Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR


TEKNIK DI SMK N 2 MEDAN

Disusun oleh:
M.AZHARI LAZUARDI 5143121018

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK
DI SMK N 2 MEDAN”.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliah penelitian pedidikan.


Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yuniarto selaku dosen
mata kuliah penelitian pendidikan.Saya menyadari bahwa makalah ini banyak
kekurangan dan kelemahan, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Sebagai manusia tak luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis


menyadari bahwa Penelitian / Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
karenanya penulis tidak menutup diri atas kritikan dan saran yang sifatnya
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga bimbingan, bantuan, petunjuk dan
sumbangan pikiran yang telah diberikan itu dapat menjadi amal pahala di sisi
Tuhan Yang Maha Esa dan bagi kita semua. Wassalammu’alaikum Warramatullahi
Wabarakatuh.

Medan, Mei 2017

Penulis
M.Azhari Lazuardi

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................5
C. Batasan Masalah.............................................................................................6
D. Rumusan Masalah..........................................................................................6
E. Tujuan..............................................................................................................6
F. Manfaat............................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
A. Motivasi Belajar..............................................................................................8
1. Motivasi....................................................................................................8
2. Prestasi Belajar.....................................................................................11
3. Hasil Penelitian yang Relevan...........................................................13
4. Belajar....................................................................................................14
5. Kemampuan Guru................................................................................15
6. Penelitian Tindakan Kelas....................................................................15
B. Hipotesis.........................................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18
A. Lokasi dan Subjek Penelitian......................................................................18
B. Teknik Pemantauan......................................................................................18
C. Kriteria Keberhasilan Tindakan.................................................................18
D. Teknik Analisis Data.....................................................................................19
E. Variabel Penelitian.......................................................................................20
1. Variabel bebas......................................................................................20
2. Variabel terikat.....................................................................................20
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................................20
a. Pengaruh Motivasi Belajar (X)..........................................................21
b. Prestasi Belajar Praktik Kejuruan (Y)............................................21
G. Populasi Penelitian......................................................................................21
H. Uji Validitas Instrumen..............................................................................22
a. Validitas Konstruksi (Construct Validity)............................................23
b. Validitas Isi (Content validity)...............................................................23
c. Uji Reliabilitas Instrumen..................................................................24
I. Uji Hipotesis..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan pendidikan


menengah yang mempersiapkan siswanya agar dapat bekerja baik secara mandiri
dalam dunia usaha dan industri sesuai dengan program keahlian yang dimiliki.
Oleh karena itu SMK memuat program produktif yang berfungsi membekali siswa
agar memiliki kompetensi atau kemampuan pada suatu pekerjaan atau keahlian
tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja. Program
produktif berbasis kompetensi yang menekankan pada pembekalan penguasaan
kompetensi kepada siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
tata nilai secara tuntas dan utuh. Salah satu program produktif pada bidang
keahlian Teknik Mesin yaitu mata pelajaran menggambar teknik diharapkan siswa
dapat memanfaatkan ilmunya di dunia usaha dan industri di masa yang akan
datang.

Berdasarkan pengamatan penulis dan konsultasi dengan guru-guru yang


mengajar di kelas XI SMK N 2 Medan diperoleh informasi bahwa dalam
pembelajaran banyak guru yang mengeluhkan siswa kurang bergairah mengikuti
pelajaran, sering mengantuk, dan malas membuat tugas. Siswa kurang aktif dan
bila ditanya sangat sedikit yang berani menjawabnya. Siswa kurang termotivasi
mengeluarkan pendapatnya di kelas serta sering keluar kelas.

Dalam proses pembelajaran, siswa lebih cenderung mencatat dan menyalin


dari pada memahami materi yang diajarkan. Dalam mengerjakan tugas besar
kebanyakan siswa menyalin dan mencontoh pekerjaan temannya yang pandai
tanpa mengetahui proses untuk mendapatkan jawabannya, siswa hanya giat
belajar jika diberikan ulangan harian saja tanpa mau mengulanginya setiap hari,
siswa tidak berani bertanya dengan alasan mereka takut dan malu dikatakan
bodoh, sehingga tugas yang diberikan guru banyak yang tidak dikerjakan dan
siswa yang mendapat nilai rendah merasa tidak punya beban sehingga kurang
peduli terhadap hasil yang diperolehnya.

