuk memverifkasi keakuratan internal dari
seluruh proses. Dengan mencocokkan voucher jurnal dan rangkuman
akun yang diterima dari departemen operasional, buku besar umum
dapat mendeteksi berbagai jenis kesalahan.

 Prosedur Retur Penjualan

Pelanggan dapat mengembalikan barang yang sudah dibelinya.


Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
 Penjual mengirimkan barang yang salah
 Barang yang dikirim ternyata rusak/cacat
 Barang tersebut rusak pada saat pengiriman
 Terjadi keterlambatan barang misalnya karena penundaan saat

transit dan pembeli menolak pengiriman tersebut.


Bagan alir pada gambar 3 dibawah ini mendeskripsikan prosedur
formal untuk mengesahkan dan memproses barang yang dikembalikan.
a. Departemen penerimaan barang Ketika barang dikembalikan, staf
penerimaan menghitung , memeriksa, dan menyiapkan slip retur barang
yang mendeskripsikan barang tersebut
b. Departemen penjualan Saat menerima slip retur barang, staf penjualan
menyiapkan memo kredit sebagai dokumen sah bagi pelanggan untuk
menerima pembayaran kembali atas barang yang dikembalikan.
c. Departemen kredit Manajer kredit mengevaluasi kondisi pengembalian
dan membuat keputusan untuk memberikan atau menolak
pengembalian tersebut. Manajer kemudian mengembalikan memo kredit
ke departemen penjualan.
d. Departemen penagihan Staf penagihan menerima memo kredit dari
departemen penjualan dan mencatat kredit tersebut dalam jurnal
penjualan sebagai pengurang nilai penjualan. Bagian ini akan
mengirimkan memo kredit ke bagian pengendalian persediaan untuk
dilakukan proses pembukuan. Pada akhir peiode, total pengembalian
penjualan
dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku besar
umum.
e. Departemen pengendalian dan piutang dagang Bagian pengendalian
persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan meneruskan memo
kredit ke departemen piutang, dimana rekening pelanggan akan
disesuaikan. Departemen pengendalian persediaan dan piutang dagang
mengirimkan rangkuman informasi ke departemen buku besar umum.
f. Departemen buku besar umum Staf departemen buku besar umum
menerima voucher jurnal dari departemen penagihan dan pengendalian
pesediaan serta rangkuman akun dari departemen piutang dagang. Staf
kemudian membukukan voucher jurnal tersebut ke akun pengendali
persediaan dan piutang dagang. Staf buku besar umum akan
merekonsiliasi rangkuman buku besar pembantu piutang dagang
dengan akun pengendali piutang dagang untuk menverifkasi proses
pembukuan. Voucher jurnal dan ikhtisarnya kemudian diarsipkan.

 Sistem Penerimaan Kas


Ada banyak variasi dalam proses ini; entitas yang tidak terkait dengan ritel atau
manufaktur, seperti bank, perusahaan asuransi, dan rumah sakit, bisa menggunakan
metode yang berbeda
1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya yang tertera pada permintaan
pembayaran, dikirim ke bagian penerimaan dokumen, dimana dokumen-
dokumen tersebut dipilah-pilah.
2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal penerimaan kas dan langsung
disetorkan ke bank.
3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang
digunakan untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai pembayaran.
4. Departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang mengirimkan
rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum.
o Prosedur Penerimaan Kas
a. Prosedur ruang penerimaan dokumen Ruang penerimaan dokumen
menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran.
Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun
pelanggan. Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen
perputaran. Biasanya adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke
pelanggan. Ketika pembayaran dilakukan pelanggan merobek bagian
permintaan pembayaran dan mengembalikannya ke penjual bersama
dengan pembayaran tunai. Staf ruang penerimaan dokumen
mengirimkan cek dan permintaan pembayaran ke staf administrasi yang
akan menstempel cek tersebut “hanya untuk disetor” dan mencocokkan
jumlah pada permintaan pembayaran dengan cek tersebut, kemudian
mencatatnya ke dalam daftar permintaan pembayaran.

b. Departemen penerimaan kas Kasir memverifkasi keakuratan dan


kelengkapan antara cek dengan permintaan pembayaran. Setelah
adanya rekonsiliasi antara cek dan permintaan pembayaran, kasir
mencatat pada jurnal penerimaan kas. Selanjutnya staf menyiapkan slip
setoran (deposit slip) bank rangkap tiga yang menunjukkan total nilai
penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta dua salinan
dari slip setoran ke bank.
c. Departemen piutang dagang Staf departemen piutang membukukan
permintaan pembayaran pada akun pelanggan di buku besar pembantu
piutang dagang. Setelah proses pembukuan, permintaan pembayaran
disimpan untuk jejak audit. Pada akhir hari kerja, staf departemen
piutang
merangkum akun buku besar pembantu piutang dan menyerahkan
rangkuman tersebut pada departemen buku besar umum.

d. Departemen buku besar Secara berkala, departemen buku besar


menerima voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan
rangkuman akun dari
deparemen piutang dagang. Staf melakukan proses pembukuan dari
voucher jurnal ke akun pengendali piutang dagang dan akun pengendali
kas, merekonsiliasi akun pengendali piutang dengan rangkuman buku
besar pembantu piutang dan menyimpan voucher jurnal.

e. Departemen kontroler
Secara berkala staf dari departemen kontroler mencocokkan penerimaan
kas dengan membandingkan dokumen berikut ini : (1) salinan dari daftar
permintaan pembayaran, (2) slip setoran bank yang diterima dari bank,
(3) voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen
piutang dagang.
.
 Pengendalian Siklus Pendapatan

Aktivitas Pengendalian Pemrosesan penjualan Penerimaaan kas


Otorisasi transaksi Pemeriksaan kredit Datar permintaan
Kebijakan retur barang pembayaran (pradatar
kas)
Pemisahan tugas Kredit dipisah dari
pemrosesan; Penerimaan kas dipidah
pengendalian persediaan dari piutang dagang dan
dipisah dari gudang; buku akun kas; buku besar
besar pembantu pitutang pembantu piutang dagang
dagang dipisah dari buku dipisah dari buku besar
besar umum

Supervisi
Ruang penerimaan
dokumen
Catatan akuntansi Pesanan penjualan, jurnal
penjualan, buku besar Permintaan pembayaran
pembantu piutang cek, daftar permintaan
dagang, pengendali pembayaran, jurnal
piutang dagang, buku penerimaan kas, buku
besar pembantu besar pembantu piutang
persdiaan, pengendalian dagang, akun pengendali
persediaan, akun piutang dagang, akun kas.
penjualan
Akses
Akses fisik ke persediaan; Akses fisik ke kas; akses ke
akses ke catatan akuntansi catatan akuntansi di atas
di atas
Verifikasi independen Penerimaan kas, buku
Departemen pengiriman, besar umum, rekonsiliasi
departemen penagihan, bank
buku besar umum

A. Otoritasi Transaksi

Pemerikasaan kredit. Tujuan otoritasi transaksi adalah untuk mamastikan bahwa


hanya transaksi yang valid yang akan diproses. Departemen kredit merupakan bagian
yang menotoritasi pemrosesan pesanan penjualan. Departemen ini memastikan
bahwa kebijakan kredit perusahaaan dilaksanakan dengan benar. Perhatian
utamanya adalah kelayakan pemberian kredit; kepada pelanggan. Namun demikian,
keputusan yang bersifat umum tidak melebihi kewenangan karyawan dapat diurus
dengan cepat. Setelah disetujui, transaksi dapat diproses ;
o Kebijakan retur barang, departemen kredit mengotorisasi proses retur
barang. Penentuan inin didasarkan pada sifat penjualan dan situasi retur.
Konsep otoritas khusus dan umum juga memengaruhi aktivitas ini.
Kebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan khusus untuk menyetujui
pengembalian kas dan kredit untuk akun pelanggan.
o Predaftar kas, menyediakan sarana untuk melakukan verifikasi apakah cek
dari pelanggan dan permintaan pembayaran sudah benar. Adanya kelebihan
pada permintaan pembayaran pada departemen kredit atau kurangnya cek
pelanggan pada departemen penerimaan kas akan dapat dideteksi ketika
dilakukan pencocokan antara batch dengan daftar tersebut.

B. Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak satu orang atau departemen yang
memproses transaksi sendiri secara keseluruhan. peraturannya (1) bagian yang
mengotorisasi terpisah dari bagian yang memproses. Dalam siklus pendapatan ,
departemen kredit terpisah dari seluruh proses. (2) pengendalian aktiva harus
terpisah
dari bagian pembukuan. Sehingga bagian gudang yang menyimpan persediaan
barang secara fsik terpisah dengan bagian akuntansi yang melakukan pencatatan.
Demikian juga kasir/bendahara selaku pemegang kas secara fsik terpisah dengan
fungsi akuntansi. (3) perusahan harus terstrukur sehingga tindak penipuan
memerlukan kolusi dua atau lebih individu. Secara khusus buku besar pembantu,
jurnal dan buku besar umum harus dipisah.

C. Supervisi. Dengan melakukan supervisi terhadap karyawan yang mempunyai potensi


berbuat curang, perusahaan dapat melakukan antisipasi dalam sistemnya. Supervisi
juga dapat juga memberikan pengendalian pada sistem yang sudah terpisah dengan
baik.

