Kasus Perlindungan Konsumen
Kasus Perlindungan Konsumen
Disusun oleh:
Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan 54.000 penyakit
lainnya terungkap, Jakarta, Selasa 19 September 2013. Pemerintah mulai mengadakan
peninjauan langsung kepada pasar-pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa
saja yang mengandung susu china. Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu
import china ini digunakan untuk membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan ringan lainnya
Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung susu china atau
melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan
untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan
pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal,
khususnya pada bayi. Ketika dicerna, metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang
menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit
coklat dan pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biskuit.
Setelah BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak lama
seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan
kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada
tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari
pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar.
Gugatan konsumen terhadap produsen atau sengketa antara produsen dengan konsumen dapat
terjadi karena berkaitan dengan asas tanggung jawab produsen. Di samping itu, hampir di semua
telah mempunyai UU tentang perlindungan konsumen bahkan di Indonesia tanggung jawab
produsen pangan juga diatur dalam UU tentang pangan. Karena sengketa itu berpengaruh
terhadap citra perusahaan, harga saham maupun pasar modal, peneliti menganalisis seberapa
jauh UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang mengatur kewajiban perusahaan publik,
emiten menyampaikan informasi mengenai perlindungan konsumen, atau informasi yang
memiliki firm specific harus disampaikan kepada calon maupun pemegang saham.
Bagi perusahaan publik, keterbukaan informasi yang bersifat umum dan khusus menjadi unsur
penting yang harus dilakukan. Informasi yang akurat diperlukan bagi investor sebelum
melakukan investasi. Semakin jelas informasi perusahaan seperti perlindungan konsumen,
keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi. Hal itu berkaitan dengan keterbukaan
informasi tersebut akan membentuk suatu penilaian terhadap investasi sehingga investor dapat
menentukan pilihan secara optimal terhadap portofolio perusahaan yang bersangkutan.
ANALISIS KASUS PT.NABISCO
Pokok Bahasan:
Kasus PT.Nabisco merupakan kesalahan dari PT.Nabisco yang memasukkan bahan melamin
kedalam produk mereka, sehingga membayakan bagi konsumen.
Jika dilihat menurut UUD, PT Nabisco sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :
Ayat 1 : “Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa”.
Ayat 3 : “Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa”.
Nabisco tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat
berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan
alasan mengurangi biaya produksi Oreo.
Ayat 2: “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”
Pasal 8
Ayat 4: “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”
PT Nabisco tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk Oreo tersebut tidak
memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.Seharusnya, produk
Oreo tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
tetapi mereka tetap menjualnya walaupun sudah ada korban dari produknya.
Pasal 19 :
Ayat 1: “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan”
Ayat 2: “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”
Ayat 3: “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi”
Menurut pasal tersebut, PT Nabisco harus memberikan ganti rugi kepada konsumen
karena telah merugikan para konsumen, karena PT.Nabisco telah melakukan perbuatan yang
merugikan serta membahayakan bagi konsumen, yaitu dengan memasukkan zat berbahaya pada
produk mereka dan mempunyai dampak buruk bagi konsumen yang mengkonsumsi produk
mereka. Salah satu asas perlindungan konsumen adalah untuk mendapatkan keamanan dan
keselamatan, namun PT.Nabisco tidak dapat memenuhi asas tersebut.
PT.Nabisco pun tidak melakukan transparansi informasi atas bahan apa saja yang
terkandung dalam produk mereka, jika iyapun, berarti informasi yang dilampirkan tidak sesuai
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sedangkan, salah satu hak konsumen adalah hak atas
informasi yang jujur, dan lagi lagi PT.Nabisco tidak dapat memenuhi hak konsumen.
PT.Nabisco juga melakukan hal yang seharusnya di larang bagi pelaku usaha, yaitu
Larangan yang berhubungan dengan pelaku dibidang periklanan. Perilaku tersebut antara lain;
Secara hukum, penanganan terhadap kerugian produk makanan yang ditimbulkan oleh
pihak importer ataupun produsen kepada konsumen seperti kasus produk oreo ini, maka
konsumen harus dapat membuktikan kesalahan produsen. Namun karena dari sebagian besar
konsumen tidak tahu seara detail proses pembuatan produk dari awal sampai akhir, maka
seharusnya, pihak produsen lah yang membuktikan bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada
mereka tidak benar.
Adanya hasil uji penelitian ini, pihak perusahaan segera melakukan press conference
yang menjelaskan kepada masyarakat bahwaproduk yang aman dikonsumsi adalah oreo dengan
label produk MD dan mengungkapkanbagaimana agar masyarakat paham terhadap bagaimana
cara yang tepat dalam membeli produkoreo di pasaran, yakni dalam hal membedakan produk
oreo yang berlabel ML dengan produkyang diproduksi oleh PT Nabisco sendiri. Perusahaan
seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakanproduknya karena
dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaanmaka perusahaan itu
sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan/ loyalitas konsumen
terhadap produk itu sendiri.