4
Tabel 1: Persentase Nilai Ujian Mid Semester Kelas XI.Semester ganjil
2016/2017 SMK Negeri 2 Medan
No. Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1. 0 – 49 0
2. 50 – 59 1 4,5
3. 60 – 69 9 41,5
4. 70 – 79 7 31,5
5. 80 – 100 5 22,5
JUMLAH 22 100
Sumber: Rekapitulasi Nilai Guru Mata Pelajaran
Data di atas menggambarkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI masih
banyak yang belum memenuhi harapan dan tuntutan sesuai dengan nilai Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yaitu 70. Melihat hal demikian penulis
memfokuskan penelitian ini bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa dengan metode konstruktivisme.
Metode konstruktivisme merupakan metode yang tidak sepenuhnya
terpusat kepada guru (teacher center), metode ini menempatkan siswa tidak hanya
sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar, dan pada akhirnya
bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga menjadikan
situasi belajar yang tidak monoton dan memupuk siswa untuk termotivasi dan
semakin aktif belajar.
B. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya prestasi (hasil) belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor baik yang berasal diri sendiri (internal) maupun dari luar
(eksternal) siswa itu sendiri. Niat yang sungguh-sungguh untuk belajar dan
memperoleh prestasi tergantung dari dalam diri siswa itu,. Maka, berdasarkan
uraian diatas dapat diidentifikasikan permasalahan yang akan diangkat adalah
sebagai berikut :
1. Efektifitas pembelajaran tidak terlaksana dengan baik.
2. Materi yang diberikan oleh guru tidak diterima dengan baik oleh siswa.
3. Kurangnya kemandirian belajar siswa siswa mendapat materi hanya materi
yang akan disampaikan oleh guru.
4. Prestasi/hasil belajar siswa belum terlihat secara optimal dimana belum semua
siswamemperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal).
5. Bagiamana cara siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran
6. Kurangnya Sarana Transportasi sehingga sering terlambat.

5
7. lingkungan social dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
8. kurangnya tata karma yang masih terikut pada waktu sd dulu.
9. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah.
10. Kurang beraninya siswa dalam hal Tanya jawab
11. Kurangnya minat siswa dala belajar
C. Batasan Masalah
1. Materi yang diberikan guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa
2. Kurang aktifnya siswa pada saat jam pembelajaran.
3. Kurangnya kemandirian belajar siswa siswa mendapat materi hanya materi
yang akan disampaikan oleh guru.
4. Prestasi/hasil belajar siswa belum terlihat secara optimal dimana belum semua
siswa memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal).
5. Kurangnya minat siswa
6. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prestasi/hasil pembelajaran siswa di SMK N 2 Medan?
2. Apa yang menyebabkan siswa malas belajar ?
3. Metode apa yang harus digunakan guru agar siswa menjadi rajin belajar ?
4. Apa yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa ?
5. Kenapa siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran?
E. Tujuan

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan
berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa pada mata diklat di kelas XI. SMK Negeri 2 Medan.

F. Manfaat

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat


memberikan manfaat:

1. Bagi Siswa
a. Menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa akan belajar lebih tekun,
giat dan lebih bersemangat.
b. Menciptakan suasana belajar yang berada di dalam suasana interaksi sosial dan
kondusif.

6
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan
bahasa sendiri
2. Bagi Guru
a. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.
b. Memperbaiki kinerja guru.
c. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.
d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a.Hasil pembelajaran sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran.
b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa
dan kinerja guru.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Motivasi
Motivasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan apa yang
memberikan energi bagi seseorang dan apa yang memberikan arah bagi
aktivitasnya. Motivasi kadang-kadang dibandingkan dengan mesin dan kemudi
pada mobil. Energi dan arah inilah yang menjadi inti dari konsep tentang
motivasi. Suciati dalam Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu

7
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, memberi arah
dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.

Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (diffuse), dan seringkali


dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas
manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap
(attitude), aspirasi, dan insentif (Gage & Berliner, 1984). Dengan pengertian
istilah motivasi seperti tersebut di atas, kita dapat mendefinisikan motivasi belajar
siswa, yaitu apa yang memberikan energi untuk belajar bagi siswa dan apa yang
memberikan arah bagi aktivitas belajar siswa.
Dalam proses belajar motivasi siswa tercermin melalui ketekunan yang
tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan.
Motivasi juga ditunjukkan melalaui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu
tugas.
Dari berbagai motivasi yang berkembang Suciati dalam Keller (1983) telah
menyususn seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence and Satisfaction).
a. Perhatian (Attention).

Perhatian siswa muncul didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa
ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan. Sehingga siswa akan memberikan
perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses pemelajaran bahkan
lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui hal-
hal yang baru, aneh, lain dari yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila
hal ini dapat diterapkan dalam proses pemelajaran akan dapat menstimulir rasa
ingin tahu siswa. Namun perlu diingatkan agar stimulus tersebut digunakan tidak
berlebihan., sebab akan menjadikan stimulus hal biasa dan kehilangan
keefektifannya.

b. Relevansi (Relevance)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan


kebutuhan, kondisi dan kehidupan siswa. Motivasi akan terpelihara apabila

8
mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau
bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

c. Kepercayaan Diri (Confidence)

Apabila merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk


berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Percaya diri merupakan konsep
yang berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan
melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.

Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat
sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali
dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau. Dengan demikian ada
hubungan antara pengalaman sukses dengan motivasi. Motivasi ini dapat
menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi) dan selanjutnya
pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas
berikutnya.
d. Kepuasan (Satisfaction)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan


dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan. Ini akan
dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar siswa.

Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat


menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian
ketepatan, dsb.
A. Jenis Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
 Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau
berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar
karena didorong tujuan inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
 Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai bentuk motivasi yang di dalamnya

9
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
B. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3.Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4.Mempunyai orientasi ke masa depan.
5.Lebih senang bekerja mandiri.
6.Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7.Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8.Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9.Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang


tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar
mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa
juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana
memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan
harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha
keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi
belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi
belajar yang baik.
C. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:
1.Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2.Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2. Prestasi Belajar

10
Syaiful (2002: 100) menyatakan bahwa “prestasi belajar merupakan
penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari
di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan, keterampilan yang
dinyatakan sesudah hasil penilaian”. Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil
evaluasi terhadap siswa setelah proses pembelajaran dan penyampaian materi
dianggap telah selesai. Menurut Jhon W. (2011: 312) prestasi dapat diukur
dengan menggunakan tes prestasi, yaitu ujian yang dimaksudkan untuk
mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa atau keterampilan apa yang
telah dikuasai oleh siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh pemahaman siswa dalam menguasai materi yang telah disampaikan.
Prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pengajar atau guru
untuk mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam penyampaian
materi ajar.
Menurut Syaiful (dalam Sugiharyanto, Anik & Satriyo 2013: 9),
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut M. Nur
dan Rini (2012:9) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau
mahasiswa setelah melakukan aktifitas belajarnya yang dinyatakan dalam
bentuk nilai angka atau huruf. Dari beberapa pendapat ahli yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha
belajar yang berupa nilai angka atau huruf sebagai alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam belajar yang dicapai siswa setelah dilakukan
evaluasi oleh guru.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
b. Faktor Intern

11
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
c. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik atau
kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak
dalam usaha belajar.
3. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Triyanto (2003) tentang pengaruh
motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa rumpun
bangunan SMK N 2 Medan, menunjukkan adanya pengaruh yang positif
antara motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar dengan
harga Fhit : 11,961 > Ftab : 3,35. Harga-harga tersebut signifikan pada taraf
5% hal ini dapat diartikan semakin tinggi motivasi belajar dan disiplin sekolah
para siswa, maka prestasi belajar juga akan semakin meningkat. Dari
penelitian yang pernah dilakukan tersebut, dapat memberikan petunjuk bahwa
motivasi belajar dan disiplin sekolah sangat berperan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Fajar (2007) tentang pengaruh motivasi dan