D. .Catatan akuntansi
o Dokumen sumber bernomor (prenumber source document). Setiap
dokumen dinomori secara beruruttan sehingga setiap transaksi dapat
diidentifkasi dan berbeda dengan lainnya.
o Jurnal khusus. Dengan mengelompokkan transaksi yang sama pada jurnal
khusus, sistem menyediakan laporan singkat atas seluruh kelompok kejadian.
Dalam siklus pendapatan menggunakan jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas.
o Buku besar pembantu. Terdapat dua buku pembantu pada siklus
pendapatan yaitu buku besar pembantu persediaan dan buku besar
pembantu piutang.
o Buku besar umum. Akun pengendali buku besar umum merupakan dasar
untuk menyiapkan laporan keuangan. Voucher jurnal yang meringkas
aktiftas jurnal dan buku besar pembantu mengalir ke buku besar umum
untuk memperbarui akun-akun tersebut.
o File. Siklus pendapatan menggunakan beberapa file antara lain ifle pesanan
penjualan, file referensi data harga, file sejarah penjualan, file laporan
pengiriman, dan fle memo kredit.

E. Pengendalian akses. Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak
disetujui dan terlarang ke aktiva perusahaan. Akiva fsik pada siklus pendapatan
adalah persediaan dan kas. Pembatasan akses ke aktiva ini meliputi (1) keamanan
gudang seperti pagar, alarm, dan penjaga (2) penyetoran kas secara harian ke bank
(3)
penggunaan brankas atau kotak deposit yang aman untuk kas (4) penguncian laci kas
dan brankas pada bagian penerimaan kas.
F. Verifkasi independen.Tujuan verifkasi independen untuk meningkatkan dan
memverifkasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang dilakukan oleh orang
lain dalam sistem. Pengendali verifkasi independen dalam siklus pendapatan
meliputi (1) departemen pengiriman memverifkasi bahwa barang yang dikirim ke
pelanggan dari gudang sudah benar dalam hal jenis dan jumlahnya (2) departemen
penagihan mencocokkan pemberitahuan pengiriman dengan faktur penjualan untuk
memastikan bahwa pelanggan ditagih sesuai dengan barang yang dikirimkan (3)
depatemen buku besar umum melakukan verirfkasi, staf buku besar mencocokkan
voucher.

 Sistem berbasis Komputer

Pada bagian ini, akan dibahas teknik otomatisasi dan rekayasa ulang yang diterapkan
pada pemrosesan pesanan penjualan dan sistem penerimaan kas. Otomatisasi
(automation) mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efsiensi dan
efektivitas pekerjaan. Otomatisasi seringkali hanya merupakan proses manual
tradisional yang digantikan dengan sistem yang terkomputerisasi. Sedangkan
pengertian rekayasa ulang (reengineering) meliputi perubahan mendasar pola pikir
atas proses bisnis dan alur pekerjaan. Tujuan dari rekayasa ulang adalah untuk
memperbaiki kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan cara mengidentifkasi
dan menghilangkan tugas yang tidak bernilai tambah. Hal ini juga meliputi
penggantian prosedur tradisional dengan prosedur yang inovatif dan seringkali
sangat berbeda dari prosedur sebelumnya.

 Mengotomatisasikan Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan Teknologi


Batch
Perubahan utama dari sistem manual atau prosedur akuntansi tradisional
adalah kegiatan pencatatan penagihan, pengendalian persediaan, piutang
dagang, dan buku besar umum dilakukan oleh aplikasi komputer. Namun
tugas operasional seperti penerimaan pesanan penjualan, pemeriksaan
kredit, penggudangan, dan pengiriman masih dilaksanakan sama dengan
pada sistem manual. Dua keunggulan utama dari otomatisasi adalah
penghematan biaya dan pengurangan kesalahan administrasi. Tahap-tahap
pemrosesan komputer berdasarkan sistem batch, antara lain: Pemasukan
Data, Pengeditan, dan Prosedur Pembaruan.
 Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan Teknologi Real-Time
sistem real-time banyak prosedur manual dan dokumen sistem yang lama
digantikan dengan terminal komputer yang interaktif. Sistem ini
menyediakan masukan dan keluaran secara real-time dengan pembaruan
batch hanya pada file master saja.
a. pelanggan dan memproses setiap transaksi secara terpisah pada saat itu
juga. Dengan menggunakan terminal komputer yang terhubung ke sistem
pesanan penjualan, staf melaksanakan tugasnya secara real-time.
Pada tahap prosedur pergudangan, terminal komputer staf pergudangan
segera mencetak dokumen pengeluaran barang yang dikirim secara
elektronik. Kemudian staf mengambil barang dan mengirimkannya
bersama dengan salinan dokumen pengeluaran barang ke departemen
pengiriman.
b. Prosedur Pembaruan File Master. Di penghujung hari, program update
pada sistem batch akan mencari data pemesanan oleh pelanggan yang
telah bertanda tertutup serta kemudian melakukan pembaruan pada
akun buku besar umum seperti Persediaan – Pengendali, Penjualan,
Piutang Dagang – Pengendali, dan Harga Pokok Penjualan.
c. Keunggulan Pemrosesan Secara Real-Time.Rekayasa ulang proses
pesanan penjualan menggunakan teknologi real-time sangat mengurangi
biaya operasi dan meningkatkan pendapatan. Beberapa keunggulan
pemrosesan secara real-time yang menarik bagi perusahaan, antara lain:
(1) menyederhanakan siklus kas perusahaan, (2) memberikan keunggulan
bagi perusahaan untuk bersaing di pasar, (3) memungkinkan identifkasi
berbagai jenis kesalahan ketika terjadi dan akan meningkatkan efsiensi
dan
efektiftas operasional, dan (4) mengurangi pemakaian kertas.

 Prosedur Penerimaan Kas Otomatis

Prosedur penerimaan kas menyerupai sistem batch yang sebenarnya. Cek


dan permintaan pembayaran diterima secara berkelompok (batch). Prosedur
Pembaruan. Prosedur pembaruan terdiri dari: (1) Ruang Penerimaan
Dokumen, yang memisahkan cek dengan permintaan pembayaran dan
menyiapkan daftar pembayaran; (2) Departemen Penerimaan Kas, yang akan
mencocokkan cek dan daftar pembayaran serta menyiapkan slip setoran; (3)
Departemen Piutang Dagang, yang bertugas menerima dan mencocokkan
dokumen pembayaran dengan daftar pembayaran; (4) Departemen
Pemrosesan Data, yang mencocokkan voucher jurnal dengan fle transaksi
penerimaan kas serta memperbarui buku besar pembantu piutang dagang
dan akun
pengendali buku besar umum.
 SISTEM POINT OF SALES (POS)

POS System biasanya digunakan oleh toko bahan makanan, pusat pertokoan,
dan jenis penjualan eceran lainnya dimana hanya uang tunai, cek, dan kartu
pembayaran tunai yang dapat digunakan. Perusahaan tidak menyimpan
rekening (accounts) pelanggan. Persediaan disimpan di toko, tidak terpisah di
gudang.

 Rekayasa Ulang Menggunakan Electronic Data Intercharge (EDI)

Teknologi EDI dibuat untuk mempercepat transaksi rutin antara produsen


dengan pedagang grosir, serta antara pedagang grosir dengan pedagang
eceran. Komputer pelanggan terhubung langsung ke komputer penjual
melalui telepon. Saat komputer pelanggan mendeteksi adanya kebutuhan
untuk memesan persediaan, sistem secara otomatis mengirmkan pesan
tersebut ke penjual. Sistem yang dimiliki oleh penjual menerima pesanan
tersebut dan secara otomatis memprosesnya. Sistem ini ada yang
membutuhkan tenaga manusia dan ada juga yang tidak sama sekali. EDI
memiliki masalah pengendalian bagi perusahaan seperti masalah bagaimana
memastikan hanya
transaksi yang valid saja yang diproses dengan kondisi tidak adanya prosedur
pengesahan.

 Rekayasa Ulang Dengan Menggunakan Internet

Internet menghubungkan organisasi dengan ribuan mitra bisnis potensial


yang tidak memiliki perjanjian formal dengan organisasi. Selain peluang bisnis
yang tidak dapat dipastikan, hubungan dengan internet membuka ancaman
bagi perusahaan dari para hacker, virus, dan penipuan transaksi.

 Pertimbangan Pengendalian Untuk Sistem Berbasis Komputer

a. Otorisasi. Tugas otorisasi transaksi dalam sistem pemrosesan real- time


dilakukan secara otomatis. Manajemen dan akuntan harus memberi
perhatian lebih atas kebenaran aturan program komputer dan kualitas
data yang digunakan. Sedangkan dalam sistem POS, proses otorisasi
melibatkan validasi biaya kartu kredit dan menetapkan bahwa pelanggan
tersebut adalah pengguna yang sah dari kartu kredit tersebut.
b. Pemisahan Tugas. Aplikasi komputer melaksanakan tugas pengendalian
persediaan, piutang dagang, penagihan, dan buku besar umum tanpa
adanya fungsi pemisahan tugas pada area ini. Sehingga perhatian
organisasi harus berfokus pada integritas
c. Supervisi. Risiko pencurian atau kehilangan data merupakan hal yang
penting diatasi dengan cara menghadirkan fungsi supervisi, baik dalam
bentuk alat seperti kamera pengamatan, penjagaan oleh manusia,
maupun pengendalian manajemen bertingkat.
d. Pengendalian Akses. Dalam sistem terkomputerisasi, catatan akuntansi
disimpan dalam bentuk digital dan rentan terhadap akses yang tidak
mempunyai otorisasi dan tidak terdeteksi. Risiko tambahan terjadi pada
sistem real-time yang seringkali menyimpan catatan akuntansi pada
bentuk digital. Tanpa adanya dokumen fsik sebagai cadangan, kehancuran
fle komputer dapat mengakibatkan perusahaan tidak mempunyai catatan
akuntansi lagi. Perusahaan juga harus menerapkan pengendalian yang
membatasi akses ke file.
e. Catatan Akuntansi. Catatan akuntansi meliputi jurnal dan buku besar
yang berbentuk digital. Akuntan harus bersikap skeptis dalam menerima
kebenaran nilai dari laporan yang dicetak dari komputer. Keandalan
dokumen yang digunakan dalam audit dan tujuan akuntansi lainnya
bergantung pada kualitas pengendalian yang melindunginya dari
manipulasi pihak yang tidak berwenang.
f. Verifkasi Independen. Konsolidasi tugas-tugas akuntansi yang dilakukan
secara komputerisasi menghilangkan beberapa prosedur pengendalian
verifkasi manual. Verifkasi indipenden dijalankan dengan melakukan
perhitungan saldo pengendalian batch setiap selesai dijalankan dengan
membuat laporan manajemen dan rangkuman untuk ditinjau kembali
oleh pengguna akhir.

 SISTEM AKUNTANSI BERBASIS PC


Aplikasi PC dibuat untuk sistem yang bersifat umum sehingga dapat
memenuhi banyak keinginan pengguna. Sistem akuntansi berbasis PC banyak
digunakan pada perusahaan berskala kecil untuk mengotomatisasi sistem
manual perusahaan sehingga menjadi efsien dan kompetitif.
o Isu Pengendalian Sistem Berbasis PC
- Pemisahan Tugas. Sistem PC cenderung menyerahkan berbagai
kewenangan memasukkan seluruh data transaksi termasuk
pesanan
penjualan, penerimaan kas, aktur, dan pembayaran hanya
kepada
satu orang.
- Pengendalian Akses. Sistem PC biasanya tidak cukup
menyediakan pengendalian akses fle data, meskipun beberapa
aplikasi bisa diatasi dengan menggunakan kata sandi, enskripsi
data, penguncian data, ataupun alat pengamanan fsik.
- Catatan Akuntansi. Risiko yang mengancam catatan akuntansi
ataupun jejak audit adalah kehilangan data, terutama yang
disebabkan oleh kerusakan disket komputer. Prosedur pembuatan
data cadangan dari fle data dan program dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan ini.
BAB 5

Siklus Pengeluaran

Bagian 1. Prosedur Pembelian dan Pengeluaran Kas

Gambaran Umum Activitas Pembelian dan Pengeluaran Kas

Sistem Pemrosesan Pembelian


Berbagai proses ini dijelaskan dalam tahapan berikut:
1. Fusngsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan kembali
melalui observasi catatan persediaan. Tingkat persediaan langsung turun karena tingkat penjualan
langsung ke pelangganaktivitas siklus pendapatan atau transfer ke proses manufaktur (aktivitas
siklus konversi). Informasi kebutuhan persediaan dikirim ke proses pembelian dan utang usaha

2. Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih menarik, dan membuat
pesanan pembelian. Informasi tersebut dikirimkan ke pemasuk dan proses utang usaha

3. Stelah beberapa waktu perusahaan akan menerima barang persediaan dari pemasok, barang yang
diterima akan diperiksa kualitas dan jumlahnya serta dikirim ke toko atau gudang

4. informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan pesediaan

SISTEM MANUAL

Secara umum berbagai prosedur yang dijelaskan dapat diaplikasikan untuk perusahaan
mnufaktur dan rite. Perbedaan utamanya terletak pada cara berbagai transaksi diotorisasi.
Perusahaan manufaktur membeli bahan baku untuk produksi. Perusahaan ritel memberi barang jadi
untuk dijual kembali. Fungsi pengendaliaan persediaan yang akan memberi trisasi pembelian untuk
jenis perusahaan seperti ini.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Perusahaan mengurangi persediaannya dengan mentransfer bahan baku kedalam proses


produksi (siklus konversi) dan menjual barang jadi ke pelanggan (siklus pendapatan). Satu salinan
permintaan pembelian akan dikirim ke departemen pembelian dan satu salinan lainnya dikirim ke
utang usaha, tempat staf administrasi uang usaha menyimpannya ke dalam file tunda utang usaha.
Staf administrasi pengendali persediaan menyimpan salinan terakhir tersebut dalam file permintaan
pembeliaan terbuka.

Tergantung dari metode yang digunakan untuk mengindentifikasi kebutuhan persediaan,


permintaan pembeliaan akan diberi untuk tiap barang atas, cara lainnya, sebuah permintaan
pembelian dapat berisi beberapa jenis barang.

DEPARTEMEN PEMBELIAN

Departemen pembelian menerima permintaan pembelian, mayortinya bedasarkan nama


pemasok jika perlu, dan membuat pesanan pembelian (parchase order – PO) yang terdiri tas
beberapa bagian. Satu salinan dari PO tersebar dikirimkan ke pengendali persediaan, tempat staf
administrasi menyimpannya bersama permintaan pembelian terbuka. Satu salinan dari PO tersebut
akan dikirim ke utang usaha untuk disimpan dalam file utang usaha tunda. Satu salinan (salinan
kosong) dikirim ke bagian penerimaan, tempat file itu akan disimpan hingga saat persediaan tiba.
Dua salinan dari PO tersebut akn dikirim ke pemasok. Staf administrasi bagian pembelian akan
menyimpan salinan terakhir bersama dengan permintaan pembelian dalam file pembelian pesanan
terbuka.

Hal ini memungkinkan departemen pembelian memfokuskan usanya untuk mengatasi


masalah yang berkaitan dengan persediaan yang sulit didapat, mahal, atau tidak biasa.

BAGIAN PENERIMAAN

Kebanyakan perusahaan mengalami waktu tunggu (kadangcukup lama) antara memasukkan


pesanandengan menerima persediaan. Dalam kurun waktu ini, berbagai salinan PO berada di file
sementara berbagai departemen.

Penerimaan perediaan. Kegiatan selanjutnya dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan


persediaan. Barang yang tiba dari pemasok direkonsiliasi dengan salinan kosong PO.

Pembuatan laporan penerimaan. Setelah melengkapi jumlah fisik dan menyelesaikan


pemeriksaan, staf administrasi bagiaan penerimaan memberi laporan penerimaan yang terdiri atas
beberapa bagian, yang menyatakan jumlah dan kondisi persediaan tersebut.

Pencataan ke bukupersediaan biaya standar hanya membutuhkan mengenai jumlah yang


diterima. Karena laporan penerimaan berisi jumlah, maka laporan ini dapat melayani tujuan ini.
Pembaruan buku besar persediaan biaya aktual membutuhkan informasi keuangan tambahan,
seperti salinan faktur pemasok ketika barang tiba.

Karena laporan penerimaan biaya ini berisi jumlah, laporan ini tidak cukup sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan ke elemen jenis ini. Laporan ini memeang berfungsi sebagai dasar
pencatatan kedatangan barang dan jumlah, tetapi nilai finansial dari persediaan tidak dapat dihitung
sampai kedatangan faktur.

BAGIAN UTANG USAHA

Selama berjalannya transaksi ini, bagian utang usaha telah menerima dan sementara
menyimpan berbagai salinan permintaan pembelian, pasaran pembelian, dan laporan penerimaan.
Perusahaan telah menerima persediaan dari pemasok dan memiliki kewajiban untuk membayar
barang tersebut.

Akan tetapi pada bagian ini, perusahaan mungkin tidak memiliki nformasi finansial yang
dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut. Dokumen formal yang menyediakan informasi ini
adalah faktur pemasok. Jika perusahaan belum menerima faktur, perusahaan akan menunda
pencatatan kewajiban hingga faktur tiba. Ini menciptakan adanya sedikit ada waktu tunggu
(beberapa hari) dalam proses pencatatan, yang juga berarti pada waktu itu kewajiban perusahaan
masih terlalu rendah dinyatakan. Untuk kemudahan, kesalahan penyajian ini akan menjadi masalah
pada periode penutupan huku, yaitu ketika perusahaan membuat laporan keuangan. Untuk
menutup buku, perkiraan nilai kewajiban perusahaan dibuat hingga faktur tiba.

SISTEM VOUCHER UTANG


Banyak perusahaan yang menggunakan sistem voucher uatang sebagai alternatif dari
prosedur utang usaha yang dilakukan diatas. Berdasarkan sistem ini. Bagian utang usaha
menggunakan bukti kas keluar.

Voucher memberikan pengendalian yang lebih baik atas pengeluaran kas, dan
memungkinkan peusahaan mengonsolidasikan bebrapa pembayaran ke pemasok yang sama melalui
sebuah voucher, sehingga mengurangi jumlah cek yang ditulis.