12
disiplin terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 12 di Semarang
menunjukkan adanya pengaruh dan signifikan antara motivasi dan disiplin
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,204 atau 20,4%. Hasil tersebut
diperoleh melalui perhitungan koefisien determinasi oleh peneliti.
Penelitian yang dilakukan Ulliyya (2013), tentang pengaruh disiplin
dan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa di Jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK Negeri 1 Medan, menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara disiplin dan minat belajar terhadap prestasi
belajar siswa di SMK N 1 Medan. Hal tersebut diperoleh dari hasil

perhitungan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,441. Maka dapat diambil


kesimpulan bahwa, 44,08% prestasi belajar siswa (Y) dipengaruhi oleh
disiplin (X1) dan minat belajar siswa (X2).
Hasil analisis yang dilakukan Bipit (2013) dalam penelitiannya
tentang pengaruh lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI di MAN Keboan Tahun Ajaran
2012/2013, menunjukkan bahwa lingkungan belajar dan motivasi belajar
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Temuan empiris
tersebut mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar di MAN
Keboan harus memperhatikan faktor seperti lingkungan belajar dan motivasi
belajar, karena faktor tersebut terbukti mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa di MAN Keboan. Dari hasil perhitungan diperoleh
koefisien sebesar 0,050 variabel harga koefisien sebesar 0,008 yang berarti
bahwa lingkungan belajar dan motivasi belajar berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar, semakin baik motivasi belajar maka semakin baik
prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Alimuddin pada tahun 2009
tentang hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata diklat
Instalasi Listrik siswa SMK Negeri 3 Makasar menunjukkan, (1) Motivasi
belajar siswa berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 46,8%;
(2) Prestasi belajar instalasi listrik siswa berada pada kategori cukup tinggi
dengan persentase sebesar 56,3%; (3) Terdapat hubungan yang positif dan
berarti antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar instalasi listrik dengan
koefisien korelasi ganda 0,353 dengan demikian hipotesis penelitian diterima.

13
Selanjutnya diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0,124.
4. Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar
responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus
umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih, dsb) supaya
mendapat suatu kepandaian.
( Purwadarminta : 109 )
Belajar lebih dari sekedar mengingat, tapi belajar adalah suatu proses yang
kompleks dengan bermacam-macam kegiatan. Menurut Dymiati dan Mudjiono
(1999) belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sedangkan
menurut Dewi Rahmad H (1998) belajar merupakan susatu proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan
baru.
Belajar tidak lagi ditekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan saja,
namun diartikan sebagai perubahan dalam diri seseorang berupa adanya pola baru
yang dapat dilihat pada perubahan aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Ciri-ciri
penting belajar adalah perubahan bersifat fungsional, perbuatan yang di sadari
malalui pengalaman yang bersifat individual, menyeluru dan terintegrasi kearah
yang lebih kompleks.
5. Kemampuan Guru

Mengapa masalah dalam kegiatan belajar mengajar seperti uraian


pendahuluan dapat terjadi, kalau kita introspeksi pada diri kita boleh jadi kita
(guru) yang bermasalah. Salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
guru yang baik adalah memiliki kemampuan dasar dan sikap serta terampil
(Dikmenum, 2003 : 12) antara lain: menguasai kurikulum yang berlaku,
menguasai materi pelajaran, menguasai metode, menguasai teknik evaluasi,
memiliki komitmen terhadap tugas, disiplin dalam pengertian luas. Mana metode
yang tepat untuk mengajar. Paradigma pendidikan masa depan menyatakan:
”Guru tidak harus didikte dan diberi berbagai arahan serta instruksi, yang penting

14
adalah perlu disusun standar profesionalisme guru yang dijadikan acuan
pengembangan mutu guru ” (Zamroni, 2003 : 34).
Dari paparan tersebut metode atau strategi yang dipikirkan guru, berpijak
pada atmosfir kelas dan kondisi siswa, tidak lagi atas dasar petunjuk dari atasan
atau atas dasar kesukaan kita dalam pembelajaran. Banyak metode atau strategi
mengajar seperti: Ceramah, diskusi informasi, cerita, tanya jawab, debat, sosio-
drama, demonstrasi dan eksperimen serta metode belajar lainnya. Sifat pelajaran
Biologi yang mengutamakan proses ilmiah dan menyadari bahwa kita belajar
menurut Sheal, Pater (1989) dalam Depdiknas, (2004 : 23) mengatakan :
1. 10 % dari apa yang kita baca
2. 20 % dari apa yang kita dengar
3. 30 % dari apa yang kita lihat
4. 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar
5. 70 % dari apa yang kita katakan
6. 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan.
6. Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian tindakan kelas.