Staf administrasi bagian utang usaha menyimpan bukti kas keluar, bersama dengan
dokumen voucher pendukungnya, dalam file voucher utang. File ini sama dengan file utang usaha
terbuka yang dibahas sebelumya dan juga disusun berdasar tanggal jatuh temponya.

BAGIAN BUKU BESAR

Bagian buku besar menerima voucher jurnal dari bagian utang usaha dan sebuah ringkasan
akun dari bagian pengendalian persediaan. Staf administrasi bagian buku besar mencatat dari
voucher jurnal ke akun pengendali persediaan dan utang usaha serta merekonsiliasi akun pengendali
persediaanserta ringkasan buku pembantu persediaan. Dengan tahap ini, tahap pembelian dlm siklu
pengeluaran selesai.

SISTEM PENGELUARAN KAS

Sistem pengeluaran kas memproses berbagai kewajiban yang timbul dari sistem pembelian.
Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang valid meminta jumlah
terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan pembayaran
lebih awet, perusahaan akan melepas penghasilan dari bunga yang seharusnyadidapatkannya atas
dana tersebut. Akan tetapi, jika kewajiban terlambat dibayar, perusahaan akan kehilangan diskon
pembelian atau dapat merusak peringkat kreditnya.

BAGIAN UTANG USAHA

Proses pengeluaran kas dimuai dalam bagian utang usaha. Tiap hai staf administrasi bagian
utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai dokumen
yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta dokumen pendukungnya (permintaan pembelian,
pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas. Staf administrasi
bagian utang usaha akan mendebit rekening pemasok dalam buku pembantu utang usaha dan
mengirim rangkaian akun ke bagian buku besar.

BAGIAN PENGELUARAN KAS

Staf administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher dan meninjau berbagai
dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk setiap pengeluaran, staf
administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat voucher cek, jumlah uangnya, nomer
voucher, serta data lain yang terkait dalam daftar cek yang juga disebut sebagai jurnal pengeluaran
kas.

BAGIAN BUKU BESAR


Staf administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar
akun dari bagian utang usaha. Angka dalam vouchermenunjukan pengurangan total dalam
kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai akibat dari pembayaran ke pemasok. Staf administrasi
bagian buku besar mencatat ke akun pengendali utang usaha dan akun kas dalam buku besar serta
merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan ikhtisar buku pembantu utang usaha. Pekerjaan
ini mengakhiri prosedur pengeluaran kas.

PENGENDALIAN SIKLUS PENGELUARAN

OTORISASI TRANSAKSI

Subsistem Pembelian. Bagian pengendalian pembelian mencatat tingkat persediaan secara


terus-menerus. Ketika tingkat persediaan jauh pada titik pemesanan ulang yang telah ditetapkan,
bagian pengendalian persediaan secara formal akan mengotorisasi pengisian kembali melalui
permintaan pembelian.

Subsistem Pengeluaran Kas. Bagian uatang usaha mengotorisasi pengeluaran kas melalui
bukti kas keluar. Untuk memberikan pengendalian yang efektif di seluruh arus kas dari perusahaan,
staf administrasi bagian pengeluaran kas seharusnya tidak menulis cek tanpa otorisasi yang jelas.
Jurnal pengeluaran kas (daftar cek) yang berisi nomer voucher mengotorisasi tiap cek dan
merupakan jejak audit untuk memverifikasi autentikasi setiap cek yang ditulis.

PEMISAHAN PEKERJAAN

Pemisahan Pengendalian Persediaan dari Gudang. Dalam subsistem pembelian, aktiva fisik
umumnya adalah persediaan. Bagian pengendalian persediaan mencatat secara terperinci berbagai
aktiva tersebut, sementara bagian gudang harus menyimpannya. Kapan saja, auditor harus dapat
merekonsiliasi catatan persediaan dengan persediaanya secara fisik.

Pemisahan Bagian Buku Besar dan Utang Usaha dengan Pengeluaran Kas. Aktiva yang
berpotensi menghadapi eksportir dalam subsistem pengeluaran kas adalah kas. Catatan yang
mengendalikan aktiva ini adalah buku pembantu utang usaha dan akun kas di buku besar.

SUPERVISI

Areea yang mendapat manfaat paling banyak dari supervisi di siklus pengeluaran adalah
bagian penerimaan. Banyak sekali jumlah aktiva yang bernilai mengalir melalui area ini ke gudang.
Supervisi yang ketat di bagian ini akan mengurangi peluang terjadinya dua jenis eksposur: (1)
kegagalan untuk memeriksa aktiva secara tepat dan (2) pencurian aktiva.

Inspeksi Ktiva. Ketika barang databg dari pemasok, staf administrasi bagian penerimaan
harus memeriksa jumlah dan kondisinya (dari kerusakan, cacat, dan sebagainya). Untuk alasan inilah
staf administrasi bagian penerimaan menerima saluran barang dari pesanan pembelian asli yang
berasal dari bagian pembelian. Pesanan pembelian yang kosong tersebut memiliki semua informasi
yang terkait mengenai barang yang akan diterima kecuali jumlah dan harganya.

Pencurian Aktiva. Penerimaan kadang kacau dan tidak teratur dalam masa-masa sibuk. Di
situasi ini, persediaan yang masuk menghadapi potensi pencurian kecuali jika diamankan di gudang.
Prosedur pemeriksaan yang tidak benar disertai dengan supervii yang tidak memadai dapat
menciptakan situasi yang komulatif untuk terjadinya pencurian persediaan dalam transit.

CATATAN AKUNTANSI

Tujuan pengendalian catatan akuntansi adalah untuk menyimpan jejak audit yang memadi
agar dapat menelusuri sebuah transaksi dari dokumen sumbernya hingga ke laporan keuangan. Sklus
pengeluaran memengaruhi berbagai catatan akuntansi berikut ini buku besar pembantu utang
usaha, daftar voucher, daftar cek dan buku besar.

PENGENDALIAN AKSES

Akses Langsung. Dalam siklus pengeluaran, perusahaanharus mengendalikan akses ke aktiva


baik seperti kas dan persediaan. Berbagai masalah pengendalian ini pada dasarnya sama dengan
dalam siklus pendapatan. Pengendalian akan langsung meliputi kunci, larm, dan akses terbatas ke
berbagai area yang berisi persedian dan kas.

Akses Tidak Langsung. Perusahaan harus membatasi akses ke berbagai dokumen yang
mengendalikan aktiva fisiknya. Contohnya, seseoang yang memiliki akses ke permintaan pembelian,
proses pembelian dan laporan laporan penerimaan memiliki bahan yang dibutuhkan untuk
membuat transaksi pembelian tipuan. Dengan berbagai dokumen pendukung yang tepat, transaksi
tipuan dapat dibuat tampak sah bagi sistem dan dapat dibayar.

VERIVIKASI INDEPENDEN

Verivikasi Independenoleh Bagian Utang Usaha. Bagian uatang usaha memainkan peran
penting dalam kegiatan verivikasi yang dilakuakn oleh lainnya dalam sitem ini. Berbagai salinan
dokumen suber mengalis ke bagian ini untuk ditijau dan diperbandingkan. Tiap dokumen berisi
berbagai fakta yang berbeda mengennai transaksi pembelian, yang harus direkonsiliasi oleh staf
bagian utang usaha sebelum perusahaan mengakui kewajiban. Kegiatan ini meliputi:

1. Permintaan pembelian, yang menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan persedian


tersebut dan transaksi tersebut diotoritasi
2. Proses pembelian, yang menunjukkkan bahwa staf bagian pembelian hanya memesan
persediaan yang dibutuhkan dari peasok yang valid. “Dokumen ini harus direkonsiliasikan
dengan permintaan pembelian”.
3. Laporan penerimaan, yang merupakan bukti dari penerimaan fisik barang tersebut,
kondisinya, dan jumlah yang diterima. Rekonsiliasi atas dokumen inidengan dua dokuen
sbelumnya menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang sah.
4. Faktur dan pemasok, yang menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
mencatat kewajiban ini sebagai utang usaha. Staf administrasi bagian utang usaha
memverifikasi bahwa harga dalam faktur adalah harga wajar jika dibandingkan dengan
perkiraan harga di pesanan pembelian.

PEMBELIAN BERBASIS KOMPUTER dan APLIKASI PENGELUARAN KAS

OTOMATISASI PEMBELIAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PEMROSESAN BATCH

Perbedaan utamanya adalah bahwa berbagai kegiatan rutin akuntansi diotomatiskan. Bagian
berikut ini menjelaskan berbagai urutan peristiwa yang terjadi dalam sistem ini.
BAGIAN PEMROSESAN DATA: TAHAP 1

Proses pembelian dimulai dalam bagian pemrosesan data, dengan dijalankannya fungsi
pengendalian persediaan. Siklus pendapatan (dalam perusahaan ritel) atas siklus koversi (dalam
perusahaan manufaktur) sesungguhnya yang memuali aktivitas ini.

Ketika persediaan berkurang karena penjualan ke pelanggan atas penggunaan dalam


produksi, sistem akan menentukan apakah barang yang di dalam file buku besarpembantu
persediaan telahb jatuh dalam titik pemesanan ulang.

BAGIAN PEMBELIAN

Setelah menerima permintaan pembeliaan, bagian pembelian membuat pesanan pembelian


yang terdiri atas ima bagian. Berbagai salinan itu dikirim ke pemasok, bagian utang usaha, bagian
penerimaan, pemrosesan data, dan untuk file bagian pembelian sendiri.

Sistem dalam menggunakan prosedur manual untuk mengendalikan proses pemesanan.


Program komputer yang mengidentifikasikan kebutuhan persediaan dan memberi permintaan
pembelian biasa, yang akan memungkinkan staf bagian pembelian memverivikasi transaksi
pembelian sebelum memasukkan peanana. Beberapa perusahaan menggunakan teknik ini untuk
mengurangi resiko memasukkan pesanan yang tidak dibutuhkan ke pemasok karena adanya
kesalahan komputer. Akan tetapi, cara semacam ini menciptakan penundaan dalam proses
pemesanan. Jika pengendalian komputer yang memadai diterapkan untuk mencegah atau
mendeteksi kesalahan pembelian, maka prosedur pemesanan yang lebih efisien dapat
diimplementasikan.

BAGIAN PEMROSESAN DATA: TAHAP 2

Pesanan pembelian digunakan untuk membuat catatan pesanan pembelian terbuka dan
untuk mentransfer catatan yang terkait dalam file permintaan pembelian, ke file permintaan
pembelian tertutup.

BAGIAN PENERIMAAN

Ketika barang tiba dari pemasok, staf administrasi bagian penerimaan membuat laporan
penerimaan. Salinannya akan dikirim ke bagian pembelian, utang usaha, dan pemrosesan data.

BAGIAN PEMROSESAN DATA: TAHAP 3

Bagian penerimaan data menjelaskan pekerjaan secara batch (tahap 3) yang akan
memperbarui file buku besar pembantu persediaan berdasarkan laporan penerimaan dan
menyingkirkan tanda “Sedang Dipesan” dari catatan persediaan. Sistem akan menghitung total batch
penerimaan persediaan untuk prosedur memperbarui buku besar dan kemudian menutup catatan
yang terkait dalam file pesanan pembelian terbuka ke file pesanan pembelian tertutup.

BAGIAN UTANG USAHA

Ketika staf administrasi bagian utang usaha menerima, faktor dari pemasok, dia akan
merekonsiliasinya dengan berbagai dokumen pendukung yang sebelumnya dimasukkan ke dalam file
tunda utang usaha. Staf administrasi kemudian akan membuat voucher, menyimpannya dalam file
voucher terbuka, dan mengirimkan salinan voucher ke bagian pemrosesan data.

BAGIAN PEMROSESAN DATA: TAHAP 4

Program batch akan memvalidasi berbagai catatan voucher dengan file pemasok valid,
menambahkannya ke dalam voucher (atau ke file buku besar pembantu utang usaha), serta
membuat total batch untuk dicatat ke akun pengendali utang usaha dalam buku besar.
BAB VI

Siklus Pengeluaran Bagian II: Prosedur Pemrosesan Penggajian Dan Aktiva Tetap

GAMBARAN UMUM AKTIVITAS PENGGAJIAN

Sistem Penggajian Manual

Personalia

Departemen personalia menyiapkan dan menyerahkan ke departemen penggajian


berbagai kegiatan personalia (personel action form).

Produksi

Karyawan produksi menyiapkan dua jenis kartu catatan waktu kerja (time record):
kartu pekerjaan (berisi total jumlah waktu yang dihabiskan oleh setiap pekerja di setiap
pekerjan produksi) dan kartu waktu (berisi total waktu kerja karyawan di tempat kerja).

Akuntansi Biaya

Departemen akuntansi biaya menggunakan kartu pekerjaan untuk mengalokasikan


biaya tenaga kerja ke akun WIP sebagai tenaga kerja langsung atau overhead.

Penggajian

Departemen penggajian menerima tarif pembayaran dan data pemotongan gaji dari
departemen personalia dan data jam kerja dari departemen produksi.

Departemen Utang

Staf administrasi utang usaha memeriksa kebenaran daftar gaji dan menyiapkan dua
salinan tanda terima pengeluaran kas sejumlah gaji tersebut.

Pengeluaran kas

Manajer di bagian pengeluaran kas menerima cek-cek penggajian, memeriksanya,


menandatangani, lalu mengirim ke pusat pembayaran untuk didistribusikan ke para
karyawan. Staf administrasi menerima tanda terima pengeluaran kas dan daftar gaji.

Buku Besar Umum

Departemen buku besar umu menerima rngkuman distribusi tenaga kerja dari
bagian akuntansi biaya dan tanda terima pengeluaran kas dari utang usah.
Pengendali Penggajian

Otorisasi transaksi

Formulir kegiatan personalia memberikan pengendalian otorisasi yang penting


dalam sistem penggajian. Dokumen ini penting untuk mencegah penipuan penggajian
dengan mengidentifikasi karyawan yang diotorisasi.

Pemisahan Tugas

Departemen personalia memberikan informasi tarif pembayaran ke bagian


pemabayaran ke bagian penggajian untuk karyawan yang dibayar perjam.

Supervisi

Supervisor harus mengamati proses penjagaan waktu dan merekonsiliasikan kwaktu


dengan kehadiran aktual.

Catatan Akuntansi:

Jejak audit untuk penggajian meliputi dokumen-dokumen seperti kartu waktu, kartu
pekerjan, dan bukti kas keluar, informasi jurnal (yang berasal dari rangkuman distribusi
tenaga kerja dan daftar gaji), akun buku besar pembantu (yang berisi catatan karyawan dan
berbagai akun pengeluaran), serta akun buku besar umum (pengendali penggajian, kas, dan
akun dana gaji).

Pengendalian akses

Pengendalian atas akses ke dokumen sumber dn catatan dalam sistem pembayaran


merupakan hal penting, seperti halnya dalam semua siklus pengeluaran.

Verifikasi Independen

Contoh pengendalian verifikasi independen dalam sistem pengendalian diantaranya


adalah verifikasi jam kerja, pengurus pembayaran (pymaster), utang usaha, dan buku besr
umum.
SISTEM PENGGAJIAN BERBASIS KOMPUTER

Otomatisasi Sistem Penggajian Menggunakan Pemrosesan BATCH

Karena sistem penggajian tidak sering dilakukan (mingguan atau bulanan), sistem
tersebut sering kli cocok dengan pemrosesan batch dan file berurutan. Departemen
pemrosesan data menerima formulir kegiatan personalia, kartu pekerjaan, kartu waktu,
yang dikonversi ke file digital. Program komputer batch melakukan pencatatan dengan
terperinci, penulisan cek, dan fungsi buku besar umum.

Implikasi pengendali: Sistem ini mengedepankan keakuratan akuntansi dan mengurangi


kesalahan dalam menulis cek. Selain itu sistem ini tidak secara signifikan meningkatkan
efisiensi operasional, namun, untuk banyak jenis organisasi, tingkat teknologi ini cukup
memadai.

Merekayasa Ulang Sistem Penggajian

Sistem manajemen sumber daya manusia menangkap dan memnproses sejumlah


besar data yang berkaitan dengan personalia, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan
tenaga kerja, relasi tenaga kerja, keterampilan tenaga kerja, kegiatan personalia (tarif
pembayaran, pemotongan, dan lain-lain), juga gaji.

Personalia

Departemen personalia melakukan perubahan dalam file karyawan secara real-time


melalui terminal.

Akuntansi Biaya

Departemen akuntansi biaya memasukkan data biaya pekerjaan (real-time atau


setiap hari) untuk menciptakan file pemanfaatan tenaga kerja (labour usage file).

Penjagaan waktu

Ketika menrima kartu waktu yang sudah disetujui dari supervisor pada tiap akhir
minggu, departemen penjagaan waktu file kehadiran (attendace file) saat ini.

Pemerosesan data

Pada akhir periode kerja, tugas-tugas dilakukan dalam proses batch. Biaya tenaga
kerja didistribusikan ke berbagai WIP, overhead¸dan akun biaya. File rangkuman distribusi
tenaga kerja on-line diciptkan. Daftar gaji online diciptakan dari file kehadiran dan file
karyawan. File catatan karyawan diperbarui. Cek penggajian disiapkan dan ditandatangani.
File bukti pengeluaran diperbarui dan satu cek disiapkan untuk dana yang akan ditransfer ke
akun dana gaji. Pada akhir pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman distribusi
tenaga kerja dan file bukti pengeluaran dan memperbarui file buku besar umum.
SISTEM AKTIVA TETAP

Aktiva tetap adalah properti, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam operasi
bisnis. Contoh dari aktiva tetap adalah tanah, gedung, perabotan, mesin, dan kendaraan
bermotor.sistem aktiva tetap perusahaan memproses transaksi yang berkaitan dengan
akuisisi, pemeliharaan, dan penghapusan aktiva tetap. Sistrem yang efektif akan mendukung
keputusan manajemen, pelaporan keuangan, dan pelaporan ke pihak yang berwenang, dan
juga akan memiliki pengendalian internal yang memadai. Tujuan spesifik dari sistem aktiva
tetap adalah:

1. Memproses akusisi aktiva tetap ketika diperlukan dan sesuai dengan persetujuan
dan prosedur manajemen formal
2. Mempertahankan catatan akuntansi yang memadai dari akuisisi, biaya deskripsi, dan
lokasi fisik aktiva di dalam organisasi
3. Mempertahankan catatan depresiasi yang akurat untuk aktva-aktiva yang dapat
disusutkan sesuai dengan metode-metode yang wajar
4. Menyediakan informasi bagi pihak manjemen yang dapat membantu merencanakan
investasi aktivatetap di masa yang akan datang
5. Mencatat penghapusan aktiva tetap dengan benar

Logika Sistem Aktiva Tetap

Akuisisi Aktiva

Akuisisi aktiva biasanya diawali dari manajer departemen (pengguna) yang melihat
kebutuhan untuk mendapatkan aktiva tetap yang baru. Prosedur otorisasi dan persetujuan
yang terlibat dalam transaksi ini akan bergantung pada biaya aktiva tersebut. Dalam
keputusan ini, manajer departemen seringkali memiliki otoritas umum untuk menyetujui
pembelian aktiva tetap yang tidak mahal. Namun demikian, untuk pengeluaran modal di
atas batas materialitas yang ditetapkan, manajer tersebut harus meminta persetujuan
ekplisit. Biasanya hal inimelibatkan analisis manajemen modal formal untuk mengevaluasi
biaya dan manfaat dari permintaan tersebut. Sebagai bagian dari analisis ini, manajemen
sering meminta penawaran dari beberapa pemasok.