Penelitian tindakan ini didefinisikan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, (1988:35)
adalah: ”Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penyelidikan melalui cara mawas
diri secara kolektif, yang dilakukan oleh para peserta dalam suatu situasi sosial
dengan maksud untuk meningkatkan/memperbaiki rasionalitas dan keselarasan
benar dan adilnya dari praktek-praktek pendidikan sosial sendiri, juga dengan
tujuan meningkatkan pemahaman atas praktek-praktek itu, serta situasi-situasi
tempat dilaksanakannya praktek itu”

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, dimana siswa dalam proses


belajar mengajar disuguhkan materi pelajaran dan cara pengajaran yang menarik
sehingga nantinya akan memotivasi siswa dalam belajar dan akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam materi RAB. Sudarsono (1982: 24)
memberikan batasan tentang PTK yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat
refleksif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar dapat memperbaiki

15
dan atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Secara umum setiap siklus perbaikan mutu dengan PTK terdiri dari:
a. Rencana yaitu: membuat rencana tindakan untuk melakukan perbaikan mutu
atau pemecahan masalah.
b. Tindakan yaitu: mengimplementasikan tindakan tersebut sesuai dengan rencana
c. Observasi yaitu: melakukan pengamatan terhadap efek dari tindakan yang
diberikan.
d. Refleksi yaitu: mereflesikan hasil tindakan tersebut, sebagai dasar
perencanaan berikutnya.
Setelah pembelajaran atau tindakan pada siklus I berakhir, guru,
kolaborator dan siswa mengadakan diskusi dan refleksi untuk menemukan
berbagai kelemahan ataupun kelebihan. Temuan pada siklus I dijadikan
pertimbangan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran Siklus II. Untuk lebih
memahami dengan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Penelitian Tindakan Kelas

B. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk
menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi belajar mempengaruhi
prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka
berfikir sebagai berikut :
Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam
belajar akan berdampak terhadap prestasi belajarnya dimana anak akan memacu
dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi

16
anak rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan
berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah
C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan gambaran alur kerangka berpikir, maka


peneliti menyusun hipotesis penelitian. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar praktik kejuruan
siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK N 2 MEDAN.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Medan, Sumatera


Utara. Sekolah ini berlokasi di Jalan STM. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada
guru dan siswa kelas XI. dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa SMK Negeri 2
Medan Tahun Pelajaran 2017. Penelitian/studi kasus ini dilakukan 2 siklus yang
terdiri dari 2 jam pelajaran atau 2 x 45 menit
B. Teknik Pemantauan

Ada beberapa teknik pemantauan yang diterapkan pada PTK ini, yaitu:
1. Pengamatan partisipatif, yaitu dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan
satu orang kolaborator, pengamatan ini dilakukan untuk merekam perilaku,
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Teknik wawancara secara bebas, dilakukan untuk mengungkap data yang
diungkapkan dengan kata-kata secara lisan tentang sikap, pendapat,
wawasan maupun kolaborator mengenai baik buruknya proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
3. Teknik pemanfaatan data dokumen meliputi: silabus dan sistem penilaian,
catatan guru, hasil nilai unjuk kerja dan hasil tugas siswa
C. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk memudahkan pemantauan, analisis dan pengambilan kesimpulan
terhadap keberhasilan tindakan yang dilakukan, perlu ditetapkan kriteria
keberhasilan tindakan. Untuk itu peneliti menentukan kriteria sebagai berikut:
1. Peningkatan motivasi belajar siswa dengan indikator:
a. Adanya peningkatan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Adanya peningkatan kerjasama antarsiswa dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran
2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan indikator:
a. adanya peningkatan perasaan puas pada siswa