Pemeliharaan Aktiva

Pemeliharaan aktiva melibatkan penyesuaian saldo akun buku besar pembantu


aktiva ketika aktiva tersebut (tidak termasuk tanah) menyusut sepanjang waktu
pemakaiannya. Beberapa metode depresiasi umum yang digunakan adalah garis lurus,
jumlah digit tahun, saldo menurun ganda, dan unit produksi. Metode depresiasi dan periode
yang digunakan harus merefleksikan, sedekat mungkin, penurunan aktual kegunaan aktiva
tersebut bagi perusahaan. Konvensi akuntansi dan peraturan IRS kadang-kadang
menetapkan secara spesifik parameter depresiasi yang digunakan. Misalnya, kalangan bisnis
harus menyusutkan gedung kantor baru dengan menggunakan periode minimal 40 tahun.
Penghapusan Aktiva

Ketika aktiva mencapai titik akhir dari umur ekonomisnya atau ketika manajemen
memutuskan untuk menghapusnya, aktiva tersebut harus dihapus dari buku besar
pembantu aktiva tetap. Proses ini dimulai ketika manajer yang bertanggung jawab atas
aktiva tersebut mengeluarkan permintaan untuk menghapus aktiva tersebut. Seperti
transaksi lainnya, penghapusansuatu aktiva memerlukan persetujuan menurut prosedur
yang berlaku. Pilihan penghapusan suatu aktiva adalah menjual, membongkar,
menyumbangkan, atau menghentikan penggunaan aktiva tersebut. Laporan penghapusan
aktiva yang menjelaskan disposisi akhir dari aktiva, dikirm ke departemen akuntansi aktiva
tetap untuk mengotorisasi penghapusannya dari buku besar.

SISTEM AKTIVA TETAP BERBASIS KOMPUTER

Prosedur Akusisi

Proses dimulai ketika staf administrasi akuntansi menerima laporan penerrimaan


dan bukti kas keluar. Dokumen-dokumen ini menyediakan bukti bahwa perusahaan secara
fisik telah menerima aktiva tersebut dan menunjukkan biayanya. Staf itu menggunkan
terminal komputer untuk membuat catatan aktiva tersebut dalam buku besar pembantu
aktiva tetap. Selain informasi biaya historis, staf juga memasukkan data spesifik tentang
umur ekonomis aktiva, nilai sisanya, metode depresiasi yang digunakan, dan lokasi aktiva
dalam perusahaan. Sistem aktiva tetap secara otomatis memperbarui akun pengendali
aktiva tetap di buku besar umum dan menyiapkan voucher jurnal untuk departemen buku
besar umum sebagai bukti dimasukkannya data tersebut. Sistem ini juga menghasilkan data
blaporan untuk manajemen akuntansi.

Pemeliharaan Aktiva

Sistem aktiva tetap menggunakan jadwal depresiasi untuk mencatat transaksi


depresiasi pada akhir periode secara otomatis. Tugas ini mencakup penghitungan depresiasi
periode saat ini, pembaruan akumulasi depresiasi dan field nilai buku dalam catatan buku
besar pembantu, pembukuan totaldepresiasi ke akun buku besar umum yang diperngaruhi
(biaya depresiasi dan akumulasi depresiasi), pencatatan transaksi depresiasi dengan
menambahkan catatn ke file voucher journal. Manajemen departemen harus melaporkan ke
departemen aktiva tetap mengenai setiap perubahan atas status aktiva tetap yang di bawah
tanggung jawabnya. Staf administrasi menggunakan terminal komputert untuk mencatat
perubahan-perubahan tersebut dalam buku besar pembantu aktiva tetap.

Prosedur Penghapusan

Laporan menghapus secara resmi mengotorisasi depresiasi aktiva tetap untuk


menghilangkan aktiva yang dihapus tersebut dari buku besarnya. Ketika staf administrasi
mengahpus catatan dari buku besar pembantu aktiva tetap, sistem secara otomatis akan
membukukan dan membuat jurnal penyesuaian ke akun pengendali aktiva tetap tersebut
dalam buku besar umum, mencatat setiap laba atau rugi yang berkaitan dengan transaksi
penghapusan, serta menyiapkan catatan voucher jurnal. Laporan status aktiva tetap yang
berisi perincian penghapusan tersebut dikirim ke departemen aktiva tetap untuk diperiksa.

Mengendalikan Sistem Aktiva Tetap

Pengendalian Otorisasi

Akuisisi aktiva tetap harus formal dan secara ekspilisit diotorisasi. Setiap transaksi
harus dimulai dengan permintaan tertulis dari pengguna atau departemen. Dalam hal
barang-barang yang bernilai tinggi, harus ada proses persetujuan independen yang
mengevaluasi keuntungan permintaan tersebut berdasarkan biaya dan manfaatnya.

Pengendalian Supervisi

Karena aktiva modal secara luas didistribusikan ke seluruh perusahaan, aktiva ini
rentan terhadap pencurian dan penyalahgunaan, dibandingkan dengan persediaan yang
aman disimpan di dalam gudang. Oleh karena itu, para supervisor harus memastikan bahwa
aktiva tetap yang digunakan sesuai dengan kebijakan perusahaan dan praktk bisnis,.
Misalnya, komputer yang dibeli untuk karyawan tertentuharus diletakkan dalam lokasi
yangtepat dan tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan secara eksplisit. kendaraan
perusahaan harus diamankan dalam pusat penyimpanan kendaraan perusahaan pada akhir
waktu kerja dan tidak boleh dibawa pulang kecuali atas izin dari supervisor yang berwenang.

Pengendalian Verifikasi Independen

Secara berkala, auditor internal harus memeriksa akuisisi aktiva dan prosedur
persetujuan untuk menentuan kelayakan faktor yang digunakan dalam analisis. Hal ini
termasuk umur ekonomis aktiva, biaya keuangan, penghematan biaya yang ditawarkan
karena membeli aktiva tersebut, tarif diskon yang digunakan, dan merode penganggaran
modal yang digunakan dalam analisis. Auditor internal harus memverifikasi lokasi, kondisi,
dan nilai pasar dari aktiva teteap perusahaan dibandingkan dengan catatan aktiva tetap
dalam buku besar pembantu.
Bab VII

Siklus Konversi

Lingkungan Manufaktur Tradisional

Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem: sistem produksi dan
sistem akuntansi biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian produk fisik di sepanjang proses produksi. Sistem akuntansi biaya memonitor
arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan sistem ini
digunakan untuk penilaian persediaan, penganggaran, pengendalian biaya, pelaporan
kinerja, dan berbagai keputusan manajemen seperti keputusan “membuat atau membeli.”

Sistem Produksi

Tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan


salah satu dari berbagai metode produksi berikut ini:

 Pemrosesan berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian


berkelanjutan berbagai produk standar. Semen dan minyak diproduksi melalui
metode manufaktur ini. Biasanya dibawah pendekatan ini perusahaan mencoba
menyimpan persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi
perkiraan permintaan penjualan. Perkiraan penjualan bersama dengan inormasi
tingkat persediaan saat ini adalah pemicu proses ini.
 Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda. Tiap
barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi
yang sama. Untuk menjustifikasi biaya penyetelan dan perubahan tiap operasi batch,
jumlah barang dalam batch biasanya besar. Inin adalah metode produksi yang paling
umum. Metode ini digunakan untuk memproduksi berbagai produk seperti mobil,
perlengkapan rumah tangga, dan computer. Mekanisme pemicu untuk proses ini
adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat persediaan barang jadi sesuai
dengan prediksi kebutuhan penjualan.
 Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang
berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan
penjualan, bukan oleh tingkat persediaan yang menurun.

Sistem Akuntansi Biaya

Subsistem akuntansi biaya dalam siklus konversi mencatat berbagai pengaruh


peristiwa yang terjadi dalam proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi
produksi dimulai ketika bagian perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan
dari perintah kerja yang asli ke bagian akuntansi biaya. Staf administrasinya kemudian
membuat record biaya baru untuk batch yang memulai produksi dan menyimpannya dalam
file barang dalam proses. File ini bertindak sebagai buku pembantu bagi akun pengendali
barang dalam proses di buku besar.