18
b. adanya peningkatan kompetensi psikomotor, afektif dan kognitif siswa dalam
pembelajaran ini
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar
berupa analisis deskriptis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data
yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan keberhasilan proses
maupun hasil pembelajaran. Adapun data yang bersifat kuantitatif seperti nilai
unjuk kerja (hasil diskusi dan tugas) akan dianalisis dengan teknik deskriptif
kuantitatif sederhana, yakni dengan membandingkan nilai rerata.
Analisis data yang akan dilakukan meliputi empat tahap. Tahap pertama,
data yang terkumpul dari berbagai instrumen seperti lembar pengamatan, catatan
guru, catatan hasil kegiatan wawancara, dan hasil tes unjuk kerja dikelompokkan
menurut pokok permasalahan yang sejenis. Tahap kedua, data tersebut disajikan
secara deskriptif kualitatif. Tahap ketiga adalah inferensi, yaitu menyajikan data
dalam bentuk tabel atau diagram. Tahap keempat adalah penarikan kesimpulan
secara induktif, yaitu menafsirkan data yang sudah dikelompokkan.
Dari hasil analisis data diatas, akan ditarik kesimpulan secara keseluruhan
dengan menyatakan kebenaran hipotesis tindakan yang telah ditetapkan.
(instrumen pengumpulan data terlampir) Data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik analisis deskriptif. Sebelum dianalisis data di tabulasi dan
diinterpretasikan.
1. Metode Pencermatan Dokumen
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar,
yang berupa nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Bantul
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Metode Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri
dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan
dipergunakanuntuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi,
metode pembelajaran, dan prestasi belajar.

19
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau
disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden
hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif
jawaban berupa multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.
3. Metode Observasi Langsung
Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa di
sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh kondisi yang ada di
lingkungan sekolah.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat dua variabel, yaitu


variabel bebas dan variabel terikat. Penjelasan terhadap kedua variabel
tersebut sebagai beikut:

1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab terjadinya perubahan atau menjadi sebab variabel terikat, variabel bebas
disebut juga dengan variabel independen. Menurut Zainal (2009: 23), variabel
bebas adalah variabel yang variasi nilainya akan mempengaruhi nilai variabel
yang lain. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah motivasi belajar (X).
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas, variabel terikat disebut
juga dengan variabel dependen. Menurut Zainal (2009: 23), variabel terikat
adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variasi nilai variabel yang lain. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
prestasi belajar praktik kejuruan siswa (Y).

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu dua variabel
bebas dan satu variabel terikat.satu variabel bebas tersebut yaitu motivasi
belajar (X). Sedangkan variabel terikat yaitu prestasi belajar praktik kejuruan
(Y). Dari tiga variabel tersebut dapat dijabarkan definisi operasionalnya dari
masing-masing variabel seperti pada penjelasan berikut:

20
a. Pengaruh Motivasi Belajar (X)
Yang dimaksud variabel ini adalah motivasi siswa dalam belajar untuk
mencapai prestasi tertinggi dalam pembelajaran praktik kejuruan. Karena
motivasi tinggi untuk berprestasi dapat mendorong siswa dalam kegiatan
belajarnya. Beberapa indikator untuk mengukur motivasi belajar di antaranya
cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi
lingkungan siswa, dan upaya guru membelajarkan siswa. Semua indikator
motivasi belajar yang telah disebutkan di atas, diharapkan siswa termotivasi
untuk lebih berprestasi di dalam belajar.
b. Prestasi Belajar Praktik Kejuruan (Y)
Prestasi belajar praktik kejuruan adalah hasil yang diperoleh siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar tersebut
diperoleh dari evaluasi yang dilakukan guru setelah materi pembelajaran
dianggap telah selesai. Indikator dari prestasi belajar praktik kejuruan ini di
antaranya: keaktivan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, menguasai
semua materi yang diberikan oleh guru (diukur dengan menilai hasil
evaluasi), mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan baik dan benar.
G. Populasi danSampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah yang terdiri dari objek atau subjek yang
memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan. Populasi juga bukan hanya jumlah objek atau subjek
yang ada melainkan juga semua karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh
objek atau subjek tersebut (Sugiyono 2013: 80).
Dalam penelitian yang dilakukan ini, seluruh kelas XI Jurusan Teknik
Pemesinan di SMK Negeri 2 Medan disebut sebagai populasi. Seluruh siswa
tersebut terdiri dari kelas XI TP 1 dengan jumlah siswa 22 anak, kelas XI TP 2
dengan jumlah siswa 22 anak. Akan tetapi karena kelas XI TP 1 telah
dijadikan subjek oleh peneliti untuk melakukan uji coba instrumen penelitian,
maka XI TP 1 tidak diikut sertakan sebagai subjek penelitian yang dilakukan.
Oleh sebab itu, jumlah responden yang akan dijadikan subjek penelitian ini
jumlahnya menjadi 44 siswa dan semuanya dijadikan subjek penelitian.

21
Sehingga dalam penelitian ini tidak diambil sampel, karena seluruh populasi
kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan yang telah disebutkan, digunakan sebagai
subjek penelitian.
Dalam penelitian ini, alasan mengambil subjek penelitian dari populasi
kelas XI,dikarenakan kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 2
Medan sudah 1 tahun lebih menjalani kegiatan belajar di SMK Negeri 2
Medan. Sehingga prestasi siswa dapat dilihat dari data hasil evaluasi guru
yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu, siswa kelas XI juga sudah
beradaptasi dengan lingkungan belajar di sekolah, jadi mereka telah
memahami segala bentuk kedisiplinan belajar yang diterapkan di SMK Negeri
2 Medan
Dari hal tersebut, akan jelas terlihat siswa yang memiliki kedisiplinan
belajar tinggi dan motivasi tinggi dalam melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random
sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek
penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke setiap sekolah
sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel
penelitian.
Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan
menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan objek
penelitian tersebut dalam 2 (dua) kelas.
H. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:
121). Menurut Sukardi (2008: 31) suatu instrumen dikatakan valid apabila
instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Arikunto (Riduan, 2010: 109) validitas adalah suatu ukuran yang

22
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Penelitian ini
menggunakan validitas konstrak dan validitas isi, di mana kedua validitas ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi menurut Anas (2003: 166) adalah suatu yang
berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak,tetapi gejalanya dapat
diamati dan diukur. Menurut Sugiyono (2013:125) untuk menguji validitas
konstrak, dapat digunakan pendapat ahli (expert judgement). Dalam hal ini
setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Dalam penelitian ini, konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing
yangselanjutnya hasil dari konsultasi dengan dosen pembimbing tersebut
dijadikan masukan untuk menyempurnakan instrumen sehingga layak untuk
diujikan terhadap siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian.
b. Validitas Isi (Content validity)
Validitas isi (content validity) menurut Wayan (1986: 129)
mendefinisikan validitas isi sebagai kejituan dari pada suatu tes ditinjau dari
isi tes tersebut. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui isi instrumen
yang dibuat telah sesuai dengan tujuan pengambilan data pada sampel
penelitian. Cara yang ditempuh yang pertama adalah menyusun butir-butir
instrumen berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan dari masing-
masing variabel, dan yang kedua yaitu mengkonsultasikan instrumen kepada
para ahli (expert judgement). Dalam penelitian ini, instrumen dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing sebelum dilakukan uji coba terhadap subjek uji
coba instrumen atau siswa kelas XI TP 1. Data yang sudah didapat dan
ditabulasikan, selanjutnya pengujian validitas isi dilakukan dengan analisis
korelasi dari Karl Pearson menggunakan Korelasi Product Moment dengan
angka kasar yang dapat dilihat pada rumus (1).

N(∑XY)-(∑X)(∑Y)
rX
Y
2
N(∑X )-(∑X)2 {N(∑Y )-
2 ...................(1)
(∑Y)2}

23
Keterangan:
rXY = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel∑X = Jumlah skor butir
∑Y = Jumlah skor total
∑XY = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total


Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan rtabel
untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid dengan jumlah subjek 22
dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung lebih besar atau sama dengan
rtabel (rhitung≥ rtabel) pada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan
tersebut valid. Namun, jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung< rtabel),
maka butir pernyataan tersebut tidak valid.
Di bawah ini merupakan hasil perhitungan validitas instrumen variabel
disiplin dan motivasi belajar yang telah diuji cobakan terhadap 22 siswa kelas
XI TP 1 Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Medan.

c. Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas instrumen adalah kestabilan suatu alat ukur dalam
mengukur apa yang diukur, artinya kapanpun alat ukur itu akan dipergunakan
untuk mengukur, maka akan memberikan hasil yang sama meskipun dengan
subjek dan waktu yang berbeda. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
dihitung dengan rumus Alfa Cronbach yang dapat dilihat pada rumus (2).