Pengendalian Dalam Lingkungan Tradisional

Otorisasi Transaksi

1. Dalam lingkungan manufaktuar tradisional, aktivitas produksi diotorisasi oleh


bagian perencanaan dan pengendalian produksi melalui perintah kerja yang
formal. Dokumen ini mencerminkan kebutuhan produksi, yang merupakan selisih
antara perkiraan permintaan atas produkdan persediaan barang jadi yang
dimiliki.
2. Lembar perpindahanditandatangani oleh supervisor tiap tempat kerja untuk
mengotorisasi berbagai aktivitas di tiap batch dan untuk perpindahan produk
melalui berbagai tempat kerja.
3. Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi
staf gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja

Pemisahan Tugas

Salah satu tujuan dari prosedur pengendalian ini adalah untuk memisahkan berbagai
pekerjaan otorisasi transaksi dari pemrosesan transaksi. Akibatnya, bagian
perencanaan danpengendalian produksi secara organisasional terpisah dari tempat
kerja.
Tujuan pengendalian lainnya adalah untuk memisahkan penyimpanan catatan
dengan penyimpanan aktiva.

Supervisi

1. Supervisor dalam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku


dalam proses produksi. Hal ini membantu untuk memastikan bahwa semua
bahan baku yang dikeluarkan dari gudang memang digunakan dalam produksi
dan bahwa sisa yang terbuang dapat diminimalkan. Kartu kerja karyawan dan
lembar pekerjaan juga harus diperiksa keakuratannya.
2. Supervisor juga mengamati dan melihat kembali aktivitas pencatatan waktu
kerja. Hal ini akan mendorong adanya kartu kerja dan lembar pekerjaan
karyawan yang akurat.

Pengendalian Akses

Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi
mempengaruhi berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan.

Akses Tidak Langsung ke Aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan, dapat
dimanipulasi melalui akses ke berbagai dokumen sumber yang
mengendalikannya.

Dalam siklus konversi, berbagai dokumen yang penting meliputi permintaan


bahan baku, permintaan tambahan bahan baku, dan kartu kerja karyawan.
Metode pengendalian yang juga mendukung jejak audit adalah penggunaan
dokumen yang diberi nomor terlebih dahulu.

Pencatatan Akuntansi

Dalam siklus konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar
biaya, lembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP,
dan file persediaan barang jadi. Dengan memberikan nomor terlebih dahulu ke
dokumen sumber dan menggunakannya sebagai referensi dalam record WIP,
perusahaan dapat menelusuri setiap persediaan barang jadi melalui proses
produksi hingga sumbernya. Ini adalah hal yang penting untuk mendeteksi
kesalahan dalam produksi dan pencatan, untuk mendeteksi batch produksi yang
hilang, dan untuk melakukan audit secara berkala.

Verifikasi Independen

1. Bagian akuntansi biaya merekonsiliasi pengguanaan bahan baku dan tenaga


kerja yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar pekerjaan,
dengan standar yang telah ditetapkan. Personel bagian akuntansi biaya
kemudian dapat mengidentifikasi berbagai penyimpangan dari standar yang
ditetapkan, yang secara formal akan dilaporkan sebagai selisih. Dalam
lingkungan manufaktur tradisional, perhitungan selisih adalah sumber data
yang penting untuk sistem pelaporan manajemen.
2. Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi yang penting melalui
pemeriksaan perpindahan total produk dari WIP hingga barang jadi. Hal ini
dilakukan dengan merekonsiliasi voucher jurnal dari bagian akuntansi biaya
dengan ringkasan buku pembantu persediaan dari berbagai pengendalian
persediaan.
3. Terakhir, auditor internal dan eksternal secara berkala akan memverifikasi
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi yang dimiliki melaui
perhitungan fisik. Mereka aka membandingkan jumlah sesungguhnya dengan
record persediaan serta membuat penyesuaian ke record jika perlu.

2. Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia

Dalam dua dekade terakhir, proses manufaktur mengalami banyak


perubahan radikal karena perusahaan ingin mencapai status kelas dunia. Di bagian ini, kita
akan mempelajari sifat darri berbagai perubahan ini.

Fleksibilitas Produksi

Mencapai fleksibilitas produksi menggabungkan empat karakteristik: (1)


reorganisasi fisik pabrik, (2) otomatisasi proses produksi, (3) pengurangan persediaan, dan
(4) kualitas produk yang tinggi.
Reorganisasi Fisik Fasilitas Produksi

Proses produksi tradisional cenderung berubah sedikit-sedikit selama


beberapa tahun menjadi aktivitas yang berurutan seperti ular. Ketidakefisienan yang
inheren dalam tata letak pabrik tradisional menambah biaya penanganan., waktu konversi,
dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya
diatur di sepanjang garis fungsional, terdapat tendensi adanya kecurigaan antarkaryawan
dan menciptakan ketidakseimbangan dalam proses.

Otomatisasi Proses Produksi

Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik.
Melalui penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih
efisien dan karenanya menjadi lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara
langsung pada karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan
kualitas.

Pengurangan Persediaan

Simbol dari perusahaan kelas dunia adalah keberhasilannya dalam


mengurangi persediaan. Jika perushaan lain menyimpan persediaan untuk beberapa minggu
bahkan beberapa bulan, perusahaan kelas dunia hanya memiliki persediaan untuk beberapa
hari atau kadang hanya untuk beberapa jam.

Sisi buruk persediaan yaitu persediaan membutuhkan biaya, persediaan menyamarkan


masalah produksi, dan kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan
kelebihan produksi.

Kualitas Produk

Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas
dunia. Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal untuk perusahaan. Bayangkan biaya
pembuangan, pengerjaan ulang, penundaan jadwal, persediaan tambahan untuk
kompensasi bagian yang cacat, klaim garansi, dan servis lapangan. Berbagai biaya ini dapat
mewakili antara 25 sampai 35 persen dari total biaya produk.
Kedua, kualitas adalah dasar persaingan produsen kelas dunia. Kualitas tidak
lagi menjadi penetral biaya. Para pelanggan menginginkan kualitas dan mencari produk
berkualitas dengan harga terendah.

3. Implikasi Untuk Akuntansi dan SIA

Perubahan Dalam Teknik Akuntansi

Informasi akuntansi biaya tradisional menekankan pada kinerja keuangan,


bukan pada kinerja produksi. Berbagai teknik dan konvensi yang digunakan selama
bertahun-tahun tidak mendukung berbagai tujuan baru perusahaan manufaktur kelas dunia.
Kelemahan sistem akuntansi tradisional yang palinng banyak ditemui yaitu alokasi biaya
yang tidak akurat, ketertinggalan waktu, orientasi keuangan, dan penekanan pada biaya
standar.

Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemukan solusi atas berbagai
masalah ini melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing – ABC).
ABC adalah sistem informasi yang memberi para manajer informasi mengenai berbagai
aktivitas dan objek biaya.

Tahap pertama dalam pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas.


Biaya aktivitas kemudian dibebankan ke objek biaya terkait melalui penggerak aktivitas.
Factor ini mengukur konsumsi aktivitas oleh objek biaya. Contohnya, jika mengebor lubang
di piringan baja adalah aktivitas, maka jumlah lubangnya adalah penggerak aktivitas. Sistem
akuntansi tradisioanal seringkali hanya menggunakan satu penggerak aktivitas.

Perubahan Dalam Pelaporan Akuntansi

Dulu, fungsi akuntansi manajemen terbatas pada informasi yang berorientasi


pada pelaporan keuangan yang berhubungan dengan operasi. Kini, melayani kebutuhan
manajemen kelas dunia berarti mendobrak berbagai batasan sempit ini. Akuntan
manajemen kini harus menyediakan informasi berbagai aktivitas bisinis yang sangat berbeda
dari yang dihasilkan dalam sistem tradisional.
Manajemen Aktivitas

Terdapat dua tujuan dasar yang mengarahkan para manajer dalam tantangan
ini:

1. Para manajer harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas yang


menghasilkan manfaat maksimal
2. Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki berbagai factor yang paling
penting bagi para pelanggannya.

Contoh mengenai pekerjaan manajemen aktivitas yang membutuhkan dukungan dari


inormasi akuntansi jenis baru yaitu mengevaluasi aktivitas produksi, mengidentifikasi
aktivitas yang tidak penting, mengidentifikasi penggerak biaya, membandingkan aktivitas
dengan baku mutu, dan membuat hubungan antara aktivitas utama.

4. Sistem Informasi Kelas Dunia

Kunci dari sistem informasi kelas dunia (world-class information – WCIS)


adalah integrasi semua komponen fungsi dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat
yang mengikat berbagai sistem bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk,
perkiraan, entri pesanan, CAD, CAM, dan saluran komunikasi EDI.

Karakteristik Sistem Informasi Tradisional

Dalam lingkungan produksi tradisional, teknologi umumnya digunakan secara


tidak beraturan dan tanpa rencana. Tujuannya seringkali untuk mengatasi masalah berulang
tertentu tanpa melihat integrasi teknologi dalam keseluruhan proses. Hasilnya adalah
berbagai teknologi berdiri sendiri yang tidak terintegrasi dan seringkali dapat diintegrasikan
hanya dengan biaya yang tinggi. Hal ini berlaku tidak hanya untuk teknologi otomisasi pabrik
tetapi juga untuk sistem informasi dan berbagai aplikasi bisnis.