Y= (a)(X)+K

Keterangan:
Y : Nilai yangdiprediksia:Koefisien regresi
X : Variabel independen K : Konstanta
Harga a dan K dapat dicari dengan rumus (11) dan (12).

2
k ΣSi
ri = 1-
2
(k-1) St

24
Keterangan:

Ri = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah butir pertanyaan
ΣSi = Jumlahvarian butir
St = Varian total

Menurut Sugiyono (2013:257), untuk mengetahui apakah instrumen


raliabel atau tidak dengan cara mengkonsultasikan koefisiensi alfa (ri) dengan
tabel interpresentasi kolerasi yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Nilai ri Interpretasi Koefisien
0,800–1,000 Reliabilitas sangat tinggi
0,600–0,799 Reliabilitas tinggi
0,400–0,599 Reliabilitas cukup tinggi
0,200–0,399 Reliabilitas rendah
0,000–0,199 Reliabilitas sangat rendah

Dari perhitungan tingkat reliabilitas instrumen kedua variabel, yaitu


variabel kedisiplinan belajar dan variabel motivasi belajar yang telah
diuji
cobakan terhadap 22 siswa kelas XI TP 1 Jurusan Teknik Pemesinan
SMK Negeri 2 Medan.
I. Uji Hipotesis
1. Pengujian hipotesis satu dan dua

Uji hipotesis pertama dan kedua merupakan hipotesis yang


menunjukkan hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel
terikat, sehingga untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik
analisis regresi sederhana. Uji hipotesis pertama, dengan cara menganalisis
besarnya pengaruh antara variabel motivasi belajar (X 1) dengan prestasi
belajar praktik kejuruan siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK
Negeri 2 Medan (Y) yang diduga terdapat hubungan positif dan signifikan

25
antara kedua variabel tersebut. Uji hipotesis kedua adalah dengan
menganalisis besarnya pengaruh motivasi belajar (X 2) dengan prestasi belajar
praktik kejuruan siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 3
Yogyakarta (Y) yang diduga terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kedua variabel tersebut.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis regresi


sederhana adalah dengan:
1) Membuat persamaan garis regresi linier sederhana dengan metode skor
kasar (Sutrisno, 1994: 6), dapat dikerjakan melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus (10).

2 ……
∑XY= (a)(∑X )+(K)(∑X)
……………………….(11)
∑Y= (a)(∑X)+(N)(K) ……………………….(12)

2) Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 dengan Y dan X2


dengan Y (Sutrisno, 1994: 4), dikerjakan menggunakan rumus (13).

∑XY
rxy=
∑X2 ∑Y2 …………..……….…(13)
Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi

∑XY: Jumlah skor pertanyaan dikalikan dengan skor total

2:
∑X Jumlah skor yang dikuadrat dalam sebaran X

2:
∑Y Jumlah skor yang dikuadrat dalam sebaran Y
Jika rhitung lebih dari nol (0) atau bernilai positif (+) maka korelasinya
positif, sebaliknya jika rhitung kurang dari nol (0) maka bernilai negatif (-)
maka korelasinya negatif atau tidak berkolerasi. Selanjutnya tingkat korelasi
tersebut dikategorikan menggunakan pedoman dari Sugiyono. (Sugiyono,

26
2010: 257).

3) Menghitung Koefisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y dan


X2 dengan Y.
Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien

korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang
terjadi pada variabel dependent dapat dijelaskan melalui varians yang
terjadi pada variabel independent.

27
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, 2008. Penilaian Berbasis Kelas. Bandung : Pusat Pengembangan dan


Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Depdiknas

Nasution. 1992. Berbagai pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta;


Bumi Aksara.

Sariadi. 1999. Jaringan Distribusi Listrik. Bandung: Angkasa.

Suciati. 1995. Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Proses Belajar Mengajar
(ARCS- Model). Jakarta: Depdikbud

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik


Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publis.

28

Anda mungkin juga menyukai