SAP: Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia

SAP AG adalah perusahaan Jerman yang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf,
Jerman, oleh beberapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk
menciptakan paket bisnis terintegrasi yang dapat melayani perushaan besar dalam industri
manufaktur. Peranti lunaknya, yang disebut SAP, mendukung berbagai proses yang
berkaitan dengan penjualan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Dalam
bahasa Inggris, SAP adalah singkatan dari System, Applications, and Product in Data
Processing.

Isu Pengendalian Dalam WCIS

Tingginya tingkat otomatisasi dalam WCIS menciptakan sejumlah isu pengendalian


khusus yang menjadi perhatian para akuntan.

Lingkungan Tanpa Kertas

WCIS sebenarnya dapat meniadakan arus dokumen kertas tradisional dalam


siklus pesanan-pengiriman-faktur-pembayaran karena sistem tersebut memungkinkan
berbagai transaksi dilakukan, dicatat, disetujui, dan dilaksanakan secara elektronik.

Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem


pengendalian internal perusahaan. Hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat
ditemukan dalam format yang yang dapat dibaca oleh mesin dan yang dapat berada di
lokasi yang tidak menembus berbagai batasan organisasional tradisional. Mungkin tidak
ada dokumen tradisional untuk dipelajari oleh auditor internal atau eksternal.

Transaksi Otomatis

Penggunaan EDI secara ekstensif untuk pemrosesan transaksi meniadakan


dokumen sumber tradisional yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti
otorisasi transaksi. Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan
penjualan ataupersediaan yang jatuh di titik pemesanan ulang, transaksi akan secara
otomatis dijalankan oleh sistem MRP dan ditransmisikan melalui EDI. Dengan tidak
adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi, kekhawatiran akan
pengendalian terpusat pada validitas, kelengkapan, dan akurasi berbagai transaksi yang
dihasilkan secara otomatis. Satu-satunya dokumen kertas mungkin adalah kontrak asli
antarmittra dagang.
Pertimbangan Pembentukan Jaringan

WCIS akan didesain di sekitar rangkaian local area network, minicomputer,


dan/atau mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur jaringan
dapat melibatkan distribusi basis data dan/atau tanggung jawab pemrosesan transaksi di
antara berbagai pengguna di beberapa lokasi. Teknologi terdistribusi memiliki berbagai
implikasi dalam hal akurasi dan konsistensi catatan akuntansi.
BAB VIII

SISTEM BUKU BESAR UMUM, PELAPORAN KEUANGAN, DAN PELAPORAN MANAJEMEN

Sistem Pengodean Data

Untuk menjalankan bisnis, suatu perusahaan harus mengorganisasikan arus-arus ini secara
efektif. Tanpa adanya metode untuk mengidentifikasi dan menyalurkan transaksi dan
informasi akun, komunikasi vital diantara subsistem SIA akan kacau dan tidak dapat diatur.
Pengodean data menyediakan metode untuk mengatasi masalah ini, dan GLS adalah tempat
yang logis untuk memperkenalkan pengodean dan menunjukkan kemampuannya untuk
dapat diaplikasikan pada seluruh SIA.

Sistem Tanpa Kode

Pendekatan tanpa kode ini memerlukan ruang pencatatan yang luas, memakan waktu untuk
mencatat, dan jelas rentan terhadap banyak jenis kesalahan. Pengaruh negatif dari
pendekatan ini dapat dilihat dalam banyak bagian perusahaan:

1. Staf penjualan
2. Personel Gudang
3. Personel akuntansi

Sistem Dengan Kode

Beberapa kegunaan umum dari kode SIA adalah:

1. Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak, akan
berantakan.
2. Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak alur yang efektif.

Skema Pengodean Numerik dan Alfabetik

Kode Berurutan (sequential codes)

Artinya mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan (menurun atau menaik).
Kode Blok (Block code)

Aplikasi yang umum dari pengodean blok adalah pembuatan bagan akun.

Kode Grup (group code)

Kodenya terdiri atas wilayah-wilayah atau field yang meiliki makna tertentu.

Kode Alfabetik (alphaetic code)

Digunakan untuk banyak tujuan yang sama seperti kode numerik.

Kode Mnemonik (mnemonik code)

Adalah karakter alfabetik dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna.

Sistem Buku Besar Umum

Voucher Jurnal

Digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik,
mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaruhi. Transaksi
ruti, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku besar umum
dari voucher jurnal.

Basis Data GLS

Terdiri atas :

1. File master buku besar umum


2. File sejarah buku besar umum
3. File voucher jurnal
4. File sejarah voucher jurnal
5. File pusat pertanggungjawaban
6. File master anggaran

Prosedur GLS

Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke
departemen buku besar umum.
Sistem Pelaporan Keuangan

Penerima utama informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti
pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah.

Pengguna yang canggih dengan kebutuhan informasi yang homogen

Diasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan memahami berbagai konvensi dan prinsip
akuntansi yang diterapkan, dan bahwa laporan tersebut memiliki kandungan informasi yang
berguna.

Aktivitas FRS

Output yang paling umum dari FRS adalah laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas.

Proses Akuntansi Keuangan

Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun fiskal yang baru. Hanya
akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik
ini, prosesnya dilanjurkan dengan langkah-langkah berikut:

1. Mencatat transaksi
2. Mencatat di jurnal khusus
3. Membukukan ke buku besar pembantu
4. Membukukan ke buku besar umum
5. Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuaikan
6. Membuat jurnal penyesuaian
7. Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian
8. Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan
9. Menyiapkan laporan keuangan
10. Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup
11. Menyiapkan neraca percobaan pasca penutup
Mengendalikan Gl/FRS

Eksposur potensial dalam sistem ini terdiri atas:

1. Jejak audit yang tidak sempurna


2. Akses yang tidak di otorisasi ke buku besar umum
3. Akun buku besar yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu
4. Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak
di otorisasi

Isu Pengendalian Gl/FRS

Otorisasi Transaksi

Voucher jurnal merupakan dokumen yang mengotorisasi suatu ayat jurnal ke buku besar
umum.

Pemisahan Tugas

Petugas administrasi buku besar umum tidak boleh:

1. Memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal khusus atau
buku besar pembantu.
2. Menyiapkan voucher jurnal.
3. Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva fisik.

Pengendalian Akses

Pengendalian akses memiliki dua elemen yaitu akses langsung dan akses tidak langsung.

Catatan Akuntansi

Catatan Akuntansi sepenuhnya mendeskripsikan aktivitas perusahaan. Salah satu aspek


penting dari fungsi pencatatan ini adalah pemeliharaan jejak audit.

Verifikasi Independen

Laporan perubahan buku besar umum menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnal pada
akun buku besar umum.
GL/FRS Berbasis Komputer

GL/FRS Warisan yang Menggunakan Pemrosesan Batch dan File Datar

Kekuatan: Pengendalian dan Pelaporan

Kelemahan: Tidak efisien dan Rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan

Rekayasa Ulang GL/FRS Menggunakan File Akses Langsung

Kekuatan dan Kelemahan: Pemisahan tugas, Catatan akuntansi dan Pengendalian Akses

Sistem Pelaporan Manajemen

Implikasi pengendalian untuk MRS sekarang ini telah diakui secara resmi dalam SAS 78, yang
mengaharuskan manajemen untuk menyediakan sarana formal untuk memantau fungsi
pengendalian internal.

Faktor yang Mempengaruhi MRS

Proses Pengambilan Keputusan

1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengevaluasi solusi alternatif
3. Mengimplementasikan solusi terbaik
4. Melakukan pemeriksaan pascaimplementasi

Prinsip-prinsip Manajemen

1. Formalisasi pekerjaan
2. Tanggung jawab dan wewenang
3. Jangkauan pengendalian
4. Manajemen dengan pengecualian

Fungsi, Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen

1. Keputusan perencanaan strategis


2. Keputusan perencanaan taktis
3. Keputusan pengendalian manajemen
4. Keputusan pengendalian operasional
 Standar
 Evaluasi kinerja
 Pengambilan tindakan perbaikan

Struktur Masalah

Memiliki tiga elemen:

1. Data- nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan
masalah tersebut.
2. Prosedur- urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
3. Tujuan- hasil yang ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan
masalah tersebut.

Masalah Tidak Terstruktur

Adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi tertentu. Kebutuhan data tidak pasti,
prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan solusi belum sepenuhnya dikembangkan.

Jenis Laporan Manajemen

1. Tujuan laporan
 Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang
dihadapi pengambil keputusan
 Mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara positif
2. Pelaporan terprogram
 Laporan terjadwal
 Laporan menurut permintaan
3. Atribut laporan
 Relevan
 Ringkas
 Berorientasi pengecualian
 Akurat
 Lengkap
 Tepat waktu
 Singkat
4. Pelaporan khusus
 Penggalian data
 Model verifikasi
 Model penemuan

Akuntansi Pertanggungjawaban

1. Penetapan Tujuan Keuangan: Proses Anggaran


2. Pengukuran dan Pelaporan Kinerja
3. Pusat Pertanggungjawaban
 Pusat Biaya
 Pusat Laba
 Pusat Investasi

Pertimbangan Perilaku

1. Keserasian Tujuan
2. Informasi yang berlebihan
3. Ukuran kinerja yang tidak tepat

Anda mungkin juga menyukai